بِسۡمِ
اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt
Bab 36
Terjadinya Berbagai Azab Ilahi adalah Bukti Ketidak-bersyukuran Umat Manusia Kepada
Allah Swt.
Oleh
Ki
Langlang Buana Kusuma
Dalam bagian akhir Bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai pelaksanaan Hari Penghisaban atau Hari
Penghakiman Allah Swt. di dunia ini sesuai dengan Sifat Allah Swt. Māliki
yaumid-dīn -- Pemilik Hari
Pembalasan” (QS.2:4) serta makna Surah Al-Zilzal,
firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ ﴿﴾
اِذَا زُلۡزِلَتِ الۡاَرۡضُ زِلۡزَالَہَا ۙ﴿﴾ وَ
اَخۡرَجَتِ الۡاَرۡضُ اَثۡقَالَہَا ۙ﴿﴾
وَ قَالَ الۡاِنۡسَانُ مَا لَہَا
ۚ﴿﴾ یَوۡمَئِذٍ تُحَدِّثُ اَخۡبَارَہَا ۙ﴿۴﴾ بِاَنَّ رَبَّکَ اَوۡحٰی لَہَا ؕ﴿﴾ یَوۡمَئِذٍ یَّصۡدُرُ النَّاسُ اَشۡتَاتًا ۬ۙ لِّیُرَوۡا
اَعۡمَالَہُمۡ ؕ﴿۶﴾
فَمَنۡ
یَّعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّۃٍ خَیۡرًا یَّرَہٗ ؕ﴿﴾ وَ مَنۡ یَّعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّۃٍ شَرًّا یَّرَہٗ ٪﴿﴾
Aku baca dengan
nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang.
Apabila bumi digoncangkan
segoncang-goncangnya. Dan bumi mengeluarkan beban-beban berat yang
dikandungnya. Dan manusia berkata: “Apakah
yang terjadi dengannya?” Pada hari itu bumi menceritakan
beritanya, karena sesungguhnya Tuhan
engkau telah mewahyukan kepadanya. Pada hari itu manusia akan keluar dalam golongan-golongan terpisah supaya
kepada mereka dapat diperlihatkan amal
mereka. Maka barangsiapa
berbuat kebaikan seberat atom sekali
pun ia akan melihat hasilnya; dan barangsiapa berbuat keburukan seberat atom sekali pun ia akan
melihat hasilnya. (Al-Zilzal [99]:1-9).
Pada umumnya para ahli tafsir Al-Quran mengartikan
berbagai peristiwa yang diceritakan Surah Al-Zilzal ini adalah pada saat terjadinya Hari Kiamat yang menghancur-luluhkan
alam semesta ini. Namun karena Kitab Suci Al-Quran itu merupakan petunjuk
bagi umat manusia di dalam kehidupannya di dunia (QS.2:186) -- terutama petunjuk
bagi orang-orang yang bertakwa (QS.2:1-3) –
karena itu walau pun di dalam Al-Quran pun juga terdapat berbagai informasi
tentang keadaan yang akan dialami manusia di alam akhirat nanti
-- baik yang akan menjadi penghuni surga mau pun yang akan menjadi penghuni
neraka jahanam – namun di dalamnya pun terdapat berbagai petunjuk
serta hikmah-hikmah yang sangat dalam.
Arti Ayat-ayat Surah Al-Zilzal
dan Hubungannya
dengan Kehidupan Umat Manusia di Dunia
Mengenai waktu dan tempat turun Surah Al-Zilzal ini terdapat sedikit
perselisihan paham. Ulama-ulama seperti Mujahid, ‘Ata’ dan Ibn ‘Abbas
berpendapat, bahwa Surah ini diturunkan di Mekkah, sebagian lain beranggapan
bahwa Surah ini diturunkan di Medinah. Pandangan terakhir ini nyata tidak
bersandar pada data-data sejarah yang kuat.
Sementara dalam Surah sebelumnya, Al-Bayyinah, telah disinggung mengenai revolusi-besar akhlak yang kelak akan
terwujud melalui Nabi Besar Muhammad Saw., dalam Surah Al-Zilzal ini
telah dinyatakan bahwa suatu perubahan
serupa itu akan terjadi di Akhir
Zaman – di dalam masa wakil agung
Nabi Besar Muhammad saw. -- yaitu Al-Masih
Mau’ud a.s. yang juga adalah Imam Mahdi a.s. atau Rasul Akhir Zaman (QS.61:10); ketika semua lembaga manusia digoncangkan
sampai ke dasar-dasarnya dan penemuan-penemuan
baru dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi akan mengubah bentuk segala sesuatu, serta cita-cita dan pandangan-pandangan manusia akan memperoleh suatu kiblat baru.
Sehubungan
dengan berbagai peristiwa yang terjadi
tersebut Surah Al-Zilzal menjelaskan
bahwa seluruh bumi akan mengalami segala
macam kegemparan (goncangan) dan pergolakan batiniah maupun lahiriah, yang digambarkan bahwa (a) perut bumi akan terbelah dan akan
mengeluarkan khazanah-khazanahnya berupa kekayaan mineral; (b) akan
terjadi kemajuan pesat dalam segala macam ilmu, yang bertalian dengan ilmu alam lahir maupun alam keruhanian terutama bertalian
dengan ilmu geologi dan ilmu kepurbakalaan. Firman-Nya:
اِذَا زُلۡزِلَتِ الۡاَرۡضُ زِلۡزَالَہَا ۙ﴿﴾ وَ
اَخۡرَجَتِ الۡاَرۡضُ اَثۡقَالَہَا ۙ﴿﴾
“Apabila bumi digoncangkan segoncang-goncangnya.
Dan bumi
mengeluarkan beban-beban berat yang dikandungnya.” (Al-Zilzal [99]:2-3).
Perubahan-perubahan itu akan begitu banyak dan
begitu jauh jangkauannya serta penemuan-penemuan
yang akan dicapai itu begitu besar, sehingga manusia akan berseru dalam
keheranan dan kebingungannya: “Apakah
gerangan yang telah terjadi dengan bumi?” (Al-Zilzal [99]:4).
Menggugurkan Itikad “Penebusan Dosa”
Ketika
ditanyakan mengenai arti ayat ini, Nabi Besar Muhammad Saw. diriwayatkan
telah bersabda bahwa tiap-tiap perbuatan yang dilakukan
secara diam-diam akan terbuka rahasianya
(Tirmidzi). Sabda Nabi Nabi
Besar Muhammad saw. tersebut terbukti kebenarannya dengan telah diciptakannya
berbagai alat perekam yang
canggih, sehingga sangat menolong aparat
hukum – khususnya polisi – untuk
membuktikan kesalahan seorang tersangka sehingga melalui keputusan pengadilan statusnya meningkat menjadi terdakwa dan akhirnya sebagai terpidana,
sebagaimana diisyaratkan dalam 2 ayat
terakir Surah Al-Zilzal.
Dengan demikian ayat
tersebut – dan diperkuat lagi oleh 2 ayat terakhir Surah Al-Zilsal
-- telah menggugurkan paham “Trinitas”
dam “Penebusan Dosa” dengan kematian terkutuk Nabi Isa Ibnu Maryam
a.s. di atas tiang Salib sebagaimana diajarkan oleh Paulus dalam Surat-surat
kirimannya.
Selanjutnya Surah Al-Zilzal menerangkan
bahwa bumi akan mengeluarkan khazanah-khazanahnya
karena Allah Swt. telah memerintahkannya
berbuat demikian, maka kata auhā berarti
ia memerintahkan (Aqrab-ul-Mawarid),
firman-Nya:
وَ
قَالَ الۡاِنۡسَانُ مَا لَہَا ۚ﴿﴾ یَوۡمَئِذٍ تُحَدِّثُ اَخۡبَارَہَا ۙ﴿﴾ بِاَنَّ
رَبَّکَ اَوۡحٰی لَہَا ؕ﴿﴾
Dan manusia berkata: “Apakah yang terjadi dengannya?”
Pada hari itu bumi menceritakan
beritanya, karena sesungguhnya Tuhan
engkau telah mewahyukan kepadanya. (Al-Zilzal [99]:5-6).
Selanjutnya ayat 7 mengisyaratkan bahwa di
Akhir Zaman ini, untuk memelihara dan
menjaga kepentingan politik, sosial, dan ekonomi mereka, orang-orang akan menggabungkan diri dalam partai-partai,
perhimpunan-perhimpunan, dan golongan-golongan atas dasar politik dan ekonomi; dan serikat-serikat
sekerja dalam bentuk koperasi, PT., CV.,
atau gilda-gilda, kartel-kartel, dan sindikat-sindikat perkasa akan terwujud.
Perorangan-perorangan akan menghimpun
sumber-sumber daya mereka dan usaha-usaha
bersama akan mengambil alih usaha-usaha
perorangan dengan tujuan supaya bobot pengaruh
mereka dapat dirasakan, dan supaya upaya
dan jerih-payah mereka dapat meraih
hasil baik, firman-Nya:
یَوۡمَئِذٍ یَّصۡدُرُ النَّاسُ اَشۡتَاتًا ۬ۙ لِّیُرَوۡا
اَعۡمَالَہُمۡ ؕ﴿﴾
Pada hari itu manusia akan keluar dalam
golongan-golongan terpisah supaya kepada mereka dapat diperlihatkan amal mereka (Al-Zilzal
[99]:7).
Kesaksian Seluruh Bagian Tubuh Manusia
Menurut Allah Swt. tidak ada perbuatan manusia, baik ataupun buruk,
akan terbuang percuma. Tiap perbuatan
harus dan memang ada akibatnya,
firman-Nya:
فَمَنۡ یَّعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّۃٍ
خَیۡرًا یَّرَہٗ ؕ﴿﴾
وَ مَنۡ
یَّعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّۃٍ شَرًّا
یَّرَہٗ ٪﴿﴾
Maka barangsiapa berbuat kebaikan seberat
atom sekali pun ia akan melihat hasilnya;
dan barangsiapa berbuat keburukan
seberat atom sekali pun ia akan melihat hasilnya. (Al-Zilzal
[99]:8-9).
Pernyataan
firman Allah Swt. tersebut --
terutama dengan diciptakannya alat-alat perekam canggih di Akhir Zaman ini -- mendukung firman Allah Swt. lainnya dalam berikut ini mengenai kebenaran akan terjadikan kesaksian
seluruh bagian tubuh manusia
terhadap dirinya pada Hari Penghisaban (Penghakiman) di alam akhirat
nanti:
وَ لَقَدۡ
اَضَلَّ مِنۡکُمۡ جِبِلًّا کَثِیۡرًا ؕ اَفَلَمۡ تَکُوۡنُوۡا تَعۡقِلُوۡنَ ﴿﴾ ہٰذِہٖ
جَہَنَّمُ الَّتِیۡ کُنۡتُمۡ
تُوۡعَدُوۡنَ ﴿﴾ اِصۡلَوۡہَا
الۡیَوۡمَ بِمَا کُنۡتُمۡ تَکۡفُرُوۡنَ ﴿﴾ اَلۡیَوۡمَ نَخۡتِمُ عَلٰۤی اَفۡوَاہِہِمۡ وَ
تُکَلِّمُنَاۤ اَیۡدِیۡہِمۡ وَ تَشۡہَدُ اَرۡجُلُہُمۡ بِمَا کَانُوۡا یَکۡسِبُوۡنَ ﴿﴾ وَ
لَوۡ نَشَآءُ لَطَمَسۡنَا عَلٰۤی اَعۡیُنِہِمۡ فَاسۡتَبَقُوا الصِّرَاطَ
فَاَنّٰی یُبۡصِرُوۡنَ ﴿﴾
وَ لَوۡ
نَشَآءُ لَمَسَخۡنٰہُمۡ عَلٰی مَکَانَتِہِمۡ فَمَا اسۡتَطَاعُوۡا مُضِیًّا وَّ
لَا یَرۡجِعُوۡنَ ﴿٪﴾
“Dan sungguh syaitan benar-benar
telah menyesatkan sebagian besar dari antara kamu, maka apakah kamu tidak mau berpikir? Inilah Jahannam
yang telah dijanjikan kepada
kamu. Masukilah itu pada hari ini, disebabkan kamu dahulu selalu mengingkari.” Pada hari
ini Kami akan memeterai mulut mereka, sedangkan tangan
mereka akan berbicara kepada Kami, dan kaki
mereka akan bersaksi mengenai apa yang
dahulu mereka usahakan. Dan seandainya Kami menghendaki niscaya Kami dapat melenyapkan penglihatan
mata mereka maka mereka akan berlomba-lomba
mencari jalan. Tetapi bagaimanakah
mereka dapat melihat? Dan seandainya Kami menghendaki niscaya
Kami dapat mengubah keadaan mereka pada tempat mereka,
maka mereka tidak mampu maju ke depan
dan tidak pula mereka kembali ke
belakang. (Yā Sīn [36]:63-68). Lihat pula QS.17:37;
QS.24:25; QS.41:20-23
Ayat 66 menjelaskan bahwa apabila kejahatan-kejahatan orang-orang kafir
telah dibuktikan dan dinyatakan senyata-nyatanya, mereka akan
bungkam — mulutnya seolah-olah termeterai
dan mereka tidak akan mampu menyatakan sesuatu guna membela diri dan memperkecil
dosa mereka.
Demikian pula tangan
serta kaki mereka pun akan memberikan
kesaksian terhadap mereka, karena tangan dan kaki merupakan alat utama
guna melaksanakan perbuatan manusia
yang baik maupun yang buruk.
Di
Akhir Zaman ini dengan menggunakan
teknologi canggih, ucapan dan gerak gerik seseorang sekarang dapat direproduksi dengan persis oleh alat perekam dan pada layar televisi dari jarak
bermil-mil jauhnya. Itulah sebabnya mengapa lidah
dan anggota-anggota tubuh manusia
bahkan di alam dunia ini pun telah menjadi saksi
bagi atau terhadap dia.
Ayat 67 kalimat “niscaya Kami dapat melenyapkan penglihatan mata mereka“ menjelaskan,
bahwa karena manusia telah dianugerahi kebebasan melakukan sesuatu dan kebebasan
mengikuti kemauan sendiri, ia harus bertanggungjawab
atas perbuatannya. Karena orang-orang
kafir dengan gigih menolak melihat
kebenaran, dengan akibat mereka sama sekali kehilangan kemampuan melihat kebenaran itu. Itulah juga arti dan
maksud kata-kata “Pada hari ini Kami
akan mencap pada mulut mereka” dalam ayat 66 sebelumnya.
Kalimat
“niscaya Kami dapat mengubah keadaan mereka
pada tempat mereka, maka mereka
tidak mampu maju ke depan dan tidak
pula mereka kembali ke belakang“, menurut Ibn ‘Abbas ungkapan itu
berarti “Tentu Kami akan membinasakan mereka di rumah mereka;” dan menurut
Hasan, ungkapan itu berarti bahwa segala kemampuan
jasmani dan ruhani mereka akan
menjadi lumpuh (Tafsir Ibnu Jarir).
Kesaksian Kulit
Manusia
Berikut penjelasan Allah Swt. yang lebih
terinci lagi mengenai kesaksian
seluruh bagian tubuh manusia terhadap perbuatan yang dilakukannya di dunia
ini, firman-Nya:
وَ یَوۡمَ یُحۡشَرُ اَعۡدَآءُ اللّٰہِ
اِلَی النَّارِ فَہُمۡ
یُوۡزَعُوۡنَ ﴿﴾
حَتّٰۤی اِذَا مَا جَآءُوۡہَا شَہِدَ عَلَیۡہِمۡ
سَمۡعُہُمۡ وَ اَبۡصَارُہُمۡ وَ جُلُوۡدُہُمۡ بِمَا کَانُوۡا یَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾ وَ قَالُوۡا لِجُلُوۡدِہِمۡ لِمَ شَہِدۡتُّمۡ عَلَیۡنَا ؕ قَالُوۡۤا اَنۡطَقَنَا
اللّٰہُ الَّذِیۡۤ اَنۡطَقَ کُلَّ شَیۡءٍ وَّ ہُوَ
خَلَقَکُمۡ اَوَّلَ مَرَّۃٍ وَّ اِلَیۡہِ تُرۡجَعُوۡنَ ﴿﴾ وَ مَا کُنۡتُمۡ تَسۡتَتِرُوۡنَ
اَنۡ یَّشۡہَدَ عَلَیۡکُمۡ سَمۡعُکُمۡ وَ لَاۤ
اَبۡصَارُکُمۡ وَ لَا جُلُوۡدُکُمۡ وَ لٰکِنۡ ظَنَنۡتُمۡ اَنَّ اللّٰہَ
لَا یَعۡلَمُ کَثِیۡرًا مِّمَّا تَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾ وَ ذٰلِکُمۡ ظَنُّکُمُ الَّذِیۡ ظَنَنۡتُمۡ بِرَبِّکُمۡ
اَرۡدٰىکُمۡ فَاَصۡبَحۡتُمۡ مِّنَ الۡخٰسِرِیۡنَ ﴿﴾ فَاِنۡ یَّصۡبِرُوۡا فَالنَّارُ مَثۡوًی لَّہُمۡ ۚ
وَ اِنۡ یَّسۡتَعۡتِبُوۡا فَمَا ہُمۡ
مِّنَ الۡمُعۡتَبِیۡنَ ﴿﴾
وَ
قَیَّضۡنَا لَہُمۡ قُرَنَآءَ فَزَیَّنُوۡا لَہُمۡ مَّا بَیۡنَ اَیۡدِیۡہِمۡ وَ مَا خَلۡفَہُمۡ وَ حَقَّ
عَلَیۡہِمُ الۡقَوۡلُ فِیۡۤ اُمَمٍ قَدۡ خَلَتۡ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ مِّنَ
الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ ۚ اِنَّہُمۡ کَانُوۡا خٰسِرِیۡنَ ﴿﴾
Dan ingatlah hari ketika
musuh-musuh
Allah dihimpun kepada Api, lalu mereka
akan dibagi dalam kelompok-kelompok.
Hingga apabila mereka sampai kepadanya telinga mereka, mata mereka, dan kulit mereka menjadi saksi atas mereka mengenai apa yang selalu mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: ”Mengapa kamu memberi kesaksian terhadap kami?” Kulit
mereka akan menjawab: ”Allah-lah
Yang telah membuat kami berbicara seperti Dia telah membuat berbicara segala sesuatu, dan Dia-lah Yang pertama kali telah menciptakan
kamu dan kepada Dia-lah kamu
dikembalikan. ”Dan kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi
dari dosa bahwa telinga kamu,
dan tidak pula mata kamu, dan tidak pula kulit kamu, tetapi kamu
menyangka bahwa Allah tidak
mengetahui kebanyakan dari apa yang
kamu kerjakan. Dan itulah sangkaan kamu yang kamu sangkakan kepada Tuhan-mu yang
telah membinasakan kamu maka jadilah kamu termasuk orang-orang
yang rugi.” Lalu jika mereka bersabar maka Api
tempat-tinggal bagi mereka, dan jika
mereka mengemukakan alasan maka sekali-kali mereka tidak ter-masuk
orang-orang yang diterima
alasan-alasannya. Dan Kami
menetapkan bagi mereka teman-teman yang menampakkan indah bagi
mereka apa yang ada di hadapan mereka
dan apa yang di belakang mereka dan genaplah atas mereka firman Allah di
kalangan umat-umat yang
telah berlalu sebelum mereka dari jin
dan ins (manusia),
sesungguhnya mereka itu
orang-orang yang rugi. (Hā
Mīm – As-Sajdah [41]:20-26).
Menurut Allah Swt. mata dan telinga
orang-orang berdosa akan menjadi saksi
terhadap orang-orang ingkar
(kafir) dengan tiga jalan: (1) Akibat-akibat
buruk perbuatan mereka akan mengambil bentuk fisik. (2) Anggota-anggota badan
mereka sendiri rusak akibat penyalahgunaan, keadaan demikian menjadi saksi terhadap mereka, dan (3) Segala
gerak-gerik anggota-anggota badan mereka yang diabadikan akan diperlihatkan
pada Hari Kiamat.
Ada pun mengenai kesaksian
kulit, kulit memainkan peranan
paling penting dalam perbuatan-perbuatan manusia. Kulit bukan saja mencakup indera
peraba, melainkan juga semua indera
lainnya. Kalau dosa mata dan telinga terbatas pada penglihatan dan pendengaran saja maka dosa-dosa
”kulit” meluas ke segala anggota
atau bagian tubuh manusia.
(Bersambung)
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 18 Januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar