بِسۡمِ اللّٰہِ
الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt
Bab 17
Makna “Dua Malaikat” Harūt dan Marūt
di Babilonia
Oleh
Ki
Langlang Buana Kusuma
Dalam Akhir Bab 16 telah dikemukakan makna hukuman
pertama Allah Swt. kepada Bani Israil sebagai realisasi kutukan Nabi Dawud a.s., firman-Nya:
فَاِذَا جَآءَ
وَعۡدُ اُوۡلٰىہُمَا بَعَثۡنَا عَلَیۡکُمۡ عِبَادًا لَّنَاۤ اُولِیۡ بَاۡسٍ شَدِیۡدٍ فَجَاسُوۡا خِلٰلَ الدِّیَارِ ؕ وَ کَانَ وَعۡدًا مَّفۡعُوۡلًا ﴿﴾
Apabila
datang saat sempurnanya janji
yang pertama dari kedua
janji itu, Kami membangkitkan untuk menghadapi kamu
hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan tempur yang dahsyat, dan mereka menerobos jauh ke dalam rumah-rumah,
dan itu merupakan suatu janji yang pasti
terlaksana. (Bani Israil [17]:6). (Bani
Israil [17]:8).
Serbuan Dahsyat Pasukan Raja Nebukadnezar
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa azab Ilahi yang pertama menimpa Bani Israil sesudah Nabi Dawud a.s. dan yang kedua sesudah Nabi Isa ibnu Maryam a.s.. Nampak dari Bible bahwa sesudah Nabi Musa a.s. orang-orang Yahudi telah menjadi suatu bangsa yang amat kuat, dan di masa Nabi Dawud a.s. mereka meletakkan dasar suatu kerajaan kuat, yang setelah wafat beliau pun, untuk beberapa waktu terus berlanjut kejayaan dan kemuliaannya semula.
Serbuan Dahsyat Pasukan Raja Nebukadnezar
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa azab Ilahi yang pertama menimpa Bani Israil sesudah Nabi Dawud a.s. dan yang kedua sesudah Nabi Isa ibnu Maryam a.s.. Nampak dari Bible bahwa sesudah Nabi Musa a.s. orang-orang Yahudi telah menjadi suatu bangsa yang amat kuat, dan di masa Nabi Dawud a.s. mereka meletakkan dasar suatu kerajaan kuat, yang setelah wafat beliau pun, untuk beberapa waktu terus berlanjut kejayaan dan kemuliaannya semula.
Kemudian kerajaan yang dibangun
oleh Nabi Dawud a.s. dan Nabi Sulaiman a.s. itu menjadi sasaran kemunduran yang berangsur-angsur, dan
pada sekitar 733 s.M. Samaria ditaklukkan oleh bangsa Assiria, yang mencaplok
seluruh daerah Israil di sebelah utara Yezreel. Pada tahun 608 s.M., Palestina telah dilanda oleh satu
lasykar Mesir di bawah Fir’aun Necho, dan Bani Israil takluk kepada kekuasaan
Mesir (Yewish Encyclpopaedia
Jilid 6, halaman 665).
Tetapi hilangnya kekuasaan duniawi mereka serta kehancuran dan ketelantaran mereka tidak mendorong mereka untuk memperbaiki
cara-cara mereka. Mereka dengan gigih bertahan pada cara-cara buruk mereka yang lama. Nabi Yermiah a.s., memperingatkan mereka supaya meninggalkan
cara-cara buruk mereka, sebab kemurkaan
Allah tidak lama lagi akan menimpa mereka, tetapi mereka sama sekali tidak
menghiraukan peringatan-peringatan Nabi Yermiah a.s. tersebut.
Di masa kerajaan Yehoyakim, Nebukadnezar
dari Babil melancarkan serbuan pertamanya ke Palestina dan membawa pulang
perkakas rumah peribadatan, tetapi ketika itu kota Yerusalem sendiri selamat dari kekejaman akibat pengepungan.
Pada tahun 597 s.M. pun kota itu dikepung dan penduduknya mengalami kelaparan
yang sangat keras.
Tetapi pemberontakan raja Zedekia membawa akibat adanya
serbuan kedua oleh Nebukadnezar pada tahun 587 s.M., dan sesudah masa
pengepungan yang berlangsung satu tahun setengah, kota Yerusalem ditaklukkan dengan
serangan cepat laksana halilintar. Putra-putranya dibunuh dan matanya sendiri
dicukil, dan dalam keadaan diborgol ia dibawa ke Babilonia.
Rumah peribadatan, istana raja, serta semua bangunan besar di kota Yerusalem dibumihanguskan, para imam
besar, dan para pemimpin lain dibunuh, dan sejumlah besar rakyat diboyong
sebagai tawanan (Yewish Encyclopaedia
Jilid 6, hlm. 665 & Jilid 7, hlm. 122 pada kata “Yerusalem”; QS.2:260).
Kerjasama Rahasia dengan Raja Cyrus
Setelah mengalami masa pembuangan di Babilonia selama 100 tahun
(QS.2:260), dengan bekerjasama secara
rahasia dengan raja Cyrus
(Koresy), penguasa kerajaan Media dan Persia
(QS.2:103) -- yang berhasil mengalahkan kerajaan Babilonia – maka orang-orang Bani Israil di Babilonia dapat kembali ke Yerusalem dan membangun lagi kota
tersebut dengan bantuan dari Cyrus, firman-Nya:
ثُمَّ رَدَدۡنَا لَکُمُ
الۡکَرَّۃَ عَلَیۡہِمۡ وَ اَمۡدَدۡنٰکُمۡ بِاَمۡوَالٍ وَّ بَنِیۡنَ وَ جَعَلۡنٰکُمۡ اَکۡثَرَ نَفِیۡرًا ﴿﴾
Kemudian Kami mengembalikan lagi kepada kamu kekuatan untuk melawan mereka,
dan Kami membantu kamu dengan harta
dan anak-anak, dan Kami menjadikan kelompok kamu lebih besar
dari sebelumnya. (Bani
Israil [17]:7).
Orang-orang Yahudi menyesuaikan
diri mereka dengan keadaan baru di masa pembuangan
mereka di Babilonia (QS.2:260). Kebanyakan di antara mereka telah dipekerjakan
pada pekerjaan-pekerjaan umum di Babil Tengah, dan banyak dari mereka pada
akhirnya memperoleh kemerdekaan dan
mencapai kedudukan yang
berpengaruh.
Keyakinan dan pengabdian mereka kepada agama telah bangkit kembali; kepustakaan kerajaan dipelajari,
diterbitkan kembali, dan disesuaikan dengan keperluan kaum yang sedang hidup
kembali itu, serta harapan untuk mereka kembali
ke Palestina telah dikobarkan dan dipupuk. Kira-kira pada tahun 545 s.M.,
cita-cita ini memperoleh bentuk lebih jelas. Kaum Yahudi dengan bimbingan “Harūt” dan “Marūt” membuat
suatu perjanjian rahasia dengan Cyrus,
raja Media dan Persia, dan membantu beliau menaklukkan Babilonia (QS.2:103).
Ibu kota kerajaan Babilonia itu dalam bulan Juli tahun 539 s.M. jatuh
kepada tentara Cyrus tanpa perlawanan. Sebagai ganjaran atas jasa-jasa mereka, Cyrus
mengizinkan orang-orang Yahudi
kembali ke Yerusalem dan juga membantu mereka membangun kembali rumah peribadatan mereka di Yerusalem (Historians’ History of the World,
jilid II, hlm. 126; Jewish Encyclopaedia jilid 7, pada kata “Cyrus”, dan 2 Tawarikh 36:22, 23).
Syesybazzar
(seorang gubernur Cyrus) yang berasal dari Yudea, membawa kembali ke rumah peribadatan itu alat-alat dan perkakas yang telah dirampas oleh
Nebukadnezar dan merencanakan untuk menyelenggarakan pekerjaan ini dengan
membelanjakan uang kerajaan. Sejumlah besar orang
buangan kembali ke Yerusalem (Ezra,
1:3-5).
Pekerjaan
pembangunan kembali rumah peribadatan
berangsur-angsur maju terus dan selesai pada tahun 516 s.M. Kejadian-kejadian
ini dan kejayaan serta kesejahteraan orang-orang Yahudi berikutnya itulah yang
diisyaratkan oleh ayat yang sedang dibahas ini. Tetapi semuanya itu telah dinubuatkan oleh Nabi Musa a.s. jauh
sebelum hal itu sungguh-sungguh terjadi (Ulangan
30:1-5).
Dua “Malaikat” Harūt dan
Marūt
Mengisyaratkan kepada gerakan rahasia yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi di Babilonia -- dalam rangka membantu kesuksesan
serangan Cyrus ke Babilonia -- itulah yang dimaksud firman Allah Swt. berkenaan
dua “malaikat” yang bernama Harūt dan Marūt dalam firman-Nya berikut ini, yang banyak orang telah salah-tafsir,
seakan-akan Harūt dan Marūt
-- yang disebut sebagai dua malaikat -- yang mengajarkan sihir, padahal yang
mengajarkan “sihir” adalah syaitan-syaitan
– yakni para pemberontak – di zaman
pemerintahan Nabi Sulaiman a.s.. Yakni mereka melancarkan gerakan bawah tanah (makar
buruk) terhadap pemerintahan Nabi
Sulaiman a.s., yang ditiru oleh orang-orang Yahudi Madinah terhadap Nabi
Besar Muhammad saw., firman-Nya:
وَ لَمَّا جَآءَہُمۡ
رَسُوۡلٌ مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰہِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَہُمۡ نَبَذَ فَرِیۡقٌ
مِّنَ الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ ٭ۙ کِتٰبَ اللّٰہِ وَرَآءَ ظُہُوۡرِہِمۡ کَاَنَّہُمۡ لَا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾۫ وَ اتَّبَعُوۡا مَا تَتۡلُوا الشَّیٰطِیۡنُ
عَلٰی مُلۡکِ سُلَیۡمٰنَ ۚ وَ مَا کَفَرَ سُلَیۡمٰنُ وَ لٰکِنَّ الشَّیٰطِیۡنَ
کَفَرُوۡا یُعَلِّمُوۡنَ النَّاسَ السِّحۡرَ ٭ وَ مَاۤ اُنۡزِلَ عَلَی
الۡمَلَکَیۡنِ بِبَابِلَ ہَارُوۡتَ وَ
مَارُوۡتَ ؕ وَ مَا یُعَلِّمٰنِ مِنۡ اَحَدٍ حَتّٰی یَقُوۡلَاۤ اِنَّمَا نَحۡنُ
فِتۡنَۃٌ فَلَا تَکۡفُرۡ ؕ فَیَتَعَلَّمُوۡنَ مِنۡہُمَا مَا یُفَرِّقُوۡنَ بِہٖ
بَیۡنَ الۡمَرۡءِ وَ زَوۡجِہٖ ؕ وَ مَا
ہُمۡ بِضَآرِّیۡنَ بِہٖ مِنۡ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذۡنِ اللّٰہِ ؕ وَ یَتَعَلَّمُوۡنَ
مَا یَضُرُّہُمۡ وَ لَا یَنۡفَعُہُمۡ ؕ وَ لَقَدۡ عَلِمُوۡا لَمَنِ اشۡتَرٰىہُ مَا
لَہٗ فِی الۡاٰخِرَۃِ مِنۡ خَلَاقٍ ۟ؕ وَ لَبِئۡسَ مَا شَرَوۡا بِہٖۤ اَنۡفُسَہُمۡ
ؕ لَوۡ کَانُوۡا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾
Dan tatkala
datang kepada mereka seorang rasul dari sisi Allah, menggenapi apa yang ada pada mereka, segolongan dari orang-orang
yang diberi Alkitab membuang Kitab Allah ke belakang
punggungnya, seolah-olah mereka tidak
mengetahui. Dan mereka mengikuti apa yang diikuti oleh syaitan-syaitan yakni para pemberontak
di masa kerajaan Sulaiman, dan bukan Sulaiman yang kafir melainkan syaitan-syaitan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia.
Tetapi mereka itu mengaku mengikuti apa yang telah diturunkan
kepada dua malaikat, Harut dan Marut, di Babil. Dan keduanya tidaklah mengajar
seorang pun hingga mereka mengatakan:
“Sesungguhnya kami hanya cobaan dari
Tuhan, karena itu janganlah kamu kafir.” Lalu
orang-orang belajar dari keduanya hal yang dengan itu mereka membuat pemisahan di antara
laki-laki dan istrinya, dan mereka
sekali-kali tidak mendatangkan mudarat kepada seorang pun dengan itu kecuali
dengan seizin Allah, sedangkan
mereka ini belajar hal yang mendatangkan mudarat
kepada diri mereka dan tidak bermanfaat baginya. Dan sungguh mereka
benar-benar mengetahui bahwa barangsiapa berniaga
dengan cara ini niscaya tidak ada baginya suatu bagian keuntungan
di akhirat, dan benar-benar sangat buruk
hal yang untuk itu mereka menjual dirinya, seandainya mereka mengetahui. (Al-Baqarah
[2]:102-103).
Sihr berarti: akal licik, dursila; sihir;
mengadakan apa-apa yang palsu dalam bentuk kebenaran; setiap kejadian yang
sebab-sebabnya tersembunyi, dan disangka lain dari kenyataannya (Lexicon Lane). Jadi setiap
kepalsuan, penipuan atau akal licik yang dimaksudkan untuk menyembunyikan
tujuan sebenarnya dari penglihatan orang, adalah termasuk sihir juga.
Makna Nama Harūt
dan Marūt
Kata
“dua malaikat” di sini maksudnya dua
orang suci -- sebagaimana dalam QS.12:32 perempuan-perempuan yang diundang oleh istri majikan Nabi Yusuf
a.s. telah menyebut Nabi Yusuf a.s. sebagai malaikat
-- sebab kedua malaikat (Harūt dan
Marūt) itu di sini diterangkan sebagai mengajar sesuatu kepada orang banyak,
padahal malaikat itu tidak pernah
tinggal bersama manusia dan tidak bergaul bebas dengan mereka (QS.17:95;
QS.21:8).
Harūt dan Marūt itu keduanya nama sifat, yang pertama berasal dari harata (yakni merobek — Aqrab-ul-Mawarid) berarti “orang yang merobek”, dan yang kedua berasal dari marata
(artinya: ia memecahkan) berarti “orang yang memecahkan”. Nama-nama itu
mengandung arti bahwa tujuan munculnya orang-orang
suci itu adalah untuk “merobek” dan
“memecahkan” kemegahan dan kekuasaan kerajaan
musuh-musuh kaum Bani Israil di Babilonia.
Orang-orang suci ini pada waktu upacara
pelantikan menerangkan kepada anggota-anggota baru bahwa mereka itu semacam cobaan (ujian) dari Allah Swt. untuk
maksud memisahkan antara yang baik
dan yang buruk. Mereka membatasi
keanggotaan perkumpulan mereka hanya pada kaum
pria, inilah makna sebenarnya dari kalimat “Lalu orang-orang belajar dari
keduanya hal yang dengan itu mereka
membuat pemisahan di antara laki-laki dan istrinya.“
Karena gerakan yang dibentuk oleh Harūt
dan Marūt di kalangan orang-orang Yahudi di Babilonia
tersebut merupakan sebuah gerakan rahasia,
sehingga istri-istri mereka pun tidak
diberitahu mengenai gerakan rahasia
yang sedang mereka lakukan, sebab umumnya
kaum perempuan tidak bisa memegang rahasia
dengan teguh, sehingga dapat membahayakan
tujuan dari “gerakan rahasia” yang mereka lakukan.
Ayat tersebut berarti bahwa orang-orang Yahudi pada masa Nabi Besar
Muhammad Saw. ikut-ikutan dalam rencana
dan perbuatan jahat yang sama,
seperti halnya yang menjadi ciri nenek-moyang mereka yang membuat pemberontakan di zaman Nabi Sulaiman
a.s. dan ketika mereka berada di Babilonia,
bekerjasama dengan Cyrus untuk mengalahkan kerajaan
Babilonia, namun hasilnya berbeda.
Dikatakan selanjutnya bahwa
perusuh-perusuh – yakni syaitan-syaitan
-- di zaman Nabi Sulaiman a.s. adalah pemberontak-pemberontak
yang menuduh beliau sebagai orang kafir.
Ayat ini membersihkan Nabi Sulaiman a.s. dari tuduhan kafir terebut. Ditambahkannya bahwa pemberontak-pemberontak di zaman Nabi Sulaiman a.s. itu mengajarkan kepada rekan-rekan
mereka sandi-sandi (lambang-lambang
rahasia) yang mengandung arti yang sama sekali berbeda dari arti yang umumnya dipahami, dengan tujuan menipu orang dan menyembunyikan maksud sebenarnya.
(Bersambung)
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,13 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar