بِسۡمِ
اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt
Bab 21
Nubuatan dan Peringatan Untuk Umat Islam &
Makna "Kera, Babi dan Penyembah Syaitan"
Oleh
Ki
Langlang Buana Kusuma
Dalam beberapa Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai penyebab 2 kali terlepasnya Kanaan (Palestina) – “negeri yang dijanjikan” -- dari Bani
Israil dan Bani Isma’il (umat
Islam), yaitu akibat kedurhakaan dari para pewaris “negeri yang dijanjikan” tersebut kepada Allah Swt. dan rasul-Nya, sehingga Bani
Israil mendapat kutukan
rasul Allah yang kepadanya mereka melakukan kedurhakaan
dan ketakaburan, khususnya Nabi Daud
a.s. dan Nabi Isa ibnu Maryam a.s..
Berikut
ini adalah firman Allah Swt.
mengenai kutukan Nabi Dawud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. yang telah
menyebabkan Bani Israil dua kali
mendapat hukuman keras dari Allah
Swt., firman-Nya:
لُعِنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡۢ بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ عَلٰی لِسَانِ دَاوٗدَ وَ عِیۡسَی ابۡنِ مَرۡیَمَ ؕ ذٰلِکَ بِمَا
عَصَوۡا وَّ کَانُوۡا یَعۡتَدُوۡنَ ﴿﴾ کَانُوۡا لَا یَتَنَاہَوۡنَ عَنۡ مُّنۡکَرٍ فَعَلُوۡہُ ؕ لَبِئۡسَ مَا کَانُوۡا
یَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾ تَرٰی کَثِیۡرًا
مِّنۡہُمۡ یَتَوَلَّوۡنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَہُمۡ
اَنۡفُسُہُمۡ اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ
﴿﴾
Orang-orang yang kafir
dari kalangan Bani Israil telah dilaknat oleh
lidah Daud dan Isa ibnu Maryam,
hal demikian itu karena mereka
senantiasa durhaka dan melampaui batas.
Mereka tidak pernah saling mencegah dari kemungkaran
yang dikerjakannya, benar-benar sangat buruk apa yang
senantiasa mereka ker-jakan. Engkau
melihat kebanyakan dari mereka
menjadikan orang-orang kafir
sebagai pelindung, dan benar-benar sangat buruk apa yang
telah mereka dahulukan bagi diri mereka yaitu bahwa Allah cmurka kepada mereka, dan di dalam azab inilah mereka akan kekal. (Al-Māidah
[5]:79-81).
Kutukan Nabi Dawud a.s. dan Nabi
Isa Ibnu Maryam a.s.
Dari antara semua nabi Bani
Israil, Nabi Dawud a.s. dan
Nabi Isa ibnu Maryam a.s. tergolong
paling menderita di tangan
orang-orang Yahudi. Penzaliman
orang-orang Yahudi terhadap Nabi Isa ibnu Maryam a.s. mencapai puncaknya, ketika beliau
dipakukan pada kayu salib (QS.4:157-159), dan penderitaan serta kepapaan yang
dialami oleh Nabi Dawud a.s.. dari kaum yang tak mengenal terima kasih itu, tercermin di dalam Mazmurnya
yang sangat merawankan hati.
Salah satu di antara kedurhakaan mereka kepada
Nabi Dawud a.s. adalah mereka berusaha membunuh
beliau secara diam-diam dengan cara memanjat kamar pribadi beliau namun maksud buruk mereka diketahui oleh Nabi
Dawud a.s. lalu keduanya berpura-pura sebagai orang yang mau meminta keputusan Nabi Daud a.s.
mengenai persoalan yang mereka hadapi untuk mengelabui beliau (QS.38:22-27).
Dari lubuk
hati yang penuh kepedihan, Nabi Dawud a.s. dan Nabi Isa ibnu Maryam a.s. mengutuk
mereka. Kutukan Nabi Dawud a.s. mengakibatkan orang-orang Bani Israil dihukum oleh Allah Swt melalui
penyerbuan raja Nebukadnezar, dari Babilonia yang menghancurluluhkan Yerusalem dan membawa orang-orang Bani
Israil sebagai tawanan pada tahun 556
sebelum Masehi.
Sedangkan akibat kutukan Nabi Isa ibnu Maryam a.s. mereka ditimpa bencana dahsyat, karena Panglima Titus
dari kerajaan Romawi yang menaklukkan Yerusalem
dalam tahun ± 70 Masehi, membinasakan kota dan menodai rumah-ibadah dengan
jalan menyembelih babi — binatang yang sangat dibenci oleh orang-orang Yahudi —
di dalam rumah-ibadah itu (Matius 23:37-39 & 24:1-28).
Peristiwa mengerikan tersebut terjadi
karena para pemuka kaum Yahudi berusaha membuktikan bahwa pendakwaan
Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. sebagai Al-Masih
(Mesias) yang kedatangannya sedang mereka tunggu-tunggu adalah pendakwaan dusta, untuk itu mereka
berusaha membunuh Nabi Isa ibnu Maryam a.s. melalui penyaliban,
sebaba menurut hukum Taurat orang yang matinya
tergantung di atas salib merupakan kutuk baginya (Ulangan 21:23). Namun makar buruk mereka gagal
karena Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. adalah
benar-benar seorang rasul dari Allah Swt. (QS.4:156-159; QS.61:7)
Nubuatan dan Peringatan Bani Umat Islam &
Sabda-sabda
Nabi Besar Muhammad Saw.
Allah Swt. telah mengemukakan kedua hukuman yang menimpa Bani Israil tersebut dalam Al-Quran bukan saja sebagai nubuatan (kabar gaib) yang akan terjadi
di kalangan Bani Isma’il (umat Islam)
tetapi juga sebagai peringatan kepada
umat Islam supaya tidak melakukan kedurhakaan dan ketakaburan
yang sama kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya,
seperti yang telah dilakukan oleh Bani
Israil, khususnya kepada Nabi Dawud
a.s. dan Nabi Isa ibnu Maryam a.s.
(QS.5:79-81), sebab Nabi Besar
Muhammad Saw. telah bersabda bahwa persamaan
antara Bani Isma’il (umat Islam)
dengan Bani Israil -- dalam hal kebaikan mau pun keburukan
-- akan seperti persamaan sepasang sepatu:
Abdullah ibnu Umar r.a. berkata: Bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: “Pasti akan datang pada umatku sebagaimana
yang telah terjadi pada umat Bani
Israel, seperti sepasang sepatu, hingga kalau umat Bani Israel berzina dengan ibunya secara terang-terangan
maka umatku juga akan berbuat demikian.
Ketahuilah bahwa Umat Bani Israel akan pecah belah hingga 72
firqah (pecahan) dan Umatku akan berpecah belah hingga 73 firqah. Kesemuanya akan menjadi bahan api neraka
terkecuali satu firqah. Sahabat-sahabat
bertanya: 'Firqah yang manakah itu wahai Rasulullah?' Beliau menjawab dengan bersabda;' Firqah itu
ialah firqah yang mengamalkan apa yang
aku dan sahabat-sahabatku amalkan".........(Tirmidzi, Kitabul Iman).
Sabda Nabi Besar Muhammad Saw. tersebut
menjadi kenyataan karena umat Islam
telah melanggar perintah Allah Swt.
untuk tetap berpegang-teguh pada tali
Allah dan jangan berpecah-belah
(QS.3:103-106; QS.30:31-33).
Sayyidina Ali r.a. berkata: Bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: “Suatu zaman akan datang dimana dimana Islam hanya tinggal nama saja. Dan Al-Quran tinggal tulisan saja. Masjid-masjid akan penuh dengan penghuninya tetapi kosong dari orang-orang dapat petunjuk.
Ulama-Ulama mereka adalah sejahat-jahat makhluk dibawah kolong langit dan mereka akan membuat fitnah dan kemudian fitnah itu akan kembali kepada diri mereka sendiri.”.......(Baihaqi, Misykat hal,
38).
Sabda Nabi Besar Muhammad Saw. tersebut terbukti
kebenarannya karena umumnya umat Islam telah memperlakukan Al-Quran sebagai sesuatu yang telah ditinggalkan (QS.25:31), dan umumnya para pemuka umat Islam mengatakan apa yang tidak mereka kerjakan dan
senang berselisih faham sehingga umat
Islam menjadi terpecah-belah (QS.61:3-5).
Abu Hurairah berkata: "Rasulullah Saw.
bersabda: “Demi Allah yang menggenggam
nyawaku, tidak syak lagi bahwa Al-Masih
ibnu Maryam akan datang di antara
kamu merupakan hakim yang adil. Dia akan memecahkan salib dan akan membunuh babi (Bukhari, Kitabul Anbiya 1:490).
Berbagai Misal
(Perumapamaan) dalam Al-Quran:
Kera, Babi, dan Penyembah Syaitan
Allah Swt. telah menyatakan dalam
Al-Quran, bahwa yang dimaksud kedatangan
kedua kali Al-Masih Ibnu Maryam a.s. tersebut adalah kedatangan misal Nabi Isa ibnu Maryam a.s.
(QS.43:58), yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s., Pemdiri Jemaat Ahmadiyah,
sebagaimana halnya pengutusan Nabi Besar Muhammad Saw di kalangan Bani
Ismail adalah misal Nabi Musa a.s. (QS.46:11; Ulangan 18:15-19).
Makna “memecahkan Salib” adalah menunjukkan kekeliruan keyakinan Kristen
tentang telah wafatnya Yesus
ditiang salib QS.3:56; QS.4:158-159; QS.5:117-119; QS.21:35-36);
sedangkan makna “membunuh babi”
adalah membersihkan ummat Islam dari berbagai macam akhlak buruk dan perangai
seperti babi.
Sehubungan dengan hal tersebut Allah Swt. berfirman kepada Nabi Besar
Muhammad Saw.:
قُلۡ یٰۤاَہۡلَ الۡکِتٰبِ ہَلۡ تَنۡقِمُوۡنَ مِنَّاۤ اِلَّاۤ اَنۡ اٰمَنَّا
بِاللّٰہِ وَ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَیۡنَا وَ مَاۤ اُنۡزِلَ مِنۡ قَبۡلُ ۙ وَ اَنَّ اَکۡثَرَکُمۡ فٰسِقُوۡنَ ﴿﴾
قُلۡ ہَلۡ اُنَبِّئُکُمۡ بِشَرٍّ مِّنۡ ذٰلِکَ
مَثُوۡبَۃً عِنۡدَ اللّٰہِ ؕ مَنۡ لَّعَنَہُ اللّٰہُ وَ غَضِبَ عَلَیۡہِ وَ جَعَلَ
مِنۡہُمُ الۡقِرَدَۃَ وَ الۡخَنَازِیۡرَ
وَ عَبَدَ الطَّاغُوۡتَ ؕ اُولٰٓئِکَ شَرٌّ مَّکَانًا وَّ اَضَلُّ عَنۡ سَوَآءِ
السَّبِیۡلِ ﴿﴾
Katakanlah:
“Hai Ahli Kitab, mengapa kamu membenci
serta mencela kami hanya karena kami telah beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelum ini, padahal sesungguhnya kebanyakan kamu orang-orang durhaka?” Katakanlah: “Maukah aku beritahukan kepada kamu yang lebih buruk daripada itu mengenai pem-balasan
dari sisi Allah? Yaitu orang-orang
yang dilaknati Allah, kepadanya Dia murka dan menjadikan sebagian dari mereka kera-kera, babi-babi dan yang menyembah syaitan. Mereka itu berada di tempat yang buruk dan tersesat
jauh dari jalan lurus. (Al-Maidah
[5]:60-61).
Kata-kata “kera” dan “babi”
telah dipergunakan di sini dalam artian kiasan.
Kebiasaan tertentu merupakan ciri khas binatang-binatang tertentu
pula. Ciri-ciri khas itu tidak dapat digambarkan sepenuhnya kalau binatang
yang mempunyai kebiasaan itu tidak
disebut namanya dengan jelas. Kera
terkenal karena sifat penirunya dan babi ditandai oleh kebiasaan-kebiasaan kotor dan tidak
bermalu dan juga oleh kebodohannya.
Ungkapan “yang menyembah kepada syaitan,” menunjukkan bahwa kata-kata
“kera” dan “babi” telah dipergunakan di sini secara kiasan.
Kata “kera” telah dipakai secara kiasan, artinya orang-orang Bani Israil menjadi nista dan hina seperti kera, perubahannya tidak dalam wujud dan bentuk melainkan dalam watak dan jiwa. “Mereka tidak sungguh-sungguh diubah menjadi kera, hanya hatinya yang diubah” (Mujahid).
“Allah Swt. telah memakai ungkapan itu secara kiasan” (Tafsir Ibnu Katsir). Bila Al-Quran
memaksudkan perubahan wujudnya
menjadi kera maka kata yang biasa
dipergunakan adalah khashi'ah, bukan khasi’in, yang dipakai untuk
wujud-wujud berakal.
Penggunaan kata itu dimaksudkan untuk
menegaskan bahwa sebagaimana kera itu
binatang hina, begitu pula
orang-orang Bani Israil senantiasa akan dihinakan
di dunia ini dan sungguh pun mereka mempunyai sumber-sumber daya besar dalam harta dan pendidikan, mereka tidak
akan memiliki suatu kubu pertahanan di bumi secara permanen, arti akar kata
menunjukkan kenistaan dan kehinaan dan pula kerendahan martabat.
Apabila suatu kaum telah meninggalkan Tauhid Ilahi maka pasti mereka akan menjadi penyembah syaitan atau thaaghuut, itulah sebabnya tugas utama semua rasul Allah adalah menyeru kaumnya kepada Tauhid Ilahi dan meninggalkan penyembahan thaaghuut (QS. 16:36-37; 2:256-258; QS.4:154).
Berbagai Peringatan Allah Swt. kepada Umat Islam
Sehubungan dengan berbagai nubuatan dan peringatan
Allah Swt. kepada umat Islam tersebut
agar mereka tidak melakukan berbagai keburukan
yang telah dilakukan oleh Bani Israil
kepada Allah Swt. dan kepada para rasul Allah yang diutus di kalangan
mereka mulai dari Nabi Musa a.s. hingga Nabi Isa Ibnu Maryam a.s., Allah Swt. berfirman:
یٰۤاَیُّہَا
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ اٰذَوۡا مُوۡسٰی
فَبَرَّاَہُ اللّٰہُ مِمَّا قَالُوۡا ؕ وَ
کَانَ عِنۡدَ اللّٰہِ وَجِیۡہًا ﴿ؕ﴾ یٰۤاَیُّہَا
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰہَ وَ قُوۡلُوۡا قَوۡلًا سَدِیۡدًا ﴿ۙ﴾ یُّصۡلِحۡ لَکُمۡ اَعۡمَالَکُمۡ وَ یَغۡفِرۡ لَکُمۡ ذُنُوۡبَکُمۡ
ؕ وَ مَنۡ یُّطِعِ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِیۡمًا ﴿﴾ اِنَّا
عَرَضۡنَا الۡاَمَانَۃَ عَلَی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ وَ الۡجِبَالِ فَاَبَیۡنَ
اَنۡ یَّحۡمِلۡنَہَا وَ اَشۡفَقۡنَ مِنۡہَا وَ حَمَلَہَا الۡاِنۡسَانُ ؕ اِنَّہٗ
کَانَ ظَلُوۡمًا جَہُوۡلًا ﴿ۙ﴾
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu
seperti orang-orang yang telah
menyusahkan Musa, tetapi Allah
membersihkannya dari apa yang mereka katakan. Dan ia di sisi Allah adalah orang yang terhormat. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang jujur. Dia akan memperbaiki bagi kamu amal-amalmu dan akan mengampuni bagimu dosa-dosa kamu. Dan
barangsiapa taat kepada Allah dan
Rasul-Nya maka sesungguhnya ia akan
meraih kemenangan besar. Sesungguhnya Kami
telah menawarkan amanat syariat
kepada seluruh langit, bumi dan gunung-gunung,
tetapi semuanya enggan memikulnya
dan mereka takut terhadapnya, akan
sedangkan insan (manusia) memikulnya, sesungguhnya ia sanggup berbuat zalim dan abai terhadap dirinya. (Al-Ahzab [33]:70-73).
(Bersambung)
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,18 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar