Senin, 17 Desember 2012

Nubuatan dan Peringatan Untuk Umat Islam & Makna "Kera, Babi dan Penyembah Syaitan"




  
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt 



Bab 21

Nubuatan dan Peringatan Untuk Umat Islam &

 Makna  "Kera, Babi dan Penyembah Syaitan"

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


Dalam   beberapa Bab  sebelumnya telah dikemukakan   mengenai penyebab 2 kali terlepasnya Kanaan (Palestina) – “negeri yang dijanjikan” --  dari Bani Israil dan Bani Isma’il (umat Islam), yaitu akibat kedurhakaan  dari para pewaris “negeri yang dijanjikan” tersebut kepada Allah Swt. dan rasul-Nya, sehingga  Bani Israil mendapat  kutukan rasul Allah yang kepadanya mereka melakukan kedurhakaan dan ketakaburan, khususnya Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa ibnu Maryam a.s..
      Berikut  ini  adalah firman Allah Swt. mengenai kutukan Nabi Dawud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. yang telah menyebabkan Bani Israil dua kali mendapat hukuman keras dari Allah Swt., firman-Nya:  
لُعِنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡۢ بَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ عَلٰی لِسَانِ دَاوٗدَ  وَ عِیۡسَی ابۡنِ مَرۡیَمَ ؕ ذٰلِکَ بِمَا عَصَوۡا وَّ کَانُوۡا یَعۡتَدُوۡنَ ﴿﴾ کَانُوۡا لَا یَتَنَاہَوۡنَ عَنۡ مُّنۡکَرٍ فَعَلُوۡہُ ؕ لَبِئۡسَ مَا کَانُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾  تَرٰی کَثِیۡرًا مِّنۡہُمۡ یَتَوَلَّوۡنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَہُمۡ اَنۡفُسُہُمۡ اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾
Orang-orang  yang kafir  dari kalangan Bani Israil telah   dilaknat oleh lidah Daud dan Isa ibnu Maryam, hal demikian itu karena mereka senantiasa durhaka dan melampaui batas.   Mereka tidak pernah  saling mencegah dari kemungkaran yang dikerjakannya,  benar-benar sangat  buruk apa yang senantiasa  mereka ker-jakan. Engkau melihat kebanyakan dari mereka menjadikan orang-orang kafir  sebagai  pelindung, dan benar-benar sangat buruk apa yang telah  mereka dahulukan  bagi diri mereka   yaitu bahwa Allah cmurka kepada mereka, dan di dalam azab inilah mereka akan kekal. (Al-Māidah [5]:79-81).

Kutukan Nabi Dawud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.

    Dari antara semua nabi Bani Israil, Nabi Dawud a.s.   dan Nabi Isa ibnu Maryam a.s. tergolong paling menderita di tangan orang-orang Yahudi. Penzaliman orang-orang Yahudi terhadap Nabi Isa ibnu Maryam a.s.   mencapai puncaknya, ketika beliau dipakukan pada  kayu salib (QS.4:157-159), dan penderitaan serta kepapaan yang dialami oleh Nabi Dawud a.s.. dari kaum yang tak mengenal terima kasih itu, tercermin di dalam Mazmurnya yang sangat merawankan hati. 
      Salah satu di antara kedurhakaan  mereka kepada Nabi Dawud a.s. adalah mereka berusaha membunuh beliau secara diam-diam dengan cara memanjat kamar pribadi beliau namun maksud buruk mereka diketahui oleh Nabi Dawud a.s.  lalu keduanya berpura-pura sebagai orang yang mau meminta keputusan Nabi Daud a.s. mengenai persoalan yang mereka hadapi untuk mengelabui  beliau (QS.38:22-27).
    Dari lubuk hati yang penuh kepedihan, Nabi Dawud a.s.  dan Nabi Isa ibnu Maryam a.s.  mengutuk mereka. Kutukan Nabi Dawud a.s.  mengakibatkan orang-orang Bani Israil dihukum oleh Allah Swt melalui penyerbuan raja  Nebukadnezar, dari Babilonia yang menghancurluluhkan Yerusalem dan membawa orang-orang Bani Israil sebagai tawanan pada tahun 556 sebelum Masehi.
  Sedangkan akibat kutukan Nabi Isa ibnu Maryam a.s. mereka ditimpa bencana dahsyat, karena Panglima Titus dari kerajaan Romawi yang menaklukkan Yerusalem dalam tahun ± 70 Masehi, membinasakan kota dan menodai rumah-ibadah dengan jalan menyembelih babi — binatang yang sangat dibenci oleh orang-orang Yahudi — di dalam rumah-ibadah itu (Matius 23:37-39 & 24:1-28).
    Peristiwa mengerikan tersebut terjadi karena para pemuka kaum Yahudi berusaha membuktikan bahwa  pendakwaan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. sebagai Al-Masih (Mesias) yang kedatangannya sedang mereka tunggu-tunggu adalah pendakwaan dusta, untuk itu mereka berusaha membunuh Nabi  Isa ibnu Maryam a.s. melalui penyaliban, sebaba menurut hukum Taurat orang yang matinya tergantung di atas salib merupakan kutuk baginya (Ulangan 21:23). Namun makar buruk mereka  gagal karena Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  adalah benar-benar seorang rasul  dari Allah Swt.  (QS.4:156-159; QS.61:7)

Nubuatan dan Peringatan Bani Umat Islam &
Sabda-sabda Nabi Besar Muhammad Saw.

   Allah Swt. telah mengemukakan kedua hukuman yang menimpa Bani Israil tersebut dalam  Al-Quran bukan saja sebagai nubuatan (kabar gaib) yang akan terjadi di kalangan Bani Isma’il (umat Islam) tetapi juga sebagai peringatan kepada umat Islam  supaya tidak melakukan kedurhakaan dan ketakaburan yang sama kepada Allah Swt. dan  Rasul-Nya, seperti yang telah dilakukan oleh Bani Israil, khususnya kepada Nabi Dawud a.s. dan Nabi Isa ibnu Maryam a.s. (QS.5:79-81), sebab Nabi Besar Muhammad Saw. telah bersabda bahwa persamaan antara Bani Isma’il (umat Islam) dengan Bani Israil  -- dalam hal kebaikan mau pun keburukan -- akan seperti persamaan sepasang sepatu:
     Abdullah ibnu Umar r.a. berkata:  Bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda:  “Pasti akan datang pada umatku sebagaimana yang telah terjadi pada umat  Bani Israel, seperti sepasang sepatu, hingga kalau umat Bani Israel  berzina dengan ibunya secara terang-terangan maka umatku juga akan  berbuat demikian. Ketahuilah bahwa Umat Bani Israel akan pecah belah  hingga 72  firqah (pecahan) dan Umatku akan berpecah belah hingga 73 firqah.  Kesemuanya akan menjadi bahan api neraka terkecuali satu firqah.  Sahabat-sahabat bertanya: 'Firqah yang manakah itu wahai Rasulullah?'  Beliau menjawab dengan bersabda;' Firqah itu ialah firqah yang  mengamalkan apa yang aku dan sahabat-sahabatku amalkan".........(Tirmidzi, Kitabul Iman).
    Sabda Nabi Besar Muhammad Saw. tersebut menjadi kenyataan karena umat Islam telah melanggar perintah Allah Swt. untuk  tetap berpegang-teguh pada tali Allah dan jangan berpecah-belah (QS.3:103-106; QS.30:31-33).  
    Sayyidina Ali r.a. berkata:  Bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: “Suatu  zaman akan datang dimana dimana Islam hanya tinggal nama saja. Dan  Al-Quran tinggal tulisan saja. Masjid-masjid akan penuh dengan  penghuninya tetapi kosong dari orang-orang dapat petunjuk. Ulama-Ulama  mereka adalah sejahat-jahat makhluk dibawah kolong langit dan mereka  akan membuat fitnah dan kemudian fitnah itu akan kembali kepada diri  mereka sendiri.”.......(Baihaqi, Misykat hal, 38).
  Sabda Nabi Besar Muhammad Saw.  tersebut terbukti kebenarannya karena umumnya umat Islam telah memperlakukan Al-Quran sebagai sesuatu yang telah ditinggalkan (QS.25:31), dan   umumnya para pemuka  umat Islam   mengatakan apa yang tidak mereka kerjakan dan senang berselisih faham  sehingga umat Islam   menjadi terpecah-belah (QS.61:3-5).
   Abu Hurairah berkata: "Rasulullah Saw. bersabda: “Demi Allah yang  menggenggam nyawaku, tidak syak lagi bahwa Al-Masih ibnu Maryam akan  datang di antara kamu merupakan hakim yang adil. Dia akan memecahkan  salib dan akan membunuh babi  (Bukhari, Kitabul  Anbiya  1:490).

Berbagai Misal (Perumapamaan) dalam Al-Quran:
Kera, Babi,  dan  Penyembah Syaitan

   Allah Swt. telah menyatakan dalam Al-Quran,  bahwa yang dimaksud kedatangan kedua kali Al-Masih Ibnu Maryam  a.s. tersebut adalah kedatangan misal Nabi Isa ibnu Maryam a.s. (QS.43:58), yakni Mirza Ghulam Ahmad  a.s., Pemdiri Jemaat Ahmadiyah, sebagaimana halnya pengutusan Nabi Besar Muhammad Saw di kalangan Bani Ismail   adalah misal Nabi Musa a.s. (QS.46:11; Ulangan 18:15-19).
  Makna “memecahkan Salib” adalah  menunjukkan kekeliruan keyakinan Kristen tentang telah wafatnya    Yesus  ditiang salib QS.3:56; QS.4:158-159; QS.5:117-119; QS.21:35-36); sedangkan makna “membunuh babi” adalah   membersihkan ummat Islam  dari berbagai macam akhlak buruk dan  perangai seperti babi.  
 Sehubungan dengan hal tersebut  Allah Swt. berfirman kepada Nabi Besar Muhammad Saw.:
  قُلۡ یٰۤاَہۡلَ الۡکِتٰبِ ہَلۡ تَنۡقِمُوۡنَ مِنَّاۤ اِلَّاۤ اَنۡ اٰمَنَّا بِاللّٰہِ وَ مَاۤ  اُنۡزِلَ اِلَیۡنَا وَ مَاۤ  اُنۡزِلَ مِنۡ قَبۡلُ ۙ وَ اَنَّ  اَکۡثَرَکُمۡ  فٰسِقُوۡنَ ﴿﴾   قُلۡ ہَلۡ اُنَبِّئُکُمۡ بِشَرٍّ مِّنۡ ذٰلِکَ مَثُوۡبَۃً عِنۡدَ اللّٰہِ ؕ مَنۡ لَّعَنَہُ اللّٰہُ وَ غَضِبَ عَلَیۡہِ وَ جَعَلَ مِنۡہُمُ الۡقِرَدَۃَ  وَ الۡخَنَازِیۡرَ وَ عَبَدَ الطَّاغُوۡتَ ؕ اُولٰٓئِکَ شَرٌّ مَّکَانًا وَّ  اَضَلُّ  عَنۡ  سَوَآءِ السَّبِیۡلِ ﴿﴾
Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, mengapa kamu  membenci serta mencela kami  hanya karena kami telah beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelum ini,  padahal sesungguhnya kebanyakan kamu orang-orang durhaka?”    Katakanlah: “Maukah  aku beritahukan kepada kamu yang lebih buruk daripada itu  mengenai pem-balasan dari sisi Allah? Yaitu orang-orang yang dilaknati Allah, kepadanya Dia  murka dan menjadikan sebagian dari mereka kera-kera, babi-babi  dan yang menyembah  syaitan.  Mereka itu berada di tempat yang buruk dan   tersesat jauh dari jalan lurus.  (Al-Maidah [5]:60-61).
  Kata-kata “kera” dan “babi” telah dipergunakan di sini dalam artian kiasan. Kebiasaan tertentu merupakan ciri khas binatang-binatang tertentu pula. Ciri-ciri khas itu tidak dapat digambarkan sepenuhnya kalau binatang yang  mempunyai kebiasaan itu tidak disebut namanya dengan jelas. Kera terkenal karena sifat penirunya dan babi ditandai oleh kebiasaan-kebiasaan kotor dan tidak bermalu dan juga oleh kebodohannya. Ungkapan “yang menyembah kepada syaitan,” menunjukkan bahwa kata-kata “kera” dan “babi” telah dipergunakan di sini secara kiasan.  
   Kata “kera” telah dipakai secara kiasan, artinya orang-orang Bani Israil menjadi nista dan hina seperti kera, perubahannya tidak dalam wujud dan bentuk melainkan  dalam watak dan jiwa. “Mereka tidak sungguh-sungguh diubah menjadi kera, hanya hatinya yang diubah” (Mujahid). “Allah Swt. telah memakai ungkapan itu secara kiasan” (Tafsir Ibnu Katsir). Bila Al-Quran memaksudkan perubahan wujudnya menjadi kera maka kata yang biasa dipergunakan adalah khashi'ah, bukan khasi’in, yang dipakai untuk wujud-wujud berakal.
    Penggunaan kata itu dimaksudkan untuk menegaskan bahwa sebagaimana kera itu binatang hina, begitu pula orang-orang Bani Israil senantiasa akan dihinakan di dunia ini dan sungguh pun mereka mempunyai sumber-sumber daya besar dalam harta dan pendidikan, mereka tidak akan memiliki suatu kubu pertahanan di bumi secara permanen, arti akar kata menunjukkan kenistaan dan kehinaan dan pula kerendahan martabat.
   Apabila suatu kaum telah meninggalkan Tauhid Ilahi maka pasti  mereka akan menjadi penyembah syaitan atau thaaghuut,  itulah sebabnya tugas utama semua rasul Allah adalah menyeru kaumnya kepada Tauhid Ilahi dan meninggalkan  penyembahan thaaghuut (QS. 16:36-37; 2:256-258; QS.4:154).

Berbagai Peringatan Allah Swt. kepada Umat Islam

   Sehubungan dengan berbagai nubuatan  dan peringatan Allah Swt. kepada umat Islam tersebut agar mereka tidak melakukan berbagai keburukan yang telah dilakukan oleh Bani Israil kepada Allah Swt. dan kepada  para rasul Allah yang diutus di kalangan mereka mulai dari Nabi Musa a.s. hingga Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.,  Allah Swt. berfirman:
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ اٰذَوۡا مُوۡسٰی فَبَرَّاَہُ  اللّٰہُ مِمَّا قَالُوۡا ؕ وَ کَانَ عِنۡدَ اللّٰہِ  وَجِیۡہًا  ﴿ؕ﴾ یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰہَ وَ قُوۡلُوۡا  قَوۡلًا  سَدِیۡدًا  ﴿ۙ﴾  یُّصۡلِحۡ  لَکُمۡ  اَعۡمَالَکُمۡ وَ یَغۡفِرۡ لَکُمۡ ذُنُوۡبَکُمۡ ؕ وَ مَنۡ یُّطِعِ اللّٰہَ  وَ رَسُوۡلَہٗ  فَقَدۡ  فَازَ  فَوۡزًا عَظِیۡمًا ﴿﴾ اِنَّا عَرَضۡنَا الۡاَمَانَۃَ عَلَی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ وَ الۡجِبَالِ فَاَبَیۡنَ اَنۡ یَّحۡمِلۡنَہَا وَ اَشۡفَقۡنَ مِنۡہَا وَ حَمَلَہَا الۡاِنۡسَانُ ؕ اِنَّہٗ کَانَ ظَلُوۡمًا جَہُوۡلًا ﴿ۙ﴾
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti   orang-orang yang telah menyusahkan Musa, tetapi Allah membersihkannya dari apa yang mereka katakan. Dan ia di sisi Allah adalah orang yang terhormat. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang jujur. Dia akan memperbaiki  bagi kamu amal-amalmu dan akan mengampuni bagimu dosa-dosa kamu. Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya ia akan meraih kemenangan besar. Sesungguhnya Kami telah  menawarkan amanat syariat kepada seluruh langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan memikulnya dan mereka takut terhadapnya, akan sedangkan insan (manusia) memikulnya, sesungguhnya ia sanggup berbuat zalim dan  abai  terhadap dirinya.  (Al-Ahzab [33]:70-73).

(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***

Pajajaran Anyar,18 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar