Minggu, 16 Desember 2012

Misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. & "Hawaariyyiin" Akhir Zaman




   بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ



Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt 


Bab 20


Misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. &

Hawāriyyīn Akhir Zaman

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


Dalam  Akhir Bab 19 telah dikemukakan   mengenai dua kali  pengutusan  Nabi Besar Muhammad Saw., (QS.62:3-4), yakni yang pertama di kalangan bangsa Arab jahiliyah, dan yang kedua kali  beliau saw. dibangkitkan di kalangan umat Islam di Akhir Zaman dalam wujud Al-Masih Mau’ud a.s. atau misal Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.43:58) atau Rasul Akhir Zaman yang akan mengunggulkan agama Islam atas agama-agama lainnya (QS.61:10),  setelah umat Islam mengalami penghukuman  Allah Swt. yang kedua kali melalui serbuan Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) di Akhir Zaman,  firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡ  بَعَثَ فِی  الۡاُمِّیّٖنَ  رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ  یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ  اٰیٰتِہٖ  وَ  یُزَکِّیۡہِمۡ وَ  یُعَلِّمُہُمُ  الۡکِتٰبَ وَ  الۡحِکۡمَۃَ ٭ وَ  اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ  قَبۡلُ  لَفِیۡ ضَلٰلٍ  مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾     وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ ﴿ ﴾  
Dia-lah Yang telah membangkitkan di kalangan bangsa yang buta huruf seorang rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya,  mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata; dan juga akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (Al-Jumu’ah [62]:3-4).

Pencabutan   “Ruh”  Al-Quran

   Sehubungan dengan  ayat   وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ      Abu Hurairah r.a. berkata: “Pada suatu hari kami sedang duduk-duduk bersama Nabi Besar Muhammad Saw.,  ketika Surah Jumu’ah diturunkan. Saya minta keterangan kepada Nabi Besar Muhammad Saw.:  “Siapakah yang diisyaratkan oleh kata-kata  Dan Dia akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka yang belum bertemu dengan mereka?” – Salman al-Farsi (Salman asal Parsi) sedang duduk di antara kami.
 Setelah saya berulang-ulang mengajukan pertanyaan itu, Nabi Besar Muhammad Saw.   meletakkan tangan beliau pada Salman dan bersabda: “Bila iman telah terbang ke Bintang Tsuraya, seorang lelaki dari mereka ini pasti akan menemukannya.” (Bukhari). Hadits Nabi Besar Muhammad Saw.  ini menunjukkan bahwa ayat ini dikenakan kepada seorang lelaki dari keturunan Parsi.
  Al-Masih Mau’ud a.s. – yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s. --   pendiri Jemaat Ahmadiyah, walau pun termasuk dari kalangan Ahli Bait Nabi Besar Muhammad Saw. dari jalur Imam Hasan r.a., beliau adalah dari keturunan Parsi. Hadits Nabi Besar Muhammad Saw.  lainnya menyebutkan kedatangan Al-Masih pada saat ketika tidak ada yang tertinggal di dalam Al-Quran kecuali kata-katanya, dan tidak ada yang tertinggal di dalam Islam selain namanya  (Baihaqi),  yaitu, jiwa ajaran Islam yang sejati akan lenyap, firman-Nya:
یُدَبِّرُ الۡاَمۡرَ مِنَ السَّمَآءِ  اِلَی الۡاَرۡضِ ثُمَّ یَعۡرُجُ  اِلَیۡہِ  فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ مِقۡدَارُہٗۤ اَلۡفَ سَنَۃٍ  مِّمَّا تَعُدُّوۡنَ ﴿﴾
Dia mengatur perintah dari langit sampai bumi, kemudian perintah itu akan naik kepada-Nya dalam satu hari, yang hitungan lamanya seribu tahun dari apa yang kamu hitung. (Al-Sajdah [31]:6). Lihat pula QS.17:86-89.
      Ayat ini menunjuk kepada suatu pancaroba sangat hebat, yang ditakdirkan akan menimpa Islam dalam perkembangannya yang penuh dengan perubahan itu. Islam akan melalui suatu masa kemajuan dan kesejahteraan yang mantap selama 3 abad pertama kehidupannya.
     Nabi Besar Muhammad Saw.     diriwayatkan pernah menyinggung secara jitu mengenai kenyataan itu dalam sabda beliau: “Abad terbaik ialah abad di kala aku hidup, kemudian abad berikutnya, kemudian abad sesudah itu” (Tirmidzi & Bukhari, Kitab-usy-Syahadat).
      Islam mulai mundur sesudah 3 abad pertama masa keunggulan dan keme-nangan yang tiada henti-hentinya. Peristiwa kemunduran dan kemerosotannya ber-langsung dalam masa 1000 tahun berikutnya.  Kepada masa 1000 tahun inilah, telah diisyaratkan dengan kata-kata: “Kemudian perintah itu akan naik kepada-Nya dalam satu hari, yang hitungan lamanya seribu tahun.”

Pengembalian “Ruh” Al-Quran  dari “Bintang Tsurayya” &
Hawariyyīn Akhir Zaman

     Dalam hadits lain Nabi Besar Muhammad Saw.   diriwayatkan pernah bersabda bahwa iman akan terbang ke Bintang Suraya dan seseorang dari keturunan Parsi akan mengembalikannya ke bumi (Bukhari, Kitab-ut-Tafsir). Dengan kedatangan Al-Masih Mau’ud a.s., Pendiri Jemaat Ahmadiyah,  dalam abad ke-14 sesudah Hijrah, laju kemerosotannya telah terhenti dan kebangkitan Islam kembali mulai berlaku, sebagaimana firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ  رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ  الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ  عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ  کَرِہَ  الۡمُشۡرِکُوۡنَ ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama, walaupun orang musyrik tidak menyukai. (Ash-Shaf [61]:10).
      Kebanyakan ahli tafsir Al-Quran sepakat bahwa ayat ini kena untuk Al-Masih yang dijanjikan (Al-Masih Mau’ud a.s.), sebab di zaman beliau semua agama muncul  dan berlomba-lomba menyebarkan ajarannya, dan keunggulan Islam di atas semua agama akan menjadi kepastian.   
       Dengan demikian benarlah  perintah Allah Swt. selanjutnya dalam Surah Ash-Shaf tersebut kepada orang-orang beriman --  terutama sekali umat Islam – agar mereka  seperti golongan hawāriyyīn yang beriman kepada Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.3:53-55), dan tidak menjadi seperti para pemuka kaum Yahudi yang mendustakan dan menentang Nabi Isa Ibnu Maryam a.s., firman-Nya:
 یٰۤاَیُّہَا  الَّذِیۡنَ  اٰمَنُوۡا کُوۡنُوۡۤا  اَنۡصَارَ اللّٰہِ کَمَا قَالَ عِیۡسَی ابۡنُ  مَرۡیَمَ لِلۡحَوَارِیّٖنَ مَنۡ  اَنۡصَارِیۡۤ  اِلَی اللّٰہِ ؕ قَالَ الۡحَوَارِیُّوۡنَ نَحۡنُ  اَنۡصَارُ اللّٰہِ  فَاٰمَنَتۡ طَّآئِفَۃٌ  مِّنۡۢ  بَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ وَ کَفَرَتۡ طَّآئِفَۃٌ ۚ فَاَیَّدۡنَا  الَّذِیۡنَ  اٰمَنُوۡا عَلٰی عَدُوِّہِمۡ  فَاَصۡبَحُوۡا ظٰہِرِیۡنَ ﴿٪ ﴾
Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam berkata kepada  pengikut-pengikutnya, “Siapakah penolong-penolongku di jalan Allah?” Pengikut-pengikut yang setia  (hawāriyyūn) itu berkata: “Kamilah penolong-penolong Allah.” Maka segolongan dari Bani Israil beriman sedangkan segolongan lagi kafir, kemudian Kami membantu orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka lalu mereka menjadi  orang-orang yang menang. (Ash-Shaff [61]:13).
  Dari ketiga golongan agama di antara kaum Yahudi, yang terhadap mereka Nabi Isa ibnu Maryam a.s.  menyampaikan tablighnya – kaum Parisi, kaum Saduki, dan kaum Essenes – Nabi Isa ibnu Maryam a.s. termasuk golongan terakhir sebelum beliau diutus sebagai rasul Alah untuk kaum Bani Israil (QS.61:7).
  Kaum Essenes adalah kaum yang sangat bertakwa, hidup jauh dari kesibukan dan keramaian dunia, dan melewatkan waktu mereka dalam berzikir dan berdoa, dan berbakti kepada sesama manusia. Dari kaum inilah berasal bagian besar dari para pengikut beliau di masa permulaan (“The Dead Sea Community,” oleh Kurt Schubert, dan “The Crucifixion by an Eye-Witness”). Mereka disebut “Para Penolong” oleh Eusephus.

Keberhasilan Duniawi Para Pengikut Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. &
Kembalinya  the Wandering Jew” (“Yahudi Pengembara”) ke Palestina

Kata-kata penutup Surah ini sungguh sarat dengan nubuatan. Sepanjang zaman para pengikut Nabi Isa ibnu Maryam a.s.  telah menikmati kekuatan dan kekuasaan atas musuh abadi mereka – kaum Yahudi. Mereka telah menegakkan dan memerintah kerajaan-kerajaan luas dan perkasa, sedang kaum Yahudi tetap merupakan kaum yang cerai-berai sehingga mendapat julukan “the Wandering Jew” (“Yahudi Pengembara”).
    Jadi, Al-Quran dan hadits kedua-duanya sepakat bahwa  firman Allah Swt. QS.62:3-4 ini menunjuk kepada kedatangan kedua kali Nabi Besar Muhammad Saw  dalam wujud  Al-Masih Mau’ud a.s. atau Rasul Akhir Zaman yang kedatangannya ditunggu-tunggu oleh semua umat beragama dengan nama-nama (sebutan) yang berbeda-beda, yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s..
   Pengutusan kedua kali secara ruhani Nabi Besar Muhammad Saw. dalam wujud Al-Masih Mau’ud a.s. atau misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.43:58) tepat waktunya, yaitu pada saat   kemunduran  yang melanda  umat Islam dalam berbagai bidang kehidupan – terutama kemunduran dalam   akhlak dan ruhani --  telah mencapai puncaknya, yang ditandai dengan terlepasnya kembali Kanaan (Palestina) – “negeri yang dijanjikan” dari kekuasaan umat Islam di Timur Tengah (QS.21:106-107) bersamaan dengan kembalinya   “the Wandering Jew” (“Yahudi Pengembara”) dari berbagai peloksok dunia ke Palestina dan mendirikan “negara Israel, ” firman-Nya:
وَّ قُلۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ  لِبَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ اسۡکُنُوا الۡاَرۡضَ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ  جِئۡنَا بِکُمۡ  لَفِیۡفًا ﴿﴾ؕ
Dan setelah dia, Kami berfirman kepada Bani Israil: ”Tinggallah di negeri yang dijanjikan itu, dan apabila janji mengenai akhir zaman tiba  Kami akan menghimpun kamu semuanya dari antara berbagai bangsa.”  (Bani Israil [17]:105).
     Ayat ini mengandung arti bahwa seperti orang-orang Yahudi, umat Islam pun dua kali akan menderita bencana nasional (QS.17:5-9). Yang pertama dari kedua bencana ini menimpa umat Islam ketika kota Bagdad jatuh kepada kekuasaan bangsa Tartar di bawah pimpinan Hulaku Khan. Mereka di sini diberitahu, bahwa mereka akan ditimpa azab Ilahi untuk kedua kali di Akhir Zaman, di masa Al-Masih Mau’ud a.s. atau misal Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.43:58),   seperti orang-orang Yahudi diberi hukuman di zaman Al-Masih pertama - Nabi Isa ibnu Maryam a.s..
    Ayat ini berarti, bahwa manakala umat Islam akan dihukum untuk kedua kalinya, melalui serbuan bangsa-bangsa  Kristen dari Barat yang disebut Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog – QS.21:96-98;  Wahyu 20:1-10) --   yang berarti sempurnanya “janji mengenai Akhir Zaman” --  maka orang-orang Yahudi akan dihimpun kembali di tanah suci (Palestina) dari semua penjuru dunia.
  Nubuatan ini telah menjadi sempurna dengan cara yang luar biasa dengan kembalinya orang-orang Yahudi ke Palestina dengan perantaraan “Balfour Declaration” (Pernyataan Balfour) dan dengan didirikannya apa yang dikatakan Negara Israel. “Janji mengenai akhir zaman” itu, bertalian dengan masa Al-Masih Mau’ud a.s..  (Bayan), yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s., Pendiri Jemaat Ahmadiyah.

(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***

Pajajaran Anyar,17 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar