بِسۡمِ
اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt
Bab 24
Makna Pelepasan
Kembali Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog)
dari “Pemenjaraan” Selama 1000 Tahun &
Kedatangan Imam Mahdi a.s.
Oleh
Ki
Langlang Buana Kusuma
Dalam bagian akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan gambaran
selanjutnya mengenai generasi penerus orang-orang Yahudi yang digambarkan dalam Surah Al-Kahf (QS.18:19-23), yakni mengisyaratkan kepada firman Allah Swt.
sebelum ini:
فَخَلَفَ
مِنۡۢ بَعۡدِہِمۡ خَلۡفٌ وَّرِثُوا الۡکِتٰبَ یَاۡخُذُوۡنَ عَرَضَ ہٰذَا
الۡاَدۡنٰی وَ یَقُوۡلُوۡنَ سَیُغۡفَرُ لَنَا ۚ وَ اِنۡ یَّاۡتِہِمۡ عَرَضٌ مِّثۡلُہٗ
یَاۡخُذُوۡہُ ؕ اَلَمۡ یُؤۡخَذۡ عَلَیۡہِمۡ مِّیۡثَاقُ الۡکِتٰبِ اَنۡ لَّا
یَقُوۡلُوۡا عَلَی اللّٰہِ اِلَّا
الۡحَقَّ وَ دَرَسُوۡا مَا فِیۡہِ ؕ وَ
الدَّارُ الۡاٰخِرَۃُ خَیۡرٌ لِّلَّذِیۡنَ یَتَّقُوۡنَ ؕ اَفَلَا تَعۡقِلُوۡنَ ﴿﴾
Maka datang menggantikan sesudah mereka,
suatu generasi pengganti
yang mewarisi Kitab Taurat itu,
mereka mengambil harta dunia yang
rendah ini dan mereka mengatakan: “Pasti
kami akan diampuni.” Dan jika datang kepada mereka harta semacam itu lagi mereka akan mengambilnya. Bukankah telah diambil perjanjian dari
mereka dalam Kitab bahwa mereka
tidak akan mengatakan sesuatu terhadap Allah kecuali yang haq,
dan mereka
telah mempelajari apa
yang tercantum di dalamnya? Padahal kampung akhirat itu
lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, apakah kamu tidak mau mengerti? (Al-Al-A’rāf [7]:170.
Mengisyaratkan kepada generasi (umat Kristen) ini pulalah
makna ar-raqīm (prasasti) yang diisyaratkan dalam Surah Al-Kahf, dimana sikap hidup keagamaan dan keduniawian mereka
berbeda dengan “Ash-habul kahf”,
walau pun sama-sama mengaku sebagai pengikut Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.,
firman-Nya:
اَمۡ
حَسِبۡتَ اَنَّ اَصۡحٰبَ
الۡکَہۡفِ وَ الرَّقِیۡمِ ۙ کَانُوۡا مِنۡ اٰیٰتِنَا عَجَبًا ﴿﴾
Apakah
engkau menyangka bahwa penghuni gua dan prasasti-prasasti itu adalah dari antara Tanda-tanda Kami yang menakjubkan? (Al-Kahf [18]:10).
Dongeng-dongeng Tentang “Para Penghuni Gua” &
Paham Sesat “Tuhan Memiliki Anak Laki-laki”
Ungkapan
ashhāb al-kahf, telah diberi banyak arti, seperti: kaum gua; orang-orang gua; teman-teman segua; penghuni gua; dan penduduk gua.
Ayat ini menyatakan bahwa para penghuni gua itu bukanlah wujud‑wujud aneh, sebagaimana dongeng-dongeng yang beredar dan dipercayai mengenai mereka.
Tidak ada sifat mereka yang dianggap menyimpang dari hukum alam biasa.
Tetapi sungguh
amat aneh bahwa banyak dongengan-dongengan
khayali telah terjalin sekitar
mereka. Kisah yang tersohor mengenai "Seven Sleepers" (Tujuh
penidur) seperti diuraikan oleh Gibbon dalam karyanya "Decline and fall of the Roman Empire"
(Kemunduran dan jatuhnya kerajaan Romawi), memberi suatu kunci penting untuk
menyingkapkan kabut rahasia yang
menyelubungi para penghuni gua
itu.
Gibbon
berkata: "Ketika Maharaja Decius
mengejar-ngejar dan menindas orang-orang
Kristen, tujuh pemuda bangsawan dari Ephesus menyembunyikan diri dalam
sebuah gua yang luas di pinggir
sebuah gunung di mana mereka dibiarkan menjadi musnah oleh raja zalim itu, dan
memberi perintah untuk menutup pintu masuk gua itu rapat-rapat dengan tumpukan
batu-batu besar.”
Teori terbaru
yang mendapat dukungan kuat dari penyelidikan terhadap "Dead Sea scrolls"
(Gulungan-gulungan tulisan yang terdapat di dekat Laut Mati), menunjukkan gua-gua itu — yakni tempat orang-orang Kristen pertama mencari
perlindungan dan mereka menuliskan kepercayaan-kepercayaan serta ajaran-ajaran
mereka — di sebuah lembah dekat Laut Mati.
Pada hakikatnya
"Gua" dan "prasasti" (raqīm) merupakan dua
segi yang sangat penting dalam kepercayaan
Kristen, yang berarti bahwa agama Kristen itu mulai sebagai agama yang melepaskan dan menarik diri dari
keramaian dunia, dan berakhir dengan menjadi suatu agama yang memusatkan perhatian kepada urusan dunia; suatu agama perdagangan dan perniagaan dalam dunia tulis-menulis dan prasasti-prasasti (tulisan-tulisan pada dinding dan benda-benda).
Firman Allah
Swt. pada awal Surah Al-Kahfi
menjelaskan mengenai siapa generasi penerus -- setelah golongan Ash-habul
kahf (penghuni gua) -- yang disebut ar-raqīm (prasasti), yang kesibukan kehidupannya bersifat duniawi tersebut, firman-Nya:
وَّ یُنۡذِرَ
الَّذِیۡنَ قَالُوا
اتَّخَذَ اللّٰہُ وَلَدًا ٭﴿﴾ مَا لَہُمۡ بِہٖ مِنۡ
عِلۡمٍ وَّ لَا لِاٰبَآئِہِمۡ ؕ کَبُرَتۡ
کَلِمَۃً تَخۡرُجُ مِنۡ اَفۡوَاہِہِمۡ ؕ اِنۡ یَّقُوۡلُوۡنَ اِلَّا کَذِبًا ﴿﴾ فَلَعَلَّکَ بَاخِعٌ نَّفۡسَکَ عَلٰۤی اٰثَارِہِمۡ اِنۡ لَّمۡ
یُؤۡمِنُوۡا بِہٰذَا الۡحَدِیۡثِ اَسَفًا ﴿﴾ اِنَّا جَعَلۡنَا مَا عَلَی الۡاَرۡضِ زِیۡنَۃً لَّہَا لِنَبۡلُوَہُمۡ اَیُّہُمۡ
اَحۡسَنُ
عَمَلًا ﴿﴾ وَ اِنَّا لَجٰعِلُوۡنَ مَا
عَلَیۡہَا صَعِیۡدًا جُرُزًا ؕ﴿﴾
Dan
supaya memperingatkan orang-orang yang berkata: "Allah
mengambil seorang anak laki-laki.
Mereka sekali-kali tidak memiliki
pengetahuan mengenainya, dan tidak pula
bapak-bapak mereka memilikinya. Sangat besar keburukan perkataan yang
keluar dari mulut mereka, mereka tidak mengucapkan kecuali kedustaan. Maka
sangat mungkin engkau akan membinasakan diri engkau karena sangat sedih sekiranya
mereka tidak beriman kepada keterangan ini. Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang
ada di bumi perhiasan baginya
supaya Kami
menguji mereka siapakah di antara mere-ka yang terbaik perbuatannya. Dan
sesungguhnya Kami niscaya akan
menjadikan segala yang ada di atasnya menjadi tanah-rata yang tandus. (Al-Kahf
[18]:5-9).
Kemurkaan Allah Swt.
Ayat
9 mengandung suatu kabar gaib bahwa bangsa-bangsa
Kristen dari barat sesudah memperoleh kekayaan, kekuatan, kekuasaan, dan
sesudah mendapat penemuan-penemuan besar
dalam bidang duniawi, akhirnya akan
membuat bumi Allah itu penuh
dengan dosa dan keburukan,
seperti yang dituturkan oleh Bible (Wahyu 20:7-10).
Kemurkaan Allah akan bangkit, dan sesuai
dengan nubuatan-nubuatan yang
diucapkan oleh mulut para nabi Allah di dalam Perjanjian Lama maupun di
dalam Perjanjian Baru, Al-Quran dan hadits, bencana-bencana akan menimpa bumi secara meluas, serta segala kemajuan duniawi yang tadinva telah
dicapai oleh bangsa-bangsa Kristen
dari Barat dan semua buah tangan mereka,
gedung-gedung mereka yang tinggi megah, keindahan negeri mereka, serta
segala kemuliaan, kemegahan, dan keagungan mereka sama sekali akan menjadi hancur berantakan.
Dajjal dan Imam Mahdi a.s.
Demikianlah pernyataan Allah Swt. dalam
Al-Quran mengenai nasib buruk yang
akan menimpa “ar-raqīm” atau Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) yang bangkit
dan merajalela lagi di Akhir Zaman -- yakni bangsa-bangsa Kristen dari
Barat -- sebagaimana yang dikatakan oleh
Raja Dzulqarnain (Cyrus/Koresy –
QS.18:93-102), yang sekali gus dijadikan sarana
oleh Allah Swt. untuk menghukum umat Islam di Akhir Zaman ini, setelah penghukuman
mereka yang pertama melalui serbuan
dahsyat balatentara Mongolia pimpinan Khulaku
Khan terhadap kota Baghdad, Pusat
kekuasaan umat Islam Bani ‘Abbas pada tahun 1258 M (QS.17:5-11).
Mengenai kehebatan kekuasaan Ya’juj
(Gog) dan Ma’juj (Magog) atau
Dajjal, si pendusta besar yang matanya buta sebelah tersebut Nabi Besar Muhammad saw. telah
bersabda bahwa “tiada satu pun kekuatan
dunia pun yang dapat mengalahkan Dajjal kecuali Imam Mahdi, dan apabila Dajjal bertemu Imam Mahdi maka akan
seperti garam yang disiram air, akan meleleh dan hancur”.
Sabda Nabi Besar Muhammad Saw. mengenai
kehebatan kekuatan duniawi Dajjal tersebut selaras dengan pernyataan Allah Swt.
dalam ayat Surah Al-Kahf selanjutnya:
وَ تَحۡسَبُہُمۡ اَیۡقَاظًا
وَّ ہُمۡ رُقُوۡدٌ ٭ۖ وَّ نُقَلِّبُہُمۡ ذَاتَ الۡیَمِیۡنِ وَ ذَاتَ
الشِّمَالِ ٭ۖ وَ کَلۡبُہُمۡ بَاسِطٌ ذِرَاعَیۡہِ بِالۡوَصِیۡدِ ؕ لَوِ اطَّلَعۡتَ عَلَیۡہِمۡ
لَوَلَّیۡتَ
مِنۡہُمۡ
فِرَارًا وَّ لَمُلِئۡتَ
مِنۡہُمۡ رُعۡبًا
﴿﴾
Dan
engkau menyangka mereka itu bangun padahal mereka itu tidur, dan Kami
membolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, dan anjing mereka sedang menjulurkan
kedua kaki-depannya di halaman gua itu.
Seandainya engkau menyaksikan mereka
niscaya engkau akan berbalik dari mereka untuk melarikan diri dan niscaya engkau akan dipenuhi oleh rasa
takut terhadap mereka. (Al-Kahf [18]:19).
Inilah salah satu ayat Al-Quran jenis mutasyabihat yang menurut Allah Swt. mampu menggelincirkan para
penafsir yang berhati bengkok (QS.3:8-9), dimana mengenai ashhabul-kahfi (para
penghuni gua) pun mereka mengartikannya secara harfiah, bahwa mereka itu benar-benar dibuat tidur-nyenyak oleh Allah Swt. selama 309 tahun (QS.18:10-27),
sehingga ketika mereka itu bangun dari tidur-panjangnya
tersebut penampilan mereka itu “sangat
menakutkan”, sebab – dalam khayalan
para penafsir tersebut -- rambut,
janggut, kumis, kuku tangan dan kumis para penghuni
guna tersebut menjadi sangat panjang sehingga akan membuat ketakutan siapa pun yang melihat mereka.
Padahal bukan itu maksud firman Allah Swt.
mengenai penampilan mereka “yang menakutkan” tersebut.
Peringatan Allah Swt.
kepada Umat Islam
Pada hakikatnya firman Allah Swt. tersebut
(QS.18:19 merupakan peringatan
Allah Swt., yakni orang-orang Islam di masa Nabi Besar Muhammad Saw. telah diberi peringatan sebelumnya bahwa bangsa-bangsa
Kristen di daerah utara -- yang
dalam Bible dan Al-Quran disebut sebagai Ya’juj
(Gog) dan Ma’juj (Magog) -- sedang berleha-leha, tetapi tidak lama lagi
mereka akan bangkit dari keadaan lelap yang meliputi masa ratusan tahun
itu, dan akan menyebar ke seluruh
dunia serta menguasai dunia (QS.21:96-97 termasuk wilayah Nusantara, firman-Nya:
وَ حَرٰمٌ عَلٰی قَرۡیَۃٍ اَہۡلَکۡنٰہَاۤ اَنَّہُمۡ لَا یَرۡجِعُوۡنَ ﴿﴾ حَتّٰۤی اِذَا فُتِحَتۡ یَاۡجُوۡجُ وَ مَاۡجُوۡجُ وَ ہُمۡ مِّنۡ کُلِّ
حَدَبٍ یَّنۡسِلُوۡنَ ﴿﴾ وَ اقۡتَرَبَ الۡوَعۡدُ
الۡحَقُّ فَاِذَا ہِیَ شَاخِصَۃٌ
اَبۡصَارُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ یٰوَیۡلَنَا قَدۡ کُنَّا فِیۡ
غَفۡلَۃٍ مِّنۡ ہٰذَا بَلۡ کُنَّا ظٰلِمِیۡنَ ﴿﴾
Dan diharamkan
(terlarang) bagi penduduk suatu negeri yang telah Kami bina-sakan bahwa
sesungguhnya mereka itu tidak mungkin kembali. Hingga apabila
dibukakan pintu pemenjaraan Ya’juj dan Ma’juj dan mereka
turun dengan cepat dari setiap ketinggian. Sudah mendekat janji
yang benar maka sekonyong-konyong
akan terbelalak mata orang-orang kafir, mereka berseru, “Aduhai, celaka kami! Sungguh kami dalam kelalaian mengenai hal ini,
bahkan kami adalah orang yang zalim!” (Al-Anbiyā
[21]:96-98).
Jika
ayat 97 dibaca bersama-sama dengan ayat
yang mendahuluinya maka maksud ayat ini ialah, bahwa hukum alam bekerja demikian rupa, sehingga sekali bila suatu hukum — sesudah mencapai puncak kejayaan
dan kemuliaannya — mengalami kebinasaan dan kehancuran mereka tidak mendapatkan
kembali kejayaan mereka yang hilang itu.
Demikian pula Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog)
pun dengan kejayaan dan kemuliaan besar dalam kebendaan (duniawi) tidak dapat
mengelakkan diri dari hukum alam.
Mereka akan jatuh dan tidak akan
bangkit kembali untuk selama-lamanya.
Ya’juj dan Ma’juj atau bangsa-bangsa
Kristen barat telah mencapai segala puncak kekuasaan politik dan telah menyebar ke seluruh dunia.
Ungkapan Al-Quran berarti, bahwa mereka akan menempati setiap ujung yang membawa keuntungan dan akan menguasai seluruh
dunia. Hal tersebut sesuai dengan
keterangan Bible mengenai Gog
dan Magog dalam Wahyu 20:1-10
mengenai pemenjaraan dan pelepasan kembali Iblis
yakni Satan (setan) atau naga “si ular tua” yaitu Gog dan
Magog – dari “masa pemenjaraannya
selama 1000 tahun”.
Menurut Bible dan Al-Quran bahwa kekuasaan Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) akan diikuti oleh peristiwa-peristiwa yang membawa bencana di dunia, yang akhirnya akan
menyebabkan kejayaan dan kemenangan
Islam yang kedua kali (QS.61:10) serta menjadi sebab kekuatan-kekuatan kepalsuan dan kebendaan yang menjelma dalam wujud Ya’juj dan Ma’juj itu
musnah.
Kejayaan Islam yang Kedua Kali Melalui
Perjuangan Ruhani Rasul Akhir Zaman
Bila
sesudah kehancuran Ya’juj dan Ma’juj secara mutlak, umat Islam akan memperoleh kembali kejayaan dan kemuliaannya seperti sediakala melalui Rasul Akhir Zaman (QS.61:10) -- yakni Al-Masih Mau’ud a.s. atau
Imam
Mahdi a.s.. Mereka yang telah
berputus-asa mengenai kebangkitan
kembali mata kepala mereka sendiri hampir-hampir tidak dapat mempercayainya,
inilah makna firman-Nya:
وَ اقۡتَرَبَ الۡوَعۡدُ الۡحَقُّ فَاِذَا ہِیَ شَاخِصَۃٌ اَبۡصَارُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ یٰوَیۡلَنَا
قَدۡ کُنَّا فِیۡ غَفۡلَۃٍ مِّنۡ ہٰذَا بَلۡ کُنَّا ظٰلِمِیۡنَ ﴿﴾
Sudah
mendekat janji yang benar maka sekonyong-konyong
akan terbelalak mata orang-orang kafir, mereka berseru, “Aduhai, celaka kami! Sungguh kami dalam kelalaian mengenai hal ini,
bahkan kami adalah orang yang zalim!” (Al-Anbiyā
[21]:98).
Dengan demikian jelaslah bahwa makna kalimat
"Kami akan membolik-balikkan
mereka ke kanan dan ke kiri" (QS.18:19) menunjuk kepada berkeliarannya atau merajalelanya mereka di muka bumi, tersebarnya mereka ke semua jurusan untuk mencari pasaran baru dan untuk mencapai kemenangan-kemenangan yang baru pula.
Kata-kata mengenai “anjing
mereka” itu di samping menunjuk kepada kesayangan yang mendalam bangsa-bangsa Kristen di barat kepada anjing, dapat pula dianggap menunjuk
kepada kerajaan Byzantine yang ketika
itu mengadakan penjagaan Eropa pada
kedua pantai Laut Marmora, yang kelihatan seperti seekor anjing yang mengadakan penjagaan, dengan membentangkan
kaki-depannya ke kedua sisinya.
Sedangkan
kalimat kata-kata “Seandainya engkau menyaksikan mereka niscaya engkau
akan berbalik dari mereka untuk melarikan diri dan niscaya engkau akan dipenuhi oleh rasa takut terhadap mereka.
(Al-Kahf [18]:19), menunjuk
kepada masa ketika bangsa-bangsa Kristen
dari barat akan memperoleh kekuasaan
politik yang besar di Akhir Zaman, yang tidak ada suatu kekuatan
lainnya – termasuk negara-negara
Islam -- yang akan mampu melawan mereka.
Dengan demikian ayat tersebut berisikan gambaran khas mengenai kekuasaan bangsa-bangsa barat di atas
negeri-negeri sebelah timur dan selatan, cara hidup mereka yang khusus, rasa takut, dan keseganan yang bangsa ini timbulkan di tengah-tengah bangsa-bangsa yang
mendiami daerah-daerah tersebut.
Al-Quran menubuatkan hakikat ini ratusan
tahun sebelumnya, ketika bangsa-bangsa
Kristen masih terbenam dalam tidur
lelap ratusan tahun, sehingga daya cipta yang betapa pun kaya dan luasnya
tidak dapat meramalkan kekuasaan dan kemuliaan yang akan dicapai oleh bangsa-bangsa Kristen dari Eropa itu sesudahnya.
(Bersambung)
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,29 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar