Selasa, 18 Desember 2012

Doa dan Nubuatan Dalam Ayat terakhir Surah Al-Fatihah





  
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt 


Bab 22



 Doa  dan  Nubuatan  Dalam
Ayat Terakhir Surah Al-Fatihah


 

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


Dalam    bagian akhir Bab   sebelumnya telah dikemukakan peringatan  Allah Swt. kepada umat Islam untuk tidak seperti orang-orang di kalangan Bani Israil yang selalu  membuat susah Nabi Musa a.s. dengan berbagai kedurhakaan mereka, firman-Nya:     
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ اٰذَوۡا مُوۡسٰی فَبَرَّاَہُ  اللّٰہُ مِمَّا قَالُوۡا ؕ وَ کَانَ عِنۡدَ اللّٰہِ  وَجِیۡہًا  ﴿ؕ﴾  یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰہَ وَ قُوۡلُوۡا  قَوۡلًا  سَدِیۡدًا  ﴿ۙ﴾  یُّصۡلِحۡ  لَکُمۡ  اَعۡمَالَکُمۡ وَ یَغۡفِرۡ لَکُمۡ ذُنُوۡبَکُمۡ ؕ وَ مَنۡ یُّطِعِ اللّٰہَ  وَ رَسُوۡلَہٗ  فَقَدۡ  فَازَ  فَوۡزًا عَظِیۡمًا ﴿﴾ اِنَّا عَرَضۡنَا الۡاَمَانَۃَ عَلَی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ وَ الۡجِبَالِ فَاَبَیۡنَ اَنۡ یَّحۡمِلۡنَہَا وَ اَشۡفَقۡنَ مِنۡہَا وَ حَمَلَہَا الۡاِنۡسَانُ ؕ اِنَّہٗ کَانَ ظَلُوۡمًا جَہُوۡلًا ﴿ۙ﴾
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti   orang-orang yang telah menyusahkan Musa, tetapi Allah membersihkannya dari apa yang mereka katakan. Dan ia di sisi Allah adalah orang yang terhormat.  Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang jujur. Dia akan memperbaiki  bagi kamu amal-amalmu dan akan mengampuni bagimu dosa-dosa kamu. Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Ra-sul-Nya maka sesungguhnya ia akan meraih kemenangan besar. Sesungguhnya Kami telah  menawarkan amanat syariat kepada seluruh langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan memikulnya dan mereka takut terhadapnya, akan sedangkan insan (manusia) memikulnya, sesungguhnya ia sanggup berbuat zalim dan  abai  terhadap dirinya.  (Al-Ahzab [33]:70-73).

Berbagai Tuduhan Dusta kepada Nabi Musa a.s.

    Ādzahu berarti, ia melakukan atau mengatakan apa yang tidak disenanginya atau yang dibencinya, mengganggu atau menjengkelkan atau melukai perasaan dia.   Nabi Musa a.s.   telah dijadikan sasaran fitnahan-fitnahan berat, antara lain:  
  1. Qarun (Qorah) menghasut seorang perempuan mengada-adakan tuduhan terhadap beliau bahwa beliau pernah mengadakan hubungan gelap dengan dirinya.
  2. Karena timbul iri hati melihat semakin meningkatnya pengaruh Nabi Harun di tengah kaum beliau, Nabi Musa a.s. berusaha membunuh Nabi Harun a.s.. 
  3. Beliau dituduh mengidap penyakit lepra dan rajasinga atau syphilis.
  4. Samiri menuduh beliau berbuat syirik.
  5.  Adik perempuan beliau sendiri melemparkan tuduhan palsu terhadap beliau (Bilangan 12:1).
    Sehubungan dengan berbagai tuduhan palsu   atau fitnah tersebut Allah Swt. berfirman mengenai Nabi Musa a.s. dan   mengenai Nabi Isa Ibnu Maryam a.s., yang juga mendapat perlakukan sangat zalim dari para pemuka kaum Yahudi:
وَ اِذۡ  قَالَ مُوۡسٰی لِقَوۡمِہٖ یٰقَوۡمِ لِمَ تُؤۡذُوۡنَنِیۡ  وَ قَدۡ تَّعۡلَمُوۡنَ  اَنِّیۡ  رَسُوۡلُ اللّٰہِ  اِلَیۡکُمۡ ؕ فَلَمَّا  زَاغُوۡۤا اَزَاغَ  اللّٰہُ قُلُوۡبَہُمۡ ؕ وَ اللّٰہُ  لَا یَہۡدِی الۡقَوۡمَ الۡفٰسِقِیۡنَ ﴿۵﴾   وَ اِذۡ قَالَ عِیۡسَی ابۡنُ  مَرۡیَمَ یٰبَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ  اِنِّیۡ  رَسُوۡلُ  اللّٰہِ  اِلَیۡکُمۡ مُّصَدِّقًا  لِّمَا بَیۡنَ  یَدَیَّ  مِنَ  التَّوۡرٰىۃِ وَ مُبَشِّرًۢا  بِرَسُوۡلٍ یَّاۡتِیۡ  مِنۡۢ  بَعۡدِی اسۡمُہٗۤ  اَحۡمَدُ ؕ فَلَمَّا جَآءَہُمۡ  بِالۡبَیِّنٰتِ قَالُوۡا ہٰذَا  سِحۡرٌ  مُّبِیۡنٌ ﴿﴾
Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, mengapa kamu menyakitiku, padahal kamu sungguh mengetahui bahwa aku Rasul Allah yang diutus kepada kamu?” Maka tatkala mereka menyimpang dari jalan benar Allah pun menyimpangkan hati mereka, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.   Dan ingatlah ketika Isa ibnu Maryam berkata:”Hai Bani Israil, sesungguhnya aku Rasul Allah kepada kamu menggenapi apa yang ada sebelumku yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira mengenai seorang rasul yang akan datang sesudahku namanya Ahmad.” Maka tatkala ia datang kepada mereka dengan bukti-bukti yang jelas mereka berkata: “Ini adalah asihir yang nyata.” (Ash-Shaff [61]:6-7).
  Mungkin tidak ada nabi Allah di kalangan Bani Israil yang begitu banyak menderita kepedihan hati karena perbuatan para pengikutnya selain Nabi Musa a.s.. Kaum Nabi Musa a.s. telah menyaksikan lasykar Fir’aun tenggelam di hadapan mata kepala mereka sendiri, namun demikian baru saja mereka melintasi lautan mereka telah mencoba lagi kembali kepada kemusyrikan, dan karena mereka melihat suatu kaum penyembah berhala, mereka meminta kepada Nabi Musa a.s.  membuatkan bagi mereka berhala semacam itu juga (QS.7:139).
  Ketika mereka disuruh bergerak memasuki Kanaan yang telah dijanjikan Allah akan diberikan kepada mereka, sambil mencemoohkan dan dengan bersitebal-kulit-muka mereka mengatakan kepada Nabi Musa a.s.  agar beliau sendiri pergi berperang bersama Tuhan beliau yang amat dipercayai beliau, mereka tidak mau bergerak barang satu tapak pun dari tempat mereka bermukim (QS.5:25).
  Jadi  Nabi Musa a.s.  – dalam usaha beliau memanggil mereka kembali dari kemusyrikan berkali-kali dihina dan dikecewakan oleh kaum yang justru telah diselamatkan beliau dari penindasan perbudakan Fir’aun itu. Mereka malahan mengumpat dan memfitnah beliau.

Peringatan Kepada Umat Islam

 Mengingat kaum Yahudi di Madinah memiliki pengaruh yang kuat atas umumnya  penduduk   Madinah, karena itu Allah Swt.  telah memperingatkan umat Islam – baik golongan Muhajirin mau pun golongan Anshar -- di Madinah terhadap pengaruh-pengaruh buruk dari orang-orang Yahudi,  yang tidak memiliki rasa hormat terhadap para rasul Allah yang dibangkitkan di kalangan Bani Israil, terutama  sekali kepada Nabi Musa a.s., Nabi Dawud a.s., Nabi Sulaiman a.s., dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s., firman-Nya:
وَ لَقَدۡ اٰتَیۡنَا مُوۡسَی الۡکِتٰبَ وَ قَفَّیۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ بِالرُّسُلِ ۫ وَ اٰتَیۡنَا عِیۡسَی ابۡنَ مَرۡیَمَ الۡبَیِّنٰتِ وَ اَیَّدۡنٰہُ بِرُوۡحِ الۡقُدُسِ ؕ اَفَکُلَّمَا جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌۢ بِمَا لَا تَہۡوٰۤی اَنۡفُسُکُمُ اسۡتَکۡبَرۡتُمۡ ۚ  فَفَرِیۡقًا کَذَّبۡتُمۡ  ۫ وَ فَرِیۡقًا تَقۡتُلُوۡنَ ﴿﴾  وَ قَالُوۡا قُلُوۡبُنَا غُلۡفٌ ؕ بَلۡ لَّعَنَہُمُ اللّٰہُ بِکُفۡرِہِمۡ  فَقَلِیۡلًا مَّا یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾ وَ لَمَّا جَآءَہُمۡ کِتٰبٌ مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰہِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَہُمۡ  ۙ وَ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ یَسۡتَفۡتِحُوۡنَ عَلَی الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ۚۖ فَلَمَّا جَآءَہُمۡ مَّا عَرَفُوۡا کَفَرُوۡا بِہٖ ۫ فَلَعۡنَۃُ اللّٰہِ عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾  بِئۡسَمَا اشۡتَرَوۡا بِہٖۤ اَنۡفُسَہُمۡ  اَنۡ یَّکۡفُرُوۡا بِمَاۤ  اَنۡزَلَ اللّٰہُ  بَغۡیًا اَنۡ یُّنَزِّلَ اللّٰہُ مِنۡ فَضۡلِہٖ عَلٰی مَنۡ یَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِہٖ ۚ فَبَآءُوۡ بِغَضَبٍ عَلٰی غَضَبٍ ؕ وَ  لِلۡکٰفِرِیۡنَ عَذَابٌ مُّہِیۡنٌ ﴿﴾  وَ اِذَا قِیۡلَ لَہُمۡ  اٰمِنُوۡا بِمَاۤ اَنۡزَلَ اللّٰہُ قَالُوۡا نُؤۡمِنُ بِمَاۤ  اُنۡزِلَ عَلَیۡنَا وَ یَکۡفُرُوۡنَ بِمَا وَرَآءَہٗ ٭ وَ ہُوَ الۡحَقُّ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَہُمۡ  ؕ قُلۡ فَلِمَ تَقۡتُلُوۡنَ اَنۡۢبِیَآءَ اللّٰہِ مِنۡ قَبۡلُ اِنۡ کُنۡتُمۡ مُّؤۡمِنِیۡنَ ﴿﴾  وَ لَقَدۡ جَآءَکُمۡ مُّوۡسٰی بِالۡبَیِّنٰتِ ثُمَّ اتَّخَذۡتُمُ الۡعِجۡلَ مِنۡۢ بَعۡدِہٖ وَ اَنۡتُمۡ ظٰلِمُوۡنَ ﴿﴾
Dan  sungguh   Kami benar-benar telah  berikan Al-kitab kepada Musa dan Kami mengikutkan rasul-rasul di belakangnya,   Kami  berikan kepada Isa Ibnu Maryam Tanda-tanda yang nyata, dan juga Kami memper-kuatnya dengan  Ruhulqudus. Maka apakah patut setiap datang kepada Kamu seorang rasul dengan membawa apa yang tidak disukai oleh dirimu  kamu berlaku takabur, lalu  sebagian kamu dustakan dan sebagian lainnya kamu bunuh? Dan mereka berkata:  Hati kami tertutup.” Tidak,  bahkan Allah telah mengutuk mereka karena kekafiran mereka  maka sedikit sekali apa yang mereka imani. Dan tatkala datang kepada mereka sebuah Kitab yakni  Al-Quran dari Allah  menggenapi apa yang ada pada mereka, sedangkan sebelum itu mereka senantiasa memohon kemenangan atas orang-orang kafir, tetapi tatkala  datang kepada mereka  apa yang mereka  kenali itu lalu mereka kafir  kepadanya  maka laknat Allah atas orang-orang kafir.  Sangat buruk hal yang  dengan itu mereka telah menjual dirinya     yakni  mereka  kafir  kepada apa yang diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, lalu mereka ditimpa kemurkaan demi kemurkaan, dan bagi orang-orang kafir ada azab yang menghinakan. Dan   apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kepada apa yang diturunkan Allah”, mereka berkata: “Kami hanya beriman kepada apa yang telah diturunkan kepada kami”, dan mereka kafir  kepada yang diturunkan sesudahnya, padahal  itulah haq (kebenaran) yang menggenapi yang ada pada mereka. Katakanlah:  ”Lalu mengapa kamu  membunuh nabi-nabi Allah sebelum ini, jika kamu sungguh orang-orang beriman?”   Dan  sungguh  Musa benar-benar telah datang kepada kamu  dengan Tanda-tanda yang nyata, kemudian sepeninggalnya kamu menjadikan anak sapi sebagai sembahan dan kamu orang-orang  yang zalim. (Al-Baqarah [2]:89-93).

Doa dan Nubuatan dalam Ayat Terakhir Surah Al-Fatihah

       Itulah beberapa kenyataan buruk dari orang-orang Yahudi, dan mengapa Allah Swt. dalam ayat terakhir Surah Al-Fatihah menyebut mereka sebagai  maghdhūbi ‘alaihim -- “mereka yang dimurkai Allah Swt.” (QS.1:7; QS.2:62 & 91; QS.3:113; QS.5:61),  yang  orang-orang Muslim diperintahkan berdoa Allah Swt. untuk tidak menjadi seperti mereka, yakni kemurkaan Allah Swt. terus menerus membuntuti mereka akibat berbagai kedurhakaan yang merela lakukan terhadap Allah Swt. dan para rasul Allah, firman-Nya:
فَلَمَّا عَتَوۡا عَنۡ مَّا نُہُوۡا عَنۡہُ قُلۡنَا لَہُمۡ   کُوۡنُوۡا  قِرَدَۃً  خٰسِئِیۡنَ ﴿﴾   وَ اِذۡ تَاَذَّنَ رَبُّکَ لَیَبۡعَثَنَّ عَلَیۡہِمۡ اِلٰی یَوۡمِ الۡقِیٰمَۃِ مَنۡ یَّسُوۡمُہُمۡ سُوۡٓءَ الۡعَذَابِ ؕ اِنَّ  رَبَّکَ  لَسَرِیۡعُ  الۡعِقَابِ ۚۖ وَ  اِنَّہٗ  لَغَفُوۡرٌ  رَّحِیۡمٌ ﴿﴾
Maka tatkala mereka melanggar apa yang dilarang untuk mengerjakannya, Kami berfirman kepada mereka:  Jadilah kamu kera-kera yang hina!” Dan ingatlah ketika Tuhan engkau mengumumkan bahwa niscaya  Dia akan mengutus kepada mereka orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka  azab yang sangat buruk hingga Hari Kiamat. Sesungguhnya Tuhan engkau benar-benar sangat cepat dalam menghukum dan sesungguhnya Dia benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Al-A’rāf [7]:167-168).
        Ayat ini dan juga beberapa ayat berikutnya menunjukkan bahwa kaum Yahudi yang dikatakan sebagai “kera-kera yang hina” dalam ayat sebelumnya itu tidak sungguh-sungguh berubah menjadi kera, melainkan mereka itu tetap makhluk manusia walaupun mereka menjalani peri kehidupan yang hina dan dipandang rendah oleh orang-orang lain juga.
     Jelas dari beberapa ayat Al-Quran bahwa Allah Swt. sangat lambat dalam menghukum orang-orang durhaka. Dia berkali-kali memberi tenggang waktu kepada mereka untuk bertaubat. Kata-kata “Tuhan engkau benar-benar sangat cepat dalam menghukum itu dimaksudkan bahwa bila pada akhirnya hukuman ditetapkan menimpa satu kaum, hukuman itu datangnya cepat dan tak ada sesuatu yang dapat memperlambat kedatangannya.
      
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***

Pajajaran Anyar,19 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar