بِسۡمِ
اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt
Bab 185
Nasib Baik
Kaum Nabi Yunus a.s. Setelah Mereka Mempercayai Peringatan Nabi Yunus a.s. yang Sebelumnya Mereka Perolok-olokan
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam
beberapa Bab sebelumnya telah
dikemukakan jawaban Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (Yesus Kristus) sehubungan tuntutan para pemuka agama Yahudi
berkenaan dengan mukjizat yang
dialami Nabi Yunus a.s., bahwa beliau
pun akan mengalami hal yang sama, hanya saja peristiwa “mati suri” yang dialami Nabi Yunus a.s.
adalah berada dalam perut ikan besar
selama 3 hari 3 malam di laut,
sedangkan “mati suri” (pingsan berat)
yang dialami oleh Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (Yesus Kristus) adalah berada dalam
“perut bumi” atau “kuburan khusus”
berupa sebuah rongga (gua) yang cukup
besar, yang di dalamnya tubuh Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. -- yang
sebelumnya telah dilumuri “marham Isa” (salep Isa) guna mempercepat kesembuhan luka-luka akibat penyiksaan saat penyaliban lalu tubuh beliau
dibalut dengan kain kafan oleh Nicodemus dan Yusuf Arimatea – diletakkan di
dalam “kuburan” atau “perut bumi”
tersebut (Matius 27:57-61).
Peristiwa
selamatnya Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.
dari kematian terkutuk di atas tiang salib tersebut memiliki persamaan dengan dengan peristiwa selamatnya Nabi Yunus a.s. dari dalam perut ikan besar yang telah menelan beliau. Berikut firman-Nya
mengenai Nabi Yunus a.s.:
وَ اِنَّ یُوۡنُسَ لَمِنَ الۡمُرۡسَلِیۡنَ ﴿﴾ؕ اِذۡ
اَبَقَ اِلَی الۡفُلۡکِ
الۡمَشۡحُوۡنِ ﴿﴾ۙ فَسَاہَمَ فَکَانَ مِنَ
الۡمُدۡحَضِیۡنَ ﴿﴾ۚ فَالۡتَقَمَہُ الۡحُوۡتُ وَ ہُوَ مُلِیۡمٌ﴿﴾ فَلَوۡ لَاۤ
اَنَّہٗ کَانَ مِنَ
الۡمُسَبِّحِیۡنَ ﴿﴾ۙ لَلَبِثَ فِیۡ بَطۡنِہٖۤ
اِلٰی یَوۡمِ یُبۡعَثُوۡنَ ﴿﴾ۚؒ فَنَبَذۡنٰہُ
بِالۡعَرَآءِ وَ ہُوَ
سَقِیۡمٌ ﴿﴾ۚ وَ اَنۡۢبَتۡنَا
عَلَیۡہِ شَجَرَۃً مِّنۡ یَّقۡطِیۡنٍ ﴿﴾ۚ وَ اَرۡسَلۡنٰہُ
اِلٰی مِائَۃِ اَلۡفٍ اَوۡ
یَزِیۡدُوۡنَ ﴿﴾ۚ فَاٰمَنُوۡا فَمَتَّعۡنٰہُمۡ اِلٰی حِیۡنٍ ﴿﴾ؕ فَاسۡتَفۡتِہِمۡ
اَلِرَبِّکَ الۡبَنَاتُ وَ لَہُمُ الۡبَنُوۡنَ ﴿﴾ۙ
Dan sesungguhnya Yunus benar-benar termasuk salah seorang dari
para rasul. Ketika ia
lari ke kapal yang penuh muatan. Lalu ia ikut berundi dengan orang-orang
lain, lalu ia termasuk orang-orang
yang dilempar ke laut. Maka seekor
ikan paus menelannya ketika ia sedang menyesali diri. Maka jika ia bukan di antara orang-orang yang
mensucikan Tuhan, niscaya ia
akan tetap tinggal di dalam perut ikan paus itu hingga hari kebangkitan.
Kemudian Kami melemparkannya ke
tanah kosong, sedang ia dalam
keadaan sakit. Dan Kami tumbuhkan
atas tanah itu sebatang pohon dari pohon labu. Dan Kami
mengutus dia kepada seratus ribu orang atau lebih, maka mereka beriman karena itu Kami memberikan kepada me-reka
kesejahteraan hidup hingga waktu lama. (As-Shāffāt
[37]:140-145).
Beberapa Perbedaan Kisah Nabi
Yunus a.s. dalam Bible
Ada
pun yang membuat kedua orang Rasul Allah
mendapat “ujian” yang “mengerikan” tersebut, adalah karena adanya “makar tandingan” Allah Swt., yang
terhadap “makar-makar” Allah Swt. itu
hanya orang-orang yang beriman
sajalah yang merasa takut, sedangkan
orang-orang yang ditakdirkan Allah
Swt. menjadi “orang-orang yang rugi”
kehidupannya di dunia mau pun di akhirat, mereka merasa aman karena
tidak pernah menyadari keberadaan
“makar-makar” Allah Swt. yang akan menggagalkan “makar-makar buruk”
mereka, firman-Nya:
اَفَاَمِنَ
اَہۡلُ الۡقُرٰۤی اَنۡ یَّاۡتِیَہُمۡ بَاۡسُنَا بَیَاتًا وَّ ہُمۡ
نَآئِمُوۡنَ ﴿ؕ﴾ اَوَ اَمِنَ
اَہۡلُ الۡقُرٰۤی اَنۡ یَّاۡتِیَہُمۡ بَاۡسُنَا ضُحًی وَّ ہُمۡ
یَلۡعَبُوۡنَ ﴿﴾ اَفَاَمِنُوۡا مَکۡرَ اللّٰہِ ۚ فَلَا یَاۡمَنُ مَکۡرَ اللّٰہِ اِلَّا الۡقَوۡمُ الۡخٰسِرُوۡنَ ﴿﴾
Maka apakah penduduk
negeri-negeri ini merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada
mereka di malam hari selagi mereka tidur? Ataukah penduduk negeri-negeri ini merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada
mereka, waktu matahari naik sepenggalah sedangkan mereka bermain-main?
Apakah mereka merasa aman dari makar Allah?
Maka tidak ada yang merasa dirinya aman
dari makar Allah kecuali kaum yang
rugi. (Al-A’rāf [7]:98-99).
Dalam ayat sebelumnya dikemukakan bahwa
yang membuat Nabi Yunus a.s. harus mengalami ujian keimanan berupa
ditelan oleh seekor ikan besar di
lautan adalah karena beliau telah memperlihatkan rasa kecewa atau mungkin marah kepada kaumnya yang dengan degil
menperolok-olokan peringatan beliau
mengenai kedatangan azab kepada kaum
beliau, dan dalam kemarahannya itu
Nabi Yunus a.s. pergi meninggalkan kaumnya
menyebrangi lautan dengan naik kapal (perahu) .
Namun ketika kapal tersebut berada di
tengah lautan lalu terjadi badai yang membuat kapal yang ditumpangi oleh Nabi
Yunus a.s. akan tenggelam karena muatannya terlalu banyak. Dan pemilik kapal meminta agar ada salah seorang
penumpang meninggalkan kapal, lalu untuk
menentukan orang yang harus dilemparkan ke lautan dilakukan undian.
Dengan kehendak Allah Swt. undian
tersebut jatuh pada diri Nabi Yunus a.s.
maka sesuai kesepakatan beliau pun dilemparkan ke laut, lalu ketika tengah
terombang-ambing di lautan seekor ekan besar menelan Nabi Yunus a.s..
Bible
menceritakan, bahwa peristiwa dilemparkannya
Nabi Yunus a.s. ke lautan adalah karena beliau menolak
perintah Allah Swt. untuk pergi ke
Niniwe -- agar memperingatkan penduduknya
yang melakukan kedurhakaan kepada
Allah Swt., --tetapi pergi ke Tarsis naik kapal
laut dan di tengah lautan itulah beliau dilemparkan dari kepal ke laut
yang sedang bergelora untuk menyelamatkan kapal agar tidak tenggelam.
Setelah selamat dari dari kematian
dalam perut ikan itulah Nabi Yunus
a.s. diperintahkan kembali oleh Allah
Swt., dan barulah beliau berangkat ke Niniwe untuk memperingatkan mereka, namun penduduk Niniwe telah terlebih dulu
sadar dari kedurhakaan mereka kepada
Allah Swt. yakni sebelum diperingatkan
oleh kaum Nabi Yunus a.s., sehingga Nabi Yunus a.s. marah kepada Allah Swt.
Hal kedua yang diceritakan Bible adalah bahwa dilemparkannya Nabi Yunus a.s. ke lautan adalah atas kehendak beliau sendiri, bukan karena
hasil undian di antara para penumpang
kapal yang akan tenggelam tersebut (Yunus
1:1-17). Hal ketiga adalah bahwa menurut Bible kemarahan Nabi Yunus a.s.
adalah kepada Allah Swt., bukan kepada
kaumnya (Yunus 3: 1-10 & 4:1-11)
– suatu sikap buruk yang mustahil dilakukan oleh seorang rasul Allah.
Peringatan Bagi Orang-orang
Beriman
Pendek kata, berbeda dengan kisah Nabi Yunus
a.s. dalam Bible, menurut Al-Quran kemarahan Nabi Yunus a.s. bukan kepada Allah Swt.
melainkan kepada kaumnya yang telah
mencemoohkan peringatan Allah Swt.
kepada mereka yang disampaikan oleh beliau.
Namun dalam pandangan Allah Swt. kemarahan
Nabi Yunus a.s. tersebut tidak layak diperlihatkan oleh seorang Rasul Allah
yang harus memperlihatkan sikap
sabar terhadap apa pun perlakuan buruk kaumnya terhadap beliau,
itulah sebabnya Allah Swt. berkenaan
“kemarahan” Nabi Yunus a.s. itu
pun telah memperingatkan beliau, yang
sekali gus sebagai peringatan kepada
semua orang-orang beriman agar merasa
takut terhadap “makar” Allah Swt.
(QS.7:98-99), firman-Nya:
وَ اِنَّ یُوۡنُسَ لَمِنَ الۡمُرۡسَلِیۡنَ ﴿﴾ؕ اِذۡ
اَبَقَ اِلَی الۡفُلۡکِ
الۡمَشۡحُوۡنِ ﴿﴾ۙ فَسَاہَمَ فَکَانَ مِنَ
الۡمُدۡحَضِیۡنَ ﴿﴾ۚ فَالۡتَقَمَہُ الۡحُوۡتُ وَ ہُوَ مُلِیۡمٌ﴿﴾ فَلَوۡ لَاۤ
اَنَّہٗ کَانَ مِنَ
الۡمُسَبِّحِیۡنَ ﴿﴾ۙ لَلَبِثَ فِیۡ بَطۡنِہٖۤ
اِلٰی یَوۡمِ یُبۡعَثُوۡنَ ﴿﴾ۚؒ
Dan sesungguhnya Yunus benar-benar termasuk salah seorang dari
para rasul. Ketika ia
lari ke kapal yang penuh muatan. Lalu ia ikut berundi dengan orang-orang
lain, lalu ia termasuk orang-orang
yang dilempar ke laut. Maka seekor
ikan paus menelannya ketika ia sedang menyesali diri. Maka jika
ia bukan di antara orang-orang yang mensucikan Tuhan, niscaya ia akan tetap tinggal di dalam perut ikan
paus itu hingga hari kebangkitan. (As-Shāffāt
[37]:140-145).
Jadi, Nabi Yunus a.s. dalam “perut ikan besar” hanya mengalami “mati suri” (pingsan berat) selama “3 hari tiga malam”, sebagaimana yang dirujuk oleh Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. sebagai jawaban atas tuntutan
para pemuka agama Yahudi, agar beliau memperlihatkan suatu tanda (mukjizat):
Pada waktu
itu berkatalah beberapa ahli Taurat
dan orang Farisi kepada Yesus:
“Guru, kami ingin melihat suatu tanda
dari padamu”. Tetapi jawabnya kepada mereka: “Angkatan (generasi) yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda.
Tetapi kepada mereka tidak akan
diberikan tanda selain tanda nabi
Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal
di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga anak
manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan
bangkit bersama angkatan (generasi) ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang
Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya
yang ada di sini lebih dari pada Yunus!” (Matius 12:38-41).
Sehubungan dengan hal tersebut
selanjutnya Allah Swt berfirman mengenai kejadian selanjutnya yang menimpa Nabi
Yunus a.s.:
فَنَبَذۡنٰہُ بِالۡعَرَآءِ
وَ ہُوَ سَقِیۡمٌ ﴿﴾ۚ
وَ اَنۡۢبَتۡنَا عَلَیۡہِ شَجَرَۃً مِّنۡ یَّقۡطِیۡنٍ ﴿﴾ۚ وَ اَرۡسَلۡنٰہُ
اِلٰی مِائَۃِ اَلۡفٍ اَوۡ
یَزِیۡدُوۡنَ ﴿﴾ۚ فَاٰمَنُوۡا فَمَتَّعۡنٰہُمۡ اِلٰی حِیۡنٍ ﴿﴾ؕ فَاسۡتَفۡتِہِمۡ
اَلِرَبِّکَ الۡبَنَاتُ وَ لَہُمُ الۡبَنُوۡنَ ﴿﴾ۙ
Kemudian Kami melemparkannya ke tanah kosong,
sedang ia dalam keadaan sakit. Dan Kami tumbuhkan atas tanah itu sebatang
pohon dari pohon labu. Dan Kami mengutus dia kepada seratus ribu orang
atau lebih, maka mereka beriman
karena itu Kami memberikan kepada mereka
kesejahteraan hidup hingga waktu lama. (As-Shāffāt
[37]:146-149).
Nampaknya,
setelah Nabi Yunus a.s. pergi meninggalkan kaum beliau dengan membawa
“kemarahan” dalam hati beliau kepada kaumnya yang tidak mempercayai peringatan beliau mengenai
kedatangan azab Ilahi kepada mereka,
kemudian kaum tersebut baru menyadari mengenai kebenaran peringatan Nabi Yunus a.s., lalu mereka taubat kepada Allah Swt., lalu Allah
Swt. menerima taubat mereka dan menangguhkan kedatangan azab Ilahi yang telah diperingatkan
Nabi Yunus a.s. kepada mereka.
Nasib Baik Kaum Nabi Yunus a.s. Setelah
Mereka Beriman
Dalam Surah berikut ini Allah Swt.
berfirman mengenal “nasib baik” yang
dianugerahkan Allah Swt. kepada kaum
Nabi Yunus a.s. yang kemudian Nabi Yunus a.s pun kembali lagi kepada kaum beliau yang telah beriman, firman-Nya:
فَلَوۡ لَا
کَانَتۡ قَرۡیَۃٌ اٰمَنَتۡ فَنَفَعَہَاۤ اِیۡمَانُہَاۤ اِلَّا قَوۡمَ یُوۡنُسَ ؕ لَمَّاۤ اٰمَنُوۡا کَشَفۡنَا عَنۡہُمۡ عَذَابَ
الۡخِزۡیِ فِی الۡحَیٰوۃِ الدُّنۡیَا وَ
مَتَّعۡنٰہُمۡ اِلٰی حِیۡنٍ ﴿﴾
Maka mengapa tidak ada suatu penduduk kota
yang beriman dan keimanannya
itu bermanfaat baginya kecuali kaum Yunus? Tatkala mereka
beriman Kami menyingkirkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan di
dunia, dan Kami memberi mereka
perbekalan untuk sementara waktu. (Yunus [10]:99).
Maksud qaryah
(kota) di sini warga kota. Nabi Yunus a.s. . disebut pada enam tempat yang berlainan
dalam Al-Quran (QS.4:164; QS.6:87; QS.21:88; QS.37:140; QS.68:49 dan di sini). Dalam Bible
beliau disebut sebagai nabi Bani Israil
(2 Raja-raja, 14:25), yang diperintahkan pergi ke Ninewe, ibukota Asyir dan memberi peringatan kepada penghuninya.
Tetapi menurut Al-Quran Nabi Yunus a.s. diutus kepada kaumnya sendiri. Beliau bukan dari Bani Israil atau beliau tidak diutus ke Ninewe, melainkan kepada sebagian dari
kaumnya. Para ahli Bible sendiri
tidak sepakat bahwa Nabi Yunus a.s. itu seorang dari Bani Israil.
Demikianlah beberapa hubungan antara kisah Nabi Yunus a.s.
dengan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s., terutama berupa adanya persamaan berupa mukjizat terhindar dari kematian secara hina dan hubungannya dengan “duel makar” yang selalu terjadi pada setiap zaman pengutusan Rasul Allah (QS.7:35-37), antara makar buruk para penentang Rasul Allah dengan “makar tandingan”
Allah Swt. yang mendukung kebenaran pendakwaan
para Rasul Allah, termasuk di Akhir Zaman
ini.
(Bersambung)
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 30 Juni
2013
nice
BalasHapuskujung blog aku ya
www.rasyidberita.blogspot.com