بِسۡمِ
اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt
Bab 162
Generasi
Penerus “Ashhābul Kahf” Keluar dari
“Gua” Mencari “Komoditi Ekonomi” di
Berbagai Kawasan Dunia
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
Dalam akhir Bab sebelumnya telah
dikemukakan sehubungan kata futihat (dibukakan) berkenaan Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog dalam dalam
ayat حَتّٰۤی
اِذَا فُتِحَتۡ یَاۡجُوۡجُ وَ
مَاۡجُوۡجُ وَ ہُمۡ مِّنۡ کُلِّ
حَدَبٍ یَّنۡسِلُوۡنَ ﴾ -- “Hingga
apabila dibukakan pintu
pemenjaraan Ya’juj dan Ma’juj dan mereka
turun dengan cepat dari setiap ketinggian,” (QS.2196:101), berikut adalah
kesaksian Bible -- Kitab Wahyu
Yohanes -- tentang hal tersebut:
(1) Lalu aku
melihat seorang malaikat turun dari
sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; (2)
ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya
seribu tahun lamanya, (3) lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup
jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi
menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian
dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya. (4) Lalu aku
melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka
diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang
telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman
Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga
menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan
memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. (5)
Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang
seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama. (6) Berbahagia dan kuduslah ia,
yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak
berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan
Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia,
seribu tahun lamanya. (7) Dan setelah
masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya, (8) dan
ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog
dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama
dengan banyaknya pasir di laut. (9) Maka naiklah mereka ke seluruh dataran
bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang
dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka, (10) dan
Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang,
yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai
selama-lamanya. (Wahyu 20:1-10).
Dari penjelasan Kitab Wahyu tersebut jelas sekali bahwa yang
dimaksud dengan “pelepasan kembali Iblis dan Satan atau naga si
ular tua” setelah masa pemenjaraannya
selama 1000 tahun tersebut adalah
dalam bentuk tersebar-luasnya Gog
(Ya’juj) dan Magog (Ma’juj) yakni bangsa-bangsa
Kristen dari Eropa, yang sebelumnya merajalelanya Gog (Ya’juj) dan Magog
(Ma’juj) tersebut pernah dihentikan oleh Cyrus atau Raja Dzulqarnain
dengan cara mendirikan dinding
Darband yang termasyhur (QS.18:84-102).
Rasul Akhir Zaman adalah Imam
Mahdi a.s. atau
Al-Masih Mau’ud a.s. yang Akan
Mengatasi “Fitnah Dajjal”
Ayat QS.21:98 menubuatkan bahwa kekuasaan Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) akan diikuti oleh peristiwa-peristiwa yang membawa bencana di dunia, yang akhirnya akan menyebabkan kejayaan
dan kemenangan Islam di Akhir Zaman ini (QS.61:10) dan menjadi
sebab kekuatan-kekuatan kepalsuan dan
kebendaan yang menjelma dalam wujud Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) – yakni fitnah
Dajjal (si pendusta) yang matanya buta
sebelah -- itu musnah.
Sesudah kehancuran Ya’juj
(Gog) dan Ma’juj (Magog) secara
mutlak, Islam akan memperoleh kembali
kejayaan dan kemuliaannya seperti sediakala, mereka yang telah berputus-asa mengenai kebangkitan kembali mata kepala mereka
sendiri hampir-hampir tidak dapat mempercayainya, firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ رَسُوۡلَہٗ
بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ
لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ
لَوۡ کَرِہَ الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk
dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama, walaupun orang
musyrik tidak menyukai. (Ash-Shaf [61]:10).
Kebanyakan ahli tafsir Al-Quran sepakat bahwa ayat ini kena
untuk Al-Masih yang dijanjikan sebab
di zaman beliau semua agama muncul
dan keunggulan Islam di atas semua
agama akan menjadi kepastian.
Menurut QS.21:101,
dalam masa keruntuhan kekuasaan
duniawinya bangsa-bangsa yang
disebut Gog (Ya’juj) dan Magog (Ma’juj), mereka tidak akan
mendengar sesuatu yang dapat memberi hiburan dan ketenteraman kepada mereka;
atau begitu banyak tangis-jerit dan ratap di neraka, sehingga penghuni-penghuninya tidak dapat mendengar suara
satu sama lain:
(9)……. Tetapi dari langit turunlah api
menghanguskan mereka, (10) dan
Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang,
yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai
selama-lamanya. (Wahyu 20:9-10).
Kesaksian penglihatan Yohanes dalam Kitab
Wahyu mengenai nasib
akhir yang akan menimpa Gog (Ya’juj) dan Magog (Ma’juj) tersebut sesuai dengan firman Allah Swt. sebelumnya:
وَ حَرٰمٌ
عَلٰی قَرۡیَۃٍ اَہۡلَکۡنٰہَاۤ اَنَّہُمۡ لَا
یَرۡجِعُوۡنَ ﴿﴾ حَتّٰۤی اِذَا
فُتِحَتۡ یَاۡجُوۡجُ وَ مَاۡجُوۡجُ وَ ہُمۡ مِّنۡ
کُلِّ حَدَبٍ یَّنۡسِلُوۡنَ ﴿﴾ وَ اقۡتَرَبَ الۡوَعۡدُ الۡحَقُّ فَاِذَا ہِیَ
شَاخِصَۃٌ اَبۡصَارُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا
ؕ یٰوَیۡلَنَا قَدۡ کُنَّا فِیۡ غَفۡلَۃٍ
مِّنۡ ہٰذَا بَلۡ کُنَّا ظٰلِمِیۡنَ
﴿﴾ اِنَّکُمۡ وَ مَا تَعۡبُدُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰہِ
حَصَبُ جَہَنَّمَ ؕ اَنۡتُمۡ لَہَا
وٰرِدُوۡنَ ﴿﴾ لَوۡ کَانَ ہٰۤؤُلَآءِ اٰلِہَۃً مَّا وَرَدُوۡہَا ؕ
وَ کُلٌّ فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ﴿﴾ لَہُمۡ
فِیۡہَا زَفِیۡرٌ وَّ ہُمۡ فِیۡہَا لَا یَسۡمَعُوۡنَ ﴿﴾
Dan terlarang bagi penduduk suatu negeri yang telah Kami binasakan bahwa
sesungguhnya mereka itu tidak mungkin
kembali. Hingga apabila dibukakan pintu pemenjaraan Ya’juj
dan Ma’juj dan mereka turun dengan cepat dari setiap
ketinggian. Sudah
mendekat janji yang benar maka sekonyong-konyong
akan terbelalak mata orang-orang kafir,
mereka berseru, “Aduhai, celaka kami! Sungguh kami dalam
kelalaian mengenai hal ini, bahkan kami adalah orang yang zalim!” Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu
sembah selain Allah adalah bahan
bakar Jahannam, akan mendatanginya.
Seandainya mereka itu tuhan-tuhan,
mereka sekali-kali tidak akan masuk
mendatanginya, dan semuanya akan kekal di dalamnya. Mereka
di dalamnya merintih, dan mereka di dalamnya tidak mendengar kabar gembira. (Al-Anbiyā
[21]:96-101).
Bangkit dari “Tidur Lelap” Selama Ratusan Tahun &
Bangkit Mencari “Komoditi Ekonomi”
Kembali kepada firman Allah Swt. mengenai Ashhābul
Kahf (Para Penghuni Gua) sebelum
ini:
وَ تَحۡسَبُہُمۡ اَیۡقَاظًا وَّ ہُمۡ رُقُوۡدٌ ٭ۖ وَّ نُقَلِّبُہُمۡ ذَاتَ
الۡیَمِیۡنِ وَ ذَاتَ
الشِّمَالِ ٭ۖ وَ کَلۡبُہُمۡ بَاسِطٌ
ذِرَاعَیۡہِ بِالۡوَصِیۡدِ ؕ لَوِ
اطَّلَعۡتَ عَلَیۡہِمۡ لَوَلَّیۡتَ مِنۡہُمۡ
فِرَارًا وَّ لَمُلِئۡتَ مِنۡہُمۡ رُعۡبًا ﴿﴾
Dan
engkau menyangka mereka itu bangun padahal mereka
itu tidur, dan Kami membolik-balikkan mereka ke kanan dan
ke kiri, dan anjing mereka
sedang menjulurkan kedua kaki-depannya
di halaman gua itu. Seandainya engkau
menyaksikan mereka niscaya engkau
akan berbalik dari mereka untuk melarikan diri dan niscaya engkau akan dipenuhi oleh rasa takut
terhadap mereka. (Al-Kahf [18]:19).
Kata-kata
“dan anjing
mereka sedang menjulurkan kedua
kaki-depannya di halaman gua itu” itu di samping menunjuk kepada kesayangan yang mendalam bangsa-bangsa Kristen di barat kepada anjing, dapat pula dianggap menunjuk
kepada kerajaan Byzantine yang ketika
itu mengadakan penjagaan terhadap Eropa pada kedua pantai Laut Marmora,
yang kelihatan seperti seekor anjing
yang mengadakan penjagaan, dengan
membentangkan kaki-depannya ke kedua
sisinya.
Kata-kata itu menunjuk
kepada masa ketika bangsa-bangsa Kristen dari barat akan memperoleh kekuasaan politik yang besar. Al-Quran menubuatkan hakikat ini ratusan tahun
sebelumnya, ketika bangsa-bangsa Kristen
masih terbenam dalam tidur lelap
ratusan tahun, sehingga daya cipta yang betapa pun kaya dan luasnya tidak dapat
meramalkan kekuasaan dan kemuliaan yang akan dicapai oleh bangsa-bangsa itu sesudahnya.
Ayat “Seandainya
engkau menyaksikan mereka niscaya engkau akan berbalik dari mereka untuk
melarikan diri dan niscaya engkau
akan dipenuhi oleh rasa takut terhadap mereka” ini berisikan gambaran khas mengenai kekuasaan
bangsa-bangsa barat di atas negeri-negeri
sebelah timur dan selatan, cara hidup mereka yang khusus, rasa takut, dan keseganan
yang bangsa ini timbulkan di tengah-tengah rakyat-rakyat yang mendiami daerah-daerah tersebut.
Selanjutnya
Allah Swt. berfirman mengenai penyebaran Ya’juj
(Gog) dan Ma’juj (Magog) ke seluruh
dunia melalui ekspedisi perdagangan (ekonomi):
وَ کَذٰلِکَ
بَعَثۡنٰہُمۡ لِیَتَسَآءَلُوۡا بَیۡنَہُمۡ ؕ قَالَ قَآئِلٌ مِّنۡہُمۡ کَمۡ
لَبِثۡتُمۡ ؕ قَالُوۡا لَبِثۡنَا
یَوۡمًا اَوۡ بَعۡضَ یَوۡمٍ ؕ قَالُوۡا رَبُّکُمۡ
اَعۡلَمُ بِمَا لَبِثۡتُمۡ ؕ فَابۡعَثُوۡۤا اَحَدَکُمۡ
بِوَرِقِکُمۡ ہٰذِہٖۤ اِلَی الۡمَدِیۡنَۃِ فَلۡیَنۡظُرۡ اَیُّہَاۤ اَزۡکٰی طَعَامًا فَلۡیَاۡتِکُمۡ بِرِزۡقٍ
مِّنۡہُ وَ لۡـیَؔتَلَطَّفۡ وَ لَا
یُشۡعِرَنَّ بِکُمۡ
اَحَدًا﴿﴾
Dan
demikianlah Kami bangkitkan mereka
supaya mereka saling bertanya di
antara mereka. Salah seorang dari mereka berkata: "Berapa lamakah kamu
tinggal?" Mereka menjawab: "Kami
telah tinggal sehari atau sebagian dari hari." Yang lain berkata: "Tuhan kamu lebih mengetahui
lamanya kamu tinggal. Maka suruhlah
sekarang salah seorang dari antara kamu dengan mata uangmu ini ke kota dan hendaklah ia memperhatikan siapa dari antara mereka mempunyai bahan makanan terbaik dan hendaklah
ia membawa kepadamu rezeki darinya.
Dan hendaklah ia bersikap lemah-lembut,
dan ia jangan memberitahukan mengenai kamu kepada siapa pun. (Al-Kahf
[18]:20).
Ayat ini nampaknya menunjuk kepada bangsa-bangsa Kristen dari barat,
sesudah mereka menyebar ke seluruh dunia. Kata-kata “Kami bangkitkan mereka” mengisyaratkan kepada kemajuan besar yang bangsa-bangsa itu telah ditakdirkan mencapainya di masa yang akan datang. Kata-kata, “Salah
seorang dari mereka berkata: “Berapa lamakah kamu telah tinggal?"
mengandung arti bahwa bangsa-bangsa
Kristen bangkit dan menyingkirkan jauh-jauh kemalasan mereka.
Kebangkitan kesadaran
tersebut telah terjadi di masa peperangan
salib, ketika raja-raja Inggris, Perancis, dan Jerman bersatu padu
memperjuangkan tujuan bersama, dan
seluruh Eropa bergabung mengadakan serangan bersama terhadap umat Islam, untuk merenggut tanah
suci (Kanaan/Palestina) dari tangan
mereka.
Menurut muhawarah bahasa Arab “satu hari atau sebagian
hari” menunjuk kepada masa yang tidak tentu. Di tempat lain (QS.20:103-104)
Al-Quran telah menetapkan 1000 tahun,
yang selama itu bangsa-bangsa Kristen
dari barat itu tetap tinggal dalam
keadaan tidur atau tanpa kegiatan.
Kata ''sepuluh
hari" dalam QS.20:103-104 dipergunakan untuk menyatakan sepuluh abad, dan kata-kata "bermata biru" dalam ayat-ayat
tersebut menunjuk kepada bangsa-bangsa
barat yang pada umumnya bermata biru.
Ini merupakan kenyataan sejarah yang cukup dikenal, bahwa dasar-dasar kekuasaan
Inggris di Timur diletakkan pada permulaan abad
ketujuh belas ("March of Man"). Masa ini mendekati seribu tahun sesudah Nabi Besar Muhammad
saw., firman-Nya:
یَّوۡمَ
یُنۡفَخُ فِی الصُّوۡرِ وَ نَحۡشُرُ الۡمُجۡرِمِیۡنَ یَوۡمَئِذٍ
زُرۡقًا ﴿﴾ۚۖ یَّتَخَافَتُوۡنَ
بَیۡنَہُمۡ اِنۡ لَّبِثۡتُمۡ اِلَّا
عَشۡرًا ﴿﴾ نَحۡنُ اَعۡلَمُ بِمَا یَقُوۡلُوۡنَ اِذۡ یَقُوۡلُ
اَمۡثَلُہُمۡ طَرِیۡقَۃً اِنۡ لَّبِثۡتُمۡ اِلَّا یَوۡمًا ﴿﴾٪
Hari ketika nafiri akan ditiup, dan Kami akan menghimpun orang-orang berdosa
yang bermata biru pada hari itu. Mereka saling
berbisik-bisik di antara mereka: "Tidaklah kamu akan tinggal
melainkan hanya sepuluh."
Kami lebih mengetahui me-ngenai apa yang akan mereka katakan ketika berkata orang
yang paling baik cara hidupnya di antara mereka: "Tidaklah kamu tinggal
melainkan sehari." (Thā Hā
[20]:103-105).
Isyarat
dalam ayat 103 nampaknya terutama ditujukan kepada bangsa-bangsa Kristen dari barat yang bermata biru, dan mereka itu buta mata ruhaninya serta menyimpan rasa benci tidak kunjung padam terhadap Islam. "Sepuluh " di sini berarti sepuluh
abad. Isyarat itu ditujukan kepada sepuluh abad sesudah Hijrah, yang selama itu
bangsa-bangsa Eropa hampir tetap dalam keadaan tidur belaka. Baru pada
permulaan abad ke-17 bangsa-bangsa Eropa keluar dari keadaan
tidurnya lalu mulai menyebar ke seluruh dunia serta menaklukkan dunia, yaitu
kira-kira 1000 tahun sesudah Nabi Besar Muhammad saw. mulai bertabligh pada
awal abad ke-7.
Thariqat al-qaum berarti kaum yang terbaik atau paling lurus (Aqrab-al-Mawarid). Yaum
di sini berarti seribu tahun yang
disinggung dalam QS.22:48 dan bersesuaian dengan "sepuluh" yang
tersebut dalam ayat yang mendahuluinya, yaitu sepuluh abad atau 1000 tahun.
Yaum berarti pula waktu yang hakiki.
Dalam pengertian inilah maka orang-orang kafir - ketika ditimpa oleh siksaan
Tuhan - dilukiskan mengatakan bahwa masa
kesejahteraan dan kemajuan mereka
itu hanya berlaku satu hari saja,
yaitu sangat pendek.
Diawali
dengan Pura-pura Berniaga
Akhirnya Melakukan Penjajahan
Ketika "penghuni-penghuni gua"
melihat, bahwa gelombang penindasan
terhadap mereka telah mereda, mereka mengutus salah seorang anggota mereka ke kota yang dibekali dengan beberapa mata
uang lama untuk membeli perbekalan hidup
dan untuk menyelidiki bagaimana situasi
yang menyangkut diri mereka. Tha'ām dapat berarti, bahan-bahan makanan
seperti gandum, jelai, jawawut, kurma dan lain sebagainya (Lexicon Lane). Ini menunjuk kepada ekspedisi-ekspedisi perdagangan bangsa-bangsa barat ke seluruh
bagian dunia.
Para ahli
niaga Eropa mempunyai keterampilan
khas untuk berlaku lemah-lembut
dan sopan-santun dalam urusan perdagangan mereka. Nampaknya ungkapan, وَ لۡـیَؔتَلَطَّفۡ -- "hendaklah ia bersikap lemah-lembut"
menunjuk kepada sifat khusus ini.
Kata-kata itu berarti pula, "hendaknya
ia berlaku hati-hati."
Kata-kata وَ لَا
یُشۡعِرَنَّ بِکُمۡ اَحَدًا -- "dan jangan sama sekali ia memberitahukan
mengenai kamu kepada siapa pun”
mengisyaratkan kepada penyusupan
pengaruh barat ke timur dengan diam-diam dan tidak menyolok mata. Selanjutnya Allah Swt. berfirman:
اِنَّہُمۡ اِنۡ یَّظۡہَرُوۡا عَلَیۡکُمۡ یَرۡجُمُوۡکُمۡ اَوۡ یُعِیۡدُوۡکُمۡ فِیۡ مِلَّتِہِمۡ وَ لَنۡ تُفۡلِحُوۡۤا اِذًا اَبَدًا ﴿﴾
"Sesungguhnya
jika mereka unggul atas kamu mereka akan
mengusir kamu atau akan memaksamu
kembali ke dalam agama mereka, dan kamu tidak akan pernah berhasil selama-lamanya.
(Al-Kahf [18]:21).
Kata-kata dalam ayat ini berarti "Jika
orang-orang yang kepadanya kamu mengirim rombongan dagang dapat mengetahui niat-niat kamu yang sebenarnya, atau
sebelum kakimu ditegakkan dengan kuat di negeri mereka, suatu persengketaan politik atau perselisihan dagang timbul, dan kamu
sendiri tidak kuat menghadapinya, kemudian kamu akan terpaksa meninggalkan negeri mereka atau memeluk agama mereka. Jika terjadi salah
satu di antara keduanya, kamu akan gagal
memperoleh tempat berpijak yang
kekal, dan semua impianmu untuk menegakkan kerajaan yang besar di negeri
mereka akan lenyap sirna."
Membangun Tempat-tempat Ibadah
Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai ciri
khas generasi penerus Ashhābul-Kahf
(Para Penghuni Gua) berkenaan dengan pembangunan tempat-tempat peribadahan mereka atas nama “orang-orang kudus”
mereka:
وَ کَذٰلِکَ اَعۡثَرۡنَا
عَلَیۡہِمۡ لِیَعۡلَمُوۡۤا اَنَّ وَعۡدَ
اللّٰہِ حَقٌّ وَّ اَنَّ
السَّاعَۃَ لَا رَیۡبَ فِیۡہَا ۚ٭ اِذۡ یَتَنَازَعُوۡنَ بَیۡنَہُمۡ اَمۡرَہُمۡ
فَقَالُوا ابۡنُوۡا عَلَیۡہِمۡ بُنۡیَانًا ؕ رَبُّہُمۡ اَعۡلَمُ بِہِمۡ ؕ قَالَ
الَّذِیۡنَ غَلَبُوۡا عَلٰۤی اَمۡرِہِمۡ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَیۡہِمۡ
مَّسۡجِدًا ﴿﴾
Dan
demikianlah Kami mem-beritahukan mengenai mereka supaya mereka mengetahui sesungguhnya
janji Allah itu benar, dan bahwa saat
itu tidak ada keraguan di dalamnya,ketika
mereka bertengkar di antara mereka mengenai urusan mereka, dan mereka
berkata satu sama lain: "Dirikanlah
di atas mereka itu suatu bangunan." Tuhan mereka lebih mengetahui
mengenai mereka. Orang-orang yang unggul atas perkara mereka berkata: "Kami pasti akan membangun di atas tempat
tinggal mereka rumah peribadatan." (Al-Kahf [18]:22).
Kata-kata, "Kami pasti akan membangun di atas tempat tinggal mereka rumah peribadatan" menyebut
salah satu ciri istimewa "penghuni-penghuni
gua" itu, yaitu para pelanjut (generasi penerus) mereka, yaitu bangsa-bangsa Kristen, akan membangun gereja-gereja untuk memperingati orang-orang kudus mereka yang telah
mati. Perlu pula diperhatikan, bahwa banyak gereja
semacam itu telah ditemukan di katakomba-katakomba.
Selanjutnya Allah Swt. menjelaskan mengenai berbagai
sangkaan jumlah para penghuni gua tersebut, firman-Nya:
سَیَقُوۡلُوۡنَ ثَلٰثَۃٌ رَّابِعُہُمۡ کَلۡبُہُمۡ ۚ وَ یَقُوۡلُوۡنَ خَمۡسَۃٌ سَادِسُہُمۡ کَلۡبُہُمۡ رَجۡمًۢا
بِالۡغَیۡبِ ۚ وَ یَقُوۡلُوۡنَ سَبۡعَۃٌ وَّ ثَامِنُہُمۡ کَلۡبُہُمۡ ؕ قُلۡ
رَّبِّیۡۤ اَعۡلَمُ بِعِدَّتِہِمۡ مَّا یَعۡلَمُہُمۡ اِلَّا قَلِیۡلٌ ۬۟ فَلَا
تُمَارِ فِیۡہِمۡ اِلَّا مِرَآءً ظَاہِرًا ۪ وَّ لَا
تَسۡتَفۡتِ فِیۡہِمۡ مِّنۡہُمۡ
اَحَدًا ﴿٪﴾
Mereka
pasti berkata: "Mereka itu tiga,
yang keempatnya adalah anjingnya,"
dan yang lain berkata: "Mereka itu lima,
yang keenam anjingnya.” Mereka menerka secara gaib, dan yang lainnya lagi berkata: "Mereka itu tujuh, yang kedelapan an-jingnya.” Katakanlah: "Tuhan-ku lebih mengetahui bilangan mereka.”
Sama sekali tidak ada orang yang mengetahui mereka kecuali sedikit, karena itu janganlah engkau bertengkar mengenai mereka
kecuali dengan dalil yang tidak dapat
dibantah, dan jangan pula engkau mencari
keterangan tentang mereka dari salah seorang di antara mereka. (Al-Kahf [18]:23).
Terkaan-terkaan ini nampaknya berdasar pada prasasti-prasasti yang tertera di alas
dinding-dinding beberapa kamar di katakomba-katakomba, tetapi tiap tulisan itu
menunjuk hanya kepada suatu keluarga, golongan, atau rombongan yang tertentu.
Jumlah banyaknya orang-orang yang mencari perlindungan dalam katakomba-katakomba itu pada suatu waktu
tertentu tidak diketahui. Dari prasasti-prasasti
itu nampak bahwa selamanya ada anjing
menyertai suatu rombongan pengungsi
itu.
(Bersambung)
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 11 Juni 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar