بِسۡمِ
اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt
Bab 170
Perbedaan Sikap Kisra Persiaran dengan Sikap Hormat Kaisar
Hiraclius Penguasa Kerajaan Romawi
terhadap Surat Seruan Da’wah Nabi
Besar Muhammad Saw.
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
Dalam akhir Bab sebelumnya
telah dikemukakan mengenai 2 golongan jin
dan ins (manusia). Kata jin
dan ins pun dapat mengisyaratkan kepada golongan penganut faham Kapitalisme dan penganut faham Sosialisme
(QS.55:34) -- yang pada awalnya mereka
(penganut Sosialisme) itu pun adalah penganut agama Kristen kemudian menjadi penganut Atheisme -- sehubungan
dengan hal tersebut Allah Swt. berfirman:
سَنَفۡرُغُ لَکُمۡ
اَیُّہَ الثَّقَلٰنِ ﴿ۚ﴾ فَبِاَیِّ
اٰلَآءِ رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ
﴿﴾ یٰمَعۡشَرَ الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ اِنِ اسۡتَطَعۡتُمۡ اَنۡ تَنۡفُذُوۡا مِنۡ اَقۡطَارِ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ
فَانۡفُذُوۡا ؕ لَا تَنۡفُذُوۡنَ اِلَّا بِسُلۡطٰنٍ ﴿ۚ﴾ فَبِاَیِّ
اٰلَآءِ رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ
﴿﴾ یُرۡسَلُ عَلَیۡکُمَا شُوَاظٌ مِّنۡ
نَّارٍ ۬ۙ وَّ نُحَاسٌ فَلَا تَنۡتَصِرٰنِ
﴿ۚ﴾
Segera Kami
akan menghadapi kamu, hai dua golongan
yang kuat. Maka nikmat-nikmat Tuhan kamu berdua yang
manakah yang kamu berdua dustakan?
Hai golongan jin dan ins (manusia), jika kamu memiliki kekuatan untuk menembus
batas-batas seluruh langit dan bumi maka tembuslah, namun kamu tidak
dapat menembusnya kecuali dengan
kekuatan. Maka nikmat-nikmat Tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu
berdua dustakan? Akan dikirimkan kepada kamu berdua nyala
api dan leburan tembaga, lalu kamu
berdua tidak akan dapat menolong diri sendiri. (Al-Rahmān [55]:32-36).
Ats-tsaqalān
pad ayat سَنَفۡرُغُ لَکُمۡ اَیُّہَ
الثَّقَلٰنِ -- “segera
Kami akan menghadapi kamu, hai dua golongan yang kuat“ berarti: dua jenis barang yang berat (Lexicon Lane), dapat berarti “ins” (manusia) dan “jin”, sebagaimana diperlihatkan oleh seluk-beluk kalimatnya
(konteksnya), atau orang-orang Arab
dan orang-orang bukan Arab.
Penganut Faham Kapitalisme dan Faham Sosialisme &
Upaya Menjelajah Ruang Angkasa
Dalam bahasa politik dewasa ini,
“dua blok besar” – Rusia atau Cina dan sekutu-sekutu mereka
di satu pihak, dan Amerika Serikat
beserta sekutu-sekutunya di pihak
lain; atau kata itu dapat diartikan kelas (golongan) kapitalis dan kelas (golongan) buruh
(proletar), yang kemudian menjadi satu blok kekuatan yang menganut faham komunisme atau sosialisme
yang menjadi lawan golongan penganut kapitalisme.
Dari cara kedua blok besar itu bertingkah laku
nampaknya sewaktu-waktu mereka dapat terlibat dalam sengketa maut yang akan menghancur-leburkan
seluruh karya manusia yang dilakukan
dari abad ke abad untuk mengembangkan seni
dan ilmu pengetahuan dapat
menyebabkan kehidupan di atas bumi
ini, nyaris tiada. Ayat ini
nampaknya mengandung peringatan akan kemungkinan itu, yakni dengan terjadinya 2 Perang Dunia I
& II serta kemungkinan meletusnya
Perang Dunia III atau Perang Nuklir.
Sehubungan ayat sebelumnya, ayat 34 یٰمَعۡشَرَ الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ - “Hai
golongan jin dan ins (manusia)“ telah diberi
bermacam-macam penafsiran. Menurut suatu penafsiran, para ilmuwan dan para ahli
filsafat yang membanggakan diri mengenai kemajuan
besar yang telah dicapai mereka dalam bidang ilmu duniawi telah diberitahu, bahwa kendati pun betapa besarnya kemajuan yang mungkin telah dicapai mereka dalam pengetahuan dan ilmu, mereka tidak dapat memahami semua hukum alam yang mengatur alam semesta
ini dengan sepenuhnya. Betapa pun mereka berusaha, mereka tidak akan berhasil dalam pencarian
mereka.
Menurut penafsiran lain,
ayat ini memperingatkan orang-orang
berdosa; “Biarkanlah mereka memberanikan diri menembus batas-batas langit dan
bumi, mereka tidak akan mampu menentang hukum-hukum
Ilahi tanpa mendapat hukuman, dan
mereka tidak akan dapat meloloskan diri dari azab Ilahi. “
Ayat ini dapat juga mengisyaratkan kepada pembuatan roket-roket,
sputnik-sputnik, dan sebagainya; dengan alat-alat tersebut orang-orang Rusia
dan Amerika berusaha mencapai benda-benda langit. Mereka diberitahu, bahwa
paling-paling mereka hanya akan dapat mencapai beberapa planet terdekat dari
bumi, tetapi jagat-jagat raya kepunyaan Tuhan tidak mungkin dapat dijelajahi
seluruhnya.
Ayat ini menunjuk kepada azab paling dahsyat lagi menakutkan, yang akan menimpa kedua Blok yang bermusuhan itu. Dunia rupa-rupanya berdiri di tepi jurang api yang berkobar-kobar dengan dahsyatnya dan nyala apinya mengancam akan menghanguskan seluruh peradaban manusia. Ayat
Ayat ini menunjuk kepada azab paling dahsyat lagi menakutkan, yang akan menimpa kedua Blok yang bermusuhan itu. Dunia rupa-rupanya berdiri di tepi jurang api yang berkobar-kobar dengan dahsyatnya dan nyala apinya mengancam akan menghanguskan seluruh peradaban manusia. Ayat
یُرۡسَلُ عَلَیۡکُمَا شُوَاظٌ مِّنۡ نَّارٍ ۬ۙ وَّ
نُحَاسٌ فَلَا تَنۡتَصِرٰنِ ﴿ۚ﴾
“Akan dikirimkan kepada kamu berdua nyala
api dan leburan tembaga, lalu kamu
berdua tidak akan dapat menolong diri sendiri” (Al-Rahmān [55]:36).
Betapa jelasnya gambaran tentang azab yang diancamkan kepada kedua golongan jin dan ins tersebut setelah masa pengutusan Rasul Akhir Zaman (QS.61:10) – yakni Al-Masih Mau’ud a.s. -- di Akhir
Zaman ini berupa terjadinya
Perang Dunia I dan II, dan ancaman Perang
Dunia III atau Perang Nuklir,
sebab Allah Swt. tidak pernah menurunkan azab-Nya kepada umat manusia sebelum terlebih dulu
mengutus Rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan
(QS.7:35-37; QS.17:16; QS.20:134-136).
Dua Blok Kekuatan
Adi Daya di Masa
Nabi Besar
Muhammad Saw.
Hal yang menarik adalah sebagaimana halnya
di masa pengutusan Rasul Akhir Zaman
(QS.61:10) – yakni Al-Masih Mau’ud a.s.
-- di Akhir Zaman manusia terbagi ke dalam dua blok kekuatan besar yakni Blok penganut faham Kapitalisme dan Blok penganut faham Sosialisme atau Komunisme,
demikian pula di masa pengutusan Nabi
Besar Muhammad saw. pun dunia dikuasai oleh dua blok kekuatan besar, yakni kekuasaan Kekaisaran Romawi dan kekuasaan Kisra
Iran yang selalu terlibat persengketaan yang berakhir dengan
terjadinya perang dahsyat dua kerajaan
tersebut, firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِۚ﴿﴾ الٓـمّٓ ۚ﴿﴾ غُلِبَتِ الرُّوۡمُ ۙ﴿﴾ فِیۡۤ اَدۡنَی
الۡاَرۡضِ وَ ہُمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ
غَلَبِہِمۡ سَیَغۡلِبُوۡنَ ۙ﴿﴾ فِیۡ بِضۡعِ
سِنِیۡنَ ۬ؕ لِلّٰہِ الۡاَمۡرُ مِنۡ
قَبۡلُ وَ مِنۡۢ بَعۡدُ ؕ وَ یَوۡمَئِذٍ
یَّفۡرَحُ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ ۙ﴿﴾ بِنَصۡرِ اللّٰہِ ؕ یَنۡصُرُ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ ہُوَ
الۡعَزِیۡزُ الرَّحِیۡمُ ۙ﴿﴾ وَعۡدَ اللّٰہِ ؕ لَا یُخۡلِفُ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ وَ لٰکِنَّ اَکۡثَرَ
النَّاسِ لَا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾ یَعۡلَمُوۡنَ ظَاہِرًا مِّنَ الۡحَیٰوۃِ
الدُّنۡیَا ۚۖ وَ ہُمۡ عَنِ الۡاٰخِرَۃِ
ہُمۡ غٰفِلُوۡنَ﴿﴾ اَوَ لَمۡ
یَتَفَکَّرُوۡا فِیۡۤ
اَنۡفُسِہِمۡ ۟ مَا خَلَقَ اللّٰہُ
السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضَ وَ مَا بَیۡنَہُمَاۤ اِلَّا بِالۡحَقِّ وَ اَجَلٍ مُّسَمًّی ؕ وَ
اِنَّ کَثِیۡرًا مِّنَ النَّاسِ بِلِقَآیِٔ رَبِّہِمۡ لَکٰفِرُوۡنَ ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Aku Allah Yang Maha Mengetahui.
Bangsa Rumawi telah dikalahkan, di negeri yang dekat dan mereka
sesudah kekalahan mereka, segera akan memperoleh kemenangan, dalam beberapa
tahun. Kepunyaan Allah kedaulatan sebelum dan sesudahnya, dan pada hari itu orang-orang yang beriman akan
bergembira. Dengan pertolongan Allah, Dia menolong siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan Dia Maha
Perkasa, Maha Penyayang, Sesuai janji Allah, Allah
tidak menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui. Mereka hanya
mengetahui bagian zahir kehidupan dunia ini sedangkan mereka mengenai akhirat mereka lalai. Apakah mereka itu tidak me-renungkan mengenai diri
mereka sendiri, bahwa Allah
tidak menciptakan seluruh langit dan bumi dan apa pun yang ada di antara
keduanya melainkan dengan haq
dan untuk masa yang telah
ditentukan? Dan
sesungguhnya kebanyakan manusia benar-benar
kafir terhadap pertemuan dengan Tuhan mereka. (Al-Rūm [30]:1-9).
Yang dimaksud dengan kekalahan bangsa atau kerajaan Rumawi
yang beragama Kristen فِیۡۤ اَدۡنَی الۡاَرۡضِ -- “di negeri yang
dekat” adalah Palestina. Tetapi Allah Swt. telah menakdirkan, bahwa setelah kekalahan
memalukan
yang dialami kerajaan Rumawi oleh kerajaan
Persia tersebut hanya bersifat sementara, karena dalam waktu yang tidak lama
lagi menurut Allah Swt. mereka akan dapat mengalahkan kerajaan Persia, dalam jangka waktu فِیۡ بِضۡعِ سِنِیۡنَ -- “dalam beberapa tahun”. Kata bidh’ menyatakan berbagai
bilangan seperti 5, 7, 10 dan sebagainya, tetapi umumnya dimafhumkan untuk
menyatakan bilangan-bilangan 3 sampai 9 (Lexicon
Lane).
Keadaan Politik di Kerajaan Rumawi dan Kerajaan Persia
Agar
dapat memahami sepenuhnya arti ayat ini dan dua ayat sebelumnya, maka perlu
kita meninjau selayang pandang keadaan
politik yang berlaku di kedua kerajaan
besar itu, yang letaknya berbatasan dengan tanah Arab — yaitu
kerajaan-kerajaan Persia dan Romawi — tidak lama sebelum Nabi Besar
Muhammad saw. diutus. Kedua
kerajaan itu sedang berada dalam kancah
peperangan satu sama lain. Babak pertama telah dimenangkan oleh bangsa
Persia, yang gelombang serangannya mulai pada tahun 602 Masehi, ketika Kisra II mulai melancarkan perang terhadap Romawi dengan maksud membalas dendam atas kematian Maurice, pelindung dan orang yang
berjasa kepadanya, di tangan Phocas.
Selama 20 tahun kerajaan
Romawi digilas oleh lasykar-lasykar Persia, suatu peristiwa yang belum
pernah terjadi sebelumnya. Orang-orang Persia menghancurluluhkan Siria dan Asia Kecil, dan dalam tahun 608 Masehi bergerak ke Chalcedon.
Damsyik diduduki pada tahun 613. Daerah sekelilingnya -- yang tidak ada seorang
pun bangsa Persia sebelumnya pernah menginjakkan kakinya di situ semenjak kerajaan
itu didirikan -- sama sekali
dihancurleburkan.
Dalam bulan Juni 614 Yerusalem juga direbut. Seluruh dunia Kristen gempar oleh berita itu bahwa bersama-sama dengan akhirnya Kaisar Heraclius mampu tampil ke medan perang melawan orang-orang Persia pada tahun 622, -- yaitu tahun ketika Nabi Besar Muhammad saw. hijrah dari Mekkah ke Medinah akibat makar buruk kaum musyrik Mekkah (QS,8:31).
Dalam bulan Juni 614 Yerusalem juga direbut. Seluruh dunia Kristen gempar oleh berita itu bahwa bersama-sama dengan akhirnya Kaisar Heraclius mampu tampil ke medan perang melawan orang-orang Persia pada tahun 622, -- yaitu tahun ketika Nabi Besar Muhammad saw. hijrah dari Mekkah ke Medinah akibat makar buruk kaum musyrik Mekkah (QS,8:31).
Pada tahun 624 Kaisar Hiraclius dan pasukannya bergerak ke bagian utara Media, di sana ia menghancurkan candi-perapian
Gaoudzak (Gazaca) yang besar itu dan dengan demikian terbalaslah kehancuran kota Yerusalem. Perlu
diketahui bahwa pada waktu itu bangsa Fersia atau kaum Majusi adalah penyembah api karena itu dalam hal ini
mereka termasuk golongan orang-orang musyrik.
Peristiwa itu terjadi tepat dalam
tempo 9 tahun, jangka waktu yang dikabarkan dalam ayat Al-Quran -- فِیۡ بِضۡعِ سِنِیۡنَ -- “dalam beberapa tahun”, dan untuk menambah kepentingan dan semarak arti itu maka peristiwa itu terjadi
dalam tahun ketika kekuasaan kaum Quraisy
juga menderita kekalahan hebat sekali
dalam Pertempuran Badar, yang
mengingatkan kepada nubuatan dalam Bible, dan mengabarkan pudarnya
kemuliaan Kedar -- salah seorang
keturunan Nabi Isma’il a.s. – sebagaimana nubuatan
Nabi Yesaya a.s.:
Sebab
beginilah firman Tuhan kepadaku: "Dalam setahun lagi, menurut masa kerja
prajurit upahan, maka segala
kemuliaan Kedar akan habis. Dan dari pemanah-pemanah yang gagah perkasa
dari bani Kedar, akan tinggal sejumlah kecil saja, sebab Tuhan, Allah Israel, telah
mengatakannya." (Yesaya
21:16-17):
Dalam tahun 627 Heraclius
mengalahkan lasykar-lasykar Persia di Nineva dan bergerak ke arah Ctesiphon.
Kisra melarikan diri dari istana tercintanya di Dastgerd (dekat Baghdad), dan
setelah menderita nasib yang sangat memilukan ia dibunuh oleh anaknya sendiri — Sirus (Cyrus) — pada tanggal 19 Februari 628
M. dan dengan demikian kerajaan Persia, dari kebesaran yang telah dicapainya beberapa
tahun sebelum itu, akhirnya tenggelam ke dalam kekacauan pemerintahan yang
parah sama sekali (Encyclopaedia Britannica).
Nubuatan Nabi Besar Muhammad Saw. Mengenai
Terbunuhnya
Kisra Iran yang Takabbur oleh Anaknya Sendiri
Perlu juga diketahui bahwa
dibunuhnya Kisra Iran oleh anaknya sendiri adalah sesuai
dengan wahyu Allah Swt. kepada Nabi
Besar Muhammad saw. ketika Kisra Persia yang takabur tersebut memerintahkan
gubernur Bazan untuk menangkap Nabi
Besar Muhammad saw. -- hidup atau mati
-- karena beliau saw. telah mengirim surat dakwah Islam
kepada Kisra Persia, dan raja yang takabur tersebut telah merobek-robek
surat kiriman Nabi Besar Muhammad saw..
Nabi Besar Muhammad saw. memberitahukan nubuatan mengenai kematian Kisra Iran tersebut kepada
prajurit yang diperintahkan untuk
menagkap beliau saw., sehingga perintah
penangkapan tersebut akhirnya dibatalkan atas perintah anak Kisra Persia yang telah membunuh
ayahnya yang berlaku takabbur terhadap Rasul Allah yang dibangkitkan di Jazirah Arabia tersebut.
Penggenapan nubuatan itu begitu luar biasa dan tak terduga-duga, sehingga para penulis Kristen yang berpurbasangka,
merasa sulit mengelakkan kenyataan
itu. Rodwell mengatakan, bahwa tanda baca huruf hidup pada ungkapan bahasa Arab
yang dipergunakan dalam ayat ini dibiarkan tidak pasti, sehingga bacaan ayat
itu akan berbunyi sayaghlibun, artinya “mereka menang” atau sayaghlabun
artinya “mereka akan dikalahkan”, bahkan ia menambahkan bahwa adanya dua mafhum
itu dibuat dengan sengaja.
Tuan yang terhormat itu berpura-pura tidak
memahami kenyataan yang sederhana, bahwa huruf hidup sesuatu ungkapan yang
telah dibaca ratusan kali dalam shalat tiap-tiap hari dan dalam cara lain,
sukar dibiarkan tidak pasti. Tuan Wherry telah maju selangkah lagi. Ia
berkata “Surat-surat kabar harian kita
dengan tetap meramalkan kejadian-kejadian politik semacam ini.” Terhadap usaha
sia-sia dari tuan Wherry yang ingin mengelakkan dan memperkecil pentingnya
nubuatan itu, kiranya perkataan Gibbon yang dinukil di atas memberikan jawaban
yang mematahkan.
Selanjutnya Allah Swt. berfirman
mengenai hubungan kekalahan pasukan Persia oleh pasukan Romawi dengan kegembiraan orang-orang Islam di Madinah:
....ؕ وَ
یَوۡمَئِذٍ یَّفۡرَحُ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ ۙ﴿﴾ بِنَصۡرِ اللّٰہِ ؕ یَنۡصُرُ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ ہُوَ
الۡعَزِیۡزُ الرَّحِیۡمُ ۙ﴿﴾ وَعۡدَ اللّٰہِ ؕ لَا یُخۡلِفُ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ وَ لٰکِنَّ اَکۡثَرَ
النَّاسِ لَا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾
….dan pada hari itu orang-orang yang beriman akan
bergembira. Dengan pertolongan Allah, Dia menolong siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan Dia Maha
Perkasa, Maha Penyayang, Sesuai janji Allah, Allah
tidak menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui. (Al-Rūm [30]:5-7).
Kemenangan Pasukan Muslim dalam
Perang Badar
Janji mengenai kemenangan 313 orang pasukan Muslim dalam Perang
Badar mengalahkan 1000 orang pasukan
terlatih kaum musyrik Mekkah pimpinan Abu Jahal – yang sejalan dengan kemenangan pasukan Romawi
atas pasukan kerajaan Persia “penyembah api” -- disinggung dalam QS.8:43,
firman-Nya:
وَ اعۡلَمُوۡۤا اَنَّمَا
غَنِمۡتُمۡ مِّنۡ شَیۡءٍ فَاَنَّ لِلّٰہِ خُمُسَہٗ وَ لِلرَّسُوۡلِ وَ لِذِی
الۡقُرۡبٰی وَ الۡیَتٰمٰی وَ الۡمَسٰکِیۡنِ وَ
ابۡنِ السَّبِیۡلِ ۙ اِنۡ کُنۡتُمۡ اٰمَنۡتُمۡ
بِاللّٰہِ وَ مَاۤ اَنۡزَلۡنَا عَلٰی عَبۡدِنَا
یَوۡمَ
الۡفُرۡقَانِ یَوۡمَ الۡتَقَی
الۡجَمۡعٰنِ ؕ وَ اللّٰہُ
عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ ﴿﴾ اِذۡ اَنۡتُمۡ
بِالۡعُدۡوَۃِ الدُّنۡیَا وَ ہُمۡ بِالۡعُدۡوَۃِ الۡقُصۡوٰی وَ
الرَّکۡبُ اَسۡفَلَ مِنۡکُمۡ ؕ وَ لَوۡ تَوَاعَدۡتُّمۡ لَاخۡتَلَفۡتُمۡ فِی الۡمِیۡعٰدِ ۙ وَ لٰکِنۡ لِّیَقۡضِیَ اللّٰہُ اَمۡرًا کَانَ مَفۡعُوۡلًا ۬ۙ لِّیَہۡلِکَ مَنۡ ہَلَکَ عَنۡۢ بَیِّنَۃٍ وَّ یَحۡیٰی مَنۡ حَیَّ عَنۡۢ بَیِّنَۃٍ ؕ وَ اِنَّ اللّٰہَ لَسَمِیۡعٌ
عَلِیۡمٌ ﴿ۙ﴾
Dan
ketahuilah bahwa sesungguhnya apa yang kamu peroleh sebagai ganimah yakni
rampasan perang maka sesungguhnya seperlimanya bagi Allah, Rasul-Nya, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan musafir, jika memang kamu beriman kepada Allah dan
kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami pada Hari Pembeda yaitu hari ketika dua pasukan bertemu dan
Allah berkuasa atas segala sesuatu. Ketika
kamu berada di tepi lembah yang dekat dan mereka di tepi yang jauh, sedang kafilah itu berada di tempat yang lebih rendah dari kamu. Dan seandainya
kamu melakukan kesepakatan di antaramu niscaya kamu akan berselisih mengenai penetapan waktu perang. Akan tetapi Allah melaksanakan apa yang telah diputuskan-Nya, supaya binasa orang yang telah binasa dengan keterangan
yang jelas, dan supaya hidup orang yang telah hidup dengan
keterangan yang jelas, dan sesungguhnya
Allah benar-benar Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Al-Anfāl [8]:42-43).
Yang dimaksud dengan “yawmul-furqān”
(hari pembeda) adalah hari pada waktu terjadi Perang Badar: اِنۡ کُنۡتُمۡ اٰمَنۡتُمۡ
بِاللّٰہِ وَ مَاۤ اَنۡزَلۡنَا عَلٰی عَبۡدِنَا
یَوۡمَ الۡفُرۡقَانِ یَوۡمَ
الۡتَقَی الۡجَمۡعٰنِ ؕ وَ اللّٰہُ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ -- "
jika memang kamu beriman kepada Allah dan
kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami pada Hari Pembeda yaitu hari ketika dua pasukan bertemu dan
Allah berkuasa atas segala sesuatu” (ayat 42).
Ayat 43 memberi gambaran yang hidup tentang kedudukan
ketiga golongan di Badar. Orang-orang Islam mengambil posisi di sebelah yang
lebih dekat ke Medinah, lasykar Mekkah
pimpinan Abu Jahal menduduki satu tempat yang lebih jauh dari kota, sedangkan kafilah Mekkah yang dalam perjalanan
dari Siria menyusuri pantai laut.
Menurut firman Allah Swt. sebelumnya secara manusiawi umat Islam menginginkan berperang dengan rombongan kafilah orang-orang Mekkah yang hanya dikawal oleh pasukan yang tidak terlalu banyak, tetapi Allah telah menakdirkan umat Islam harus berperang dengan pasukan yang dipimpin Abu Jahal yang jumlah serta perlengkapan perang jauh dari jumlah dan peralatan perang yang dimiliki orang-orang Islam, demikian juga kemampuan tempur pasukan kafir Quraisy pun sangat terlatih.
Menurut firman Allah Swt. sebelumnya secara manusiawi umat Islam menginginkan berperang dengan rombongan kafilah orang-orang Mekkah yang hanya dikawal oleh pasukan yang tidak terlalu banyak, tetapi Allah telah menakdirkan umat Islam harus berperang dengan pasukan yang dipimpin Abu Jahal yang jumlah serta perlengkapan perang jauh dari jumlah dan peralatan perang yang dimiliki orang-orang Islam, demikian juga kemampuan tempur pasukan kafir Quraisy pun sangat terlatih.
Perang Badar Sebagai “Hari Pembeda” &
Penyebab kekalahan Kemusyrikan
oleh Tauhid
Ayat وَ لَوۡ تَوَاعَدۡتُّمۡ لَاخۡتَلَفۡتُمۡ فِی الۡمِیۡعٰدِ
-- “Dan seandainya kamu melakukan kesepakatan di antaramu niscaya kamu akan berselisih mengenai
penetapan waktu perang”
mengemukakan, bahwa jika soal memilih waktu perang diserahkan kepada orang-orang Islam, niscaya mereka akan berselisih mengenai itu dan akan lebih menyukai menunda waktu terjadinya bentrokan pertama, sebab pada saat itu mereka merasa tidak cukup kuat menghadapi musuh yang lebih kuat dan jauh lebih baik persenjataannya di medan
pertempuran Badar.
Tetapi dalam kenyataannya Perang Badar terjadi juga,
dengan maksud bahwa Allah Swt. hendak memperlihatkan satu Tanda yang perkasa, maka Dia menyebabkan
terjadinya pertempuran Badar itu وَ لٰکِنۡ لِّیَقۡضِیَ اللّٰہُ اَمۡرًا کَانَ مَفۡعُوۡلًا ۬ۙ لِّیَہۡلِکَ مَنۡ ہَلَکَ عَنۡۢ بَیِّنَۃٍ وَّ یَحۡیٰی مَنۡ حَیَّ عَنۡۢ بَیِّنَۃٍ ؕ -- “akan
tetapi Allah melaksanakan apa yang telah diputuskan-Nya, supaya binasa orang yang telah binasa dengan keterangan
yang jelas, dan supaya hidup orang yang telah hidup dengan
keterangan yang jelas.”
Allah
Swt. telah menakdirkan orang-orang musyrik Mekkah pimpinan
Abu Jahal harus menderita kekalahan telak dan sangat memalukan dalam Perang Badar karena
ؕ وَ اِنَّ اللّٰہَ لَسَمِیۡعٌ عَلِیۡمٌ -- “dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
Kembali kepada Surah Ar-Rum yang sedang dibahas, selanjutnya Allah Swt. berfirman sehubungan dengan sebab-sebab kekalahan pasukan
kerajaan Persia oleh pasukan kerajaan Romawi:
یَعۡلَمُوۡنَ ظَاہِرًا مِّنَ الۡحَیٰوۃِ
الدُّنۡیَا ۚۖ وَ ہُمۡ عَنِ الۡاٰخِرَۃِ
ہُمۡ غٰفِلُوۡنَ﴿﴾ اَوَ لَمۡ
یَتَفَکَّرُوۡا فِیۡۤ
اَنۡفُسِہِمۡ ۟ مَا خَلَقَ اللّٰہُ
السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضَ وَ مَا بَیۡنَہُمَاۤ اِلَّا بِالۡحَقِّ وَ اَجَلٍ مُّسَمًّی ؕ وَ
اِنَّ کَثِیۡرًا مِّنَ النَّاسِ بِلِقَآیِٔ رَبِّہِمۡ لَکٰفِرُوۡنَ ﴿﴾
Mereka hanya mengetahui bagian zahir kehidupan
dunia ini sedangkan mereka mengenai akhirat mereka lalai. Apakah mereka itu tidak merenungkan mengenai diri
mereka sendiri, bahwa Allah
tidak menciptakan seluruh langit dan bumi dan apa pun yang ada di antara
keduanya melainkan dengan haq
dan untuk masa yang telah
ditentukan? Dan
sesungguhnya kebanyakan manusia benar-benar
kafir terhadap pertemuan dengan Tuhan mereka. (Al-Rūm [30]:8-9).
Ilmu (pengetahuan) orang-orang kafir terbatas pada
pengertian mengenai sebab-sebab lahiriah
kejadian-kejadian, namun sebab-sebab
kekalahan orang-orang Persia dan kekalahan
kaum Quraisy itu lebih mendalam dan lebih bersifat
keruhanian daripada madiah
(kebendaan atau lahiriah (jasmani).
Jadi, walau pun benar bahwa pada umumnya
orang-orang Romawi di zaman Kaisar
Hiraclius pun telah menyimpang dari Tauhid,
akan tetapi Kaisar Hiraclius sendiri
dalam hati kecilnya mempercayai kebenaran pendakwaan Nabi Besar Muhammad
saw., itulah sebabnya ia telah menyimpan
"Surah Da’wah” yang dikirim oleh Nabi Besar Muhammad saw. dengan penuh hormat, tidak seperti halnya Kisra Iran yang dengan takabur telah merobek-robek
surat da’wah dari Nabi Besar Muhammad saw., sehingga Allah Swt. pun telah memperlihatkan nasib yang berbeda dari kedua penguasa dunia saat itu.
(Bersambung)
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 18 Juni 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar