Rabu, 22 Mei 2013

Dua Kali "Hukuman Ilahi" yang Menimpa Bani Israil dan Bani Isma'il (Umat Islam)



الرَّحِیۡمِ


Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt 


Bab 124


    Dua Kali “Hukuman Ilahi”  yang Menimpa   Bani Israil dan Bani Isma’il (Umat Islam)

 Oleh

 Ki Langlang Buana Kusuma

Dalam  akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai berbagai tanda kebenaran pendakwaan Mirza Ghulam Ahmad a.s. sebagai Al-Masih Mau’ud a.s. atau Al-Masih Akhir Zaman (QS.43:58-61; QS.61:10), yang terjadi di kawasan Timur  Tengah, salah satunya adalah  terlepasnya kembali “Kanaan” (Palestina) yang merupakan “negeri yang dijanjikan” bagi hamba-hamba Allah yang shaleh, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ کَتَبۡنَا فِی الزَّبُوۡرِ مِنۡۢ بَعۡدِ الذِّکۡرِ اَنَّ الۡاَرۡضَ یَرِثُہَا عِبَادِیَ الصّٰلِحُوۡنَ ﴿﴾ اِنَّ فِیۡ ہٰذَا لَبَلٰغًا لِّقَوۡمٍ  عٰبِدِیۡنَ ﴿﴾ؕ  
Dan  sungguh Kami benar-benar telah menuliskan dalam  Kitab Zabur sesudah pemberi peringatan itu, bahwa negeri itu  akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih.   Sesungguhnya dalam hal ini ada suatu amanat bagi kaum yang beribadah.      (Al-Anbiya [21]:106-107).
  Yang dimaksud dengan “bumi itu” adalah Palestina. Para pujangga Kristen menafsirkan juga kata-kata “bumi itu akan dipusakai” atau “tanah itu akan dipusakai” dalam Mazmur dalam artian mewarisi Kanaan menurut “janji dalam perjanjian Tuhan". Isyarat dalam kata-kata “dalam kitab Daud” (zubur) ditujukan kepada Mazmur 37:9, 11, 22, dan 29.
     Terdapat pula suatu nubuatan dalam Kitab Ulangan (28:11 dan 34:4) bahwa negeri Palestina akan diberikan kepada Bani Israil. Palestina tetap di tangan umat Kristen  -- yang beriman kepada Nabi Isa Ibnu Maryam a.s., yang berusaha dibunuh oleh para pemuka agama Yahudi melalui penyaliban --   hingga orang Islam menaklukkannya di masa khilafat Sayyidina Umar bin Khaththab r.a., Khalifah ke-II Nabi Besar Muhammad saw..

Pewarisan “Negeri yang Dijanjikan” Kepada Umat Islam &
Tanda  Kebenaran  Al-Masih Akhir Zaman

     Nubuatan yang terkandung dalam ayat ini, rupanya menunjuk kepada penaklukan Palestina tersebut oleh lasykar Islam, dan  Palestina tetap berada di bawah kekuasaan umat Islam selama kira-kira 1350 tahun - kecuali satu masa pendek yang lamanya 92 tahun, ketika di zaman peperangan salib kekuasaan telah berpindah-tangan — hingga dalam masa kita ini sebagai akibat rencana-rencana buruk dari beberapa kekuasaan barat yang disebut demokrasi, negeri bernama Palestina itu sama sekali tidak berwujud dan di atas puing-puingnya didirikan kerajaan Israil.
     Orang-orang Yahudi kembali setelah mengembara selama hampir 2000 tahun di berbagai pelosok dunia sebagai akibat  upaya pembunuhan mereka terhadap Nabi isa Ibnu Maryam a.s. melalui penyaliban (QS.5;158-159) dan sebagai kutukan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.5:79). Tetapi peristiwa sejarah yang besar ini  -- kembalinya Yahudi ke Palestina dan mendirikan “negara sementara Israel” -- telah terjadi sebagai pemenuhan suatu nubuatan Al-Quran, firman-Nya:
وَّ قُلۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ  لِبَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ اسۡکُنُوا الۡاَرۡضَ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ  جِئۡنَا بِکُمۡ  لَفِیۡفًا ﴿﴾ؕ
Dan setelah dia  Kami berfirman kepada Bani Israil:  Tinggallah di negeri yang dijanjikan itu, dan apabila janji mengenai akhir zaman tiba  Kami akan menghimpun kamu semuanya dari antara berbagai bangsa.” (Bani Israil [17]:105).
    Ayat ini mengandung arti bahwa seperti   hukuman yang menimpa orang-orang Yahudi, umat Islam pun dua kali akan menderita bencana nasional. Yang pertama dari kedua bencana ini menimpa umat Islam ketika kota Bagdad jatuh kepada kekuasaan bangsa Tartar di bawah pimpinan Hulaku Khan. Mereka di sini diberitahu, bahwa mereka akan ditimpa azab Ilahi untuk kedua kali di Akhir Zaman, di masa Masih Mau’ud a.s., seperti orang-orang Yahudi diberi hukuman di zaman Al-Masih pertama - Nabi Isa Ibnu Maryam a.s..
      Ayat ini berarti, bahwa manakala umat Islam akan dihukum untuk kedua kalinya, yang berarti sempurnanya “janji mengenai akhir zaman” (akhirat) maka orang-orang Yahudi akan dihimpun kembali di tanah suci (Palestina) dari semua penjuru dunia (QS.17:5-11). Nubuatan tersebut telah menjadi sempurna dengan cara yang luar biasa dengan kembalinya orang-orang Yahudi ke Palestina dengan perantaraan “Balfour Declaration” (Pernyataan Balfour) dan dengan didirikannya apa yang dikatakan Negara Israil. “Janji mengenai akhir zaman” (akhirat) itu, bertalian dengan masa Al-Masih Mau’ud a.s.. (Bayan).
      Nabi Besar Muhammad saw. telah bersabda bahwa persamaan antara umat Islam atau Bani Ismail dengan  Bani Israil (Yahudi dan Kristen) seperti “persamaan sepasang sepatu”,  itulah sebabnya sebagaimana Allah Swt. telah menghukum Bani Israil 2 kali melalui penyerbuan dahsyat bangsa-bangsa kafir, hal yang sama terjadi pula pada Bani Isma’il (umat Islam), firman-Nya:
وَ قَضَیۡنَاۤ  اِلٰی بَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ فِی الۡکِتٰبِ لَتُفۡسِدُنَّ فِی الۡاَرۡضِ مَرَّتَیۡنِ  وَ لَتَعۡلُنَّ  عُلُوًّا کَبِیۡرًا ﴿﴾  فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ اُوۡلٰىہُمَا بَعَثۡنَا عَلَیۡکُمۡ  عِبَادًا  لَّنَاۤ   اُولِیۡ  بَاۡسٍ  شَدِیۡدٍ فَجَاسُوۡا خِلٰلَ الدِّیَارِ ؕ وَ کَانَ وَعۡدًا  مَّفۡعُوۡلًا ﴿﴾  ثُمَّ رَدَدۡنَا لَکُمُ الۡکَرَّۃَ عَلَیۡہِمۡ وَ اَمۡدَدۡنٰکُمۡ بِاَمۡوَالٍ وَّ بَنِیۡنَ وَ جَعَلۡنٰکُمۡ  اَکۡثَرَ  نَفِیۡرًا ﴿﴾  اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ لِاَنۡفُسِکُمۡ ۟ وَ اِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَہَا ؕ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ  لِیَسُوۡٓءٗا  وُجُوۡہَکُمۡ وَ لِیَدۡخُلُوا الۡمَسۡجِدَ کَمَا دَخَلُوۡہُ  اَوَّلَ مَرَّۃٍ  وَّ  لِیُتَبِّرُوۡا مَا عَلَوۡا تَتۡبِیۡرًا ﴿﴾  عَسٰی رَبُّکُمۡ اَنۡ یَّرۡحَمَکُمۡ ۚ وَ اِنۡ عُدۡتُّمۡ عُدۡنَا ۘ وَ جَعَلۡنَا جَہَنَّمَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ  حَصِیۡرًا ﴿﴾ اِنَّ ہٰذَا  الۡقُرۡاٰنَ  یَہۡدِیۡ  لِلَّتِیۡ ہِیَ اَقۡوَمُ وَ یُبَشِّرُ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ الَّذِیۡنَ یَعۡمَلُوۡنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَہُمۡ اَجۡرًا کَبِیۡرًا ۙ﴿﴾  وَّ اَنَّ الَّذِیۡنَ لَا یُؤۡمِنُوۡنَ بِالۡاٰخِرَۃِ اَعۡتَدۡنَا  لَہُمۡ  عَذَابًا  اَلِیۡمًا ﴿٪﴾
Dan   telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: “Niscaya  kamu akan melakukan kerusakan di muka bumi ini dua kali, dan niscaya kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang sangat besar. Apabila datang saat sempurnanya janji yang pertama dari kedua janji itu,  Kami membangkitkan untuk menghadapimu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan tempur yang dahsyat, dan mereka menerobos jauh ke dalam rumah-rumah, dan itu merupakan suatu janji yang pasti terlaksana. Kemudian Kami mengembalikan lagi kepada kamu kekuatan untuk melawan mereka, dan Kami membantu kamu dengan harta dan anak-anak, dan  Kami menjadikan kelompok kamu lebih besar  dari sebelumnya.  Jika kamu berbuat ihsan, kamu berbuat ihsan  bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat buruk  maka itu untuk diri kamu sendiri. Lalu bila datang saat sempurnanya janji yang kedua itu Kami membangkitkan lagi hamba-hamba Kami yang lain supaya mereka mendatangkan kesusahan kepada pemimpin-pemimpin kamu dan supaya mereka memasuki masjid seperti pernah mereka memasukinya pada kali pertama, dan supaya mereka menghancurluluhkan segala yang telah mereka kuasai.  Boleh jadi kini Tuhan  kamu akan menaruh kasihan kepada kamu, tetapi jika kamu kembali kepada perbuatan buruk, Kami pun akan kembali menimpakan hukuman dan ingatlah, Kami telah jadikan Jahannam, penjara bagi orang-orang kafir.   Sesungguhnya  Al-Quran ini membimbing kepada apa yang paling benar, dan memberi kabar gembira kepada orang-orang beriman yang beramal saleh, sesungguhnya bagi mereka ada ganjaran yang besar;  dan sesungguhnya  orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat  Kami telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat pedih. (Bani Israil [17]:5-11).

Penghancuran Yerusalem yang Pertama oleh
Raja Nebukadnezar dari Babilonia

    Dua kedurhakaan Bani Israil yang tersebut dalam kitab Musa a.s. (Ulangan 28:15, 49-53, 63-64 & 30:15) disinggung dalam ayat ini. Mereka, di antara Bani Israil, yang tidak beriman, telah dua kali dikutuk  yaitu oleh Nabi Daud a.s. dan Isa Ibnu Maryam a.s.. (QS.5:79), dan sebagai akibatnya telah dihukum pula dua kali.
   Azab Ilahi yang pertama menimpa Bani Israil sesudah Nabi Daud a.s. dan yang kedua sesudah Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. karena kedua Rasul Allah tersebut telah mengutuk orang-orang kafir dari kalangan Bani Israil yang selalu berbuat durhaka kepada Allah Swt. dan para Rasul Allah yang dibangkitkan di kalangan mereka, terutama terhadap Nabi Daud a.s. (QS. 38:22-25) dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. berupa upaya pembunuhan melalui penyaliban (QS.,5:158-159).
   Nampak dari Bible bahwa sesudah Nabi Musa a.s., orang-orang Yahudi telah menjadi suatu bangsa yang amat kuat, dan di masa Nabi Daud a.s.  mereka meletakkan dasar suatu kerajaan kuat, yang setelah wafatnya pun, untuk beberapa waktu terus berlanjut kejayaan dan kemuliaan-nya semula.
     Kemudian kerajaan itu menjadi sasaran kemunduran yang berangsur-angsur, dan pada sekitar 733 s.M. Samaria ditaklukkan oleh bangsa Assiria, yang mencaplok seluruh daerah Israil di sebelah utara Yezreel. Pada tahun 608 s.M., Palestina telah dilanda oleh satu lasykar Mesir di bawah Firaun Necho, dan Bani Israil takluk kepada kekuasaan Mesir (Yewish  Encyclopaedia, Jilid 6, halaman 665).
     Tetapi hilangnya kekuasaan duniawi mereka serta kehancuran dan ketelantaran mereka tidak mendorong mereka untuk memperbaiki cara-cara mereka. Mereka dengan gigih bertahan pada cara-cara buruk mereka yang lama. Nabi Yermiah a.s., memperingatkan mereka supaya meninggalkan cara-cara buruk mereka, sebab kemurkaan Allah Swt. tidak lama lagi akan menimpa mereka, tetapi mereka sama sekali tidak menghiraukan peringatan-peringatan Nabi Yermiah a.s.  tersebut.
      Di masa kerajaan Yehoyakim, Nebukadnezar dari Babil melancarkan serbuan pertamanya ke Palestina dan membawa pulang perkakas rumah peribadatan di Yerusalem, tetapi ketika itu kota Yerusalem sendiri selamat dari kekejaman akibat pengepungan. Pada tahun 597 s.M. pun kota itu dikepung dan penduduknya mengalami kelaparan yang sangat keras.
     Tetapi pemberontakan raja Zedekia membawa akibat adanya serbuan kedua oleh Nebukadnezar pada tahun 587 s.M., dan sesudah masa pengepungan yang berlangsung satu tahun setengah, kota itu ditaklukkan dengan serangan cepat laksana halilintar. Putra-putranya dibunuh dan matanya sendiri dicukil, dan dalam keadaan diborgol ia dibawa ke Babil. Rumah peribadatan, istana raja, serta semua bangunan besar di kota Yerusalem dibumihanguskan (QS.2:260) para imam besar, dan para pemimpin lain dibunuh, dan sejumlah besar rakyat diboyong sebagai tawanan (Yewish  Encyclopaedia Jilid 6, hlm. 665 & Jilid 7, hlm. 122 pada kata “Yerusalem”).

Kasyaf  (Penglihatan Ruhani) Nabi Yehezkiel a.s.
Mengenai  Pembangunan Kembali Yerusalem
  
   Mengisyaratkan kepada penghancuran kota Yerusalem yang pertema itulah firman-Nya berikut ini:
اَوۡ کَالَّذِیۡ مَرَّ عَلٰی قَرۡیَۃٍ وَّ ہِیَ خَاوِیَۃٌ عَلٰی عُرُوۡشِہَا ۚ قَالَ اَنّٰی یُحۡیٖ ہٰذِہِ  اللّٰہُ بَعۡدَ مَوۡتِہَا ۚ فَاَمَاتَہُ اللّٰہُ مِائَۃَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَہٗ ؕ قَالَ کَمۡ لَبِثۡتَ ؕ قَالَ لَبِثۡتُ یَوۡمًا اَوۡ بَعۡضَ یَوۡمٍ ؕ قَالَ بَلۡ لَّبِثۡتَ مِائَۃَ عَامٍ فَانۡظُرۡ  اِلٰی طَعَامِکَ وَ شَرَابِکَ لَمۡ یَتَسَنَّہۡ ۚ وَ انۡظُرۡ اِلٰی حِمَارِکَ وَ لِنَجۡعَلَکَ اٰیَۃً لِّلنَّاسِ وَ انۡظُرۡ اِلَی الۡعِظَامِ کَیۡفَ نُنۡشِزُہَا ثُمَّ نَکۡسُوۡہَا لَحۡمًا ؕ فَلَمَّا تَبَیَّنَ لَہٗ ۙ قَالَ اَعۡلَمُ  اَنَّ اللّٰہَ  عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ ﴿﴾
Atau  seperti perumpamaan orang yang melalui suatu kota  yang  dinding-dindingnya telah runtuh    atas atap-atapnya, kemudian ia berkata: “Kapankah Allah akan menghidupkan kembali kota ini sesudah  kematian  yakni kehancurannya?” Lalu Allah mematikannya seratus tahun lamanya, kemudian Dia membangkitkannya lagi dan berfirman: “Berapa lamakah engkau tinggal dalam keadaan seperti ini?” Ia berkata: “Aku tinggal sehari atau sebagian hari.”  Dia berfirman:  “Tidak, bahkan engkau telah tinggal seratus tahun lamanya. Tetapi lihatlah makanan engkau dan minuman engkau, itu sekali-kali tidak membusuk, dan lihat pulalah keledai engkau,325 dan Kami melakukan demikian itu supaya Kami menjadikan engkau sebagai Tanda bagi manusia. Dan  lihatlah tulang-belulang itu bagaimana Kami menatanya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Maka tatkala kenyataan ini menjadi jelas baginya ia berkata: “Aku mengetahui bahwa sesungguh-nya Allah berkuasa atas segala sesuatu.”   (Al-Baqarah [2]:260). 
     Kota hancur yang dimaksudkan dalam ayat ini ialah Yerusalem, dibinasakan oleh Nebukadnezar, Raja Babil pada tahun 599 sebelum Masehi. Nabi Yehezkiel a.s. (Nabi Dzulkifli a.s.)  ada di antara orang-orang Yahudi yang diboyong Nebukadnezar sebagai tawanan perang ke Babil dan diharuskan melalui kota yang telah dibinasakan itu dan menyaksikan peman-dangan yang mengerikan itu.
      Nabi Yehezkiel a.s.   tentu  sangat terkejut melihat pemandangan menyedihkan itu dan berdoa kepada Allah Swt.  dengan kata-kata yang penuh keharuan luar biasa, kapan kiranya kota yang hancur itu akan dihidupkan kembali. Doanya makbul dan kepada beliau diperlihatkan kasyaf (penglihatan ruhani) bahwa pembangunan kembali kota yang dimintakan dalam doa itu akan terjadi dalam waktu 100 tahun.
     Ayat itu tidak mengandung arti bahwa Nabi Yehezkiel a.s. sungguh-sungguh mati selama 100 tahun. Beliau hanya melihat kasyaf (penglihatan gaib dalam keadaan bangun; vision) bahwa beliau mati dan tetap dalam keadaan mati selama 100 tahun dan kemudian hidup kembali. Al-Quran kadang-kadang menyebut pemandangan-pemandangan dalam kasyaf seolah-olah sungguh-sungguh terjadi tanpa menyatakan bahwa penglihatan-penglihatan itu disaksikan dalam kasyaf atau mimpi (QS.12:5).

Kembali ke Palestina atas Bantuan Raja Cyrus (Koresy)

      Kasyaf Nabi Yehezkiel a.s. tersebut menunjukkan, dan Nabi Yehezkiel a.s.   paham akan artinya, bahwa Bani Israil selama kira-kira 100 tahun akan tetap dalam keadaan tawanan dan keadaan kemunduran nasional secara total, maka sesudah itu mereka akan mendapat kehidupan baru dan akan kembali ke kota suci mereka atas bantuan Cyrus (Koresy) – raja kerajaan Media dan Fersia, dan  kembalinya orang-orang Yahudi dari Babil ke Palestina  sungguh-sungguh telah terjadi seperti Nabi Yehezkiel a.s.  telah melihatnya dalam   kasyaf.
     Yerusalem direbut oleh Nebukadnezar pada tahun 599 sebelum Masehi (2 Raja-raja 24: 10). Nabi Yehezkiel  a.s. mungkin melihat kasyaf pada tahun 586 sebelum Masehi. Kota itu didirikan kembali kira-kira seabad sesudah  kehancurannya. Pembangunannya kembali dimulai pada 537 sebelum Masehi dengan izin dan bantuan Cyrus, Raja Persia dan Midia, dan selesai pada tahun 515 sebelum Masehi. Orang-orang Bani Israil masih memerlukan 15 tahun lagi untuk menghuninya dan dengan  demikian pada hakekatnya seabad telah lewat antara hancurnya Yerusalem dan dihidupkannya kembali.
   Orang-orang Yahudi menyesuaikan diri mereka dengan keadaan baru di masa pembuangan. Kebanyakan di antara mereka telah dipekerjakan pada pekerjaan-pekerjaan umum di Babil Tengah, dan banyak dari mereka pada akhirnya memperoleh kemerdekaan dan mencapai kedudukan yang berpengaruh.
  Keyakinan dan pengabdian mereka kepada agama telah bangkit kembali; kepustakaan kerajaan dipelajari, diterbitkan kembali, dan disesuaikan dengan keperluan kaum yang sedang hidup kembali itu, serta harapan untuk mereka kembali ke Palestina telah dikobarkan dan dipupuk. Kira-kira pada tahun 545 s.M., cita-cita ini memperoleh bentuk lebih jelas.
     Kaum Yahudi membuat suatu perjanjian rahasia dengan Cyrus (Koresy) raja Media dan Persia, dan membantu beliau menaklukkan Babil. Kota itu dalam bulan Juli tahun 539 s.M. jatuh kepada tentaranya tanpa perlawanan. Sebagai ganjaran atas jasa-jasa mereka, Cyrus mengizinkan orang-orang Yahudi kembali ke Yerusalem dan juga membantu mereka membangun kembali rumah peribadatan mereka (Historians’ History of the World, jilid II, hlm. 126;  Yewish  Encyclopaedia jilid 7, pada kata “Cyrus”, dan 2 Tawarikh 36:22, 23).
      Syesybazzar (seorang gubernur Cyrus) yang berasal dari Yudea, membawa kembali ke rumah peribadatan itu alat-alat  dan perkakas yang telah dirampas oleh Nebukadnezar dan merencanakan untuk menyelenggarakan pekerjaan ini dengan membelanjakan uang kerajaan. Sejumlah besar orang buangan kembali ke Yerusalem (Ezra, 1:3-5). Pekerjaan pembangunan kembali rumah peribadatan berangsur-angsur maju terus dan selesai pada tahun 516 s.M. Kejadian-kejadian ini dan kejayaan serta kesejahteraan orang-orang Yahudi berikutnya itulah yang diisyaratkan oleh ayat yang sedang dibahas ini. Tetapi semuanya itu telah dinubuatkan oleh Nabi Musa a.s. jauh sebelum hal itu sungguh-sungguh terjadi (Ulangan 30:1-5).

Penghancuran Yerusalem yang Kedua Kali

  Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai peristiwa penghancuran kota Yerusalem yang kedua kali melalui sebagai penggenapan kutukan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.5:79; Matius 23:37-39 & 24:1-2): 
اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ لِاَنۡفُسِکُمۡ ۟ وَ اِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَہَا ؕ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ  لِیَسُوۡٓءٗا  وُجُوۡہَکُمۡ وَ لِیَدۡخُلُوا الۡمَسۡجِدَ کَمَا دَخَلُوۡہُ  اَوَّلَ مَرَّۃٍ  وَّ  لِیُتَبِّرُوۡا مَا عَلَوۡا تَتۡبِیۡرًا ﴿﴾
Lalu bila datang saat sempurnanya janji yang kedua itu Kami membangkitkan lagi hamba-hamba Kami yang lain supaya mereka mendatangkan kesusahan kepada pemimpin-pemimpin kamu dan supaya mereka memasuki masjid seperti pernah mereka memasukinya pada kali pertama, dan supaya mereka menghancurluluhkan segala yang telah mereka kuasai.  (Bani Israil [17]:8).
   Kata-kata “supaya mereka mendatangkan kesusahan kepada pemimpin-pemimpin kamu” ini berarti pula, “Supaya mereka akan menghina pemimpin-pemimpin kamu.” Kata wujuh berarti pula pemimpin-pemimpin (Lexicon Lane). Ayat ini membicarakan jatuhnya kembali orang-orang Yahudi ke lembah keburukan, dan tentang azab yang menimpa mereka sebagai akibatnya.
     Mereka menentang dan menganiaya Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. serta berusaha membunuh beliau pada palang salib dan memusnahkan pergerakan beliau. Oleh sebab itu Allah Swt. menimpakan kepada mereka azab yang sangat keras, ketika pada tahun 70 M. pasukan-pasukan Romawi di bawah pimpinan Titus melanda negeri itu, dan di tengah-tengah kejadian-kejadian mengerikan yang tidak ada bandingannya dalam sejarah itu, kota Yerusalem telah dihancurkan dan rumah peribadatan Nabi Sulaiman dibumihanguskan (Encyclopaedia Biblica, pada kata “Yerusalem”). Malapetaka itu terjadi ketika Nabi Isa a.s. masih hidup di Kasymir. Hal ini pun dinubuatkan oleh Nabi Musa a.s. (Ulangan 32: 18-26).
    Perlu pula dicatat di sini, bahwa nubuatan mengenai azab kedua kali yang menimpa kota Yerusalem itu telah disebut dalam Bible sesudah adanya nubuatan yang membicarakan hukuman pertama (Ulangan Bab 28). Lebih dari itu, bahkan nubuatan ini disebut sesudah nubuatan mengenai kembalinya orang-orang Yahudi ke Yerusalem (Ulangan 30:1-5).  
   Hal ini menunjukkan, bahwa nubuatan ini (Ulangan 32:18-26) menunjuk kepada azab yang kedua, yang telah disinggung dalam Al-Quran, yaitu “Niscaya kamu akan melakukan kerusakan  besar di muka bumi ini dua kali.” (QS.17:5). Ayat ini mengandung peringatan bagi umat Islam, bahwa seperti orang Yahudi mereka pun akan dihukum dua kali, jika mereka tidak mau meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk mereka.
     Tetapi  umat Islam tidak memperoleh faedah dari peringatan yang tepat pada waktunya itu, serta tidak meninggalkan cara-cara yang buruk; dan oleh karena itu telah dihukum dua kali. Hukuman menimpa mereka, ketika kota Baghdad jatuh pada tahun 1258 M. Pasukan-pasukan Hulaku Khan yang  biadab itu sama sekali memusnahkan pusat ilmu pengetahuan dan kekuasaan yang agung itu, dan konon kabarnya 1.800.000 orang Islam telah terbunuh pada ketika itu.
    Tetapi dari malapetaka yang mengerikan itu akhirnya Islam keluar sebagai pemenang. Mereka yang menak-lukkan menjadi yang ditaklukkan. Cucu Hulaku Khan bersama-sama sejumlah besar orang Moghul dan Tartar memeluk agama Islam. Hukuman kedua telah ditakdirkan akan menimpa umat Islam di Akhir Zaman.

Akibat Mendustakan dan Menentang Al-Masih Akhir Zaman

     Kembali kepada firman Allah Swt. mengenai pewarisan “Palestina” (negeri yang dijanjikan) dan terlepasnya yang kedua kali dari kekuasaan umat Islam:
وَ لَقَدۡ کَتَبۡنَا فِی الزَّبُوۡرِ مِنۡۢ بَعۡدِ الذِّکۡرِ اَنَّ الۡاَرۡضَ یَرِثُہَا عِبَادِیَ الصّٰلِحُوۡنَ ﴿﴾ اِنَّ فِیۡ ہٰذَا لَبَلٰغًا لِّقَوۡمٍ  عٰبِدِیۡنَ ﴿﴾ؕ
Dan  sungguh Kami benar-benar telah menuliskan dalam  Kitab Zabur sesudah pemberi peringatan itu, bahwa negeri itu  akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih.   Sesungguhnya dalam hal ini ada suatu amanat bagi kaum yang beribadah.      (Al-Anbiya [21]:106-107).
    Tetapi terlepasnya “negeri yang dijanjikan” (Kanaan/Palestina) dari kekuasaan umat Islam   hanya merupakan satu babak sementara saja. Orang-orang Islam telah ditakdirkan akan menguasainya kembali. Cepat atau lambat — malahan lebih cepat daripada lambat - Palestina akan kembali menjadi milik umat Islam melalui perjuangan suci Rasul Akhir Zaman (QS.61:10). Hal ini merupakan keputusan Allah Swt.  dan tidak ada seorang pun dapat mengubah keputusan Allah Swt..  
     Jadi, terlepasnya Kanaan (Palestina)  -- “negeri yang dijanjikan” dari tangan umat Islam di Timur tengah pada tahun 1948,  serta keadaan kacau-balau di kawasan Timur-Tengah  berupa peperangan berkepanjangan antara sesama umat Islam yang berbeda sekte serta mazhab  yang terus berkecamuk hingga saat ini, pada hakikatnya merupakan Tanda kebenaran as-Sā’ah (tanda Saat/Kiamat) bagi Bani Isma’il,  bahwa  Al-Masih Akhir Zaman yang kedatangannya ditunggu-tunggu oleh tiga kaum keturunan  Nabi Ibrahim a.s. --  umat Yahudi, umat Kristen dan Umat Islam – Rasul Akhir Zaman tersebut  telah datang (QS.61:10), namun mereka mendustakan serta menentang  Rasul Akhir Zaman tersebut, yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s., sehingga akibatnya yang terjadi adalah sebagaimana firman Allah Swt. selanjutnya: 
فَاخۡتَلَفَ الۡاَحۡزَابُ مِنۡۢ  بَیۡنِہِمۡ ۚ فَوَیۡلٌ  لِّلَّذِیۡنَ ظَلَمُوۡا مِنۡ عَذَابِ یَوۡمٍ اَلِیۡمٍ ﴿﴾  ہَلۡ یَنۡظُرُوۡنَ  اِلَّا السَّاعَۃَ  اَنۡ تَاۡتِیَہُمۡ بَغۡتَۃً  وَّ ہُمۡ  لَا یَشۡعُرُوۡنَ ﴿﴾  اَلۡاَخِلَّآءُ  یَوۡمَئِذٍۭ بَعۡضُہُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ  اِلَّا الۡمُتَّقِیۡنَ ﴿ؕ٪﴾  یٰعِبَادِ  لَا خَوۡفٌ عَلَیۡکُمُ  الۡیَوۡمَ  وَ لَاۤ اَنۡتُمۡ  تَحۡزَنُوۡنَ﴿ۚ﴾
Tetapi    golongan-golongan di antara mereka berselisih, maka celakalah bagi orang-orang zalim karena azab hari yang pedih. Tidaklah yang mereka tunggu-tunggu selain Saat yang akan datang kepada mereka secara tiba-tiba dan mereka tidak menyadari. Kawan-kawan pada hari itu sebagian akan bermusuhan dengan sebagian lain,  kecuali orang-orang bertakwa.  Allah berfirman: "Hai hamba-hamba-Ku,  tidak ada ketakutan atas kamu pada hari ini dan tidak pula ka-mu akan bersedih hati  (Az-Zuhruf [43]:66-69).

 (Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
 Pajajaran Anyar,10 Mei  2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar