الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt
Bab 124
Dua
Kali “Hukuman Ilahi” yang Menimpa Bani Israil dan Bani Isma’il (Umat Islam)
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
Dalam akhir Bab
sebelumnya telah dikemukakan mengenai berbagai tanda kebenaran pendakwaan Mirza
Ghulam Ahmad a.s. sebagai Al-Masih
Mau’ud a.s. atau Al-Masih Akhir Zaman
(QS.43:58-61; QS.61:10), yang terjadi di kawasan Timur Tengah, salah satunya adalah terlepasnya kembali “Kanaan” (Palestina) yang merupakan “negeri yang dijanjikan” bagi hamba-hamba
Allah yang shaleh, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ
کَتَبۡنَا فِی الزَّبُوۡرِ مِنۡۢ بَعۡدِ
الذِّکۡرِ اَنَّ الۡاَرۡضَ یَرِثُہَا عِبَادِیَ الصّٰلِحُوۡنَ ﴿﴾ اِنَّ فِیۡ ہٰذَا لَبَلٰغًا
لِّقَوۡمٍ عٰبِدِیۡنَ ﴿﴾ؕ
Dan sungguh Kami
benar-benar telah menuliskan dalam Kitab
Zabur sesudah pemberi peringatan
itu, bahwa negeri itu akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang
shalih. Sesungguhnya dalam hal ini ada suatu amanat bagi kaum yang beribadah.
(Al-Anbiya
[21]:106-107).
Yang
dimaksud dengan “bumi itu” adalah Palestina.
Para pujangga Kristen menafsirkan juga kata-kata “bumi itu akan dipusakai” atau “tanah
itu akan dipusakai” dalam Mazmur
dalam artian mewarisi Kanaan menurut “janji
dalam perjanjian Tuhan". Isyarat dalam kata-kata “dalam kitab Daud” (zubur) ditujukan kepada Mazmur 37:9, 11, 22, dan 29.
Terdapat pula suatu nubuatan dalam Kitab Ulangan (28:11 dan 34:4) bahwa negeri Palestina akan diberikan kepada Bani Israil. Palestina tetap di tangan umat Kristen
-- yang beriman kepada Nabi Isa Ibnu
Maryam a.s., yang berusaha dibunuh
oleh para pemuka agama Yahudi melalui penyaliban
-- hingga orang Islam menaklukkannya di masa khilafat Sayyidina Umar bin
Khaththab r.a., Khalifah ke-II Nabi Besar Muhammad saw..
Pewarisan “Negeri yang
Dijanjikan” Kepada Umat Islam &
Tanda Kebenaran Al-Masih
Akhir Zaman
Nubuatan yang terkandung dalam
ayat ini, rupanya menunjuk kepada penaklukan
Palestina tersebut oleh lasykar Islam,
dan Palestina
tetap berada di bawah kekuasaan umat
Islam selama kira-kira 1350 tahun - kecuali satu masa pendek yang lamanya
92 tahun, ketika di zaman peperangan
salib kekuasaan telah berpindah-tangan — hingga dalam masa kita ini sebagai
akibat rencana-rencana buruk dari
beberapa kekuasaan barat yang disebut
demokrasi, negeri bernama Palestina itu sama sekali tidak berwujud
dan di atas puing-puingnya didirikan kerajaan
Israil.
Orang-orang Yahudi kembali setelah
mengembara selama hampir 2000 tahun di berbagai pelosok dunia
sebagai akibat upaya pembunuhan mereka
terhadap Nabi isa Ibnu Maryam a.s. melalui penyaliban
(QS.5;158-159) dan sebagai kutukan
Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.5:79). Tetapi peristiwa sejarah yang besar ini -- kembalinya Yahudi ke Palestina dan
mendirikan “negara sementara Israel”
-- telah terjadi sebagai pemenuhan suatu nubuatan
Al-Quran, firman-Nya:
وَّ قُلۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ
لِبَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ
اسۡکُنُوا الۡاَرۡضَ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ جِئۡنَا بِکُمۡ لَفِیۡفًا ﴿﴾ؕ
Dan setelah
dia Kami berfirman kepada Bani Israil: ”Tinggallah di negeri yang dijanjikan itu, dan apabila janji mengenai akhir zaman tiba
Kami akan menghimpun kamu semuanya
dari antara berbagai bangsa.” (Bani Israil [17]:105).
Ayat
ini mengandung arti bahwa seperti hukuman yang menimpa orang-orang Yahudi,
umat Islam pun dua kali akan
menderita bencana nasional. Yang
pertama dari kedua bencana ini
menimpa umat Islam ketika kota Bagdad jatuh kepada kekuasaan bangsa
Tartar di bawah pimpinan Hulaku Khan.
Mereka di sini diberitahu, bahwa mereka akan ditimpa azab Ilahi untuk kedua kali di Akhir
Zaman, di masa Masih Mau’ud a.s.,
seperti orang-orang Yahudi diberi hukuman di zaman Al-Masih pertama - Nabi Isa Ibnu Maryam a.s..
Ayat ini berarti, bahwa manakala umat Islam akan dihukum untuk kedua kalinya, yang berarti sempurnanya “janji
mengenai akhir zaman” (akhirat)
maka orang-orang Yahudi akan dihimpun
kembali di tanah suci (Palestina)
dari semua penjuru dunia (QS.17:5-11). Nubuatan
tersebut telah menjadi sempurna dengan cara yang luar biasa dengan kembalinya orang-orang Yahudi ke Palestina dengan perantaraan “Balfour
Declaration” (Pernyataan Balfour) dan dengan didirikannya apa yang dikatakan
Negara Israil. “Janji mengenai akhir
zaman” (akhirat) itu, bertalian dengan masa Al-Masih Mau’ud a.s.. (Bayan).
Nabi Besar Muhammad saw. telah
bersabda bahwa persamaan antara umat Islam atau Bani Ismail dengan Bani Israil (Yahudi dan Kristen) seperti
“persamaan sepasang sepatu”, itulah
sebabnya sebagaimana Allah Swt. telah menghukum
Bani Israil 2 kali melalui penyerbuan dahsyat bangsa-bangsa kafir, hal yang sama terjadi pula pada Bani Isma’il (umat Islam), firman-Nya:
وَ قَضَیۡنَاۤ اِلٰی بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ فِی الۡکِتٰبِ
لَتُفۡسِدُنَّ فِی الۡاَرۡضِ
مَرَّتَیۡنِ وَ لَتَعۡلُنَّ عُلُوًّا کَبِیۡرًا ﴿﴾ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ اُوۡلٰىہُمَا
بَعَثۡنَا عَلَیۡکُمۡ عِبَادًا
لَّنَاۤ اُولِیۡ بَاۡسٍ شَدِیۡدٍ فَجَاسُوۡا خِلٰلَ الدِّیَارِ ؕ وَ کَانَ
وَعۡدًا مَّفۡعُوۡلًا ﴿﴾ ثُمَّ رَدَدۡنَا لَکُمُ الۡکَرَّۃَ عَلَیۡہِمۡ وَ اَمۡدَدۡنٰکُمۡ بِاَمۡوَالٍ وَّ بَنِیۡنَ وَ
جَعَلۡنٰکُمۡ اَکۡثَرَ نَفِیۡرًا ﴿﴾ اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ لِاَنۡفُسِکُمۡ ۟ وَ اِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَہَا ؕ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ لِیَسُوۡٓءٗا وُجُوۡہَکُمۡ وَ لِیَدۡخُلُوا
الۡمَسۡجِدَ کَمَا دَخَلُوۡہُ اَوَّلَ مَرَّۃٍ وَّ لِیُتَبِّرُوۡا مَا
عَلَوۡا تَتۡبِیۡرًا ﴿﴾ عَسٰی رَبُّکُمۡ اَنۡ یَّرۡحَمَکُمۡ ۚ وَ اِنۡ
عُدۡتُّمۡ عُدۡنَا ۘ وَ جَعَلۡنَا
جَہَنَّمَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ حَصِیۡرًا ﴿﴾ اِنَّ ہٰذَا الۡقُرۡاٰنَ یَہۡدِیۡ لِلَّتِیۡ ہِیَ اَقۡوَمُ وَ یُبَشِّرُ
الۡمُؤۡمِنِیۡنَ الَّذِیۡنَ یَعۡمَلُوۡنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَہُمۡ اَجۡرًا کَبِیۡرًا ۙ﴿﴾ وَّ اَنَّ الَّذِیۡنَ لَا یُؤۡمِنُوۡنَ بِالۡاٰخِرَۃِ اَعۡتَدۡنَا لَہُمۡ
عَذَابًا اَلِیۡمًا ﴿٪﴾
Dan telah
Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: “Niscaya kamu akan melakukan
kerusakan di muka bumi ini dua kali, dan niscaya kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang sangat
besar.” Apabila datang saat sempurnanya
janji yang pertama dari kedua janji itu, Kami membangkitkan
untuk menghadapimu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan tempur yang
dahsyat, dan mereka menerobos jauh ke dalam rumah-rumah, dan itu
merupakan suatu janji yang pasti terlaksana. Kemudian Kami mengembalikan lagi kepada kamu kekuatan untuk melawan mereka, dan
Kami membantu kamu dengan harta dan anak-anak, dan Kami menjadikan kelompok kamu lebih besar
dari sebelumnya. Jika kamu berbuat ihsan, kamu berbuat ihsan
bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat
buruk maka itu untuk diri kamu
sendiri. Lalu bila datang saat sempurnanya
janji yang kedua itu Kami membangkitkan lagi hamba-hamba Kami yang lain
supaya mereka mendatangkan kesusahan
kepada pemimpin-pemimpin kamu dan supaya mereka memasuki masjid
seperti pernah mereka memasukinya pada kali pertama, dan supaya mereka
menghancurluluhkan segala yang telah mereka kuasai. Boleh jadi kini Tuhan kamu akan menaruh kasihan
kepada kamu, tetapi jika kamu
kembali kepada perbuatan buruk, Kami
pun akan kembali menimpakan hukuman dan ingatlah, Kami telah jadikan Jahannam, penjara bagi
orang-orang kafir. Sesungguhnya Al-Quran
ini membimbing kepada apa yang paling benar, dan memberi kabar gembira kepada orang-orang beriman yang beramal saleh, sesungguhnya bagi mereka
ada ganjaran yang besar; dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman
kepada akhirat Kami telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat pedih. (Bani
Israil [17]:5-11).
Penghancuran Yerusalem yang Pertama oleh
Raja Nebukadnezar dari Babilonia
Dua kedurhakaan Bani Israil yang tersebut
dalam kitab Musa a.s. (Ulangan
28:15, 49-53, 63-64 & 30:15) disinggung dalam ayat ini. Mereka, di antara Bani Israil, yang tidak beriman, telah
dua kali dikutuk yaitu oleh Nabi Daud a.s. dan Isa Ibnu Maryam
a.s.. (QS.5:79), dan sebagai akibatnya telah dihukum pula dua kali.
Azab Ilahi yang pertama menimpa Bani
Israil sesudah Nabi Daud a.s. dan
yang kedua sesudah Nabi Isa Ibnu Maryam
a.s. karena kedua Rasul Allah
tersebut telah mengutuk orang-orang
kafir dari kalangan Bani Israil yang
selalu berbuat durhaka kepada Allah
Swt. dan para Rasul Allah yang
dibangkitkan di kalangan mereka, terutama terhadap Nabi Daud a.s. (QS.
38:22-25) dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. berupa upaya pembunuhan melalui penyaliban (QS.,5:158-159).
Nampak dari Bible bahwa sesudah Nabi Musa a.s., orang-orang Yahudi telah
menjadi suatu bangsa yang amat kuat, dan di masa Nabi Daud a.s. mereka meletakkan dasar suatu kerajaan kuat, yang setelah wafatnya
pun, untuk beberapa waktu terus berlanjut kejayaan dan kemuliaan-nya semula.
Kemudian kerajaan itu menjadi
sasaran kemunduran yang berangsur-angsur, dan pada sekitar 733 s.M. Samaria
ditaklukkan oleh bangsa Assiria, yang mencaplok seluruh daerah Israil di
sebelah utara Yezreel. Pada tahun 608 s.M., Palestina telah dilanda oleh satu
lasykar Mesir di bawah Firaun Necho, dan Bani Israil takluk kepada kekuasaan
Mesir (Yewish Encyclopaedia, Jilid 6, halaman
665).
Tetapi hilangnya kekuasaan
duniawi mereka serta kehancuran dan ketelantaran mereka tidak mendorong mereka untuk
memperbaiki cara-cara mereka. Mereka dengan gigih bertahan pada cara-cara buruk mereka yang lama. Nabi
Yermiah a.s., memperingatkan mereka
supaya meninggalkan cara-cara buruk
mereka, sebab kemurkaan Allah Swt. tidak
lama lagi akan menimpa mereka, tetapi mereka sama sekali tidak menghiraukan peringatan-peringatan Nabi Yermiah a.s. tersebut.
Di masa kerajaan Yehoyakim, Nebukadnezar
dari Babil melancarkan serbuan pertamanya ke Palestina dan membawa pulang
perkakas rumah peribadatan di Yerusalem,
tetapi ketika itu kota Yerusalem
sendiri selamat dari kekejaman akibat pengepungan. Pada tahun 597 s.M. pun kota
itu dikepung dan penduduknya mengalami kelaparan yang sangat keras.
Tetapi pemberontakan raja Zedekia
membawa akibat adanya serbuan kedua oleh Nebukadnezar
pada tahun 587 s.M., dan sesudah masa pengepungan yang berlangsung satu tahun
setengah, kota itu ditaklukkan dengan serangan cepat laksana halilintar.
Putra-putranya dibunuh dan matanya sendiri dicukil, dan dalam keadaan diborgol
ia dibawa ke Babil. Rumah peribadatan, istana raja, serta semua bangunan besar
di kota Yerusalem dibumihanguskan
(QS.2:260) para imam besar, dan para pemimpin lain dibunuh, dan sejumlah besar
rakyat diboyong sebagai tawanan (Yewish Encyclopaedia Jilid 6, hlm. 665 &
Jilid 7, hlm. 122 pada kata “Yerusalem”).
Kasyaf (Penglihatan Ruhani) Nabi
Yehezkiel a.s.
Mengenai Pembangunan
Kembali Yerusalem
Mengisyaratkan kepada penghancuran
kota Yerusalem yang pertema itulah firman-Nya berikut ini:
اَوۡ
کَالَّذِیۡ مَرَّ عَلٰی قَرۡیَۃٍ وَّ ہِیَ خَاوِیَۃٌ عَلٰی عُرُوۡشِہَا ۚ قَالَ
اَنّٰی یُحۡیٖ ہٰذِہِ اللّٰہُ بَعۡدَ
مَوۡتِہَا ۚ فَاَمَاتَہُ اللّٰہُ مِائَۃَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَہٗ ؕ قَالَ کَمۡ
لَبِثۡتَ ؕ قَالَ لَبِثۡتُ یَوۡمًا اَوۡ بَعۡضَ یَوۡمٍ ؕ قَالَ بَلۡ لَّبِثۡتَ
مِائَۃَ عَامٍ فَانۡظُرۡ اِلٰی طَعَامِکَ
وَ شَرَابِکَ لَمۡ یَتَسَنَّہۡ ۚ وَ انۡظُرۡ اِلٰی حِمَارِکَ وَ لِنَجۡعَلَکَ
اٰیَۃً لِّلنَّاسِ وَ انۡظُرۡ اِلَی الۡعِظَامِ کَیۡفَ نُنۡشِزُہَا ثُمَّ
نَکۡسُوۡہَا لَحۡمًا ؕ فَلَمَّا تَبَیَّنَ لَہٗ ۙ قَالَ اَعۡلَمُ اَنَّ اللّٰہَ
عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ ﴿﴾
Atau seperti perumpamaan orang yang melalui suatu kota yang dinding-dindingnya
telah runtuh atas atap-atapnya, kemudian
ia berkata: “Kapankah Allah akan
menghidupkan kembali kota ini sesudah
kematian yakni kehancurannya?”
Lalu Allah mematikannya seratus tahun
lamanya, kemudian Dia
membangkitkannya lagi dan berfirman: “Berapa lamakah engkau tinggal dalam keadaan seperti ini?” Ia
berkata: “Aku tinggal sehari atau sebagian hari.” Dia berfirman: “Tidak, bahkan engkau telah tinggal seratus tahun lamanya.
Tetapi lihatlah makanan engkau dan minuman engkau, itu sekali-kali tidak
membusuk, dan lihat pulalah keledai engkau,325 dan Kami
melakukan demikian itu supaya Kami
menjadikan engkau sebagai Tanda bagi manusia. Dan lihatlah tulang-belulang itu
bagaimana Kami menatanya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.”
Maka tatkala kenyataan ini menjadi jelas baginya ia berkata: “Aku mengetahui bahwa sesungguh-nya Allah
berkuasa atas segala sesuatu.” (Al-Baqarah [2]:260).
Kota
hancur yang dimaksudkan dalam ayat ini ialah Yerusalem, dibinasakan oleh Nebukadnezar, Raja Babil pada tahun 599
sebelum Masehi. Nabi Yehezkiel a.s. (Nabi Dzulkifli a.s.)
ada di antara orang-orang Yahudi yang diboyong Nebukadnezar
sebagai tawanan perang ke Babil dan diharuskan melalui kota yang telah
dibinasakan itu dan menyaksikan peman-dangan yang mengerikan itu.
Nabi
Yehezkiel a.s. tentu sangat terkejut melihat pemandangan
menyedihkan itu dan berdoa kepada Allah Swt. dengan kata-kata yang penuh keharuan
luar biasa, kapan kiranya kota yang
hancur itu akan dihidupkan
kembali. Doanya makbul dan kepada beliau diperlihatkan kasyaf (penglihatan ruhani) bahwa pembangunan kembali kota yang
dimintakan dalam doa itu akan terjadi dalam waktu 100 tahun.
Ayat itu tidak mengandung arti
bahwa Nabi Yehezkiel a.s. sungguh-sungguh mati selama 100 tahun. Beliau hanya
melihat kasyaf (penglihatan gaib dalam keadaan bangun; vision) bahwa beliau
mati dan tetap dalam keadaan mati selama 100 tahun dan kemudian hidup kembali.
Al-Quran kadang-kadang menyebut pemandangan-pemandangan dalam kasyaf
seolah-olah sungguh-sungguh terjadi tanpa menyatakan bahwa
penglihatan-penglihatan itu disaksikan dalam kasyaf atau mimpi (QS.12:5).
Kembali ke Palestina atas Bantuan Raja Cyrus (Koresy)
Kasyaf Nabi Yehezkiel a.s. tersebut menunjukkan, dan Nabi
Yehezkiel a.s. paham akan
artinya, bahwa Bani Israil selama kira-kira 100 tahun akan tetap dalam keadaan tawanan dan keadaan kemunduran nasional secara total, maka sesudah itu mereka akan
mendapat kehidupan baru dan akan
kembali ke kota suci mereka atas bantuan Cyrus (Koresy) – raja kerajaan Media dan Fersia, dan kembalinya orang-orang Yahudi dari Babil ke
Palestina sungguh-sungguh telah terjadi
seperti Nabi Yehezkiel a.s. telah
melihatnya dalam kasyaf.
Yerusalem direbut oleh Nebukadnezar
pada tahun 599 sebelum Masehi (2 Raja-raja 24: 10). Nabi Yehezkiel a.s. mungkin melihat kasyaf pada tahun 586
sebelum Masehi. Kota itu didirikan kembali kira-kira seabad sesudah kehancurannya. Pembangunannya kembali dimulai
pada 537 sebelum Masehi dengan izin dan bantuan Cyrus, Raja Persia dan Midia,
dan selesai pada tahun 515 sebelum Masehi. Orang-orang Bani Israil masih
memerlukan 15 tahun lagi untuk menghuninya dan dengan demikian pada hakekatnya seabad telah lewat
antara hancurnya Yerusalem dan dihidupkannya kembali.
Orang-orang Yahudi menyesuaikan diri mereka
dengan keadaan baru di masa pembuangan. Kebanyakan di antara mereka telah
dipekerjakan pada pekerjaan-pekerjaan umum di Babil Tengah, dan banyak dari
mereka pada akhirnya memperoleh kemerdekaan dan mencapai kedudukan yang
berpengaruh.
Keyakinan dan pengabdian mereka
kepada agama telah bangkit kembali; kepustakaan kerajaan dipelajari,
diterbitkan kembali, dan disesuaikan dengan keperluan kaum yang sedang hidup
kembali itu, serta harapan untuk mereka kembali ke Palestina telah dikobarkan
dan dipupuk. Kira-kira pada tahun 545 s.M., cita-cita ini memperoleh bentuk
lebih jelas.
Kaum Yahudi membuat suatu
perjanjian rahasia dengan Cyrus (Koresy)
raja Media dan Persia, dan membantu beliau menaklukkan Babil. Kota itu dalam
bulan Juli tahun 539 s.M. jatuh kepada tentaranya tanpa perlawanan. Sebagai
ganjaran atas jasa-jasa mereka, Cyrus mengizinkan orang-orang Yahudi kembali ke
Yerusalem dan juga membantu mereka membangun kembali rumah peribadatan mereka (Historians’ History of the World,
jilid II, hlm. 126; Yewish
Encyclopaedia jilid 7, pada kata “Cyrus”, dan 2 Tawarikh 36:22, 23).
Syesybazzar (seorang gubernur
Cyrus) yang berasal dari Yudea, membawa kembali ke rumah peribadatan itu alat-alat dan perkakas yang telah dirampas oleh
Nebukadnezar dan merencanakan untuk menyelenggarakan pekerjaan ini dengan
membelanjakan uang kerajaan. Sejumlah besar orang buangan kembali ke Yerusalem
(Ezra, 1:3-5). Pekerjaan
pembangunan kembali rumah peribadatan berangsur-angsur maju terus dan selesai
pada tahun 516 s.M. Kejadian-kejadian ini dan kejayaan serta kesejahteraan
orang-orang Yahudi berikutnya itulah yang diisyaratkan oleh ayat yang sedang
dibahas ini. Tetapi semuanya itu telah dinubuatkan oleh Nabi Musa a.s. jauh
sebelum hal itu sungguh-sungguh terjadi (Ulangan
30:1-5).
Penghancuran Yerusalem
yang Kedua Kali
Selanjutnya Allah Swt. berfirman
mengenai peristiwa penghancuran kota
Yerusalem yang kedua kali melalui sebagai penggenapan kutukan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.5:79; Matius 23:37-39 &
24:1-2):
اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ لِاَنۡفُسِکُمۡ ۟ وَ اِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَہَا ؕ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ لِیَسُوۡٓءٗا وُجُوۡہَکُمۡ وَ لِیَدۡخُلُوا الۡمَسۡجِدَ کَمَا
دَخَلُوۡہُ اَوَّلَ مَرَّۃٍ وَّ لِیُتَبِّرُوۡا مَا عَلَوۡا تَتۡبِیۡرًا ﴿﴾
Lalu bila datang saat sempurnanya janji yang kedua itu Kami membangkitkan lagi
hamba-hamba Kami yang lain supaya
mereka mendatangkan kesusahan kepada pemimpin-pemimpin kamu dan
supaya mereka memasuki masjid seperti pernah mereka memasukinya pada kali
pertama, dan supaya mereka menghancurluluhkan segala yang telah mereka kuasai.
(Bani Israil [17]:8).
Kata-kata “supaya
mereka mendatangkan kesusahan kepada pemimpin-pemimpin kamu” ini berarti
pula, “Supaya mereka akan menghina
pemimpin-pemimpin kamu.” Kata wujuh berarti pula pemimpin-pemimpin (Lexicon Lane). Ayat ini
membicarakan jatuhnya kembali orang-orang Yahudi ke lembah keburukan, dan
tentang azab yang menimpa mereka
sebagai akibatnya.
Mereka menentang dan menganiaya
Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. serta berusaha membunuh beliau pada palang
salib dan memusnahkan pergerakan beliau. Oleh sebab itu Allah Swt. menimpakan
kepada mereka azab yang sangat keras,
ketika pada tahun 70 M. pasukan-pasukan Romawi di bawah pimpinan Titus
melanda negeri itu, dan di tengah-tengah kejadian-kejadian mengerikan yang
tidak ada bandingannya dalam sejarah itu, kota
Yerusalem telah dihancurkan dan rumah peribadatan Nabi Sulaiman
dibumihanguskan (Encyclopaedia
Biblica, pada kata “Yerusalem”).
Malapetaka itu terjadi ketika Nabi Isa a.s. masih hidup di Kasymir. Hal ini pun
dinubuatkan oleh Nabi Musa a.s. (Ulangan
32: 18-26).
Perlu pula dicatat di sini, bahwa
nubuatan mengenai azab kedua kali yang
menimpa kota Yerusalem itu telah disebut
dalam Bible sesudah adanya nubuatan
yang membicarakan hukuman pertama (Ulangan
Bab 28). Lebih dari itu, bahkan nubuatan ini disebut sesudah nubuatan
mengenai kembalinya orang-orang Yahudi ke Yerusalem (Ulangan 30:1-5).
Hal ini menunjukkan, bahwa nubuatan
ini (Ulangan 32:18-26)
menunjuk kepada azab yang kedua, yang
telah disinggung dalam Al-Quran, yaitu “Niscaya kamu akan melakukan
kerusakan besar di muka bumi ini dua
kali.” (QS.17:5). Ayat ini mengandung peringatan bagi umat Islam, bahwa seperti orang Yahudi
mereka pun akan dihukum dua kali, jika mereka tidak mau meninggalkan
kebiasaan-kebiasaan buruk mereka.
Tetapi umat Islam tidak memperoleh faedah dari peringatan
yang tepat pada waktunya itu, serta tidak meninggalkan cara-cara yang buruk;
dan oleh karena itu telah dihukum dua
kali. Hukuman menimpa mereka, ketika kota Baghdad jatuh pada tahun 1258 M. Pasukan-pasukan Hulaku Khan
yang biadab itu sama sekali memusnahkan
pusat ilmu pengetahuan dan kekuasaan yang agung itu, dan konon kabarnya 1.800.000
orang Islam telah terbunuh pada ketika itu.
Tetapi dari malapetaka yang
mengerikan itu akhirnya Islam keluar sebagai pemenang. Mereka yang menak-lukkan
menjadi yang ditaklukkan. Cucu Hulaku Khan bersama-sama sejumlah besar orang
Moghul dan Tartar memeluk agama Islam. Hukuman kedua telah ditakdirkan akan
menimpa umat Islam di Akhir Zaman.
Akibat Mendustakan dan Menentang Al-Masih Akhir Zaman
Kembali kepada firman Allah Swt.
mengenai pewarisan “Palestina” (negeri yang dijanjikan) dan terlepasnya yang kedua
kali dari kekuasaan umat Islam:
وَ لَقَدۡ
کَتَبۡنَا فِی الزَّبُوۡرِ مِنۡۢ بَعۡدِ
الذِّکۡرِ اَنَّ الۡاَرۡضَ یَرِثُہَا عِبَادِیَ الصّٰلِحُوۡنَ ﴿﴾ اِنَّ فِیۡ ہٰذَا لَبَلٰغًا
لِّقَوۡمٍ عٰبِدِیۡنَ ﴿﴾ؕ
Dan sungguh Kami
benar-benar telah menuliskan dalam Kitab
Zabur sesudah pemberi peringatan
itu, bahwa negeri itu akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang
shalih. Sesungguhnya dalam hal ini ada suatu amanat bagi kaum yang beribadah.
(Al-Anbiya
[21]:106-107).
Tetapi terlepasnya “negeri yang dijanjikan” (Kanaan/Palestina) dari kekuasaan umat
Islam hanya merupakan satu babak sementara saja.
Orang-orang Islam telah ditakdirkan
akan menguasainya kembali. Cepat atau lambat — malahan lebih cepat daripada
lambat - Palestina akan kembali
menjadi milik umat Islam melalui
perjuangan suci Rasul Akhir Zaman
(QS.61:10). Hal ini merupakan keputusan Allah Swt. dan tidak ada seorang pun dapat mengubah
keputusan Allah Swt..
Jadi, terlepasnya Kanaan (Palestina) -- “negeri yang dijanjikan” dari tangan umat Islam di Timur tengah pada tahun
1948, serta keadaan kacau-balau di kawasan Timur-Tengah
berupa peperangan
berkepanjangan antara sesama umat Islam
yang berbeda sekte serta mazhab
yang terus berkecamuk hingga
saat ini, pada hakikatnya merupakan Tanda
kebenaran as-Sā’ah (tanda Saat/Kiamat) bagi Bani Isma’il, bahwa Al-Masih
Akhir Zaman yang
kedatangannya ditunggu-tunggu oleh
tiga kaum keturunan Nabi Ibrahim a.s.
-- umat Yahudi, umat Kristen dan Umat
Islam – Rasul Akhir Zaman
tersebut telah datang (QS.61:10), namun mereka mendustakan serta menentang Rasul Akhir Zaman tersebut, yakni Mirza
Ghulam Ahmad a.s., sehingga akibatnya
yang terjadi adalah sebagaimana firman Allah Swt. selanjutnya:
فَاخۡتَلَفَ
الۡاَحۡزَابُ مِنۡۢ بَیۡنِہِمۡ ۚ
فَوَیۡلٌ لِّلَّذِیۡنَ ظَلَمُوۡا مِنۡ
عَذَابِ یَوۡمٍ اَلِیۡمٍ ﴿﴾ ہَلۡ
یَنۡظُرُوۡنَ اِلَّا السَّاعَۃَ اَنۡ تَاۡتِیَہُمۡ بَغۡتَۃً وَّ ہُمۡ
لَا یَشۡعُرُوۡنَ ﴿﴾ اَلۡاَخِلَّآءُ یَوۡمَئِذٍۭ بَعۡضُہُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الۡمُتَّقِیۡنَ ﴿ؕ٪﴾ یٰعِبَادِ لَا
خَوۡفٌ عَلَیۡکُمُ الۡیَوۡمَ وَ لَاۤ اَنۡتُمۡ تَحۡزَنُوۡنَ﴿ۚ﴾
Tetapi golongan-golongan di antara mereka
berselisih, maka celakalah bagi orang-orang zalim karena azab hari yang pedih. Tidaklah yang mereka tunggu-tunggu selain Saat yang akan datang kepada mereka secara
tiba-tiba dan mereka tidak menyadari.
Kawan-kawan pada hari itu
sebagian akan bermusuhan dengan sebagian
lain, kecuali orang-orang bertakwa. Allah berfirman: "Hai hamba-hamba-Ku, tidak ada ketakutan atas kamu pada
hari ini dan tidak pula ka-mu akan bersedih
hati” (Az-Zuhruf [43]:66-69).
(Bersambung)
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,10 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar