Selasa, 11 Desember 2012

Kutukan Nabi Dawud a.s. dan Hukuman Pertama Atas Bani Israil





       بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt


Bab 16



Kutukan Nabi Dawud a.s. dan

Hukuman Pertama Atas Bani Israil 
 
Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

Dalam  Akhir Bab 15 telah dikemukakan  makna pewarisan tabut  oleh Thalut  yaitu keutamaan sifat-sifat yang dimiliki oleh Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s.. Dan keutamaan sifat-sifat Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s. yang diwarisi oleh Thalut digambarkan dalam  firman-Nya: ”Dua orang laki-laki dari antara mereka yang takut kepada Allah dan Allah telah memberi nikmat kepada keduanya“, hal itulah yang digambarkan sebagai tabut   dalam  firman-Nya: “Sesungguhnya tanda kedaulatannya ialah bahwa akan datang kepada kamu suatu Tabut, yang di dalamnya mengandung ketenteraman dari Tuhan kamu dan  pusaka peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, yang dipikul oleh malaikat-malaikat.” (QS.2:249).
   Dalam Bab-bab sebelumnya telah diterangkan mengenai proses pewarisan Kanaan  -- “negeri yang dijanjikan” – kepada Bani Israil melalui peperangan yang dipimpin oleh Yosua bin Nun, kemudian akibat  ketidak-bersyukuran generasi penerus Bani Israil setelah Yosua bin Nun wafat, mereka mendapat berbagai perlakukan aniaya dari kaum-kaum  yang dikalahkan oleh Yosua bin Nun tetapi  diizinkan untuk tetap tinggal di wilayah Kanaan, terutama mereka mendapat perlakukan zalim dari kaum Midian – yang dalam Al-Quran mereka disebut  Jalut dan bala-tentaranya, kemudian Thalut (Gedeon) dapat mengalahkan Jalut dan bala tentaranya, tetapi terbunuhnya Jalut  terjadi di masa Nabi Daud a.s. (QS.2:247-253).

Kutukan Nabi Dawud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.

    Akibat  ketidak-bersyukuran Bani Israil kepada Nabi Dawud a.s. dan Nabi Sulaiman a.s.  (QS.2:103; QS.5:79-81; QS.38:22-27) --  yang telah berhasil mendirikan kerajaan Bani Israil yang kuat dan luas  (QS.21:79-83; QS.27:16-45; QS.32:11-15; QS.38:18-27) --  pada masa pemerintahan raja Zedekia, kota  Yerusalem diserang dan dihancurkan  oleh bala-tentara raja Nebukadnezar dari Babilonia dan mengangkut  banyak dari  Bani Israil ke tempat pembuangan di Babilonia selama 100 tahun (QS.2:260; Yehezkiel 12:1-28; II Raja-raja 25:1-21).
  Pengusiran Bani Israil dari “Negeri yang dijanjikan” oleh raja Nebukadnezar tersebut merupakan pengusiran yang pertama dari 2 pengusiran yang dijanjikan Allah Swt. kepada mereka akibat kedurhakaan mereka kepada Allah Swt. dan para rasul-Nya yang diutus di kalangan mereka (QS.2:88-89), firman-Nya:
وَ قَضَیۡنَاۤ  اِلٰی بَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ فِی الۡکِتٰبِ لَتُفۡسِدُنَّ فِی الۡاَرۡضِ مَرَّتَیۡنِ  وَ لَتَعۡلُنَّ  عُلُوًّا کَبِیۡرًا ﴿﴾
Dan   telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: “Niscaya  kamu akan melakukan kerusakan di muka bumi ini dua kali, dan niscaya kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang sangat besar.” (Bani Israil [17]:5).
      Dua kedurhakaan Bani Israil yang tersebut dalam kitab Musa a.s. (Ulangan 28:15, 49-53, 63-64 & 30:15) disinggung dalam ayat ini. Mereka, di antara Bani Israil, yang tidak beriman, telah dua kali dikutuk  yaitu oleh Nabi Daud a.s.  dan Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.5:79), dan sebagai akibatnya telah dihukum pula dua kali.      
    Berikut adalah firman Allah mengenai kutukan dua orang rasul Allah kepada oramng-orang kafir di kalangan Bani Israil akibat kedurhakaan dan kezaliman besar yang mereka lakukan:
لُعِنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡۢ بَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ عَلٰی لِسَانِ دَاوٗدَ  وَ عِیۡسَی ابۡنِ مَرۡیَمَ ؕ ذٰلِکَ بِمَا عَصَوۡا وَّ کَانُوۡا یَعۡتَدُوۡنَ ﴿﴾ کَانُوۡا لَا یَتَنَاہَوۡنَ عَنۡ مُّنۡکَرٍ فَعَلُوۡہُ ؕ لَبِئۡسَ مَا کَانُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾  تَرٰی کَثِیۡرًا مِّنۡہُمۡ یَتَوَلَّوۡنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَہُمۡ اَنۡفُسُہُمۡ اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾
Orang-orang  yang kafir  dari kalangan Bani Israil telah   dilaknat oleh lidah Daud dan Isa ibnu Maryam, hal demikian itu karena mereka senantiasa durhaka dan melampaui batas.   Mereka tidak pernah  saling mencegah dari kemungkaran yang dikerjakannya, benar-benar sangat buruk apa yang senantiasa  mereka kerjakan.   Engkau melihat kebanyakan dari mereka menjadikan orang-orang kafir sebagai  pelindung, dan benar-benar sangat buruk apa yang telah  mereka dahulukan  bagi diri mereka   yaitu bahwa Allah cmurka kepada mereka, dan di dalam azab inilah mereka akan kekal. (Al-Māidah [5]:79-81).
       Dari antara semua nabi Bani Israil, Nabi Dawud a.s.   dan Nabi Isa ibnu Maryam a.s. tergolong paling menderita di tangan orang-orang Yahudi. Penzaliman orang-orang Yahudi terhadap Nabi Isa ibnu Maryam a.s. mencapai puncaknya, ketika beliau dipakukan pada  kayu salib (QS.4:157-159), dan penderitaan serta kepapaan yang dialami oleh Nabi Dawud a.s.. dari kaum yang tak mengenal terima kasih itu, tercermin di dalam Mazmurnya yang sangat merawankan hati.  
      Salah satu di antara kedurhakaan  mereka kepada Nabi Dawud a.s. adalah mereka berusaha membunuh beliau secara diam-diam dengan cara memanjat kamar pribadi beliau namun maksud buruk mereka diketahui oleh Nabi Dawud a.s.  lalu keduanya berpura-pura sebagai orang yang mau meminta keputusan Nabi Daud a.s. mengenai persoalan yang mereka hadapi untuk mengelabui  beliau (QS.38:22-27).
    Dari lubuk hati yang penuh kepedihan, Nabi Dawud a.s.  dan Nabi Isa ibnu Maryam a.s.  mengutuk mereka. Kutukan Nabi Dawud a.s.  mengakibatkan orang-orang Bani Israil dihukum oleh Allah Swt.  melalui penyerbuan raja  Nebukadnezar, dari Babilonia yang menghancurluluhkan Yerusalem dan membawa orang-orang Bani Israil sebagai tawanan pada tahun 556 sebelum Masehi.
      Sedangkan akibat kutukan Nabi Isa ibnu Maryam a.s. mereka ditimpa bencana dahsyat, karena Palima Titus dari kerajaan Romawi yang menaklukkan Yerusalem dalam tahun ± 70 Masehi, membinasakan kota dan menodai rumah-ibadah dengan jalan menyembelih babi — binatang yang sangat dibenci oleh orang-orang Yahudi — di dalam rumah-ibadah itu (Matius 23:37-39 & 24:1-28).

Hukuman  Allah Swt.  yang Pertama atas Bani Israil


  Salah satu di antara dosa-dosa besar yang membangkitkan amarah Tuhan atas kaum Yahudi ialah, mereka tidak melarang satu sama lain, terhadap kejahatan yang begitu merajalela di tengah-tengah mereka.  Mengenai terjadinya hukuman yang pertama kepada mereka Allah Swt. berfirman:
 فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ اُوۡلٰىہُمَا بَعَثۡنَا عَلَیۡکُمۡ  عِبَادًا  لَّنَاۤ   اُولِیۡ  بَاۡسٍ  شَدِیۡدٍ   فَجَاسُوۡا خِلٰلَ الدِّیَارِ ؕ وَ کَانَ وَعۡدًا  مَّفۡعُوۡلًا ﴿﴾
Apabila datang saat sempurnanya janji yang pertama dari kedua janji itu,  Kami membangkitkan untuk menghadapi kamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan tempur yang dahsyat, dan mereka menerobos jauh ke dalam rumah-rumah, dan itu merupakan suatu janji yang pasti terlaksana.  (Bani Israil [17]:6). (Bani Israil [17]:8).
     Sebagaimana telah dikemukakan bahwa azab Ilahi yang pertama menimpa Bani Israil sesudah Nabi Dawud a.s.  dan yang kedua sesudah Nabi Isa ibnu Maryam a.s.. Nampak dari Bible bahwa sesudah Nabi Musa a.s.  orang-orang Yahudi telah menjadi suatu bangsa yang amat kuat, dan di masa Nabi Dawud a.s.  mereka meletakkan dasar suatu kerajaan kuat, yang setelah wafat beliau  pun, untuk beberapa waktu terus berlanjut kejayaan dan kemuliaannya semula.
      Kemudian kerajaan yang dibangun oleh Nabi Dawud a.s. dan Nabi Sulaiman a.s. itu menjadi sasaran kemunduran yang berangsur-angsur, dan pada sekitar 733 s.M. Samaria ditaklukkan oleh bangsa Assiria, yang mencaplok seluruh daerah Israil di sebelah utara Yezreel. Pada tahun 608 s.M., Palestina telah dilanda oleh satu lasykar Mesir di bawah Firaun Necho, dan Bani Israil takluk kepada kekuasaan Mesir (Yewish Encyclpopaedia Jilid 6, halaman 665).
     Tetapi hilangnya kekuasaan duniawi mereka serta kehancuran dan ketelantaran mereka tidak mendorong mereka untuk memperbaiki cara-cara mereka. Mereka dengan gigih bertahan pada cara-cara buruk mereka yang lama. Nabi Yermiah a.s., memperingatkan mereka supaya meninggalkan cara-cara buruk mereka, sebab kemurkaan Allah tidak lama lagi akan menimpa mereka, tetapi mereka sama sekali tidak menghiraukan peringatan-peringatan Nabi Yermiah a.s.  tersebut.
   Di masa kerajaan Yehoyakim, Nebukadnezar dari Babil melancarkan serbuan pertamanya ke Palestina dan membawa pulang perkakas rumah peribadatan, tetapi ketika itu kota Yerusalem sendiri selamat dari kekejaman akibat pengepungan. Pada tahun 597 s.M. pun kota itu dikepung dan penduduknya mengalami kelaparan yang sangat keras.
      Tetapi pemberontakan raja Zedekia membawa akibat adanya serbuan kedua oleh Nebukadnezar pada tahun 587 s.M., dan sesudah masa pengepungan yang berlangsung satu tahun setengah, kota itu ditaklukkan dengan serangan cepat laksana halilintar. Putra-putranya dibunuh dan matanya sendiri dicukil, dan dalam keadaan diborgol ia dibawa ke Babil. 
      Rumah peribadatan, istana raja, serta semua bangunan besar di kota Yerusalem dibumihanguskan, para imam besar, dan para pemimpin lain dibunuh, dan sejumlah besar rakyat diboyong sebagai tawanan (Yewish Encyclopaedia Jilid 6, hlm. 665 & Jilid 7, hlm. 122 pada kata “Yerusalem”; QS.2:260).

(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***

Pajajaran Anyar,12 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar