Kamis, 03 Januari 2013

Siapakah yang Sebenarnya "Innocent" (Dungu)? Nabi Besar Muhammad Saw. ataukah Mereka yang Senantiasa Menghina Nabi Besar Muhammad Saw.?





 
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt 

Bab 27


Siapakah yang Sebenarnya Innocence (Dungu)?
Nabi Besar Muhammad Saw.
 ataukah
Mereka yang Senantiasa Menghina 
Nabi Besar Muhammad Saw.?


Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

Dalam  bagian akhir Bab  sebelumnya telah dikemukakan  mengenai terjadinya 2 Perang Dunia yang melibatkan bangsa-bangsa yang menganut ajaran Paulus mengenai  Trinitas dan Penebusan Dosa   melalui kematian terkutuk Nabi Isa Ibnu Maryam di atas Salib – yakni ar-raqīm (prasasti-prasasti) --  dan kemungkinan terjadinya Perang Dunia III atau Perang Nuklir pun, insya Allah, tinggal menunggu waktu saja.
     Ada pun yang sangat menakjubkan adalah bahwa semua peristiwa Perang Dunia tersebut 1400 tahun sebelumnya telah dikemukakan Allah Swt. dalam Al-Quran – Kitab suci terakhir dan tersempurna (QS.5:4) – yang diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Besar Muhammad saw., firman-Nya:       
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾  اَلۡحَمۡدُ لِلّٰہِ الَّذِیۡۤ  اَنۡزَلَ عَلٰی عَبۡدِہِ الۡکِتٰبَ  وَ لَمۡ  یَجۡعَلۡ  لَّہٗ عِوَجًا ؕ﴿﴾   قَیِّمًا  لِّیُنۡذِرَ بَاۡسًا شَدِیۡدًا مِّنۡ لَّدُنۡہُ وَ یُبَشِّرَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ الَّذِیۡنَ یَعۡمَلُوۡنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ  لَہُمۡ  اَجۡرًا حَسَنًا ۙ﴿﴾  مَّاکِثِیۡنَ فِیۡہِ اَبَدًا ۙ﴿﴾  وَّ یُنۡذِرَ الَّذِیۡنَ قَالُوا اتَّخَذَ اللّٰہُ وَلَدًا ٭﴿﴾   مَا لَہُمۡ بِہٖ مِنۡ عِلۡمٍ وَّ لَا لِاٰبَآئِہِمۡ ؕ کَبُرَتۡ کَلِمَۃً  تَخۡرُجُ مِنۡ اَفۡوَاہِہِمۡ ؕ اِنۡ یَّقُوۡلُوۡنَ  اِلَّا کَذِبًا ﴿﴾ فَلَعَلَّکَ بَاخِعٌ نَّفۡسَکَ عَلٰۤی اٰثَارِہِمۡ  اِنۡ لَّمۡ  یُؤۡمِنُوۡا بِہٰذَا  الۡحَدِیۡثِ  اَسَفًا ﴿﴾ اِنَّا جَعَلۡنَا مَا عَلَی الۡاَرۡضِ زِیۡنَۃً  لَّہَا لِنَبۡلُوَہُمۡ  اَیُّہُمۡ   اَحۡسَنُ  عَمَلًا ﴿﴾  وَ اِنَّا لَجٰعِلُوۡنَ مَا عَلَیۡہَا صَعِیۡدًا جُرُزًا  ؕ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah Maha Pemurah, Maha Penyayang.   Segala puji bagi Allah  Yang  telah menurunkan kepada hamba-Nya Kitab Al-Quran ini dan   Dia  tidak menjadikan padanya ke­bengkokan. Sebagai penjaga  untuk memberi peringatan mengenai  siksaan yang dahsyat dari hadirat-Nya, dan memberi kabar gembira kepada orang-orang  beriman  yang beramal saleh bahwa sesungguhnya bagi mereka ada ganjaran yang baik,  mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan supaya memperingat­kan orang-orang  yang berkata: "Allah  mengambil seorang anak laki-laki. Mereka sekali-kali tidak memiliki pengetahuan mengenainya, dan tidak pula bapak-bapak mereka memilikinya. Sangat besar keburukan perkataan yang keluar dari mulut mereka, mereka tidak mengucapkan kecuali kedustaan. Maka sangat mungkin engkau akan membinasakan diri engkau  karena sangat sedih  sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini  Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi per­hiasan  baginya   supaya  Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.    Dan sesungguhnya Kami niscaya akan menjadikan segala yang ada di atasnya menjadi tanah-rata yang tandus.  (Al-Kahf [18]:1-9).
     Nabi Besar Muhammad Saw. sangat  prihatin terhadap nasib buruk yang pasti alam  menimpa mereka jika mereka mendustakan peringatan Al-Quran tersebut. Tetapi sebaliknya orang-orang  jahil dari kalangan mereka  karena innocent (kedunguan) mereka malah  terus menerus menghujat dan menghina Nabi Besar Muhammad saw. dan Al-Quran (agama Islam).

Kotroversi Film Innocence of Muslims

     Sebelum melanjutkan pembahasan mengenai  Ashhabul-kahfi dan ar-raqim, penulis   merasa perlu untuk membahas mengenai film  INNOCENCE OF MUSLIMS yang telah menimbulkan amarah besar umat Islam di seluruh dunia serta akibat kerusuhan yang ditimbulkannya telah memakan banyak korban jiwa dan  harta benda, di antaranya terbunuhnya Duta Besar Amerika Serikat  di Libya.
      Ketika berbagai pihak  di seluruh dunia – termasuk warga Amerika Serikat   sendiri yang memiliki  hati nurani yang baik menuntut pemerintah Amerika Serikat untuk menyeret si pembuat film INNOCENCE OF MUSLIMS  ke pengadilan,  pihak pemerintah Amerika Serikat menolak tuntutan tersebut dengan alasan bahwa hukum Amerika Serikat sangat menghormati kebebasan warganya untuk mengekspresikan pendapatnya, sekali pun sangat merugikan pihak-pihak lain, dan bahkan dalam kenyataannya salah seorang Duta Besar Amerrika Serikat sendiri menjadi korban pembunuhan akibat reaksi keras atas film INNOCENCE OF MUSLIM’S  tersebut.
   Sehubungan alasan pihak pemerintah Amerika Serikat mengenai perlindungan kebebasan mengemukakan pendapat di negeri Paman Sam tersebut merupakan hal yang kontradiksi dengan ajaran Paulus mengenai hukum syariat dan sunat,   bahwa hukum syariat merupakan kutuk bagi para penganutnya, sebab  menurut Paulus dengan mempercayai hukum syariat maka manusia jatuh ke dalam dosa akibat melanggar hukum syariat,   karena itu menurut Paulus bahwa keselamatan itu terletak pada mempercayai kematian terkutuk Nabi Isa Ibnu Maryam di atas salib, bukan akibat ketaatan kepada hukum-kukum syariat.
      Demikian juga halnya mengenai kewajiban melakukan sunat (khitan) secara jasmani pun  -- yang merupakan tanda perjanjian antara Allah Swt. dengan Nabi Ibrahim a.s. dan seluruh keturunannya (Ulangan 17:1-14) – pun   tidak  lagi merupakan keharusan, sebab menurut Paulus yang penting adalah melakukan sunat hati (Roma 2:17-29).
   Pendeknya, menurut pemerintah  Amerika Serikat, kedudukan hukum-hukum negara  buatan manusia  -- yang terbukti banyak kelemahannya --  wajib untuk lebih ditaati  dan dihormati daripada hukum syariat buatan Tuhan Pencipta alam semesta. Orang-orang yang berakal sehat  dan memiliki hati nurani yang baik pasti akan mengatakan bahwa  orang atau pemerintah mana pun yang berpandapat seperti itulah yang sebenarnya INNOCENT (dungu) – bahkan sangat dungu.
  Demikian pula halnya si pembuat  film INOCENCE OF MUSLIMS   -- Nakoula Basseley Nakoula (55),  seorang warga Kristen Koptik Mesir yang saat ini tinggal di California -- pun adalah orang yang  INNOCENCE (lugu, tanpa pikir panjang, dungu). Jadi bukan Nabi Besar Muhammad saw. dan umat Islam yang sangat mencintai beliau saw. yang INNOCENCE (dungu).
   Diberitakan pula bahwa  Nakoula Basseley Nakoula  sempat menjadi terdakwa atas kasus narkoba dan sempat mendekam di penjara pada 2011 lalu. Selain kasus narkoba, Nakoula juga dikabarkan terlibat dalam skandal bank pada 2010 lalu. Namun Nakoula dibebaskan pada Juni 2011.  Demikian, seperti diberitakan  Daily Mail, Minggu (16/9/2012).
  Kebenaran pernyataan wahyu Allah Swt. yang dikemukakan di awal Bab ini  mengenai  apa yang terjadi dengan para pengikut ajaran Paulus membuktikan bahwa Nabi Besar Muhammad Saw.  mau pun umat Islam bukanlah orang-orang yang INNOCENCE (lugu, tanpa pikir panjang, dungu), sebab apa yang dikemukakan wahyu Allah Swt. kepada Nabi Besar Muhammad Saw. yakni Al-Quran  kebenarannya terbukti sepenuhnya,   firman-Nya:      
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾  اَلۡحَمۡدُ لِلّٰہِ الَّذِیۡۤ  اَنۡزَلَ عَلٰی عَبۡدِہِ الۡکِتٰبَ  وَ لَمۡ  یَجۡعَلۡ  لَّہٗ عِوَجًا ؕ﴿﴾   قَیِّمًا  لِّیُنۡذِرَ بَاۡسًا شَدِیۡدًا مِّنۡ لَّدُنۡہُ وَ یُبَشِّرَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ الَّذِیۡنَ یَعۡمَلُوۡنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ  لَہُمۡ  اَجۡرًا حَسَنًا ۙ﴿﴾  مَّاکِثِیۡنَ فِیۡہِ اَبَدًا ۙ﴿﴾  وَّ یُنۡذِرَ الَّذِیۡنَ قَالُوا اتَّخَذَ اللّٰہُ وَلَدًا ٭﴿﴾   مَا لَہُمۡ بِہٖ مِنۡ عِلۡمٍ وَّ لَا لِاٰبَآئِہِمۡ ؕ کَبُرَتۡ کَلِمَۃً  تَخۡرُجُ مِنۡ اَفۡوَاہِہِمۡ ؕ اِنۡ یَّقُوۡلُوۡنَ  اِلَّا کَذِبًا ﴿﴾ فَلَعَلَّکَ بَاخِعٌ نَّفۡسَکَ عَلٰۤی اٰثَارِہِمۡ  اِنۡ لَّمۡ  یُؤۡمِنُوۡا بِہٰذَا  الۡحَدِیۡثِ  اَسَفًا ﴿﴾ اِنَّا جَعَلۡنَا مَا عَلَی الۡاَرۡضِ زِیۡنَۃً  لَّہَا لِنَبۡلُوَہُمۡ  اَیُّہُمۡ   اَحۡسَنُ  عَمَلًا ﴿﴾  وَ اِنَّا لَجٰعِلُوۡنَ مَا عَلَیۡہَا صَعِیۡدًا جُرُزًا  ؕ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah Maha Pemurah, Maha Penyayang.   Segala puji bagi Allah  Yang  telah menurunkan kepada hamba-Nya Kitab Al-Quran ini dan   Dia  tidak menjadikan padanya ke­bengkokan. Sebagai penjaga  untuk memberi peringatan mengenai  siksaan yang dahsyat dari hadirat-Nya, dan memberi kabar gembira kepada orang-orang  beriman  yang beramal saleh bahwa sesungguhnya bagi mereka ada ganjaran yang baik,  mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan supaya memperingat­kan orang-orang  yang berkata: "Allah mengambil seorang anak laki-laki. Mereka sekali-kali tidak memiliki pengetahuan mengenainya, dan tidak pula bapak-bapak mereka memilikinya. Sangat besar keburukan perkataan yang keluar dari mulut mereka, mereka tidak mengucapkan kecuali kedustaan. Maka sangat mungkin engkau akan membinasakan diri engkau  karena sangat sedih  sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini  Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi per­hiasan  baginya   supaya  Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.  Dan sesungguhnya Kami niscaya akan menjadikan segala yang ada di atasnya menjadi tanah-rata yang tandus. (Al-Kahf [18]:1-9).
     
Al-Kahf atau Katakomba-katakomba di Roma

      Kembali lagi kepada pembahasan Ashhābul-kahfi dan ar-raqīm,  selanjutnya Allah Swt. berfirman:
 وَ تَرَی الشَّمۡسَ  اِذَا طَلَعَتۡ  تَّزٰوَرُ عَنۡ کَہۡفِہِمۡ ذَاتَ الۡیَمِیۡنِ وَ اِذَا غَرَبَتۡ تَّقۡرِضُہُمۡ ذَاتَ الشِّمَالِ وَ ہُمۡ فِیۡ فَجۡوَۃٍ مِّنۡہُ ؕ ذٰلِکَ مِنۡ اٰیٰتِ اللّٰہِ ؕ مَنۡ یَّہۡدِ اللّٰہُ فَہُوَ الۡمُہۡتَدِ ۚ وَ مَنۡ  یُّضۡلِلۡ  فَلَنۡ تَجِدَ  لَہٗ   وَلِیًّا  مُّرۡشِدًا ﴿٪﴾
Dan engkau melihat mata­hari apabila ia terbit menjauh lewat dari gua mereka ke sebelah kanan, se-dangkan apabila ia terbenam mening­galkan mereka di sebelah kiri, dan mereka ada dalam rongga yang luas  di gua itu. Yang demi­kian itu sebagian dari Tanda-tanda Allah.  Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah  maka dia mendapat petunjuk, dan barangsiapa Dia sesatkan maka  engkau tidak  akan pernah menemukan baginya penolong yang memberi petunjuk.   (Al-Kahf [18]:18).
Nampaknya gua itu letaknya demikian rupa sehingga menghadap ke barat-laut, sebab matahari melewati suatu tempat yang menghadap ke utara dari kanan ke kiri. Nampaknya gua itu meliputi daerah yang luas, seperti nampak dari kata-kata "rongga yang luas".
Katakomba-katakomba di Roma yang masih ada sampai hari ini mendukung pendapat ini. Katakomba­-katakomba itu meliputi daerah yang luas, yang menurut pada umumnya diperkirakan adalah sejauh kira-kira 870 mil (Encyclopaedia Britannica). Nampak pula bahwa di katakomba-katakomba itu sedikit sekali cahaya yang dapat masuk.
 Gua itu telah dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan sebagai tempat bersembunyi. Santa Yerom yang mengunjungi katakomba-katakomba itu pada abad keempat menyatakan:  "Seluruh gua itu begitu gelap sehingga nampaknya ucapan nabi (Mazmur 55:16) telah terpenuhi  yaitu “baiklah dengan hidupnya mereka itu turun ke dalam neraka. Hanya sewaktu-waktu cahaya dapat masuk ke dalam untuk mengurangi kengerian kegelapan, dan itu pun bukan melalui sebuah jendela, melainkan melalui sebuah lubang."  (Encyclopaedia Britannica, Edisi ke-11).
   Pernyataan  Allah Swt. dalam Surah Al-Kahf ayat 18 tersebut merupakan bukti lainnya bahwa Al-Quran bukanlah gubahan Nabi Besar Muhammad saw. sebagaimana tuduhan mereka (QS.16:104; QS.25:5-7) melainkan benar-benar firman Allah Swt. yang diwahyukan-Nya kepada Nabi Besar Muhammad saw.

Penyebaran Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) 
Yakni Bangsa-bangsa yang Bermata Biru
 
 Selanjutnya Allah Swt.  berfirman mengenai Ashhābul-Kahf (para penghuni gua) tersebut:     
وَ تَحۡسَبُہُمۡ اَیۡقَاظًا وَّ ہُمۡ رُقُوۡدٌ ٭ۖ وَّ نُقَلِّبُہُمۡ ذَاتَ الۡیَمِیۡنِ وَ ذَاتَ الشِّمَالِ ٭ۖ وَ کَلۡبُہُمۡ بَاسِطٌ ذِرَاعَیۡہِ  بِالۡوَصِیۡدِ ؕ لَوِ اطَّلَعۡتَ عَلَیۡہِمۡ لَوَلَّیۡتَ مِنۡہُمۡ فِرَارًا  وَّ  لَمُلِئۡتَ مِنۡہُمۡ  رُعۡبًا ﴿﴾ 
Dan engkau menyangka mereka itu bangun  padahal mereka itu tidur, dan Kami membolik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, dan anjing mereka sedang menjulurkan kedua kaki-depannya di halaman gua itu.  Seandainya engkau menyaksikan mereka niscaya engkau akan berbalik dari mereka untuk melarikan diri dan niscaya engkau akan dipenuhi oleh rasa takut terhadap mereka.  (Al-Kahf [18]:18).
       Ayat ini dalam salah satu Bab sebelumnya telah dijelaskan  secara terinci, karena itu  yang akan dijelaskan adalah ayat selanjutnya, firman-Nya:

وَ کَذٰلِکَ بَعَثۡنٰہُمۡ  لِیَتَسَآءَلُوۡا  بَیۡنَہُمۡ ؕ قَالَ قَآئِلٌ مِّنۡہُمۡ کَمۡ لَبِثۡتُمۡ ؕ قَالُوۡا لَبِثۡنَا یَوۡمًا اَوۡ بَعۡضَ یَوۡمٍ ؕ قَالُوۡا رَبُّکُمۡ  اَعۡلَمُ بِمَا لَبِثۡتُمۡ ؕ فَابۡعَثُوۡۤا اَحَدَکُمۡ بِوَرِقِکُمۡ ہٰذِہٖۤ  اِلَی الۡمَدِیۡنَۃِ فَلۡیَنۡظُرۡ  اَیُّہَاۤ   اَزۡکٰی  طَعَامًا فَلۡیَاۡتِکُمۡ بِرِزۡقٍ مِّنۡہُ  وَ لۡـیَؔ‍‍‍تَلَطَّفۡ وَ لَا  یُشۡعِرَنَّ  بِکُمۡ  اَحَدًا ﴿﴾
Dan demikianlah Kami  membangkitkan mereka supaya mereka saling bertanya di antara mereka. Salah seorang dari mereka berkata: "Berapa lamakah kamu tinggal?" Mereka men-jawab:  "Kami telah tinggal sehari atau sebagian dari hari." Yang lain ber­kata: "Tuhan kamu  lebih mengetahui lamanya kamu tinggal.Maka suruhlah sekarang salah seorang dari antara kamu dengan mata uangmu ini ke kota dan hendaklah ia memper-hatikan  siapa dari antara  mereka mempunyai bahan makanan terbaik dan hendaklah ia membawa kepadamu rezeki  darinya. Dan hendaklah ia ber-sikap lemah-lembut,dan ia jangan memberitahukan mengenai kamu kepada siapa pun. (Al-Kahfi [18]:20).
Ayat ini nampaknya menunjuk kepada bangsa-bangsa Kristen dari barat, sesudah mereka menyebar ke seluruh dunia, yakni Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog Wahyu 20:7-10; QS.18:94-102; QS.21:97), yang Allah Swt. dalam Al-Quran menyebut mereka bangsa yang bermata biru (QS.20:101-105).

Mencari Komoditi Perdagangan Sambil Menjajah

Kata-kata “Kami membangkitkan mereka” mengisyaratkan kepada kemajuan besar yang bangsa-bangsa itu telah ditakdirkan mencapainya di masa yang akan datang. Kata-kata, “Salah seorang dari mereka berkata: “Berapa lamakah kamu telah tinggal?" mengandung arti bahwa bangsa-bangsa Kristen bangkit dan menyingkirkan jauh-jauh kemalasan mereka.
Kebangkitan kesadaran ini telah terjadi di masa peperangan salib, ketika raja-raja Inggris, Perancis, dan Jerman bersatu padu memperjuangkan tujuan bersama, dan seluruh Eropa bergabung mengadakan serangan bersama terhadap umat Islam, untuk merenggut   tanah suci Kanaan (Palestina) dari tangan mereka.
Menurut muhawarah bahasa Arab “sehari atau sebagian hari” menunjuk kepada masa yang tidak tentu. Di tempat lain (QS.20:103-104) Al-Quran telah menetapkan 1 hari sama dengan 1000 tahun, yang selama itu bangsa­-bangsa Kristen dari barat itu tetap tinggal  dalam keadaan tidur atau tanpa kegiatan (QS.18:19).
 Kata ''sepuluh hari" dalam QS.20:103-104 dipergunakan untuk menyatakan sepuluh abad, dan kata-kata "bermata biru" dalam ayat-ayat tersebut menunjuk kepada bangsa-bangsa Kristen dari barat yang pada umumnya bermata biru. Ini merupakan kenyataan sejarah yang cukup dikenal, bahwa dasar-dasar kekuasaan Inggris di Timur diletakkan pada permulaan abad ketujuh belas ("March of Man"). Masa ini mendekati 1000  tahun sesudah Nabi Besar Muhammad Saw..   
Maksud ayat tersebut secara keseluruhan adalah,  bahwa ketika "penghuni-penghuni gua" melihat  gelombang penindasan terhadap mereka telah mereda, mereka mengutus salah seorang anggota mereka ke kota yang dibekali dengan beberapa mata uang lama untuk membeli perbekalan hidup dan untuk menyelidiki bagaimana situasi, yang menyangkut diri mereka.
Tha'ām dapat berarti, bahan-bahan makanan seperti gandum, jelai, jawawut, kurma dan lain sebagainya (Lexicon Lane). Ayat ini menunjuk kepada ekspedisi­-ekspedisi perdagangan bangsa-bangsa Kristen dari barat ke seluruh bagian dunia, termasuk ke wilayah Nusantara, yakni bangsa  Portugis, Inggris dan Belanda -- yang lebih dikenal dengan sebutan  VOC – telah menjajah wilayah Nusantara selama 350 tahun.

Makna “Al-Talathtaf” (Berlaku Lembut)

    Para ahli niaga Eropa mempunyai keterampilan khas untuk berlaku lemah-lembut dan sopan-santun dalam urusan perdagangan mereka. Nampaknya ungkapan, "dan hendaklah ia bersikap lemah-lembut" (walyatalaththaf) menunjuk kepada sifat khusus ini. Kata-kata itu berarti pula, "hendaknya ia berlaku hati-hati." 
    Kata-kata  "dan jangan sama sekali ia memberitahukan mengenai kamu kepada siapa pun  mengisyaratkan kepada penyusupan pengaruh barat ke timur dengan diam-diam dan tidak menyolok mata. Keberhasilan VOC (Belanda) menjajah Nusantara selama 350 tahun membuktikan benarnya  firman Allah Swt. dalam Al-Quran, yang sampai hari ini tetap didustakan oleh para Innocent hakiki yang buta mata ruhaninya. 
 Kata-kata  sesungguhnya jika mereka  unggul atas kamu  mereka akan meng-usirmu atau akan memaksamu kembali ke dalam agama mereka, dan  kamu tidak akan pernah berhasil selama-lamanya”, berarti "Jika orang-orang yang kepadanya kamu mengirim rombongan dagang dapat mengetahui niat-niat kamu yang sebenarnya, atau sebelum kakimu ditegakkan dengan kuat di negeri mereka, suatu persengketaan politik atau perselisihan dagang timbul, dan kamu sendiri tidak kuat menghadapinya, kemudian kamu akan terpaksa meninggalkan negeri mereka atau memeluk agama mereka. Jika terjadi salah satu di antara keduanya, kamu akan gagal memperoleh tempat berpijak yang kekal, dan semua impianmu untuk menegakkan kerajaan yang besar di negeri mereka akan lenyap sirna."
Betapa benarnya firman-firman Allah Swt. dalam Al-Quran yang diwahyukan kepada Nabi Besar Muhammad Saw.. Jadi, siapa sebenarnya yang innocent (dungu) itu? Nabi Besar Muhammad Saw. ataukah mereka yang selama ini senantiasa menghina Nabi Besar Muhammad saw.?

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar, 3 Januari  2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar