Sabtu, 13 Juli 2013

Perbedaan Sikap Takabbur Kisra Persia dengan Sikap Hormat Kaisar Hiraclius Penguasa kerajaan Romawi Terhadap "Surat Seruan Da'wah" Nabi Besar Muhammad Saw.





بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt 


Bab 170

Perbedaan Sikap Kisra Persiaran dengan Sikap Hormat  Kaisar Hiraclius Penguasa  Kerajaan Romawi terhadap Surat Seruan Da’wah Nabi Besar Muhammad Saw.

           
 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

Dalam akhir Bab sebelumnya telah  dikemukakan mengenai 2 golongan jin  dan ins (manusia). Kata jin dan ins pun  dapat mengisyaratkan kepada golongan  penganut faham Kapitalisme dan penganut faham  Sosialisme (QS.55:34) --  yang pada awalnya mereka (penganut Sosialisme) itu pun adalah penganut agama Kristen kemudian menjadi penganut Atheisme -- sehubungan dengan hal tersebut Allah Swt. berfirman:
سَنَفۡرُغُ   لَکُمۡ  اَیُّہَ  الثَّقَلٰنِ ﴿ۚ﴾  فَبِاَیِّ  اٰلَآءِ  رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿﴾  یٰمَعۡشَرَ الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ  اِنِ اسۡتَطَعۡتُمۡ اَنۡ  تَنۡفُذُوۡا مِنۡ  اَقۡطَارِ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ فَانۡفُذُوۡا ؕ لَا  تَنۡفُذُوۡنَ  اِلَّا بِسُلۡطٰنٍ ﴿ۚ﴾   فَبِاَیِّ  اٰلَآءِ  رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿﴾  یُرۡسَلُ عَلَیۡکُمَا شُوَاظٌ مِّنۡ نَّارٍ ۬ۙ وَّ نُحَاسٌ فَلَا  تَنۡتَصِرٰنِ ﴿ۚ﴾
Segera Kami akan menghadapi kamu, hai dua golongan yang kuat.  Maka nikmat-nikmat Tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu berdua dustakan?  Hai golongan jin dan ins (manusia), jika kamu memiliki kekuatan untuk menembus batas-batas seluruh langit dan bumi maka tembuslah, namun kamu tidak dapat menembusnya  kecuali dengan kekuatan. Maka  nikmat-nikmat Tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu  berdua dustakan?  Akan dikirimkan kepada kamu berdua nyala api  dan leburan tembaga,  lalu kamu berdua tidak akan dapat menolong diri sendiri.    (Al-Rahmān [55]:32-36).
  Ats-tsaqalān  pad ayat سَنَفۡرُغُ   لَکُمۡ  اَیُّہَ  الثَّقَلٰنِ -- “segera Kami akan menghadapi kamu, hai dua golongan yang kuat“ berarti:  dua jenis barang yang berat (Lexicon Lane), dapat berarti “ins” (manusia) dan “jin”, sebagaimana diperlihatkan oleh seluk-beluk kalimatnya (konteksnya), atau orang-orang Arab dan orang-orang bukan Arab.

Penganut Faham Kapitalisme dan Faham Sosialisme &
Upaya Menjelajah  Ruang Angkasa

 Dalam bahasa politik dewasa ini,  dua blok besar” – Rusia atau Cina dan sekutu-sekutu mereka di satu pihak, dan Amerika Serikat beserta sekutu-sekutunya di pihak lain; atau kata itu dapat diartikan kelas (golongan) kapitalis dan kelas (golongan) buruh (proletar), yang kemudian menjadi  satu blok kekuatan yang menganut faham komunisme atau  sosialisme yang menjadi lawan  golongan penganut kapitalisme.  
 Dari cara kedua blok besar itu bertingkah laku nampaknya sewaktu-waktu mereka dapat terlibat dalam sengketa maut yang akan menghancur-leburkan seluruh karya manusia yang dilakukan dari abad ke abad untuk mengembangkan seni dan ilmu pengetahuan dapat menyebabkan kehidupan di atas bumi ini, nyaris tiada. Ayat ini nampaknya   mengandung peringatan akan kemungkinan itu,  yakni dengan terjadinya 2 Perang Dunia I &  II serta kemungkinan meletusnya Perang Dunia III atau Perang Nuklir.
  Sehubungan ayat sebelumnya, ayat 34    یٰمَعۡشَرَ الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ  -  Hai golongan jin dan ins (manusia)“ telah diberi bermacam-macam penafsiran. Menurut suatu penafsiran, para ilmuwan dan para ahli filsafat yang membanggakan diri mengenai kemajuan besar yang telah dicapai mereka dalam bidang ilmu duniawi telah diberitahu, bahwa kendati pun betapa besarnya kemajuan yang mungkin telah dicapai mereka dalam pengetahuan dan ilmu, mereka tidak dapat memahami semua hukum alam yang mengatur alam semesta ini dengan sepenuhnya. Betapa pun mereka berusaha, mereka tidak akan berhasil dalam pencarian mereka.
 Menurut penafsiran lain, ayat ini memperingatkan orang-orang berdosa; “Biarkanlah mereka memberanikan diri menembus batas-batas langit dan bumi, mereka tidak akan mampu menentang hukum-hukum Ilahi tanpa mendapat hukuman, dan mereka tidak akan dapat meloloskan diri dari azab Ilahi. “ 
Ayat ini dapat juga mengisyaratkan kepada pembuatan roket-roket, sputnik-sputnik, dan sebagainya; dengan alat-alat tersebut orang-orang Rusia dan Amerika berusaha mencapai benda-benda langit. Mereka diberitahu, bahwa paling-paling mereka hanya akan dapat mencapai beberapa planet terdekat dari bumi, tetapi jagat-jagat raya kepunyaan Tuhan tidak mungkin dapat dijelajahi seluruhnya. 
Ayat ini menunjuk kepada azab paling dahsyat lagi menakutkan, yang akan menimpa kedua Blok yang bermusuhan itu. Dunia rupa-rupanya berdiri di tepi jurang api yang berkobar-kobar dengan dahsyatnya dan nyala apinya mengancam akan menghanguskan seluruh peradaban manusia.  Ayat   
  یُرۡسَلُ عَلَیۡکُمَا شُوَاظٌ مِّنۡ نَّارٍ ۬ۙ وَّ نُحَاسٌ فَلَا  تَنۡتَصِرٰنِ ﴿ۚ﴾
Akan dikirimkan kepada kamu berdua nyala api  dan leburan tembaga,  lalu kamu berdua tidak akan dapat menolong diri sendiri  (Al-Rahmān [55]:36).
     Betapa jelasnya gambaran tentang azab yang diancamkan  kepada kedua golongan jin  dan ins tersebut  setelah masa pengutusan Rasul Akhir Zaman (QS.61:10) – yakni Al-Masih Mau’ud a.s. -- di Akhir Zaman  ini berupa  terjadinya   Perang Dunia I dan II, dan ancaman Perang Dunia III atau Perang Nuklir, sebab Allah Swt. tidak pernah menurunkan azab-Nya  kepada umat manusia sebelum terlebih dulu mengutus  Rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan (QS.7:35-37; QS.17:16; QS.20:134-136).

Dua Blok Kekuatan  Adi Daya di Masa
Nabi Besar Muhammad Saw.

     Hal yang menarik adalah sebagaimana halnya di masa pengutusan Rasul Akhir Zaman (QS.61:10) – yakni Al-Masih Mau’ud a.s. -- di Akhir Zaman  manusia terbagi ke dalam dua blok  kekuatan  besar yakni Blok penganut faham Kapitalisme dan Blok penganut faham Sosialisme atau Komunisme, demikian pula di masa pengutusan Nabi Besar Muhammad saw. pun dunia dikuasai oleh dua blok kekuatan besar, yakni kekuasaan Kekaisaran Romawi dan kekuasaan Kisra Iran yang selalu terlibat persengketaan yang berakhir dengan terjadinya  perang dahsyat dua kerajaan tersebut, firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِۚ﴿﴾  الٓـمّٓ  ۚ﴿﴾ غُلِبَتِ  الرُّوۡمُ ۙ﴿﴾  فِیۡۤ  اَدۡنَی الۡاَرۡضِ وَ ہُمۡ مِّنۡۢ  بَعۡدِ غَلَبِہِمۡ سَیَغۡلِبُوۡنَ ۙ﴿﴾  فِیۡ بِضۡعِ سِنِیۡنَ ۬ؕ لِلّٰہِ الۡاَمۡرُ  مِنۡ قَبۡلُ وَ مِنۡۢ  بَعۡدُ ؕ وَ  یَوۡمَئِذٍ  یَّفۡرَحُ  الۡمُؤۡمِنُوۡنَ ۙ﴿﴾  بِنَصۡرِ اللّٰہِ ؕ یَنۡصُرُ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ  الرَّحِیۡمُ ۙ﴿﴾  وَعۡدَ اللّٰہِ ؕ لَا یُخۡلِفُ اللّٰہُ  وَعۡدَہٗ وَ لٰکِنَّ  اَکۡثَرَ  النَّاسِ لَا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾  یَعۡلَمُوۡنَ ظَاہِرًا مِّنَ  الۡحَیٰوۃِ  الدُّنۡیَا ۚۖ وَ ہُمۡ عَنِ الۡاٰخِرَۃِ   ہُمۡ  غٰفِلُوۡنَ﴿﴾  اَوَ لَمۡ  یَتَفَکَّرُوۡا فِیۡۤ   اَنۡفُسِہِمۡ ۟ مَا خَلَقَ اللّٰہُ  السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضَ وَ مَا بَیۡنَہُمَاۤ  اِلَّا بِالۡحَقِّ وَ اَجَلٍ مُّسَمًّی ؕ وَ اِنَّ کَثِیۡرًا مِّنَ النَّاسِ بِلِقَآیِٔ رَبِّہِمۡ لَکٰفِرُوۡنَ ﴿﴾  
Aku baca dengan nama  Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang.  Aku Allah Yang Maha Mengetahui.  Bangsa Rumawi telah dikalahkan, di negeri yang dekat   dan mereka sesudah kekalahan mereka, segera akan memperoleh kemenangan, dalam beberapa tahun.   Kepunyaan  Allah kedaulatan sebelum dan sesudahnya, dan pada hari itu orang-orang yang beriman akan bergembira.  Dengan pertolongan Allah, Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Penyayang,  Sesuai janji Allah, Allah tidak menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui bagian zahir kehidupan  dunia ini sedangkan mereka mengenai akhirat mereka lalai.   Apakah   mereka itu tidak me-renungkan mengenai diri mereka sendiri, bahwa Allah tidak menciptakan seluruh langit dan bumi dan apa pun yang ada di antara keduanya melainkan dengan haq dan untuk masa yang telah ditentukan?  Dan sesungguhnya kebanyakan manusia benar-benar kafir terhadap pertemuan dengan Tuhan mereka. (Al-Rūm [30]:1-9).  
     Yang dimaksud dengan kekalahan bangsa atau kerajaan Rumawi yang beragama Kristen فِیۡۤ  اَدۡنَی الۡاَرۡضِ --  “di negeri yang dekat” adalah  Palestina. Tetapi Allah Swt. telah menakdirkan, bahwa setelah kekalahan  memalukan  yang dialami  kerajaan Rumawi  oleh kerajaan Persia tersebut hanya bersifat  sementara, karena dalam waktu yang tidak lama lagi menurut Allah Swt. mereka akan dapat mengalahkan   kerajaan Persia, dalam jangka waktu   فِیۡ بِضۡعِ سِنِیۡنَ    -- “dalam beberapa tahun”. Kata bidh’ menyatakan berbagai bilangan seperti 5, 7, 10 dan sebagainya, tetapi umumnya dimafhumkan untuk menyatakan bilangan-bilangan 3 sampai 9 (Lexicon Lane).

Keadaan Politik di Kerajaan Rumawi dan Kerajaan Persia

      Agar dapat memahami sepenuhnya arti ayat ini dan dua ayat sebelumnya, maka perlu kita meninjau selayang pandang keadaan politik yang berlaku di kedua kerajaan besar itu, yang letaknya berbatasan dengan tanah Arab — yaitu kerajaan-kerajaan Persia dan Romawi — tidak lama sebelum Nabi Besar Muhammad saw.  diutus. Kedua kerajaan itu sedang berada dalam kancah peperangan satu sama lain.  Babak pertama telah dimenangkan oleh bangsa Persia, yang gelombang serangannya mulai pada tahun 602 Masehi, ketika Kisra II mulai melancarkan perang terhadap Romawi dengan maksud membalas dendam atas kematian Maurice, pelindung dan orang yang berjasa  kepadanya, di tangan Phocas.
    Selama 20 tahun  kerajaan Romawi digilas oleh lasykar-lasykar Persia, suatu peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Orang-orang Persia menghancurluluhkan Siria dan Asia Kecil, dan dalam tahun 608 Masehi bergerak ke Chalcedon. Damsyik diduduki pada tahun 613. Daerah sekelilingnya -- yang tidak ada seorang pun bangsa Persia sebelumnya pernah menginjakkan kakinya di situ semenjak kerajaan itu didirikan  -- sama sekali dihancurleburkan. 
       Dalam bulan Juni 614 Yerusalem juga direbut. Seluruh dunia Kristen gempar oleh berita itu bahwa bersama-sama dengan akhirnya Kaisar Heraclius mampu tampil ke medan perang melawan orang-orang Persia pada tahun 622, -- yaitu  tahun ketika Nabi Besar Muhammad saw.    hijrah dari Mekkah ke Medinah akibat makar buruk kaum musyrik Mekkah (QS,8:31).
      Pada tahun 624 Kaisar Hiraclius dan pasukannya  bergerak ke bagian utara Media, di sana ia menghancurkan candi-perapian Gaoudzak (Gazaca) yang besar itu dan dengan demikian terbalaslah kehancuran kota Yerusalem. Perlu diketahui bahwa pada waktu itu bangsa Fersia atau kaum Majusi adalah penyembah api karena itu dalam hal ini mereka termasuk golongan orang-orang musyrik.
     Peristiwa itu terjadi tepat dalam tempo 9 tahun, jangka waktu yang dikabarkan dalam ayat Al-Quran -- فِیۡ بِضۡعِ سِنِیۡنَ    -- “dalam beberapa tahun”,   dan untuk menambah kepentingan dan semarak arti itu maka peristiwa itu terjadi dalam tahun ketika kekuasaan kaum Quraisy juga menderita kekalahan hebat sekali dalam Pertempuran Badar, yang mengingatkan kepada nubuatan dalam Bible, dan mengabarkan pudarnya kemuliaan Kedar -- salah seorang keturunan Nabi Isma’il a.s. – sebagaimana nubuatan Nabi Yesaya a.s.:
Sebab beginilah firman Tuhan kepadaku: "Dalam setahun lagi, menurut masa kerja  prajurit upahan, maka segala kemuliaan  Kedar   akan habis.   Dan dari pemanah-pemanah yang gagah perkasa dari bani Kedar, akan tinggal sejumlah kecil  saja, sebab Tuhan, Allah Israel, telah mengatakannya." (Yesaya 21:16-17):
     Dalam tahun 627 Heraclius mengalahkan lasykar-lasykar Persia di Nineva dan bergerak ke arah Ctesiphon. Kisra melarikan diri dari istana tercintanya di Dastgerd (dekat Baghdad), dan setelah menderita nasib yang sangat memilukan ia dibunuh oleh anaknya sendiri — Sirus (Cyrus) — pada tanggal 19 Februari 628 M. dan dengan demikian kerajaan Persia, dari kebesaran yang telah dicapainya beberapa tahun sebelum itu, akhirnya tenggelam ke dalam kekacauan pemerintahan yang parah sama sekali (Encyclopaedia Britannica).

Nubuatan Nabi Besar Muhammad Saw. Mengenai
Terbunuhnya Kisra Iran yang Takabbur oleh Anaknya Sendiri

      Perlu juga diketahui bahwa dibunuhnya Kisra Iran oleh anaknya sendiri adalah sesuai dengan  wahyu Allah Swt. kepada Nabi Besar Muhammad saw. ketika Kisra Persia yang takabur tersebut memerintahkan gubernur Bazan untuk menangkap Nabi Besar Muhammad saw. --  hidup atau mati -- karena  beliau saw. telah mengirim surat dakwah Islam kepada Kisra Persia, dan raja yang takabur tersebut  telah merobek-robek surat kiriman Nabi Besar Muhammad saw..
   Nabi Besar Muhammad saw. memberitahukan nubuatan  mengenai kematian Kisra Iran tersebut kepada  prajurit yang diperintahkan  untuk menagkap beliau saw., sehingga perintah penangkapan tersebut akhirnya dibatalkan  atas perintah anak Kisra Persia yang telah membunuh ayahnya  yang berlaku takabbur terhadap Rasul Allah yang dibangkitkan di Jazirah Arabia tersebut.
       Penggenapan nubuatan itu begitu luar biasa dan tak terduga-duga, sehingga para penulis Kristen yang berpurbasangka, merasa sulit mengelakkan kenyataan itu. Rodwell mengatakan, bahwa tanda baca huruf hidup pada ungkapan bahasa Arab yang dipergunakan dalam ayat ini dibiarkan tidak pasti, sehingga bacaan ayat itu akan berbunyi sayaghlibun, artinya “mereka menang” atau sayaghlabun artinya “mereka akan dikalahkan”, bahkan ia menambahkan bahwa adanya dua mafhum itu dibuat dengan sengaja.
    Tuan yang terhormat itu berpura-pura tidak memahami kenyataan yang sederhana, bahwa huruf hidup sesuatu ungkapan yang telah dibaca ratusan kali dalam shalat tiap-tiap hari dan dalam cara lain, sukar dibiarkan tidak pasti. Tuan Wherry telah maju selangkah lagi. Ia berkata   Surat-surat kabar harian kita dengan tetap meramalkan kejadian-kejadian politik semacam ini.” Terhadap usaha sia-sia dari tuan Wherry yang ingin mengelakkan dan memperkecil pentingnya nubuatan itu, kiranya perkataan Gibbon yang dinukil di atas memberikan jawaban yang mematahkan.
       Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai hubungan kekalahan pasukan Persia oleh pasukan Romawi dengan kegembiraan  orang-orang Islam  di Madinah:
....ؕ وَ  یَوۡمَئِذٍ  یَّفۡرَحُ  الۡمُؤۡمِنُوۡنَ ۙ﴿﴾  بِنَصۡرِ اللّٰہِ ؕ یَنۡصُرُ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ  الرَّحِیۡمُ ۙ﴿﴾  وَعۡدَ اللّٰہِ ؕ لَا یُخۡلِفُ اللّٰہُ  وَعۡدَہٗ وَ لٰکِنَّ  اَکۡثَرَ  النَّاسِ لَا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾ 
….dan pada hari itu orang-orang yang beriman akan bergembira.  Dengan pertolongan Allah, Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Penyayang,  Sesuai janji Allah, Allah tidak menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Al-Rūm [30]:5-7).

Kemenangan Pasukan Muslim dalam Perang Badar

      Janji  mengenai kemenangan  313 orang pasukan Muslim   dalam Perang Badar  mengalahkan 1000 orang pasukan terlatih kaum musyrik Mekkah pimpinan Abu Jahal – yang sejalan dengan kemenangan pasukan  Romawi  atas pasukan kerajaan Persia “penyembah api” -- disinggung dalam QS.8:43, firman-Nya:
وَ اعۡلَمُوۡۤا اَنَّمَا غَنِمۡتُمۡ مِّنۡ شَیۡءٍ فَاَنَّ لِلّٰہِ خُمُسَہٗ وَ لِلرَّسُوۡلِ وَ لِذِی الۡقُرۡبٰی وَ الۡیَتٰمٰی وَ الۡمَسٰکِیۡنِ  وَ  ابۡنِ السَّبِیۡلِ ۙ اِنۡ  کُنۡتُمۡ  اٰمَنۡتُمۡ بِاللّٰہِ وَ مَاۤ  اَنۡزَلۡنَا عَلٰی عَبۡدِنَا یَوۡمَ الۡفُرۡقَانِ  یَوۡمَ الۡتَقَی الۡجَمۡعٰنِ ؕ وَ اللّٰہُ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ ﴿﴾  اِذۡ اَنۡتُمۡ بِالۡعُدۡوَۃِ الدُّنۡیَا وَ ہُمۡ  بِالۡعُدۡوَۃِ الۡقُصۡوٰی وَ الرَّکۡبُ اَسۡفَلَ  مِنۡکُمۡ ؕ وَ لَوۡ  تَوَاعَدۡتُّمۡ  لَاخۡتَلَفۡتُمۡ  فِی الۡمِیۡعٰدِ ۙ وَ لٰکِنۡ لِّیَقۡضِیَ اللّٰہُ اَمۡرًا کَانَ مَفۡعُوۡلًا ۬ۙ لِّیَہۡلِکَ مَنۡ ہَلَکَ عَنۡۢ بَیِّنَۃٍ وَّ یَحۡیٰی مَنۡ حَیَّ عَنۡۢ  بَیِّنَۃٍ ؕ وَ اِنَّ اللّٰہَ  لَسَمِیۡعٌ  عَلِیۡمٌ ﴿ۙ﴾   
Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya apa  yang kamu peroleh sebagai ganimah yakni rampasan perang maka sesungguhnya seperlimanya bagi Allah,   Rasul-Nya, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan musafir,  jika memang kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami pada Hari Pembeda  yaitu  hari ketika dua pasukan bertemu dan Allah berkuasa atas segala sesuatu.   Ketika kamu berada di tepi lembah yang dekat dan mereka di tepi yang jauh, sedang kafilah itu berada di tempat yang lebih rendah dari kamu. Dan seandainya kamu melakukan kesepakatan di antaramu niscaya kamu akan berselisih mengenai penetapan waktu  perang. Akan tetapi Allah melaksanakan apa yang telah diputuskan-Nya,  supaya binasa orang  yang telah binasa dengan keterangan yang jelas, dan supaya hidup   orang yang telah hidup dengan keterangan yang jelas, dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Al-Anfāl [8]:42-43).
      Yang dimaksud dengan  yawmul-furqān” (hari pembeda) adalah  hari  pada waktu terjadi Perang Badar:   اِنۡ  کُنۡتُمۡ  اٰمَنۡتُمۡ بِاللّٰہِ وَ مَاۤ  اَنۡزَلۡنَا عَلٰی عَبۡدِنَا یَوۡمَ الۡفُرۡقَانِ  یَوۡمَ الۡتَقَی الۡجَمۡعٰنِ ؕ وَ اللّٰہُ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ   --  "  jika memang kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami pada Hari Pembeda  yaitu  hari ketika dua pasukan bertemu dan Allah berkuasa atas segala sesuatu” (ayat 42).
      Ayat 43   memberi gambaran yang hidup tentang kedudukan ketiga golongan di Badar. Orang-orang Islam mengambil posisi di sebelah yang lebih dekat ke Medinah, lasykar Mekkah pimpinan Abu Jahal menduduki satu tempat yang lebih jauh dari kota, sedangkan kafilah Mekkah yang dalam perjalanan dari Siria menyusuri pantai laut. 
      Menurut firman Allah Swt. sebelumnya secara manusiawi umat Islam menginginkan berperang dengan rombongan kafilah orang-orang  Mekkah yang hanya dikawal oleh  pasukan yang tidak terlalu banyak, tetapi Allah telah menakdirkan umat Islam harus berperang dengan pasukan yang dipimpin Abu Jahal yang jumlah serta perlengkapan perang   jauh dari jumlah dan peralatan perang yang dimiliki orang-orang Islam, demikian juga  kemampuan tempur  pasukan kafir Quraisy  pun  sangat terlatih.

Perang Badar Sebagai “Hari Pembeda” &
Penyebab kekalahan Kemusyrikan oleh Tauhid

     Ayat  وَ لَوۡ  تَوَاعَدۡتُّمۡ  لَاخۡتَلَفۡتُمۡ  فِی الۡمِیۡعٰدِ  --  “Dan seandainya kamu melakukan kesepakatan di antaramu niscaya kamu akan berselisih mengenai penetapan waktu  perang”    mengemukakan, bahwa jika soal memilih waktu perang diserahkan kepada orang-orang Islam, niscaya mereka akan berselisih mengenai itu dan akan lebih menyukai menunda waktu terjadinya bentrokan pertama,  sebab pada saat itu mereka merasa tidak cukup kuat menghadapi musuh yang lebih kuat dan jauh lebih baik persenjataannya di medan pertempuran Badar.
     Tetapi  dalam kenyataannya Perang Badar terjadi juga,  dengan maksud bahwa Allah  Swt. hendak memperlihatkan satu Tanda yang perkasa, maka Dia menyebabkan terjadinya pertempuran Badar itu  وَ لٰکِنۡ لِّیَقۡضِیَ اللّٰہُ اَمۡرًا کَانَ مَفۡعُوۡلًا ۬ۙ لِّیَہۡلِکَ مَنۡ ہَلَکَ عَنۡۢ بَیِّنَۃٍ وَّ یَحۡیٰی مَنۡ حَیَّ عَنۡۢ  بَیِّنَۃٍ ؕ -- “akan tetapi Allah melaksanakan apa yang telah diputuskan-Nya,  supaya binasa   orang  yang telah binasa dengan keterangan yang jelas, dan supaya hidup   orang yang telah hidup dengan keterangan yang jelas.”
   Allah Swt.  telah menakdirkan orang-orang musyrik Mekkah pimpinan Abu Jahal harus menderita kekalahan telak  dan sangat memalukan dalam Perang Badar karena  ؕ وَ اِنَّ اللّٰہَ  لَسَمِیۡعٌ  عَلِیۡمٌ   --     “dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
    Kembali kepada Surah Ar-Rum yang sedang  dibahas, selanjutnya Allah Swt. berfirman sehubungan dengan  sebab-sebab kekalahan pasukan kerajaan Persia oleh pasukan kerajaan Romawi:
یَعۡلَمُوۡنَ ظَاہِرًا مِّنَ  الۡحَیٰوۃِ  الدُّنۡیَا ۚۖ وَ ہُمۡ عَنِ الۡاٰخِرَۃِ   ہُمۡ  غٰفِلُوۡنَ﴿﴾  اَوَ لَمۡ  یَتَفَکَّرُوۡا فِیۡۤ   اَنۡفُسِہِمۡ ۟ مَا خَلَقَ اللّٰہُ  السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضَ وَ مَا بَیۡنَہُمَاۤ  اِلَّا بِالۡحَقِّ وَ اَجَلٍ مُّسَمًّی ؕ وَ اِنَّ کَثِیۡرًا مِّنَ النَّاسِ بِلِقَآیِٔ رَبِّہِمۡ لَکٰفِرُوۡنَ ﴿﴾  
Mereka hanya mengetahui bagian zahir kehidupan  dunia ini sedangkan mereka mengenai akhirat mereka lalai.   Apakah   mereka itu tidak merenungkan mengenai diri mereka sendiri, bahwa Allah tidak menciptakan seluruh langit dan bumi dan apa pun yang ada di antara keduanya melainkan dengan haq dan untuk masa yang telah ditentukan?  Dan sesungguhnya kebanyakan manusia benar-benar kafir terhadap pertemuan dengan Tuhan mereka. (Al-Rūm [30]:8-9).  
   Ilmu (pengetahuan) orang-orang kafir terbatas pada pengertian mengenai sebab-sebab lahiriah kejadian-kejadian, namun sebab-sebab kekalahan orang-orang Persia dan kekalahan kaum Quraisy itu lebih mendalam dan lebih bersifat keruhanian daripada madiah (kebendaan atau lahiriah (jasmani).
       Jadi, walau pun benar bahwa pada umumnya orang-orang Romawi  di zaman Kaisar Hiraclius pun telah menyimpang dari Tauhid, akan tetapi Kaisar Hiraclius  sendiri dalam hati kecilnya mempercayai kebenaran pendakwaan Nabi Besar Muhammad saw.,  itulah sebabnya ia telah menyimpan "Surah Da’wah” yang dikirim oleh Nabi Besar Muhammad saw. dengan penuh hormat, tidak seperti halnya Kisra Iran yang dengan takabur telah  merobek-robek surat da’wah dari Nabi Besar Muhammad saw., sehingga Allah Swt. pun  telah memperlihatkan nasib yang berbeda dari kedua penguasa  dunia saat itu.

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***

Pajajaran Anyar,  18 Juni  2013  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar