Sabtu, 29 Juni 2013

Generasi Penerus "Ashhaabul-Kahf" Keluar dari "Gua" Mencari "komoditi Ekonomi" di Berbagai Kawasan Dunia




بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt 


Bab 162

Generasi Penerus “Ashhābul Kahf” Keluar dari “Gua”  Mencari “Komoditi Ekonomi” di Berbagai Kawasan  Dunia

           

 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

Dalam akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan  sehubungan kata futihat (dibukakan) berkenaan Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog dalam  dalam ayat حَتّٰۤی  اِذَا  فُتِحَتۡ یَاۡجُوۡجُ وَ مَاۡجُوۡجُ وَ ہُمۡ  مِّنۡ  کُلِّ  حَدَبٍ  یَّنۡسِلُوۡنَ     --  “Hingga apabila dibukakan pintu pemenjaraan Ya’juj dan Ma’juj dan mereka turun dengan cepat dari setiap ketinggian,” (QS.2196:101), berikut adalah kesaksian Bible  -- Kitab Wahyu Yohanes -- tentang hal tersebut:
(1) Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; (2) ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, (3) lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya. (4) Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. (5) Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama. (6) Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya. (7) Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya, (8) dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut. (9) Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka, (10) dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya. (Wahyu 20:1-10).
     Dari penjelasan Kitab Wahyu tersebut jelas sekali bahwa yang dimaksud dengan “pelepasan kembali Iblis dan Satan atau naga si ular tua” setelah masa pemenjaraannya selama 1000 tahun tersebut adalah dalam bentuk tersebar-luasnya Gog (Ya’juj) dan Magog (Ma’juj) yakni bangsa-bangsa Kristen dari Eropa, yang sebelumnya merajalelanya Gog (Ya’juj) dan Magog (Ma’juj) tersebut  pernah dihentikan oleh Cyrus atau Raja Dzulqarnain dengan cara mendirikan dinding Darband yang termasyhur (QS.18:84-102).

Rasul Akhir Zaman adalah Imam Mahdi a.s. atau
Al-Masih Mau’ud a.s. yang Akan  Mengatasi “Fitnah Dajjal

     Ayat QS.21:98 menubuatkan bahwa kekuasaan Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) akan diikuti oleh peristiwa-peristiwa yang membawa bencana di dunia, yang akhirnya akan menyebabkan kejayaan  dan kemenangan Islam di Akhir Zaman ini (QS.61:10) dan menjadi sebab kekuatan-kekuatan kepalsuan dan kebendaan yang menjelma dalam wujud Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) – yakni fitnah Dajjal (si pendusta) yang matanya buta sebelah -- itu musnah.
     Sesudah kehancuran Ya’juj  (Gog) dan Ma’juj (Magog) secara mutlak, Islam akan memperoleh kembali kejayaan dan kemuliaannya seperti sediakala, mereka yang telah berputus-asa mengenai kebangkitan kembali mata kepala mereka sendiri hampir-hampir tidak dapat mempercayainya, firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ  رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ  الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ  عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ  کَرِہَ  الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama,   walaupun orang musyrik tidak menyukai. (Ash-Shaf [61]:10).
 Kebanyakan ahli tafsir Al-Quran sepakat bahwa ayat ini kena untuk Al-Masih yang dijanjikan sebab di zaman beliau semua agama muncul dan keunggulan Islam di atas semua agama akan menjadi kepastian.
      Menurut  QS.21:101,  dalam masa keruntuhan kekuasaan duniawinya   bangsa-bangsa yang disebut Gog (Ya’juj) dan Magog (Ma’juj), mereka tidak akan mendengar sesuatu yang dapat memberi hiburan dan ketenteraman kepada mereka; atau begitu banyak tangis-jerit dan ratap di neraka, sehingga penghuni-penghuninya tidak dapat mendengar suara satu sama lain:
(9)……. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka, (10) dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya. (Wahyu 20:9-10).
       Kesaksian penglihatan Yohanes dalam Kitab Wahyu  mengenai nasib akhir yang akan menimpa  Gog (Ya’juj) dan Magog (Ma’juj) tersebut sesuai dengan firman Allah Swt. sebelumnya:
وَ حَرٰمٌ عَلٰی قَرۡیَۃٍ  اَہۡلَکۡنٰہَاۤ  اَنَّہُمۡ لَا  یَرۡجِعُوۡنَ ﴿﴾  حَتّٰۤی  اِذَا  فُتِحَتۡ یَاۡجُوۡجُ وَ مَاۡجُوۡجُ وَ ہُمۡ  مِّنۡ  کُلِّ  حَدَبٍ  یَّنۡسِلُوۡنَ ﴿﴾  وَ اقۡتَرَبَ الۡوَعۡدُ الۡحَقُّ فَاِذَا ہِیَ شَاخِصَۃٌ  اَبۡصَارُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ یٰوَیۡلَنَا قَدۡ کُنَّا فِیۡ غَفۡلَۃٍ  مِّنۡ  ہٰذَا بَلۡ کُنَّا ظٰلِمِیۡنَ ﴿﴾  اِنَّکُمۡ وَ مَا تَعۡبُدُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰہِ حَصَبُ جَہَنَّمَ ؕ اَنۡتُمۡ  لَہَا وٰرِدُوۡنَ ﴿﴾  لَوۡ کَانَ ہٰۤؤُلَآءِ اٰلِہَۃً مَّا وَرَدُوۡہَا ؕ وَ کُلٌّ  فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ﴿﴾ لَہُمۡ فِیۡہَا زَفِیۡرٌ  وَّ  ہُمۡ فِیۡہَا لَا یَسۡمَعُوۡنَ ﴿﴾
Dan terlarang bagi penduduk suatu negeri yang telah Kami binasakan bahwa sesungguhnya mereka itu tidak mungkin kembali.  Hingga apabila dibukakan pintu pemenjaraan  Ya’juj dan Ma’juj dan mereka turun dengan cepat dari setiap ketinggian.  Sudah mendekat  janji yang benar maka sekonyong-konyong akan terbelalak mata orang-orang   kafir, mereka  berseru, Aduhai, celaka kami! Sungguh kami dalam kelalaian mengenai hal ini, bahkan kami adalah orang yang zalim!”    Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah bahan bakar Jahannam, akan mendatanginya. Seandainya mereka itu tuhan-tuhan, mereka sekali-kali tidak akan masuk mendatanginya,  dan semuanya akan kekal di dalamnya. Mereka di dalamnya merintih, dan mereka di dalamnya tidak mendengar kabar gembira.  (Al-Anbiyā [21]:96-101).

Bangkit dari “Tidur Lelap” Selama Ratusan Tahun &
Bangkit Mencari “Komoditi Ekonomi”

     Kembali kepada firman Allah Swt.  mengenai Ashhābul Kahf (Para Penghuni Gua) sebelum  ini:
 وَ تَحۡسَبُہُمۡ اَیۡقَاظًا وَّ ہُمۡ رُقُوۡدٌ ٭ۖ وَّ نُقَلِّبُہُمۡ ذَاتَ الۡیَمِیۡنِ وَ ذَاتَ الشِّمَالِ ٭ۖ وَ کَلۡبُہُمۡ بَاسِطٌ ذِرَاعَیۡہِ  بِالۡوَصِیۡدِ ؕ لَوِ اطَّلَعۡتَ عَلَیۡہِمۡ لَوَلَّیۡتَ مِنۡہُمۡ فِرَارًا  وَّ  لَمُلِئۡتَ مِنۡہُمۡ  رُعۡبًا ﴿﴾
Dan engkau menyangka mereka itu bangun  padahal mereka itu tidur,  dan Kami membolik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, dan anjing mereka sedang menjulurkan kedua kaki-depannya di halaman gua itu. Seandainya engkau menyaksikan mereka niscaya engkau akan berbalik dari mereka untuk melarikan diri dan niscaya engkau akan dipenuhi oleh rasa takut terhadap mereka. (Al-Kahf [18]:19).
   Kata-kata “dan anjing mereka sedang menjulurkan kedua kaki-depannya di halaman gua itu” itu di samping menunjuk kepada kesayangan yang mendalam bangsa-bangsa Kristen di barat kepada anjing, dapat pula dianggap menunjuk kepada kerajaan Byzantine yang ketika itu mengadakan penjagaan terhadap Eropa pada kedua pantai Laut Marmora, yang kelihatan seperti seekor anjing yang mengadakan penjagaan, dengan membentangkan kaki-depannya ke kedua sisinya.
Kata-kata  itu  menunjuk kepada masa  ketika bangsa-bangsa Kristen dari barat akan memperoleh kekuasaan politik yang besar. Al-Quran menubuatkan hakikat ini ratusan tahun sebelumnya, ketika bangsa-bangsa Kristen masih terbenam dalam tidur lelap ratusan tahun, sehingga daya cipta yang betapa pun kaya dan luasnya tidak dapat meramalkan kekuasaan dan kemuliaan yang akan dicapai oleh bangsa­-bangsa itu  sesudahnya.
Ayat “Seandainya engkau menyaksikan mereka niscaya engkau akan berbalik dari mereka untuk melarikan diri dan niscaya engkau akan dipenuhi oleh rasa takut terhadap mereka   ini berisikan gambaran khas mengenai kekuasaan bangsa-bangsa barat di atas negeri-negeri sebelah timur dan selatan, cara hidup mereka yang khusus, rasa takut, dan keseganan yang bangsa ini timbulkan di tengah-­tengah rakyat-rakyat yang mendiami daerah-daerah tersebut.
 Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai penyebaran Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) ke seluruh dunia melalui ekspedisi perdagangan  (ekonomi): 
وَ کَذٰلِکَ بَعَثۡنٰہُمۡ  لِیَتَسَآءَلُوۡا  بَیۡنَہُمۡ ؕ قَالَ قَآئِلٌ مِّنۡہُمۡ کَمۡ لَبِثۡتُمۡ ؕ قَالُوۡا لَبِثۡنَا یَوۡمًا اَوۡ بَعۡضَ یَوۡمٍ ؕ قَالُوۡا رَبُّکُمۡ  اَعۡلَمُ بِمَا لَبِثۡتُمۡ ؕ فَابۡعَثُوۡۤا اَحَدَکُمۡ بِوَرِقِکُمۡ ہٰذِہٖۤ  اِلَی الۡمَدِیۡنَۃِ فَلۡیَنۡظُرۡ  اَیُّہَاۤ   اَزۡکٰی  طَعَامًا فَلۡیَاۡتِکُمۡ بِرِزۡقٍ مِّنۡہُ  وَ لۡـیَؔ‍‍‍تَلَطَّفۡ وَ لَا  یُشۡعِرَنَّ  بِکُمۡ  اَحَدًا﴿﴾
Dan demikianlah Kami  bangkitkan mereka supaya mereka saling bertanya di antara mereka. Salah seorang dari mereka berkata:  "Berapa lamakah kamu tinggal?" Mereka menjawab:  "Kami telah tinggal sehari atau sebagian dari hari." Yang lain ber­kata: "Tuhan kamu  lebih mengetahui lamanya kamu tinggal. Maka suruhlah sekarang salah seorang dari antara kamu dengan mata uangmu ini ke kota dan hendaklah ia memperhatikan  siapa dari antara  mereka mempunyai bahan makanan terbaik dan hendaklah ia membawa kepadamu rezeki  darinya. Dan hendaklah ia bersikap lemah-lembut,  dan ia jangan memberitahukan mengenai kamu kepada siapa pun. (Al-Kahf [18]:20).
Ayat ini nampaknya menunjuk kepada bangsa-bangsa Kristen dari barat, sesudah mereka menyebar ke seluruh dunia. Kata-kata “Kami bangkitkan merekamengisyaratkan kepada kemajuan besar yang bangsa-bangsa itu telah ditakdirkan mencapainya di masa yang akan datang. Kata-kata, “Salah seorang dari mereka berkata: “Berapa lamakah kamu telah tinggal?" mengandung arti bahwa bangsa-bangsa Kristen bangkit dan menyingkirkan jauh-jauh kemalasan mereka.
Kebangkitan kesadaran tersebut telah terjadi di masa peperangan salib, ketika raja-raja Inggris, Perancis, dan Jerman bersatu padu memperjuangkan tujuan bersama, dan seluruh Eropa bergabung mengadakan serangan bersama terhadap umat Islam, untuk merenggut   tanah suci  (Kanaan/Palestina) dari tangan mereka.
Menurut muhawarah bahasa Arab “satu hari atau sebagian hari” menunjuk kepada masa yang tidak tentu. Di tempat lain (QS.20:103-104) Al-Quran telah menetapkan 1000 tahun, yang selama itu bangsa­-bangsa Kristen dari barat itu tetap tinggal  dalam keadaan tidur atau tanpa kegiatan.
Kata ''sepuluh hari" dalam QS.20:103-104 dipergunakan untuk menyatakan sepuluh abad, dan kata-kata "bermata biru" dalam ayat-ayat tersebut menunjuk kepada bangsa-bangsa barat yang pada umumnya bermata biru. Ini merupakan kenyataan sejarah yang cukup dikenal, bahwa dasar-dasar kekuasaan Inggris di Timur diletakkan pada permulaan abad ketujuh belas ("March of Man"). Masa ini mendekati seribu tahun sesudah Nabi Besar Muhammad saw., firman-Nya:
یَّوۡمَ یُنۡفَخُ فِی الصُّوۡرِ وَ نَحۡشُرُ الۡمُجۡرِمِیۡنَ  یَوۡمَئِذٍ  زُرۡقًا ﴿﴾ۚۖ   یَّتَخَافَتُوۡنَ بَیۡنَہُمۡ  اِنۡ لَّبِثۡتُمۡ اِلَّا عَشۡرًا ﴿﴾  نَحۡنُ اَعۡلَمُ بِمَا یَقُوۡلُوۡنَ اِذۡ یَقُوۡلُ اَمۡثَلُہُمۡ طَرِیۡقَۃً اِنۡ لَّبِثۡتُمۡ اِلَّا یَوۡمًا ﴿﴾٪
Hari ketika  nafiri akan ditiup, dan Kami akan menghimpun orang-orang berdosa yang bermata biru pada hari itu.  Mereka saling berbisik-­bisik di antara mereka: "Tidaklah kamu akan  tinggal melainkan hanya sepuluh." Kami lebih mengetahui me-ngenai apa yang akan mereka katakan ketika  berkata orang yang paling baik cara hidupnya  di antara mereka: "Tidaklah kamu tinggal melainkan sehari." (Thā Hā [20]:103-105).
Isyarat dalam ayat 103   nampaknya terutama ditujukan kepada bangsa­-bangsa Kristen dari barat yang bermata biru, dan mereka itu buta  mata ruhaninya serta menyimpan rasa benci tidak kunjung padam terhadap Islam.    "Sepuluh " di sini berarti sepuluh abad. Isyarat itu ditujukan kepada sepuluh abad sesudah Hijrah, yang selama itu bangsa-bangsa Eropa hampir tetap dalam keadaan tidur belaka. Baru pada permulaan abad ke-17  bangsa-­bangsa Eropa keluar dari keadaan tidurnya lalu mulai menyebar ke seluruh dunia serta menaklukkan dunia, yaitu kira-kira 1000 tahun sesudah Nabi Besar Muhammad saw. mulai bertabligh pada awal abad ke-7.
  Thariqat al-qaum berarti kaum yang terbaik atau paling lurus (Aqrab-al-Mawarid). Yaum di sini berarti seribu tahun yang disinggung dalam QS.22:48 dan bersesuaian dengan "sepuluh" yang tersebut dalam ayat yang mendahuluinya, yaitu sepuluh abad atau 1000 tahun. Yaum berarti pula waktu yang hakiki. Dalam pengertian inilah maka orang-orang kafir - ketika ditimpa oleh siksaan Tuhan - dilukiskan mengatakan bahwa masa kesejahteraan dan kemajuan mereka itu hanya berlaku satu hari saja, yaitu sangat pendek.

Diawali  dengan Pura-pura Berniaga
Akhirnya Melakukan Penjajahan

  Ketika "penghuni-penghuni gua" melihat, bahwa gelombang penindasan terhadap mereka telah mereda, mereka mengutus salah seorang anggota mereka ke kota yang dibekali dengan beberapa mata uang lama untuk membeli perbekalan hidup dan untuk menyelidiki bagaimana situasi yang menyangkut diri mereka. Tha'ām dapat berarti, bahan-bahan makanan seperti gandum, jelai, jawawut, kurma dan lain sebagainya (Lexicon Lane). Ini menunjuk kepada ekspedisi­-ekspedisi perdagangan bangsa-bangsa barat ke seluruh bagian dunia.
  Para ahli niaga Eropa mempunyai keterampilan khas untuk berlaku lemah-lembut dan sopan-santun dalam urusan perdagangan mereka. Nampaknya ungkapan, وَ لۡـیَؔ‍‍‍تَلَطَّفۡ  -- "hendaklah ia bersikap lemah-lembut" menunjuk kepada sifat khusus ini. Kata-kata itu berarti pula, "hendaknya ia berlaku hati-hati." 
 Kata-kata  وَ لَا  یُشۡعِرَنَّ  بِکُمۡ  اَحَدًا -- "dan jangan sama sekali ia memberitahukan mengenai kamu kepada siapa pun  mengisyaratkan kepada penyusupan pengaruh barat ke timur dengan diam-diam dan tidak menyolok mata.  Selanjutnya Allah Swt. berfirman: 
اِنَّہُمۡ اِنۡ یَّظۡہَرُوۡا عَلَیۡکُمۡ یَرۡجُمُوۡکُمۡ اَوۡ یُعِیۡدُوۡکُمۡ فِیۡ مِلَّتِہِمۡ وَ لَنۡ تُفۡلِحُوۡۤا اِذًا  اَبَدًا ﴿﴾
"Sesungguhnya jika mereka  unggul atas kamu  mereka akan mengusir kamu atau akan memaksamu kembali ke dalam agama mereka, dan  kamu tidak akan pernah berhasil selama-lamanya.   (Al-Kahf [18]:21).
  Kata-kata dalam ayat ini berarti "Jika orang-orang yang kepadanya kamu mengirim rombongan dagang dapat mengetahui niat-niat kamu yang sebenarnya, atau sebelum kakimu ditegakkan dengan kuat di negeri mereka, suatu persengketaan politik atau perselisihan dagang timbul, dan kamu sendiri tidak kuat menghadapinya, kemudian kamu akan terpaksa meninggalkan negeri mereka atau memeluk agama mereka. Jika terjadi salah satu di antara keduanya, kamu akan gagal memperoleh tempat berpijak yang kekal, dan semua impianmu untuk menegakkan kerajaan yang besar di negeri mereka akan lenyap sirna."

Membangun Tempat-tempat Ibadah

Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai ciri khas generasi penerus Ashhābul-Kahf (Para Penghuni Gua) berkenaan dengan pembangunan tempat-tempat peribadahan mereka atas nama “orang-orang kudus” mereka:
وَ کَذٰلِکَ اَعۡثَرۡنَا عَلَیۡہِمۡ لِیَعۡلَمُوۡۤا اَنَّ وَعۡدَ اللّٰہِ حَقٌّ وَّ اَنَّ السَّاعَۃَ  لَا رَیۡبَ فِیۡہَا ۚ٭ اِذۡ یَتَنَازَعُوۡنَ بَیۡنَہُمۡ اَمۡرَہُمۡ فَقَالُوا ابۡنُوۡا عَلَیۡہِمۡ بُنۡیَانًا ؕ رَبُّہُمۡ اَعۡلَمُ بِہِمۡ ؕ قَالَ الَّذِیۡنَ غَلَبُوۡا عَلٰۤی اَمۡرِہِمۡ  لَنَتَّخِذَنَّ  عَلَیۡہِمۡ  مَّسۡجِدًا ﴿﴾
Dan demikianlah Kami mem-beritahukan mengenai mereka supaya mereka mengetahui sesungguhnya janji Allah itu benar, dan bahwa  saat itu tidak ada keraguan di dalamnya,ketika mereka bertengkar di antara mereka mengenai urusan mereka, dan mereka berkata satu sama lain: "Dirikanlah di atas mereka itu suatu bangunan." Tuhan mereka lebih mengetahui mengenai mereka.  Orang-orang yang unggul atas perkara mereka berkata: "Kami pasti akan membangun di atas tempat tinggal mereka rumah peribadatan." (Al-Kahf [18]:22).
  Kata-kata, "Kami pasti akan membangun di atas tempat tinggal  mereka rumah peribadatan" menyebut salah satu ciri istimewa "penghuni­-penghuni gua" itu, yaitu para pelanjut (generasi penerus) mereka, yaitu bangsa-bangsa Kristen, akan membangun gereja-gereja untuk memperingati orang-orang kudus mereka yang telah mati. Perlu pula diperhatikan, bahwa banyak gereja semacam itu telah ditemukan di katakomba-katakomba.
Selanjutnya Allah Swt. menjelaskan mengenai berbagai sangkaan jumlah para penghuni gua tersebut, firman-Nya:
سَیَقُوۡلُوۡنَ ثَلٰثَۃٌ رَّابِعُہُمۡ کَلۡبُہُمۡ ۚ وَ یَقُوۡلُوۡنَ خَمۡسَۃٌ سَادِسُہُمۡ کَلۡبُہُمۡ رَجۡمًۢا بِالۡغَیۡبِ ۚ وَ یَقُوۡلُوۡنَ سَبۡعَۃٌ وَّ ثَامِنُہُمۡ کَلۡبُہُمۡ ؕ قُلۡ رَّبِّیۡۤ  اَعۡلَمُ بِعِدَّتِہِمۡ مَّا یَعۡلَمُہُمۡ  اِلَّا  قَلِیۡلٌ ۬۟ فَلَا تُمَارِ فِیۡہِمۡ  اِلَّا مِرَآءً  ظَاہِرًا ۪ وَّ لَا تَسۡتَفۡتِ  فِیۡہِمۡ  مِّنۡہُمۡ   اَحَدًا ﴿٪﴾
Mereka pasti berkata: "Mereka itu tiga, yang keempatnya adalah anjingnya," dan yang lain berkata: "Mereka itu lima, yang keenam anjingnya.” Mereka menerka secara gaib, dan   yang lainnya lagi berkata: "Mereka itu tujuh, yang kedelapan an-jingnya.” Katakanlah: "Tuhan-ku lebih mengetahui bilangan mereka.” Sama sekali tidak ada orang yang mengetahui mereka kecuali sedikit, karena itu janganlah engkau bertengkar mengenai mereka kecuali dengan dalil yang tidak dapat dibantah, dan jangan pula engkau mencari keterangan tentang mereka dari salah seorang di antara mereka. (Al-Kahf [18]:23).
  Terkaan-terkaan ini nampaknya berdasar pada prasasti-prasasti yang tertera di alas dinding-dinding beberapa kamar di katakomba-katakomba, tetapi tiap tulisan itu menunjuk hanya kepada suatu keluarga, golongan, atau rombongan yang tertentu. Jumlah banyaknya orang-orang yang mencari perlindungan dalam katakomba-katakomba itu pada suatu waktu tertentu tidak diketahui. Dari prasasti-prasasti itu nampak bahwa selamanya ada anjing menyertai suatu rombongan pengungsi itu.

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***

Pajajaran Anyar,  11 Juni  2013  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar