بِسۡمِ
اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt
Bab 22
Doa dan
Nubuatan Dalam
Ayat Terakhir Surah Al-Fatihah
Oleh
Ki
Langlang Buana Kusuma
Dalam bagian akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan peringatan Allah Swt. kepada umat Islam untuk tidak seperti
orang-orang di kalangan Bani Israil
yang selalu membuat susah Nabi Musa a.s. dengan berbagai kedurhakaan mereka, firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ اٰذَوۡا مُوۡسٰی
فَبَرَّاَہُ اللّٰہُ مِمَّا قَالُوۡا ؕ وَ
کَانَ عِنۡدَ اللّٰہِ وَجِیۡہًا ﴿ؕ﴾ یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا
اللّٰہَ وَ قُوۡلُوۡا قَوۡلًا سَدِیۡدًا ﴿ۙ﴾ یُّصۡلِحۡ
لَکُمۡ اَعۡمَالَکُمۡ وَ یَغۡفِرۡ
لَکُمۡ ذُنُوۡبَکُمۡ ؕ وَ مَنۡ یُّطِعِ اللّٰہَ
وَ رَسُوۡلَہٗ فَقَدۡ فَازَ
فَوۡزًا عَظِیۡمًا ﴿﴾ اِنَّا عَرَضۡنَا الۡاَمَانَۃَ
عَلَی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ وَ الۡجِبَالِ فَاَبَیۡنَ اَنۡ یَّحۡمِلۡنَہَا وَ
اَشۡفَقۡنَ مِنۡہَا وَ حَمَلَہَا الۡاِنۡسَانُ ؕ اِنَّہٗ کَانَ ظَلُوۡمًا
جَہُوۡلًا ﴿ۙ﴾
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu
seperti orang-orang yang telah
menyusahkan Musa, tetapi Allah
membersihkannya dari apa yang mereka katakan. Dan ia di sisi Allah adalah orang yang terhormat. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang jujur. Dia akan memperbaiki bagi kamu amal-amalmu dan akan mengampuni bagimu dosa-dosa kamu.
Dan barangsiapa taat kepada Allah dan
Ra-sul-Nya maka sesungguhnya ia akan
meraih kemenangan besar. Sesungguhnya Kami
telah menawarkan amanat syariat
kepada seluruh langit, bumi dan gunung-gunung,
tetapi semuanya enggan memikulnya
dan mereka takut terhadapnya, akan
sedangkan insan (manusia) memikulnya, sesungguhnya ia sanggup berbuat zalim dan abai terhadap dirinya. (Al-Ahzab [33]:70-73).
Berbagai Tuduhan Dusta kepada Nabi Musa a.s.
Ādzahu berarti, ia melakukan atau
mengatakan apa yang tidak disenanginya atau yang dibencinya, mengganggu atau
menjengkelkan atau melukai perasaan dia. Nabi
Musa a.s. telah dijadikan
sasaran fitnahan-fitnahan berat,
antara lain:
- Qarun (Qorah) menghasut seorang perempuan mengada-adakan tuduhan terhadap beliau bahwa beliau pernah mengadakan hubungan gelap dengan dirinya.
- Karena timbul iri hati melihat semakin meningkatnya pengaruh Nabi Harun di tengah kaum beliau, Nabi Musa a.s. berusaha membunuh Nabi Harun a.s..
- Beliau dituduh mengidap penyakit lepra dan rajasinga atau syphilis.
- Samiri menuduh beliau berbuat syirik.
- Adik perempuan beliau sendiri melemparkan tuduhan palsu terhadap beliau (Bilangan 12:1).
Sehubungan dengan berbagai tuduhan palsu atau fitnah
tersebut Allah Swt. berfirman mengenai Nabi Musa a.s. dan mengenai Nabi Isa Ibnu Maryam a.s., yang
juga mendapat perlakukan sangat zalim
dari para pemuka kaum Yahudi:
وَ اِذۡ قَالَ
مُوۡسٰی لِقَوۡمِہٖ یٰقَوۡمِ لِمَ تُؤۡذُوۡنَنِیۡ
وَ قَدۡ تَّعۡلَمُوۡنَ
اَنِّیۡ رَسُوۡلُ اللّٰہِ اِلَیۡکُمۡ ؕ فَلَمَّا زَاغُوۡۤا اَزَاغَ اللّٰہُ قُلُوۡبَہُمۡ ؕ وَ اللّٰہُ لَا یَہۡدِی الۡقَوۡمَ الۡفٰسِقِیۡنَ ﴿۵﴾ وَ
اِذۡ قَالَ عِیۡسَی ابۡنُ مَرۡیَمَ
یٰبَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ اِنِّیۡ رَسُوۡلُ
اللّٰہِ اِلَیۡکُمۡ
مُّصَدِّقًا لِّمَا بَیۡنَ یَدَیَّ
مِنَ التَّوۡرٰىۃِ وَ
مُبَشِّرًۢا بِرَسُوۡلٍ یَّاۡتِیۡ مِنۡۢ
بَعۡدِی اسۡمُہٗۤ اَحۡمَدُ ؕ
فَلَمَّا جَآءَہُمۡ بِالۡبَیِّنٰتِ
قَالُوۡا ہٰذَا سِحۡرٌ مُّبِیۡنٌ ﴿﴾
Dan ingatlah ketika
Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, mengapa
kamu menyakitiku, padahal kamu sungguh mengetahui bahwa aku Rasul Allah yang diutus kepada kamu?”
Maka tatkala mereka menyimpang dari
jalan benar Allah pun menyimpangkan
hati mereka, dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada kaum yang fasik. Dan ingatlah ketika Isa ibnu Maryam berkata:”Hai Bani Israil, sesungguhnya aku Rasul Allah kepada kamu menggenapi apa
yang ada sebelumku yaitu Taurat, dan memberi
kabar gembira mengenai seorang rasul yang akan datang sesudahku namanya Ahmad.”
Maka tatkala ia datang kepada mereka dengan bukti-bukti yang jelas mereka berkata: “Ini adalah asihir yang nyata.” (Ash-Shaff
[61]:6-7).
Mungkin tidak ada nabi
Allah di kalangan Bani Israil yang
begitu banyak menderita kepedihan hati
karena perbuatan para pengikutnya selain Nabi Musa a.s.. Kaum Nabi Musa a.s. telah
menyaksikan lasykar Fir’aun tenggelam di hadapan mata kepala mereka sendiri,
namun demikian baru saja mereka melintasi lautan mereka telah mencoba lagi
kembali kepada kemusyrikan, dan
karena mereka melihat suatu kaum penyembah
berhala, mereka meminta kepada Nabi Musa a.s. membuatkan bagi mereka berhala semacam
itu juga (QS.7:139).
Ketika mereka disuruh
bergerak memasuki Kanaan yang telah dijanjikan Allah akan diberikan kepada
mereka, sambil mencemoohkan dan dengan bersitebal-kulit-muka mereka mengatakan
kepada Nabi Musa a.s. agar
beliau sendiri pergi berperang bersama
Tuhan beliau yang amat dipercayai beliau, mereka tidak mau bergerak barang satu
tapak pun dari tempat mereka bermukim (QS.5:25).
Jadi
Nabi Musa a.s. – dalam
usaha beliau memanggil mereka kembali dari kemusyrikan
berkali-kali dihina dan dikecewakan oleh kaum yang justru telah
diselamatkan beliau dari penindasan perbudakan
Fir’aun itu. Mereka malahan mengumpat
dan memfitnah beliau.
Peringatan Kepada Umat Islam
Mengingat kaum Yahudi di
Madinah memiliki pengaruh yang kuat
atas umumnya penduduk Madinah, karena itu Allah Swt. telah memperingatkan
umat Islam – baik golongan Muhajirin mau pun golongan Anshar -- di Madinah terhadap pengaruh-pengaruh buruk dari orang-orang
Yahudi, yang tidak memiliki rasa hormat terhadap para rasul Allah yang dibangkitkan di kalangan Bani Israil, terutama sekali
kepada Nabi Musa a.s., Nabi Dawud a.s., Nabi Sulaiman a.s., dan Nabi Isa Ibnu
Maryam a.s., firman-Nya:
وَ لَقَدۡ اٰتَیۡنَا
مُوۡسَی الۡکِتٰبَ وَ قَفَّیۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ بِالرُّسُلِ ۫ وَ اٰتَیۡنَا
عِیۡسَی ابۡنَ مَرۡیَمَ الۡبَیِّنٰتِ وَ اَیَّدۡنٰہُ بِرُوۡحِ الۡقُدُسِ ؕ
اَفَکُلَّمَا جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌۢ بِمَا لَا تَہۡوٰۤی اَنۡفُسُکُمُ
اسۡتَکۡبَرۡتُمۡ ۚ فَفَرِیۡقًا
کَذَّبۡتُمۡ ۫ وَ فَرِیۡقًا تَقۡتُلُوۡنَ
﴿﴾ وَ قَالُوۡا قُلُوۡبُنَا غُلۡفٌ ؕ بَلۡ
لَّعَنَہُمُ اللّٰہُ بِکُفۡرِہِمۡ
فَقَلِیۡلًا مَّا یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾ وَ لَمَّا جَآءَہُمۡ کِتٰبٌ مِّنۡ
عِنۡدِ اللّٰہِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَہُمۡ
ۙ وَ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ یَسۡتَفۡتِحُوۡنَ عَلَی الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ۚۖ
فَلَمَّا جَآءَہُمۡ مَّا عَرَفُوۡا کَفَرُوۡا بِہٖ ۫ فَلَعۡنَۃُ اللّٰہِ عَلَی
الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾ بِئۡسَمَا اشۡتَرَوۡا
بِہٖۤ اَنۡفُسَہُمۡ اَنۡ یَّکۡفُرُوۡا بِمَاۤ اَنۡزَلَ اللّٰہُ بَغۡیًا اَنۡ یُّنَزِّلَ اللّٰہُ مِنۡ فَضۡلِہٖ
عَلٰی مَنۡ یَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِہٖ ۚ فَبَآءُوۡ بِغَضَبٍ
عَلٰی غَضَبٍ ؕ وَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ عَذَابٌ
مُّہِیۡنٌ ﴿﴾ وَ اِذَا قِیۡلَ لَہُمۡ اٰمِنُوۡا بِمَاۤ اَنۡزَلَ اللّٰہُ قَالُوۡا
نُؤۡمِنُ بِمَاۤ اُنۡزِلَ عَلَیۡنَا وَ
یَکۡفُرُوۡنَ بِمَا وَرَآءَہٗ ٭ وَ ہُوَ الۡحَقُّ مُصَدِّقًا لِّمَا
مَعَہُمۡ ؕ قُلۡ فَلِمَ تَقۡتُلُوۡنَ
اَنۡۢبِیَآءَ اللّٰہِ مِنۡ قَبۡلُ اِنۡ کُنۡتُمۡ مُّؤۡمِنِیۡنَ ﴿﴾ وَ لَقَدۡ جَآءَکُمۡ مُّوۡسٰی بِالۡبَیِّنٰتِ
ثُمَّ اتَّخَذۡتُمُ الۡعِجۡلَ مِنۡۢ بَعۡدِہٖ وَ اَنۡتُمۡ ظٰلِمُوۡنَ ﴿﴾
Dan sungguh
Kami benar-benar telah berikan Al-kitab kepada Musa dan Kami mengikutkan rasul-rasul di
belakangnya, Kami berikan kepada Isa Ibnu Maryam Tanda-tanda
yang nyata, dan juga Kami
memper-kuatnya dengan Ruhulqudus. Maka apakah patut setiap datang kepada Kamu seorang rasul
dengan membawa apa yang tidak disukai oleh dirimu kamu berlaku takabur, lalu sebagian kamu dustakan dan sebagian lainnya
kamu bunuh? Dan
mereka berkata: ”Hati kami tertutup.” Tidak, bahkan
Allah telah mengutuk mereka karena kekafiran mereka maka sedikit
sekali apa yang mereka imani. Dan tatkala datang kepada mereka sebuah Kitab yakni Al-Quran dari Allah menggenapi apa yang ada pada
mereka, sedangkan sebelum itu mereka
senantiasa memohon kemenangan atas orang-orang kafir, tetapi
tatkala datang kepada mereka apa yang mereka kenali itu lalu mereka kafir kepadanya
maka laknat Allah atas
orang-orang kafir. Sangat buruk hal
yang dengan itu mereka telah menjual dirinya yakni
mereka kafir
kepada apa yang diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa
yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, lalu mereka ditimpa kemurkaan demi
kemurkaan, dan bagi orang-orang
kafir ada azab yang menghinakan. Dan
apabila
dikatakan kepada mereka: “Berimanlah
kepada apa yang diturunkan Allah”, mereka berkata: “Kami hanya beriman kepada apa yang telah diturunkan kepada kami”,
dan mereka kafir kepada yang diturunkan sesudahnya, padahal itulah
haq (kebenaran) yang menggenapi
yang ada pada mereka. Katakanlah: ”Lalu mengapa kamu membunuh nabi-nabi Allah
sebelum ini, jika kamu sungguh orang-orang
beriman?” Dan
sungguh Musa benar-benar telah datang kepada kamu dengan Tanda-tanda yang nyata, kemudian sepeninggalnya kamu
menjadikan anak sapi sebagai sembahan dan kamu orang-orang yang zalim.
(Al-Baqarah
[2]:89-93).
Doa dan Nubuatan dalam Ayat Terakhir Surah Al-Fatihah
Itulah beberapa kenyataan buruk dari orang-orang Yahudi, dan mengapa Allah
Swt. dalam ayat terakhir Surah Al-Fatihah
menyebut mereka sebagai maghdhūbi ‘alaihim -- “mereka yang dimurkai Allah Swt.” (QS.1:7; QS.2:62
& 91; QS.3:113; QS.5:61), yang orang-orang Muslim diperintahkan berdoa
Allah Swt. untuk tidak menjadi seperti
mereka, yakni kemurkaan Allah Swt.
terus menerus membuntuti mereka
akibat berbagai kedurhakaan yang
merela lakukan terhadap Allah Swt.
dan para rasul Allah, firman-Nya:
فَلَمَّا
عَتَوۡا عَنۡ مَّا نُہُوۡا عَنۡہُ قُلۡنَا لَہُمۡ کُوۡنُوۡا
قِرَدَۃً خٰسِئِیۡنَ ﴿﴾ وَ اِذۡ تَاَذَّنَ
رَبُّکَ لَیَبۡعَثَنَّ عَلَیۡہِمۡ اِلٰی یَوۡمِ الۡقِیٰمَۃِ مَنۡ یَّسُوۡمُہُمۡ
سُوۡٓءَ الۡعَذَابِ ؕ اِنَّ رَبَّکَ لَسَرِیۡعُ الۡعِقَابِ ۚۖ وَ اِنَّہٗ لَغَفُوۡرٌ رَّحِیۡمٌ ﴿﴾
Maka tatkala
mereka melanggar apa yang dilarang untuk
mengerjakannya, Kami berfirman kepada mereka: ”Jadilah kamu kera-kera yang hina!” Dan ingatlah
ketika Tuhan engkau mengumumkan bahwa
niscaya Dia akan mengutus kepada
mereka orang-orang yang akan menimpakan
kepada mereka azab yang sangat buruk
hingga Hari Kiamat. Sesungguhnya Tuhan
engkau benar-benar sangat cepat dalam menghukum dan sesungguhnya
Dia benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Al-A’rāf [7]:167-168).
Ayat ini dan juga beberapa
ayat berikutnya menunjukkan bahwa kaum
Yahudi yang dikatakan sebagai “kera-kera yang hina” dalam ayat
sebelumnya itu tidak sungguh-sungguh berubah menjadi kera, melainkan mereka itu tetap makhluk manusia walaupun mereka menjalani peri kehidupan yang hina dan dipandang rendah oleh orang-orang lain juga.
Jelas
dari beberapa ayat Al-Quran bahwa Allah
Swt. sangat lambat dalam menghukum orang-orang durhaka. Dia berkali-kali
memberi tenggang waktu kepada mereka
untuk bertaubat. Kata-kata “Tuhan
engkau benar-benar sangat cepat dalam menghukum” itu dimaksudkan
bahwa bila pada akhirnya hukuman
ditetapkan menimpa satu kaum, hukuman
itu datangnya cepat dan tak ada sesuatu yang dapat memperlambat kedatangannya.
(Bersambung)
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,19 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar