Jumat, 28 Desember 2012

Makna Pelepasan Kembali "Jajuj" (Gog) dan "Ma'juj" (Magog) dari "Pemenjaraan" Selama 1000 Tahun & Kedatangan Imam Mahdi a.s.




بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt 


Bab 24



Makna Pelepasan  Kembali Ya’juj  (Gog) dan Ma’juj (Magog)
dari “Pemenjaraan” Selama 1000 Tahun  &
Kedatangan Imam Mahdi a.s. 

  
Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma



Dalam bagian akhir Bab  sebelumnya telah dikemukakan gambaran selanjutnya mengenai  generasi penerus  orang-orang Yahudi yang digambarkan dalam Surah Al-Kahf  (QS.18:19-23), yakni  mengisyaratkan kepada firman Allah Swt. sebelum ini:
فَخَلَفَ مِنۡۢ بَعۡدِہِمۡ خَلۡفٌ وَّرِثُوا الۡکِتٰبَ یَاۡخُذُوۡنَ عَرَضَ ہٰذَا الۡاَدۡنٰی وَ یَقُوۡلُوۡنَ سَیُغۡفَرُ لَنَا ۚ وَ اِنۡ یَّاۡتِہِمۡ عَرَضٌ مِّثۡلُہٗ یَاۡخُذُوۡہُ ؕ اَلَمۡ یُؤۡخَذۡ عَلَیۡہِمۡ مِّیۡثَاقُ الۡکِتٰبِ اَنۡ لَّا یَقُوۡلُوۡا عَلَی اللّٰہِ  اِلَّا الۡحَقَّ وَ دَرَسُوۡا مَا فِیۡہِ  ؕ وَ الدَّارُ  الۡاٰخِرَۃُ  خَیۡرٌ لِّلَّذِیۡنَ  یَتَّقُوۡنَ ؕ اَفَلَا  تَعۡقِلُوۡنَ ﴿﴾
Maka datang menggantikan sesudah mereka, suatu generasi  pengganti  yang mewarisi Kitab Taurat  itu, mereka mengambil harta dunia  yang rendah ini dan mereka mengatakan: “Pasti kami akan diampuni.” Dan jika datang kepada mereka harta semacam itu lagi mereka akan mengambilnya. Bukankah telah diambil perjanjian dari mereka dalam Kitab bahwa mereka tidak akan mengatakan sesuatu terhadap Allah kecuali yang haq, dan  mereka telah mempelajari  apa yang tercantum di dalamnya? Padahal  kampung  akhirat itu   lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, apakah kamu tidak mau mengerti?   (Al-Al-A’rāf [7]:170.
     Mengisyaratkan kepada  generasi   (umat Kristen) ini  pulalah  makna ar-raqīm  (prasasti) yang diisyaratkan dalam Surah Al-Kahf, dimana sikap hidup keagamaan  dan keduniawian  mereka  berbeda dengan “Ash-habul kahf”, walau pun sama-sama mengaku sebagai pengikut Nabi Isa Ibnu Maryam a.s., firman-Nya:
اَمۡ حَسِبۡتَ اَنَّ  اَصۡحٰبَ الۡکَہۡفِ وَ الرَّقِیۡمِ ۙ کَانُوۡا  مِنۡ  اٰیٰتِنَا  عَجَبًا ﴿﴾
Apakah engkau menyangka bahwa  penghuni gua dan prasasti-prasasti   itu adalah dari antara Tanda-tanda Kami yang menakjubkan?  (Al-Kahf [18]:10).

Dongeng-dongeng Tentang “Para Penghuni Gua” &
Paham Sesat “Tuhan Memiliki Anak Laki-laki

       Ungkapan ashhāb al-kahf, telah diberi banyak arti, seperti:  kaum gua;   orang-orang gua;  teman-teman segua; penghuni gua; dan  penduduk gua.  Ayat ini  menyatakan bahwa para penghuni gua itu bukanlah wujud‑wujud aneh, sebagaimana dongeng-dongeng  yang beredar dan dipercayai mengenai mereka. Tidak ada sifat mereka yang dianggap  menyimpang dari hukum alam biasa.
  Tetapi sungguh amat aneh bahwa banyak dongengan-dongengan khayali  telah terjalin sekitar mereka. Kisah yang tersohor mengenai "Seven Sleepers" (Tujuh penidur) seperti diuraikan oleh Gibbon dalam karyanya "Decline and fall of the Roman Empire" (Kemunduran dan jatuhnya kerajaan Romawi), memberi suatu kunci penting untuk menyingkapkan kabut rahasia yang menyelubungi para penghuni gua itu. 
   Gibbon berkata: "Ketika Maharaja Decius  mengejar-ngejar dan menindas orang-orang Kristen, tujuh pemuda bangsawan dari Ephesus menyembunyikan diri dalam sebuah gua yang luas di pinggir sebuah gunung di mana mereka dibiarkan menjadi musnah oleh raja zalim itu, dan memberi perintah untuk menutup pintu masuk gua itu rapat-rapat dengan tumpukan batu-batu besar.”
  Teori terbaru yang mendapat dukungan kuat dari penyelidikan terhadap "Dead Sea scrolls" (Gulungan-gulungan tulisan yang terdapat di dekat Laut Mati), menunjukkan gua-gua itu — yakni tempat orang-orang Kristen pertama mencari perlindungan dan mereka menuliskan kepercayaan-kepercayaan serta ajaran-­ajaran mereka — di sebuah lembah dekat Laut Mati.
 Pada hakikatnya "Gua" dan "prasasti" (raqīm) merupakan dua segi yang sangat penting dalam kepercayaan Kristen,  yang berarti bahwa agama Kristen itu mulai sebagai agama yang melepaskan dan menarik diri dari keramaian dunia, dan berakhir dengan menjadi suatu agama yang memusatkan perhatian kepada urusan dunia; suatu agama perdagangan dan perniagaan dalam dunia tulis-menulis dan prasasti-­prasasti (tulisan-tulisan pada dinding dan benda-benda).
 Firman Allah Swt. pada awal Surah Al-Kahfi menjelaskan mengenai siapa generasi penerus -- setelah golongan  Ash-habul kahf  (penghuni gua) -- yang disebut ar-raqīm  (prasasti),  yang kesibukan kehidupannya bersifat duniawi tersebut, firman-Nya:
وَّ یُنۡذِرَ الَّذِیۡنَ قَالُوا اتَّخَذَ اللّٰہُ وَلَدًا ٭﴿﴾  مَا لَہُمۡ بِہٖ مِنۡ عِلۡمٍ وَّ لَا لِاٰبَآئِہِمۡ ؕ کَبُرَتۡ کَلِمَۃً  تَخۡرُجُ مِنۡ اَفۡوَاہِہِمۡ ؕ اِنۡ یَّقُوۡلُوۡنَ  اِلَّا کَذِبًا ﴿﴾  فَلَعَلَّکَ بَاخِعٌ نَّفۡسَکَ عَلٰۤی اٰثَارِہِمۡ  اِنۡ لَّمۡ  یُؤۡمِنُوۡا بِہٰذَا  الۡحَدِیۡثِ  اَسَفًا ﴿﴾  اِنَّا جَعَلۡنَا مَا عَلَی الۡاَرۡضِ زِیۡنَۃً  لَّہَا لِنَبۡلُوَہُمۡ  اَیُّہُمۡ   اَحۡسَنُ  عَمَلًا ﴿﴾  وَ اِنَّا لَجٰعِلُوۡنَ مَا عَلَیۡہَا صَعِیۡدًا جُرُزًا  ؕ﴿﴾
Dan supaya memperingat­kan orang-orang  yang berkata: "Allah  mengambil seorang  anak laki-laki. Mereka sekali-kali tidak memiliki pengetahuan mengenainya, dan tidak pula bapak-bapak mereka memilikinya.   Sangat besar keburukan perkataan yang keluar dari mulut mereka, mereka tidak mengucapkan kecuali kedustaan. Maka sangat mungkin engkau akan membinasakan diri engkau  karena sangat sedih  sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini.   Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi per­hiasan baginya   supaya  Kami menguji mereka siapakah di antara mere-ka yang terbaik perbuatannya. Dan sesungguhnya Kami niscaya akan menjadikan segala yang ada di atasnya menjadi tanah-rata yang tandus. (Al-Kahf [18]:5-9).  

Kemurkaan Allah Swt.

   Ayat  9  mengandung suatu kabar gaib  bahwa bangsa-bangsa Kristen dari barat sesudah memperoleh kekayaan, kekuatan, kekuasaan, dan sesudah mendapat penemuan-penemuan besar dalam bidang duniawi, akhirnya akan membuat bumi Allah itu penuh dengan   dosa  dan keburukan, seperti yang dituturkan oleh Bible (Wahyu 20:7-10).
  Kemurkaan Allah akan bangkit, dan sesuai dengan nubuatan-nubuatan yang diucapkan oleh mulut para nabi Allah di dalam Perjanjian Lama maupun di dalam Perjanjian Baru, Al-Quran dan hadits, bencana-bencana akan menimpa bumi secara meluas, serta segala kemajuan duniawi yang tadinva telah dicapai oleh bangsa-bangsa Kristen dari Barat  dan semua buah tangan  mereka,  gedung-gedung mereka yang tinggi megah, keindahan negeri mereka, serta segala kemuliaan, kemegahan, dan keagungan mereka sama sekali akan menjadi hancur berantakan.

Dajjal dan Imam Mahdi a.s.

    Demikianlah pernyataan Allah Swt. dalam Al-Quran mengenai nasib buruk yang akan menimpa “ar-raqīm” atau Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog)  yang bangkit dan merajalela  lagi di Akhir Zaman  -- yakni bangsa-bangsa Kristen dari Barat  -- sebagaimana yang dikatakan oleh Raja Dzulqarnain (Cyrus/Koresy – QS.18:93-102), yang sekali gus dijadikan sarana oleh Allah Swt.  untuk menghukum umat Islam di Akhir Zaman ini,  setelah penghukuman mereka yang pertama melalui serbuan dahsyat balatentara Mongolia pimpinan Khulaku Khan terhadap  kota Baghdad, Pusat kekuasaan umat Islam Bani ‘Abbas pada tahun 1258 M (QS.17:5-11).
   Mengenai kehebatan kekuasaan   Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) atau Dajjal, si pendusta besar yang matanya buta sebelah  tersebut Nabi Besar Muhammad saw. telah bersabda bahwa “tiada satu pun kekuatan dunia  pun yang dapat mengalahkan Dajjal kecuali Imam Mahdi, dan apabila Dajjal bertemu Imam Mahdi maka akan seperti garam yang disiram air, akan meleleh dan hancur”.
   Sabda Nabi Besar Muhammad Saw. mengenai kehebatan kekuatan duniawi Dajjal tersebut selaras dengan pernyataan Allah Swt. dalam ayat Surah Al-Kahf selanjutnya:
   وَ تَحۡسَبُہُمۡ اَیۡقَاظًا وَّ ہُمۡ رُقُوۡدٌ ٭ۖ وَّ نُقَلِّبُہُمۡ ذَاتَ الۡیَمِیۡنِ وَ ذَاتَ الشِّمَالِ ٭ۖ وَ کَلۡبُہُمۡ بَاسِطٌ ذِرَاعَیۡہِ  بِالۡوَصِیۡدِ ؕ لَوِ اطَّلَعۡتَ عَلَیۡہِمۡ لَوَلَّیۡتَ مِنۡہُمۡ فِرَارًا  وَّ  لَمُلِئۡتَ مِنۡہُمۡ  رُعۡبًا ﴿﴾
Dan engkau menyangka mereka itu bangun  padahal mereka itu tidur, dan Kami membolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, dan anjing mereka sedang menjulurkan kedua kaki-depannya di halaman   gua itu. Seandainya engkau menyaksikan mereka niscaya engkau akan berbalik dari mereka untuk melarikan diri dan niscaya engkau akan dipenuhi oleh rasa takut terhadap mereka.  (Al-Kahf [18]:19).
     Inilah salah  satu ayat Al-Quran jenis mutasyabihat yang menurut Allah Swt. mampu menggelincirkan  para penafsir yang berhati bengkok (QS.3:8-9), dimana mengenai ashhabul-kahfi  (para penghuni gua) pun mereka mengartikannya secara harfiah, bahwa mereka itu benar-benar dibuat tidur-nyenyak oleh Allah Swt. selama 309 tahun (QS.18:10-27), sehingga ketika mereka itu bangun dari tidur-panjangnya tersebut penampilan mereka  itu “sangat menakutkan”, sebab – dalam khayalan para penafsir tersebut --  rambut, janggut, kumis, kuku tangan dan kumis para penghuni guna tersebut menjadi sangat panjang sehingga akan membuat ketakutan siapa pun yang melihat mereka. Padahal bukan itu maksud firman Allah Swt.  mengenai penampilan mereka “yang menakutkan” tersebut.

Peringatan Allah Swt. kepada Umat Islam

    Pada hakikatnya firman Allah Swt.  tersebut  (QS.18:19 merupakan peringatan Allah Swt., yakni orang-orang Islam di masa Nabi Besar Muhammad Saw.   telah diberi peringatan sebelumnya bahwa bangsa-bangsa Kristen di daerah utara  -- yang dalam Bible dan Al-Quran disebut sebagai Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) -- sedang berleha-leha, tetapi tidak lama lagi mereka akan bangkit dari keadaan lelap yang meliputi masa ratusan tahun itu, dan akan menyebar ke seluruh dunia serta menguasai dunia (QS.21:96-97 termasuk wilayah Nusantara, firman-Nya:
وَ حَرٰمٌ عَلٰی قَرۡیَۃٍ  اَہۡلَکۡنٰہَاۤ  اَنَّہُمۡ لَا  یَرۡجِعُوۡنَ ﴿﴾   حَتّٰۤی  اِذَا  فُتِحَتۡ یَاۡجُوۡجُ وَ مَاۡجُوۡجُ وَ ہُمۡ  مِّنۡ  کُلِّ  حَدَبٍ  یَّنۡسِلُوۡنَ ﴿﴾  وَ اقۡتَرَبَ الۡوَعۡدُ الۡحَقُّ فَاِذَا ہِیَ شَاخِصَۃٌ  اَبۡصَارُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ یٰوَیۡلَنَا قَدۡ کُنَّا فِیۡ غَفۡلَۃٍ  مِّنۡ  ہٰذَا بَلۡ کُنَّا ظٰلِمِیۡنَ ﴿﴾
Dan diharamkan (terlarang) bagi penduduk suatu negeri yang telah Kami bina-sakan bahwa sesungguhnya mereka itu tidak mungkin kembali.  Hingga apabila dibukakan pintu pemenjaraan  Ya’juj dan Ma’juj  dan mereka turun dengan cepat dari setiap ketinggian.  Sudah mendekat  janji yang benar maka sekonyong-konyong akan terbelalak   mata orang-orang   kafir, mereka  berseru, Aduhai, celaka kami! Sungguh kami dalam kelalaian mengenai hal ini, bahkan kami adalah orang yang zalim!”    (Al-Anbiyā [21]:96-98).
   Jika ayat 97  dibaca bersama-sama dengan ayat yang mendahuluinya maka maksud ayat ini ialah, bahwa hukum alam bekerja demikian rupa, sehingga sekali bila suatu hukum — sesudah mencapai puncak kejayaan dan kemuliaannya — mengalami kebinasaan dan kehancuran mereka tidak mendapatkan kembali kejayaan mereka yang hilang itu.
  Demikian pula Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) pun dengan kejayaan dan kemuliaan besar dalam kebendaan (duniawi) tidak dapat mengelakkan diri dari hukum alam. Mereka akan jatuh dan tidak akan bangkit kembali untuk selama-lamanya. Ya’juj dan Ma’juj atau bangsa-bangsa Kristen barat telah mencapai segala puncak kekuasaan politik dan telah menyebar ke seluruh dunia.
   Ungkapan Al-Quran  berarti, bahwa mereka akan menempati setiap ujung yang membawa keuntungan dan akan menguasai seluruh dunia. Hal tersebut sesuai dengan  keterangan Bible mengenai Gog dan Magog dalam Wahyu 20:1-10 mengenai pemenjaraan dan pelepasan kembali  Iblis yakni  Satan (setan) atau naga  si ular tua” yaitu  Gog dan Magog – dari “masa pemenjaraannya selama 1000 tahun”.
  Menurut Bible dan Al-Quran bahwa kekuasaan Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) akan diikuti oleh peristiwa-peristiwa yang membawa bencana di dunia, yang akhirnya akan menyebabkan kejayaan  dan kemenangan Islam yang kedua kali (QS.61:10) serta menjadi sebab kekuatan-kekuatan kepalsuan dan kebendaan yang menjelma dalam wujud Ya’juj dan Ma’juj itu musnah.

Kejayaan Islam yang Kedua Kali Melalui
Perjuangan Ruhani Rasul Akhir Zaman

  Bila sesudah kehancuran Ya’juj dan Ma’juj secara mutlak, umat Islam akan memperoleh kembali kejayaan dan kemuliaannya seperti sediakala melalui Rasul Akhir Zaman (QS.61:10) -- yakni Al-Masih Mau’ud a.s. atau Imam Mahdi a.s.. Mereka yang telah berputus-asa mengenai kebangkitan kembali mata kepala mereka sendiri hampir-hampir tidak dapat mempercayainya, inilah makna firman-Nya:
وَ اقۡتَرَبَ الۡوَعۡدُ الۡحَقُّ فَاِذَا ہِیَ شَاخِصَۃٌ  اَبۡصَارُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ یٰوَیۡلَنَا قَدۡ کُنَّا فِیۡ غَفۡلَۃٍ  مِّنۡ  ہٰذَا بَلۡ کُنَّا ظٰلِمِیۡنَ ﴿﴾
Sudah mendekat  janji yang benar maka sekonyong-konyong akan terbelalak mata orang-orang   kafir, mereka  berseru, Aduhai, celaka kami! Sungguh kami dalam kelalaian mengenai hal ini, bahkan kami adalah orang yang zalim!” (Al-Anbiyā [21]:98). 
    Dengan demikian jelaslah bahwa  makna kalimat  "Kami akan membolik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri" (QS.18:19) menunjuk kepada berkeliarannya atau merajalelanya mereka di muka bumi, tersebarnya mereka ke semua jurusan untuk mencari pasaran baru dan untuk mencapai kemenangan-kemenangan yang baru pula.
   Kata-kata  mengenai “anjing mereka” itu di samping menunjuk kepada kesayangan yang mendalam bangsa-bangsa Kristen di barat kepada anjing, dapat pula dianggap menunjuk kepada kerajaan Byzantine yang ketika itu mengadakan penjagaan Eropa pada kedua pantai Laut Marmora, yang kelihatan seperti seekor anjing yang mengadakan penjagaan, dengan membentangkan kaki-depannya ke kedua sisinya.
    Sedangkan kalimat kata-kata “Seandainya engkau menyaksikan mereka niscaya engkau akan berbalik dari mereka untuk melarikan diri dan niscaya engkau akan dipenuhi oleh rasa takut terhadap mereka.  (Al-Kahf [18]:19),  menunjuk kepada masa  ketika bangsa-bangsa Kristen dari barat akan memperoleh kekuasaan politik yang besar di Akhir Zaman, yang tidak ada suatu kekuatan  lainnya – termasuk negara-negara Islam --  yang akan mampu melawan mereka.
Dengan demikian ayat tersebut  berisikan gambaran khas mengenai kekuasaan bangsa-bangsa barat di atas negeri-negeri sebelah timur dan selatan, cara hidup mereka yang khusus, rasa takut, dan keseganan yang bangsa ini timbulkan di tengah-­tengah bangsa-bangsa   yang mendiami daerah-daerah tersebut.
     Al-Quran menubuatkan hakikat ini ratusan tahun sebelumnya, ketika bangsa-bangsa Kristen masih terbenam dalam tidur lelap ratusan tahun, sehingga daya cipta yang betapa pun kaya dan luasnya tidak dapat meramalkan kekuasaan dan kemuliaan yang akan dicapai oleh bangsa­-bangsa  Kristen dari Eropa itu  sesudahnya.

(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***

Pajajaran Anyar,29 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar