بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt
Bab 125
“Kobaran
Api” di Berbagai Kawasan Muslim & Ancaman Perang Dunia III
(Perang Nuklir)
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
Dalam akhir Bab
sebelumnya telah dikemukakan mengenai berbagai tanda kebenaran pendakwaan Mirza
Ghulam Ahmad a.s. sebagai Al-Masih
Mau’ud a.s. atau Al-Masih Akhir Zaman
atau Rasul Akhir Zaman -- yang mendapat tugas suci dari Allah Swt. untuk menggunggulkan agama Islam atas semua agama (QS.43:58-61; QS.61:10) -- yang
terjadi di kawasan Timur Tengah, salah
satunya adalah terlepasnya kembali “Kanaan” (Palestina) yang merupakan “negeri yang dijanjikan” bagi hamba-hamba Allah yang shaleh,
firman-Nya:
وَ لَقَدۡ
کَتَبۡنَا فِی الزَّبُوۡرِ مِنۡۢ بَعۡدِ
الذِّکۡرِ اَنَّ الۡاَرۡضَ یَرِثُہَا عِبَادِیَ الصّٰلِحُوۡنَ ﴿﴾ اِنَّ فِیۡ ہٰذَا لَبَلٰغًا
لِّقَوۡمٍ عٰبِدِیۡنَ ﴿﴾ؕ
Dan sungguh Kami
benar-benar telah menuliskan dalam Kitab
Zabur sesudah pemberi peringatan
itu, bahwa negeri itu akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang
shalih. Sesungguhnya dalam hal ini ada suatu amanat bagi kaum yang beribadah.
(Al-Anbiya
[21]:106-107).
Tetapi terlepasnya “negeri yang dijanjikan” (Kanaan/Palestina) dari kekuasaan umat
Islam yang kedua kali hanya merupakan satu babak sementara saja.
Orang-orang Islam telah ditakdirkan
akan menguasainya kembali. Cepat atau lambat — malahan lebih cepat daripada
lambat - Palestina akan kembali
menjadi milik umat Islam melalui
perjuangan suci Rasul Akhir Zaman (QS.61:10).
Hal ini merupakan keputusan Allah Swt.
dan tidak ada seorang pun
dapat mengubah keputusan Allah Swt.,
firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ رَسُوۡلَہٗ
بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ
لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ
لَوۡ کَرِہَ الۡمُشۡرِکُوۡنَ﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama,
walaupun orang musyrik tidak
me-nyukai. (Ash-Shaf [61]:10).
Jemaat Ahmadiyah adalah Hawāriyyīn Akhir Zaman
Kebanyakan ahli
tafsir Al-Quran sepakat bahwa ayat ini kena untuk Al-Masih yang dijanjikan (Al-Masih Mau’ud a.s.) – yakni Mirza
Ghulam Ahmad a.s. -- sebab di Akhir Zaman ini semua
agama muncul dan keunggulan Islam
di atas semua agama akan menjadi
kepastian. Itulah sebabnya Allah Swt. telah memerintahkan orang-orang yang beriman – yakni umat Islam –
agar bersikap seperti hawāriyyīn yang menyambut seruan Al-Masih Isa Ibnu Maryam a.s.,
dan tidak bersikap seperti para pemuka
agama Yahudi yang berusaha membunuh
Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. melalui penyaliban,firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡا کُوۡنُوۡۤا اَنۡصَارَ
اللّٰہِ کَمَا قَالَ عِیۡسَی ابۡنُ
مَرۡیَمَ لِلۡحَوَارِیّٖنَ مَنۡ
اَنۡصَارِیۡۤ اِلَی اللّٰہِ ؕ
قَالَ الۡحَوَارِیُّوۡنَ نَحۡنُ اَنۡصَارُ
اللّٰہِ فَاٰمَنَتۡ طَّآئِفَۃٌ مِّنۡۢ
بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ وَ
کَفَرَتۡ طَّآئِفَۃٌ ۚ فَاَیَّدۡنَا
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا عَلٰی
عَدُوِّہِمۡ فَاَصۡبَحُوۡا ظٰہِرِیۡنَ ﴿﴾
Hai orang-orang yang
beriman, jadilah kamu penolong-penolong
Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam
berkata kepada pengikut-pengikutnya (hawāriyyīn), “Siapakah
penolong-penolongku di jalan Allah?” Pengikut-pengikut yang setia (hawāriyyūn)
itu berkata: “Kamilah penolong-penolong
Allah.” Maka segolongan dari Bani Israil
beriman sedangkan segolongan lagi
kafir, kemudian Kami membantu
orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka lalu mereka menjadi orang-orang yang
menang. (Ash-Shaf [61]:15).
Dari ketiga golongan agama
di antara kaum Yahudi, yang terhadap mereka Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. menyampaikan
tablighnya – kaum Parisi, kaum
Saduki, dan kaum Essenes – Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. termasuk
golongan terakhir (kaum Essenes) sebelum beliau diutus sebagai rasul Allah.
Kaum Essenes adalah kaum
yang sangat bertakwa, hidup jauh dari kesibukan dan keramaian dunia, dan
melewatkan waktu mereka dalam berzikir dan berdoa, dan berbakti kepada sesama
manusia. Dari kaum inilah berasal bagian besar dari para pengikut beliau di masa
permulaan (“The Dead Sea Community,”
oleh Kurt Schubert, dan “The
Crucifixion by an Eye-Witness”). Mereka disebut “Paraclette - Penolong” oleh Eusephus.
Kata-kata
penutup Surah ini sungguh sarat dengan nubuatan.
Sepanjang zaman para pengikut Nabi
Isa Ibnu Maryam a.s. telah
menikmati kekuatan dan kekuasaan atas musuh abadi mereka – kaum Yahudi. Mereka telah menegakkan dan
memerintah kerajaan-kerajaan luas dan perkasa, sedang kaum Yahudi tetap
merupakan kaum yang cerai-berai
sehingga mendapat julukan “the Wandering Jew” (“Yahudi Pengembara”), dengan
demikian benarlah firman-Nya:
اِذۡ قَالَ
اللّٰہُ یٰعِیۡسٰۤی اِنِّیۡ مُتَوَفِّیۡکَ وَ رَافِعُکَ اِلَیَّ وَ مُطَہِّرُکَ
مِنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا وَ جَاعِلُ
الَّذِیۡنَ اتَّبَعُوۡکَ فَوۡقَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡۤا اِلٰی یَوۡمِ الۡقِیٰمَۃِ ۚ
ثُمَّ اِلَیَّ مَرۡجِعُکُمۡ فَاَحۡکُمُ
بَیۡنَکُمۡ فِیۡمَا کُنۡتُمۡ فِیۡہِ تَخۡتَلِفُوۡنَ ﴿﴾
Ingatlah ketika Allah berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku
akan mewafatkan engkau secara
wajar dan akan meninggikan derajat
kemuliaan engkau di sisi-Ku, akan membersihkan engkau dari tuduhan
orang-orang yang kafir kepada
engkau, dan akan menjadikan orang-orang yang mengikuti engkau di atas orang-orang yang kafir hingga Hari
Kiamat, kemudian
kepada-Ku kamu akan dikembalikan, lalu Aku akan menghakimi di antara kamu
dalam apa yang kamu senantiasa
berselisih mengenainya.” (Āli ‘Imran [3]:56).
As-Sā’ah (Tanda Saat) bagi Bani Isma’il
(Umat Islam)
Di Akhir Zaman ini, dari
kalangan “orang-orang yang beriman”, yang menyambut
perintah Allah Swt. untuk menjadi
penolong perjuangan suci Al-Masih Mau’ud a.s. tersebut hanya umat Islam dari golongan Ahmadiyah, sedangkan yang lainnya memilih
meniru sikap buruk para pemuka agama Yahudi yang berusaha membunuh
Al-Masih Mau’ud a.s., sehingga
akibatnya di Akhir Zaman ini untuk
yang kedua kalinya Palestina – “negeri yang
dijanjikan” – terlepas dari
kekuasaan umat Islam dan di sana berdiri negara sementara “Zionis Israel.”
Jadi, terlepasnya Kanaan (Palestina) -- “negeri yang dijanjikan” dari tangan umat Islam di Timur Tengah pada tahun
1948, serta keadaan kacau-balau di kawasan Timur-Tengah
berupa peperangan
berkepanjangan antara sesama umat Islam
yang berbeda sekte serta mazhab
yang terus berkecamuk hingga
saat ini, pada hakikatnya merupakan Tanda
kebenaran as-Sā’ah (tanda Saat/Kiamat) bagi Bani Isma’il, bahwa Al-Masih
Akhir Zaman yang
kedatangannya ditunggu-tunggu oleh
tiga kaum keturunan Nabi Ibrahim a.s. -- umat
Yahudi, umat Kristen dan Umat Islam – Rasul
Akhir Zaman tersebut telah datang (QS.61:10), namun mereka mendustakan serta menentang Rasul
Akhir Zaman tersebut, yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s., sehingga akibatnya yang terjadi adalah
sebagaimana firman Allah Swt. selanjutnya:
فَاخۡتَلَفَ
الۡاَحۡزَابُ مِنۡۢ بَیۡنِہِمۡ ۚ
فَوَیۡلٌ لِّلَّذِیۡنَ ظَلَمُوۡا مِنۡ
عَذَابِ یَوۡمٍ اَلِیۡمٍ ﴿﴾ ہَلۡ
یَنۡظُرُوۡنَ اِلَّا السَّاعَۃَ اَنۡ تَاۡتِیَہُمۡ بَغۡتَۃً وَّ ہُمۡ
لَا یَشۡعُرُوۡنَ ﴿﴾ اَلۡاَخِلَّآءُ یَوۡمَئِذٍۭ بَعۡضُہُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الۡمُتَّقِیۡنَ ﴿ؕ﴾ یٰعِبَادِ لَا
خَوۡفٌ عَلَیۡکُمُ الۡیَوۡمَ وَ لَاۤ اَنۡتُمۡ تَحۡزَنُوۡنَ﴿ۚ﴾
Tetapi golongan-golongan di antara mereka
berselisih, maka celakalah bagi orang-orang zalim karena azab hari yang pedih. Tidaklah yang mereka tunggu-tunggu selain Saat yang akan datang kepada mereka secara
tiba-tiba dan mereka tidak menyadari.
Kawan-kawan pada hari itu
sebagian akan bermusuhan dengan sebagian
lain, kecuali orang-orang bertakwa. Allah berfirman: "Hai hamba-hamba-Ku, tidak ada ketakutan atas kamu pada
hari ini dan tidak pula kamu akan bersedih
hati” (Az-Zuhruf [43]:66-69).
Pada saat derita sengsara,
segala persahabatan dilupakan. Kawan-kawan saling menjauhi, bahkan berubah
menjadi musuh. Di tempat lain Al-Quran memberikan penjelasan yang terinci
mengenai keadaan orang-orang berdosa, bila mereka diharapkan kepada akibat-akibat buruk perbuatan buruk mereka.
Meminta Azab yang Diancamkan
Disegerakan Kedatangannya
Berikut ini adalah gambaran dahsyatnya azab pamungkas di Akhir Zaman
ini yang, insya Allah, akan
menimpa dunia – kecuali jika mereka beriman kepada Rasul Akhir Zaman yang kedatangannya ditunggu-tunggu oleh semua
umat beragama dengan nama yang berlainan -- firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ
الرَّحِیۡمِ﴿﴾ سَاَلَ سَآئِلٌۢ
بِعَذَابٍ وَّاقِعٍ ۙ﴿﴾ لِّلۡکٰفِرِیۡنَ لَیۡسَ لَہٗ دَافِعٌ ۙ﴿﴾ مِّنَ اللّٰہِ
ذِی الۡمَعَارِجِ ؕ﴿﴾ تَعۡرُجُ الۡمَلٰٓئِکَۃُ وَ الرُّوۡحُ
اِلَیۡہِ فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ
مِقۡدَارُہٗ خَمۡسِیۡنَ اَلۡفَ سَنَۃٍ ۚ﴿﴾ فَاصۡبِرۡ
صَبۡرًا جَمِیۡلًا ﴿﴾ اِنَّہُمۡ
یَرَوۡنَہٗ بَعِیۡدًا ۙ﴿﴾ وَّ
نَرٰىہُ قَرِیۡبًا ؕ﴿﴾ یَوۡمَ
تَکُوۡنُ السَّمَآءُ کَالۡمُہۡلِ ۙ﴿﴾ وَ تَکُوۡنُ
الۡجِبَالُ کَالۡعِہۡنِ ۙ﴿﴾ وَ
لَا یَسۡـَٔلُ حَمِیۡمٌ حَمِیۡمًا ﴿ۚ﴾
یُّبَصَّرُوۡنَہُمۡ ؕ یَوَدُّ الۡمُجۡرِمُ
لَوۡ یَفۡتَدِیۡ مِنۡ عَذَابِ یَوۡمِئِذٍۭ
بِبَنِیۡہِ ﴿ۙ﴾ وَ صَاحِبَتِہٖ وَ اَخِیۡہِ ﴿ۙ﴾ وَ فَصِیۡلَتِہِ الَّتِیۡ تُــٔۡوِیۡہِ ﴿ۙ﴾ وَ مَنۡ فِی
الۡاَرۡضِ جَمِیۡعًا ۙ ثُمَّ یُنۡجِیۡہِ
﴿ۙ﴾ کَلَّا ؕ اِنَّہَا
لَظٰی﴿ۙ﴾ نَزَّاعَۃً
لِّلشَّوٰی ﴿ۚۖ﴾ تَدۡعُوۡا مَنۡ
اَدۡبَرَ وَ تَوَلّٰی ﴿ۙ﴾ وَ جَمَعَ
فَاَوۡعٰی ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Seorang penanya menanyakan mengenai azab yang akan terjadi, untuk orang-orang
kafir, yang seorang pun dapat menghindarkannya, Azab
itu dari Allah Yang memiliki tempat-tempat naik, malaikat-malaikat
dan ruh itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang ukurannya lima puluh ribu tahun. Maka bersabarlah dengan sabar yang baik. Sesungguhnya mereka memandang hari itu sangat jauh, mustahil, sedangkan Kami melihatnya dekat, pasti terjadi. Pada hari langit akan menjadi seperti
cairan tembaga, dan
gunung-gunung akan menjadi seperti bulu
domba yang dihamburkan. Dan tidak akan bertanya sahabat
karib kepada sahabat karib lainnya. Hari itu akan diperlihatkan dengan jelas kepada mereka. Orang
ber-dosa ingin seandainya dia dapat
menebus dirinya dari azab hari itu dengan anak-anaknya, dan isterinya serta saudaranya,
dan kaum kerabatnya yang melindunginya, dan bahkan semua orang yang ada di bumi kemudian menyelamatkannya. Sekali-kali tidak dapat.
Sesungguhnya itu nyala api, yang melucuti
(mengelupas) kulit kepala, yang memanggil orang yang membelakangi dan
yang berpaling, dan menimbun harta serta menahannya. (Al-Ma’ārīj [70]:1-19).
“Penanya”
dalam ayat ini dianggap oleh beberapa ahli tafsir tertuju kepada Nadhr bin
Al-Harits, atau Abu Jahal. Tetapi, kata “penanya”
itu tidak hanya mengisyaratkan kepada seseorang tertentu, bahkan dapat
dikenakan kepada semua orang kafir,
sebab mereka semua berulang-ulang menantang
Nabi Besar Muhammad saw. supaya
beliau saw. menurunkan – yakni mempercepat -- atas mereka azab yang diancamkan (QS.8:33; QS.21:39; QS.27:72; QS.32: 29;
QS.34:30; QS.36:49; QS.67:26), firman-Nya kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
وَ اِنۡ
یُّکَذِّبُوۡکَ فَقَدۡ کَذَّبَتۡ قَبۡلَہُمۡ قَوۡمُ نُوۡحٍ
وَّ عَادٌ وَّ ثَمُوۡدُ ﴿ۙ﴾ وَ
قَوۡمُ اِبۡرٰہِیۡمَ وَ
قَوۡمُ لُوۡطٍ﴿ۙ﴾ وَّ اَصۡحٰبُ مَدۡیَنَ ۚ وَ کُذِّبَ مُوۡسٰی
فَاَمۡلَیۡتُ لِلۡکٰفِرِیۡنَ ثُمَّ
اَخَذۡتُہُمۡ ۚ فَکَیۡفَ کَانَ نَکِیۡرِ ﴿﴾ فَکَاَیِّنۡ مِّنۡ قَرۡیَۃٍ اَہۡلَکۡنٰہَا وَ ہِیَ ظَالِمَۃٌ فَہِیَ خَاوِیَۃٌ عَلٰی عُرُوۡشِہَا وَ
بِئۡرٍ مُّعَطَّلَۃٍ وَّ
قَصۡرٍ مَّشِیۡدٍ ﴿﴾ اَفَلَمۡ یَسِیۡرُوۡا فِی الۡاَرۡضِ
فَتَکُوۡنَ لَہُمۡ قُلُوۡبٌ یَّعۡقِلُوۡنَ بِہَاۤ
اَوۡ اٰذَانٌ یَّسۡمَعُوۡنَ بِہَا ۚ فَاِنَّہَا لَا تَعۡمَی
الۡاَبۡصَارُ وَ لٰکِنۡ تَعۡمَی الۡقُلُوۡبُ الَّتِیۡ فِی الصُّدُوۡرِ
﴿﴾
Dan jika mereka
mendustakan engkau maka sungguh
telah mendustakan pula sebelum mereka kaum Nuh dan ‘Ad dan Tsamud, dan kaum
Ibrahim serta kaum Luth, dan penduduk
Madyan, dan Musa pun telah
didustakan, tetapi Aku memberi
tangguh kepada orang-orang kafir,
kemudian Aku menangkap mereka
maka betapa dahsyatnya akibat keingkaran kepada-Ku! Dan berapa banyak kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya sedang berbuat zalim lalu dinding-dindingnya jatuh
atas atapnya, dan sumur yang
telah ditinggalkan dan istana
yang menjulang tinggi. Maka apakah mereka tidak berpesiar di bumi, lalu menjadikan
hati mereka memahami dengannya atau menjadikan
telinga mereka mendengar dengannya? Maka sesungguhnya bukan mata yang buta tetapi yang
buta adalah hati yang ada dalam dada.
(Al-Hājj [22]:43-47).
Perang
Dunia I dan II & Perang Dunia III (Perang Nuklir)
Dari
ayat 47 jelas bahwa orang-orang mati, orang-orang buta,
dan orang-orang tuli, yang
dibicarakan di sini atau di tempat lain dalam Al-Quran ialah, orang-orang yang
ditilik dari segi ruhani telah mati, buta, dan tuli. Selanjutnya
Allah Swt. berfirman kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
وَ یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ وَ لَنۡ
یُّخۡلِفَ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ ؕ وَ اِنَّ یَوۡمًا عِنۡدَ رَبِّکَ کَاَلۡفِ
سَنَۃٍ مِّمَّا تَعُدُّوۡنَ ﴿ ﴾ وَ کَاَیِّنۡ مِّنۡ قَرۡیَۃٍ اَمۡلَیۡتُ لَہَا وَ ہِیَ ظَالِمَۃٌ ثُمَّ اَخَذۡتُہَا ۚ وَ اِلَیَّ الۡمَصِیۡرُ ﴿﴾
Dan mereka meminta kepada engkau untuk
mempercepat azab, tetapi Allah tidak akan pernah mengingkari janji-Nya.
Dan sesungguhnya satu hari di sisi Tuhan
engkau seperti seribu tahun menurut
perhitungan kamu. Dan berapa banyaknya kota telah Aku memberi
tangguh baginya padahal dia berlaku
zalim, kemudian Aku menangkapnya dan kepada Aku-lah kembali mereka. (Al-Hājj [22]:48-49).
Nabi Besar Muhammad saw. menurut riwayat
pernah bersabda bahwa tiga abad (300
tahun) pertama Islam akan merupakan masa
yang terbaik, sesudah itu kepalsuan
akan tersebar di kalangan umat Islam dan suatu masa kegelapan akan datang dan meluas sampai seribu tahun (Tirmidzi).
Masa 1000 tahun ini dipersamakan dengan satu hari (QS.32:6). Dalam masa ini satu kaum yang bermata biru –
yang bangsa-bangsa Kristen dari
Barat atau Ya’juj (Gog) dan Ma’juj
(Magog) atau Dajjal yang “matanya buta sebelah” -- akan bangkit dan menyebar
luas ke seluruh dunia (QS.20:103-104; QS.21:96-99; Wahyu 20:7-10).
Orang-orang bermata biru itulah yang karena sombong
dan takabur, yang diakibatkan oleh
karena memperoleh kemuliaan duniawi
dan kekuasaan politik, telah
digambarkan memberi tantangan kepada Nabi
Besar Muhammad saw. untuk
mempercepat azab yang — begitulah dikatakan
oleh beliau saw.— akan menimpa mereka
pada waktu yang ditentukan dan dijanjikan
itu (QS.18:1-9).
Dengan demikian jelaslan yang dimaksud dengan
“seorang penanya” yang “menanyakan” –
yakni menantang – kepada Nabi Besar
Muhamad saw. agar mempercepat kedatangan azab Ilahi yang diancamkan kepada
mereka, dimana sebagai realisasinya
telah terjadi Perang Dunia I dan Perang Dua II, dan Perang Dunia III (Perang Nuklir) tinggal menunggu waktu kedatangannya yang sangat tiba-tiba, seperti juga yang terjadi
dengan dua Perang Dunia sebelumnya,
firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ
الرَّحِیۡمِ﴿﴾ سَاَلَ سَآئِلٌۢ
بِعَذَابٍ وَّاقِعٍ ۙ﴿﴾ لِّلۡکٰفِرِیۡنَ لَیۡسَ لَہٗ دَافِعٌ ۙ﴿﴾ مِّنَ اللّٰہِ
ذِی الۡمَعَارِجِ ؕ﴿﴾ تَعۡرُجُ الۡمَلٰٓئِکَۃُ وَ الرُّوۡحُ
اِلَیۡہِ فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ
مِقۡدَارُہٗ خَمۡسِیۡنَ اَلۡفَ سَنَۃٍ ۚ﴿﴾ فَاصۡبِرۡ
صَبۡرًا جَمِیۡلًا ﴿﴾ اِنَّہُمۡ
یَرَوۡنَہٗ بَعِیۡدًا ۙ﴿﴾ وَّ
نَرٰىہُ قَرِیۡبًا ؕ﴿﴾ یَوۡمَ
تَکُوۡنُ السَّمَآءُ کَالۡمُہۡلِ ۙ﴿﴾ وَ تَکُوۡنُ
الۡجِبَالُ کَالۡعِہۡنِ ۙ﴿﴾ وَ
لَا یَسۡـَٔلُ حَمِیۡمٌ حَمِیۡمًا ﴿ۚ﴾
یُّبَصَّرُوۡنَہُمۡ ؕ یَوَدُّ الۡمُجۡرِمُ
لَوۡ یَفۡتَدِیۡ مِنۡ عَذَابِ یَوۡمِئِذٍۭ
بِبَنِیۡہِ ﴿ۙ﴾ وَ صَاحِبَتِہٖ وَ اَخِیۡہِ ﴿ۙ﴾ وَ فَصِیۡلَتِہِ الَّتِیۡ تُــٔۡوِیۡہِ ﴿ۙ﴾ وَ مَنۡ فِی
الۡاَرۡضِ جَمِیۡعًا ۙ ثُمَّ یُنۡجِیۡہِ
﴿ۙ﴾ کَلَّا ؕ اِنَّہَا
لَظٰی﴿ۙ﴾ نَزَّاعَۃً
لِّلشَّوٰی ﴿ۚۖ﴾ تَدۡعُوۡا
مَنۡ اَدۡبَرَ وَ تَوَلّٰی ﴿ۙ﴾ وَ جَمَعَ
فَاَوۡعٰی ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Seorang penanya menanyakan mengenai azab yang akan terjadi, untuk orang-orang
kafir, yang seorang pun dapat menghindarkannya, Azab
itu dari Allah Yang memiliki tempat-tempat naik, malaikat-malaikat
dan ruh itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang ukurannya lima puluh ribu tahun. Maka bersabarlah dengan sabar yang baik. Sesungguhnya mereka memandang hari itu sangat jauh, mustahil, sedangkan Kami melihatnya dekat, pasti terjadi. Pada hari langit akan menjadi seperti
cairan tembaga, dan
gunung-gunung akan menjadi seperti bulu
domba yang dihamburkan. Dan tidak akan bertanya sahabat
karib kepada sahabat karib lainnya. Hari itu akan diperlihatkan dengan jelas kepada mereka. Orang
berdosa ingin seandainya dia dapat
menebus dirinya dari azab hari itu dengan anak-anaknya, dan isterinya serta saudaranya,
dan kaum kerabatnya yang melindunginya, dan bahkan semua orang yang ada di bumi kemudian menyelamatkannya. Sekali-kali tidak dapat.
Sesungguhnya itu nyala api, yang melucuti
(mengelupas) kulit kepala, yang memanggil orang yang membelakangi dan
yang berpaling, dan menimbun harta serta menahannya. (Al-Ma’ārij [70]:1-19).
(Bersambung)
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,11 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar