Sabtu, 13 April 2013

Berbagai Contoh Penafsiran Keliru Berkenaan Ayat-ayat Al-Quran




بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt 


Bab 97


  Berbagai Contoh Penasiran Keliru Berkenaan Ayat-ayat Al-Quran   


 Oleh

 Ki Langlang Buana Kusuma

Dalam bagian akhir Bab sebelumnya  telah dikemukakan  mengenai pembuangan Banu Nadhir dari Medinah  dan pengepungan benteng Khaibar yang mereka bangun,  firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾  سَبَّحَ  لِلّٰہِ  مَا فِی السَّمٰوٰتِ وَ مَا فِی الۡاَرۡضِ ۚ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾  ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَخۡرَجَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡ اَہۡلِ الۡکِتٰبِ مِنۡ دِیَارِہِمۡ  لِاَوَّلِ الۡحَشۡرِ ؕؔ مَا ظَنَنۡتُمۡ اَنۡ  یَّخۡرُجُوۡا وَ ظَنُّوۡۤا  اَنَّہُمۡ  مَّانِعَتُہُمۡ حُصُوۡنُہُمۡ مِّنَ اللّٰہِ  فَاَتٰىہُمُ اللّٰہُ مِنۡ حَیۡثُ لَمۡ یَحۡتَسِبُوۡا ٭  وَ قَذَفَ فِیۡ  قُلُوۡبِہِمُ  الرُّعۡبَ یُخۡرِبُوۡنَ بُیُوۡتَہُمۡ  بِاَیۡدِیۡہِمۡ  وَ اَیۡدِی الۡمُؤۡمِنِیۡنَ ٭  فَاعۡتَبِرُوۡا یٰۤاُولِی الۡاَبۡصَارِ ﴿﴾  وَ لَوۡ لَاۤ  اَنۡ  کَتَبَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمُ  الۡجَلَآءَ لَعَذَّبَہُمۡ  فِی الدُّنۡیَا ؕ وَ لَہُمۡ  فِی الۡاٰخِرَۃِ عَذَابُ النَّارِ ﴿﴾  ذٰلِکَ بِاَنَّہُمۡ  شَآقُّوا اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ ۚ وَ مَنۡ یُّشَآقِّ  اللّٰہَ  فَاِنَّ اللّٰہَ شَدِیۡدُ الۡعِقَابِ ﴿﴾ 
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Menyanjung kesucian   Allah apa pun  yang ada di seluruh langit dan apa pun yang ada di bumi, dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.   Dia-lah Yang mengeluarkan orang-orang yang kafir di antara Ahli-kitab dari rumah-rumah mereka pada pengusiran pertama. Kamu sekali-kali tidak menyangka bahwa mereka akan keluar, dan mereka menyangka bahwa benteng-benteng akan melindungi mereka dari keputusan Allah,  maka  Allah datang kepada mereka dari arah mana yang tidak mereka sangka, dan Dia  melemparkan kecemasan dalam kalbu mereka, sehingga mereka merobohkan rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan dengan tangan orang-orang beriman, maka ambillah pelajaran hai orang-orang yang memiliki penglihatan. Dan seandainya tidak karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka, niscaya Allah telah mengazab mereka di dunia ini juga, dan bagi mereka di akhirat ada azab ApiHal demikian itu karena mereka menentang Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa menentang Allah, maka sesungguhnya azab Allah sangat keras. (Al-Hasyr [59]:3-5).
  Selanjutnya mengenai penebangan “pohon kurma  di  benteng Khaibar, Allah Swt.  berfirman:
مَا  قَطَعۡتُمۡ مِّنۡ  لِّیۡنَۃٍ  اَوۡ  تَرَکۡتُمُوۡہَا قَآئِمَۃً  عَلٰۤی  اُصُوۡلِہَا فَبِاِذۡنِ اللّٰہِ وَ لِیُخۡزِیَ الۡفٰسِقِیۡنَ ﴿﴾
Pohon kurma apa saja jenisnya yang kamu tebang atau kamu membiarkannya berdiri pada akar-akarnya maka itu dengan izin Allah, supaya Dia menghinakan orang-orang durhaka. (Al-Hasyr [59]: 6).

Orang-orang  yang Berhati Bengkok 

   Yang diisyaratkan adalah penebangan  pohon-pohon kurma milik Banu Nadhir atas perintah Nabi Besar Muhammad saw.  seperti dinyatakan dalam ayat 3, telah mengurung diri mereka di dalam benteng-benteng mereka sebagai tentangan terhadap perintah Nabi Besar Muhammad saw.  supaya mereka menyerah. 
    Setelah pengepungan berlangsung beberapa hari    Nabi Besar Muhammad saw.  memerintahkan untuk memaksa mereka menyerah dengan menebangi pohon-pohon kurma mereka dari jenis linah  yang mutu buahnya sangat buruk dan sama sekali tidak berguna untuk dimakan manusia (Ar-Raudh-al-Unuf). Baru saja enam pohon ditebang, mereka menyerah (Zurqani). Perintah Nabi Besar Muhammad saw. itu sangat ringan, lunak, dan sungguh sesuai dengan hukum perang yang beradab.
   Jadi, sebagaimana halnya hanya “pohon kurma” dari jenis yang bermutu yang berbuah matang sajalah yang memberikan manfaat kepada Maryam binti ‘Imran setelah merasakan “sakit melahirkan” Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.,  demikian pula di Akhir Zaman ini pun hanya “pohon-pohon kurma   -- yakni orang-orang Islam -- yang “berbuah matang” -- rāsikhūna fil-‘ilm (yang matang dalam ilmu – QS.3:8-9) -- sajalah yang memberikan manfaat kepada perjuangan suci misal Ibnu Maryam a.s. yaitu  Mirza Ghulam Ahmad a.s. (QS.43:58),  dalam rangka perjuangan suci mewujudkan kejayaan Islam yang kedua kali atas semua agama (QS.61:10), firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ اَنۡزَلَ عَلَیۡکَ الۡکِتٰبَ مِنۡہُ اٰیٰتٌ مُّحۡکَمٰتٌ ہُنَّ اُمُّ  الۡکِتٰبِ وَ اُخَرُ مُتَشٰبِہٰتٌ ؕ فَاَمَّا الَّذِیۡنَ فِیۡ قُلُوۡبِہِمۡ زَیۡغٌ فَیَتَّبِعُوۡنَ مَا تَشَابَہَ مِنۡہُ ابۡتِغَآءَ الۡفِتۡنَۃِ وَ ابۡتِغَآءَ تَاۡوِیۡلِہٖ ۚ؃ وَ مَا یَعۡلَمُ  تَاۡوِیۡلَہٗۤ  اِلَّا اللّٰہُ  ۘؔ وَ الرّٰسِخُوۡنَ فِی الۡعِلۡمِ یَقُوۡلُوۡنَ اٰمَنَّا بِہٖ ۙ کُلٌّ  مِّنۡ عِنۡدِ رَبِّنَا ۚ وَ مَا یَذَّکَّرُ  اِلَّاۤ اُولُوا الۡاَلۡبَابِ ﴿﴾  رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوۡبَنَا بَعۡدَ  اِذۡ ہَدَیۡتَنَا وَ ہَبۡ لَنَا مِنۡ لَّدُنۡکَ رَحۡمَۃً ۚ اِنَّکَ اَنۡتَ الۡوَہَّابُ ﴿﴾ رَبَّنَاۤ اِنَّکَ جَامِعُ النَّاسِ لِیَوۡمٍ لَّا رَیۡبَ فِیۡہِ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  لَا یُخۡلِفُ الۡمِیۡعَادَ ٪﴿﴾
Dia-lah yang menurunkan Al-Kitab yakni Al-Quran  kepada engkau,  di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat,  itulah pokok-pokok Al-Kitab, sedangkan  yang lain  ayat-ayat mutasyābihāt.  Adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada kebengkokan maka mereka mengikuti darinya apa yang mutasyābihāt  karena ingin menimbulkan fitnah dan ingin mencari-cari takwilnya yang salah, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya  kecuali Allah, dan orang-orang yang memiliki pengetahuan mendalam berkata: “Kami beriman kepadanya, semuanya berasal dari sisi Tuhan kami.” Dan  tidak ada yang meraih nasihat kecuali orang-orang yang mempergunakan akal. “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau menyimpangkan hati kami tatkala Engkau telah memberi kami petunjuk, dan anugerahilah kami rahmat dari sisi Engkau, sesungguhnya Engkau benar-benar Maha Pemberi anugerah. Ya Tuhan kami,  sesungguhnya Engkau akan menghimpun manusia pada Hari yang di dalamnya tidak ada keraguan, sesungguhnya Allah tidak  menyalahi janji.”   (Āli ‘Imran [3]:8-10).

Berbagai Kepercayaan Keliru yang Bertentangan dengan
Pengertian  Ayat-ayat  Al-Quran yang Sebenarnya

     Berikut adalah beberapa contoh  kekeliruan pemahaman orang-orang yang “berhati bengkok  dari kalangan “pohon kurma” yang buahnya tidak bermutu:
(1)      Allah Swt. di dalam Al-Quran dengan jelas dan tegas bahwa misi kerasulan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. adalah hanya untuk kalangan Bani Israil (QS.3:46-55; QS.61:7) tetapi umumnya umat Islam  --  mempercayai bahwa di Akhir Zaman beliau akan turun dari langit dan menjadi rasul umat Islam.
(2)  Allah Swt. telah menyatakan dalam Al-Quran  bahwa yang dimaksud dengan kedatangan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. kedua kali di Akhir Zaman adalah kedatangan misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.43:58),  tetapi mereka bersikeras bahwa yang akan datang lagi itu adalah Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Israili, seperti halnya para pemuka Yahudi bersikeras bahwa yang akan  turun dari langit menjelang kedatangan Yesus Kristus adalah Nabi Elia a.s. yang turun dari langit, padahal menurut Yesus yang dimaksudkan  kedatangan  Nabi Elia kedua kali dari langit (Maleakhi 4:4-6) adalah Nabi  Yahya a.s. (Yohanes Pembaptis)  bin Nabi Zakaria a.s. (Matius 11:11-19).
(3)    Allah Swt. dengan jelas dan tegas telah menyatakan bahwa semua rasul Allah Swt. yang diutus sebelum Nabi Besar Muhammad saw.. – termasuk Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. – telah wafat (QS.3:56 &145; QS5:117-119; QS.21:35), tetapi mereka bersikeras bahwa Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. sampai sekarang masih hidup di langit   dan akan turun lagi di Akhir Zaman menjadi rasul umat Islam.
(4)       Allah Swt. dengan tegas menyatakan dalam Al-Quran bahwa barangsiapa yang dipanjangkan usianya pasti akan pikun (QS.16:71; QS.36:69; QS.22:6), tetapi menurut mereka kecuali Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. yang sampai saat ini usianya telah 2000 tahun lebih tidak pernah pikun karena akan diutus kembali di Akhir Zaman ini sebagai  rasul untuk umat Islam.
(5)  Allah Swt. telah menyatakan dalam Al-Quran bahwa cara Allah Swt. berkomunikasi dengan umat manusia adalah  antara lain dengan wahyu (QS.42:52), tetapi mereka bersikeras bahwa  sejak agama Islam (Al-Quran) diturunkan kepada Nabi Besar Muhammad saw. semua jenis wahyu Ilahi telah tertutup, dan Allah Swt., na’ūdzubillāh min dzālik, telah kehilangan sifat Al-Mutakallim  (Yang Maha Berbicara) dan Al-Musrsiliin (yang senantiasa mengutus rasul - QS.28:46; QS.44:6).
(6)      Allah Swt. dengan tegas menyatakan bahwa hanya kepada rasul yang diridhai-Nya sajalah Dia mengemukakan dan menerngkan hal-hal gaib-Nya (QS.3:180; QS.72:27-29), tetapi mereka menyatakan lā nabiyya ba’dahu  (tidak ada lagi nabi macam apa pun sesudah Nabi Besar Muhammad saw.), padahal dengan tegas Allah Swt. menyatakan bahwa orang yang menyatakan lā nabiyya ba’dahu  adalah orang yang sesat (QS.40:35), sebab bertentangan dengan Sunnatullah mengenai kesinambungan pengutusan para rasul Allah dari kalangan Bani Adam (QS.7:35-36).
(7)       Allah Swt. dengan tegas menyatakan dalam Surah Al-Kautsar ayat 1-4, bahwa yang akan abtar (terputus keturunannya) itu adalah para penentang Nabi Besar Muhammad saw., Sesungguhnya musuh engkau dialah yang abtar (tanpa keturunan), namun menurut mereka yang mempercayai faham sesat   lā nabiiya ba’dahu (tidak ada lagi nabi sesudahnya) dan semua jenis wahyu Ilahi  telah tertutup rapat setelah Nabi Besar Muhammad saw.,  menyatakan bahwa yang abtar (terputus  keturunannya) – baik keturunan  jasmani  mau pun  keturunan ruhani – adalah Nabi Besar Muhammad saw., padahal dengan tegas Allah Swt. menyatakan bahwa Nabi Besar Muhammad saw. itu lebih dominan sebagai “bapak ruhani  orang-orang yang beriman (QS.33:7) daripada sebagai bapak jasmani, itulah sebabnya semua anak laki-laki beliau wafat pada waktu kecil (QS.33:41).
(8)    Nabi Besar Muhammad saw. sebagai seorang “bapak ruhani” yang paling sempurna (QS.3:32; QS.33:22) yang bergelar Khātaman Nabiyyīn (QS.33:41) tentu beliau  saw. harus banyak memiliki anak-anak ruhani  yang terbaik sampai Akhir Zaman, yaitu yang berhasil meraih nikmat-nikmat keruhanian yang disediakan Allah Swt. bagi orang-orang yang patuh-taat kepada Allah Swt. dan kepada beliau saw., yaitu:  nabi-nabi; shiddiq-shiddiq, syuhada (syahid-syahid), dan orang-orang shaleh (QS.4:70-71), sebab hanya dengan adanya keberadaan orang-orang yang memperoleh nikmat-nikmat ruhani   itulah umat Islam layak disebut “umat terbaik” (QS.2:144; QS.3:111).
(9) Allah Swt. menyatakan bahwa kepada ibu Nabi Musa a.s.   Allah Swt. telah memberikan petunjuk melalui wahyu-Nya untuk menghanyutkan bayinya (Nabi Musa a.s.)  yang diletakkan dalam sebuah kotak di sungai Nil (QS.20:39; QS.28:8), demikian pula kepada murid-murid Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Allah Swt. telah memberikan petunjuk kepada mereka melalui wahyu  (QS.5:112) -- bahkan lebah pun senantiasa mendapat wahyu Ilahi (QS.16:69) -- tetapi  sungguh sangat aneh, ketika Allah Swt. menyatakan bahwa agama (syariat)  dan kerasulan (risalah) telah mencapai puncak kesempurnaannya dalam wujud Al-Quran (QS.5:4) dan  Nabi Besar Muhammad saw. (QS.3:22; QS.33:22 & 41) dan  umat Islam pun telah disebut sebagai "umat terbaik" (QS.2:44; QS.3:111) tiba-tiba  semua jenis wahyu Ilahi menjadi sesuatu yang haram bagi umat Islam? Benarlah demikian?

Kesedihan Hati Rasul Akhir Zaman

      Banyak contoh-contoh lainnya mengenai kesalahan penafsiran dan pemahaman ayat-ayat Al-Quran di Akhir Zaman ini di kalangan umumnya umat Islam,   yang untuk memperbaiki kesalahan-kesahanan fatal itulah Allah Swt. mengutus  Al-Masih Mau’ud a.s. atau misal Isa Ibnu Maryam a.s.  yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s. – yakni   Rasul Akhir Zaman  yang sangat bersedih hati menyaksikan kaum beliau (umat Islam) telah memperlakukan Al-Quran sebagai sesuatu yang telah dicampakkan, firman-Nya:
اَلۡمُلۡکُ یَوۡمَئِذِۣ الۡحَقُّ لِلرَّحۡمٰنِ ؕ وَ کَانَ یَوۡمًا عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ عَسِیۡرًا ﴿﴾  وَ  یَوۡمَ یَعَضُّ الظَّالِمُ عَلٰی  یَدَیۡہِ یَقُوۡلُ یٰلَیۡتَنِی اتَّخَذۡتُ مَعَ الرَّسُوۡلِ سَبِیۡلًا ﴿﴾  یٰوَیۡلَتٰی لَیۡتَنِیۡ لَمۡ اَتَّخِذۡ فُلَانًا خَلِیۡلًا ﴿﴾  لَقَدۡ اَضَلَّنِیۡ عَنِ الذِّکۡرِ  بَعۡدَ  اِذۡ جَآءَنِیۡ ؕ وَ کَانَ الشَّیۡطٰنُ لِلۡاِنۡسَانِ خَذُوۡلًا ﴿﴾  وَ قَالَ الرَّسُوۡلُ یٰرَبِّ اِنَّ قَوۡمِی اتَّخَذُوۡا ہٰذَا  الۡقُرۡاٰنَ  مَہۡجُوۡرًا ﴿﴾  وَ کَذٰلِکَ جَعَلۡنَا لِکُلِّ نَبِیٍّ عَدُوًّا مِّنَ الۡمُجۡرِمِیۡنَ ؕ وَ کَفٰی بِرَبِّکَ ہَادِیًا وَّ نَصِیۡرًا ﴿﴾ 
Kerajaan yang haq pada hari itu  milik Yang Maha Pemurah, dan azab pada  hari itu atas orang-orang kafir sangat keras. Dan pada hari itu orang zalim akan menggigit-gigit kedua tangannya lalu berkata:  Wahai alangkah baiknya jika aku mengambil jalan bersama dengan Rasul itu. Wahai celakalah aku, alangkah baiknya seandainya aku tidak  menjadikan si fulan itu sahabat. Sungguh  ia benar-benar telah melalaikanku dari mengingat kepada Allah sesudah ia datang kepadaku.” Dan syaitan selalu menelantarkan manusia.   Dan  Rasul itu berkata: “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran ini sesuatu yang telah ditinggalkan.“ Dan demikianlah Kami  telah menjadikan musuh bagi tiap-tiap nabi   dari antara orang-orang yang berdosa, dan cukuplah Tuhan engkau sebagai pemberi petunjuk dan penolong  (Al-Furqān [25]:27-32).
    Ayat  30  dengan sangat tepat sekali dapat dikenakan kepada mereka yang menamakan diri orang-orang Muslim tetapi telah menyampingkan Al-Quran dan telah melemparkannya ke belakang,  contohnya beberapa kepercayaan mereka yang keliru tentang Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  sebelum  ini, termasuk mengenai kedatangannya lagi di Akhir Zaman ini..
      Sungguh belum pernah terjadi selama 14 abad ini di mana Al-Quran demikian rupa diabaikan dan dilupakan oleh orang-orang Muslim seperti dewasa ini. Ada sebuah hadits Nabi Besar Muhammad saw.  yang mengatakan:
“Satu saat akan datang kepada kaumku, bila tidak ada yang tinggal dari Islam melainkan namanya dan dari Al-Quran melainkan kata-katanya (hurufnya)” (Baihaqi, Syu’ab-ul-iman).
 Sungguh masa sekarang-sekarang inilah saat yang dimaksudkan itu.

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar, 12 April 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar