بِسۡمِ
اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt
Bab 27
Siapakah yang Sebenarnya Innocence (Dungu)?
Nabi Besar Muhammad Saw.
ataukah
Mereka yang Senantiasa Menghina
Nabi Besar Muhammad Saw.?
Oleh
Ki
Langlang Buana Kusuma
Dalam bagian akhir
Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai terjadinya 2 Perang Dunia yang melibatkan bangsa-bangsa
yang menganut ajaran Paulus
mengenai Trinitas dan Penebusan Dosa melalui kematian
terkutuk Nabi Isa Ibnu Maryam di atas Salib – yakni ar-raqīm (prasasti-prasasti) --
dan kemungkinan terjadinya Perang
Dunia III atau Perang Nuklir pun,
insya Allah, tinggal menunggu waktu saja.
Ada pun yang sangat menakjubkan adalah
bahwa semua peristiwa Perang Dunia
tersebut 1400 tahun sebelumnya telah dikemukakan Allah Swt. dalam Al-Quran – Kitab suci terakhir dan
tersempurna (QS.5:4) – yang diwahyukan
Allah Swt. kepada Nabi Besar Muhammad saw.,
firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾ اَلۡحَمۡدُ لِلّٰہِ الَّذِیۡۤ اَنۡزَلَ عَلٰی عَبۡدِہِ الۡکِتٰبَ وَ لَمۡ یَجۡعَلۡ لَّہٗ عِوَجًا ؕ﴿﴾ قَیِّمًا لِّیُنۡذِرَ بَاۡسًا شَدِیۡدًا مِّنۡ لَّدُنۡہُ وَ یُبَشِّرَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ الَّذِیۡنَ یَعۡمَلُوۡنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَہُمۡ اَجۡرًا حَسَنًا ۙ﴿﴾ مَّاکِثِیۡنَ فِیۡہِ اَبَدًا ۙ﴿﴾
وَّ یُنۡذِرَ الَّذِیۡنَ قَالُوا اتَّخَذَ اللّٰہُ وَلَدًا ٭﴿﴾ مَا لَہُمۡ بِہٖ مِنۡ عِلۡمٍ وَّ لَا لِاٰبَآئِہِمۡ ؕ کَبُرَتۡ کَلِمَۃً تَخۡرُجُ مِنۡ
اَفۡوَاہِہِمۡ ؕ اِنۡ یَّقُوۡلُوۡنَ اِلَّا
کَذِبًا ﴿﴾ فَلَعَلَّکَ
بَاخِعٌ نَّفۡسَکَ عَلٰۤی اٰثَارِہِمۡ اِنۡ لَّمۡ یُؤۡمِنُوۡا بِہٰذَا الۡحَدِیۡثِ اَسَفًا ﴿﴾ اِنَّا جَعَلۡنَا مَا عَلَی الۡاَرۡضِ زِیۡنَۃً لَّہَا لِنَبۡلُوَہُمۡ اَیُّہُمۡ اَحۡسَنُ عَمَلًا ﴿﴾ وَ اِنَّا لَجٰعِلُوۡنَ مَا عَلَیۡہَا صَعِیۡدًا
جُرُزًا ؕ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah
Maha Pemurah, Maha Penyayang. Segala
puji bagi Allah Yang telah menurunkan kepada
hamba-Nya Kitab Al-Quran ini dan
Dia tidak menjadikan padanya kebengkokan.
Sebagai penjaga untuk memberi peringatan mengenai siksaan yang dahsyat dari hadirat-Nya,
dan memberi kabar gembira kepada orang-orang
beriman yang beramal saleh bahwa sesungguhnya bagi mereka ada ganjaran yang baik, mereka kekal
di dalamnya selama-lamanya. Dan supaya
memperingatkan orang-orang yang
berkata: "Allah mengambil seorang anak laki-laki. Mereka
sekali-kali tidak memiliki pengetahuan
mengenainya, dan tidak pula
bapak-bapak mereka memilikinya. Sangat
besar keburukan perkataan yang keluar dari mulut mereka, mereka tidak mengucapkan kecuali kedustaan.
Maka sangat mungkin engkau akan
membinasakan diri engkau karena sangat sedih sekiranya mereka tidak beriman kepada
keterangan ini Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi
perhiasan baginya supaya Kami
menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. Dan sesungguhnya Kami niscaya akan menjadikan segala yang
ada di atasnya menjadi tanah-rata yang tandus. (Al-Kahf
[18]:1-9).
Nabi Besar Muhammad Saw. sangat prihatin
terhadap nasib buruk yang pasti
alam menimpa mereka jika mereka mendustakan peringatan Al-Quran tersebut. Tetapi sebaliknya
orang-orang jahil dari kalangan mereka
karena innocent (kedunguan)
mereka malah terus menerus menghujat dan menghina Nabi Besar Muhammad saw. dan Al-Quran (agama Islam).
Kotroversi Film Innocence
of Muslims
Sebelum melanjutkan pembahasan
mengenai Ashhabul-kahfi dan ar-raqim,
penulis merasa perlu untuk membahas
mengenai film INNOCENCE OF MUSLIMS yang telah menimbulkan amarah besar umat Islam
di seluruh dunia serta akibat kerusuhan
yang ditimbulkannya telah memakan banyak korban jiwa dan harta benda, di antaranya terbunuhnya Duta Besar Amerika Serikat di Libya.
Ketika
berbagai pihak di seluruh dunia –
termasuk warga Amerika Serikat sendiri
yang memiliki hati nurani yang baik menuntut pemerintah
Amerika Serikat untuk menyeret si pembuat film INNOCENCE OF MUSLIMS ke
pengadilan, pihak pemerintah Amerika
Serikat menolak tuntutan tersebut
dengan alasan bahwa hukum
Amerika Serikat sangat menghormati kebebasan
warganya untuk mengekspresikan pendapatnya,
sekali pun sangat merugikan
pihak-pihak lain, dan bahkan dalam kenyataannya salah seorang Duta Besar
Amerrika Serikat sendiri menjadi korban pembunuhan akibat reaksi keras atas
film INNOCENCE OF MUSLIM’S tersebut.
Sehubungan
alasan pihak pemerintah Amerika Serikat mengenai perlindungan kebebasan mengemukakan pendapat di negeri Paman Sam tersebut merupakan hal yang kontradiksi dengan ajaran Paulus mengenai hukum syariat dan sunat, bahwa hukum syariat merupakan kutuk bagi para penganutnya, sebab menurut Paulus dengan mempercayai hukum syariat maka manusia jatuh ke
dalam dosa akibat melanggar hukum syariat, karena itu menurut Paulus bahwa keselamatan itu terletak pada
mempercayai kematian terkutuk Nabi
Isa Ibnu Maryam di atas salib, bukan
akibat ketaatan kepada hukum-kukum
syariat.
Demikian juga halnya mengenai kewajiban melakukan sunat (khitan) secara jasmani pun
-- yang merupakan tanda perjanjian
antara Allah Swt. dengan Nabi Ibrahim a.s. dan seluruh keturunannya (Ulangan 17:1-14) –
pun tidak lagi merupakan keharusan, sebab menurut Paulus yang penting adalah melakukan sunat hati (Roma 2:17-29).
Pendeknya, menurut pemerintah Amerika Serikat, kedudukan hukum-hukum negara buatan manusia -- yang terbukti banyak kelemahannya -- wajib untuk lebih ditaati dan dihormati daripada hukum syariat buatan Tuhan
Pencipta alam semesta. Orang-orang yang berakal
sehat dan memiliki hati nurani yang baik pasti akan
mengatakan bahwa orang atau pemerintah
mana pun yang berpandapat seperti itulah yang sebenarnya INNOCENT (dungu) – bahkan sangat
dungu.
Demikian pula halnya si pembuat film INOCENCE
OF MUSLIMS -- Nakoula Basseley Nakoula (55),
seorang warga Kristen Koptik Mesir
yang saat ini tinggal di California -- pun adalah orang yang INNOCENCE
(lugu, tanpa pikir panjang, dungu).
Jadi bukan Nabi Besar Muhammad saw. dan umat Islam yang sangat mencintai
beliau saw. yang INNOCENCE (dungu).
Diberitakan pula bahwa Nakoula
Basseley Nakoula sempat menjadi terdakwa atas kasus narkoba dan sempat mendekam di penjara pada 2011 lalu. Selain
kasus narkoba, Nakoula juga
dikabarkan terlibat dalam skandal bank
pada 2010 lalu. Namun Nakoula dibebaskan
pada Juni 2011. Demikian, seperti
diberitakan Daily Mail, Minggu (16/9/2012).
Kebenaran pernyataan wahyu Allah Swt. yang dikemukakan di awal Bab ini mengenai
apa yang terjadi dengan para pengikut ajaran Paulus membuktikan bahwa Nabi
Besar Muhammad Saw. mau pun umat Islam bukanlah orang-orang yang INNOCENCE (lugu, tanpa pikir panjang, dungu), sebab apa yang dikemukakan wahyu Allah Swt. kepada Nabi Besar
Muhammad Saw. yakni Al-Quran kebenarannya terbukti sepenuhnya, firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾ اَلۡحَمۡدُ لِلّٰہِ الَّذِیۡۤ اَنۡزَلَ عَلٰی عَبۡدِہِ الۡکِتٰبَ وَ لَمۡ یَجۡعَلۡ لَّہٗ عِوَجًا ؕ﴿﴾ قَیِّمًا لِّیُنۡذِرَ بَاۡسًا شَدِیۡدًا مِّنۡ لَّدُنۡہُ وَ یُبَشِّرَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ الَّذِیۡنَ یَعۡمَلُوۡنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَہُمۡ اَجۡرًا حَسَنًا ۙ﴿﴾ مَّاکِثِیۡنَ فِیۡہِ اَبَدًا ۙ﴿﴾
وَّ یُنۡذِرَ الَّذِیۡنَ قَالُوا اتَّخَذَ اللّٰہُ وَلَدًا ٭﴿﴾ مَا لَہُمۡ بِہٖ مِنۡ عِلۡمٍ وَّ لَا لِاٰبَآئِہِمۡ ؕ کَبُرَتۡ کَلِمَۃً تَخۡرُجُ مِنۡ
اَفۡوَاہِہِمۡ ؕ اِنۡ یَّقُوۡلُوۡنَ اِلَّا
کَذِبًا ﴿﴾ فَلَعَلَّکَ
بَاخِعٌ نَّفۡسَکَ عَلٰۤی اٰثَارِہِمۡ اِنۡ لَّمۡ یُؤۡمِنُوۡا بِہٰذَا الۡحَدِیۡثِ اَسَفًا ﴿﴾ اِنَّا جَعَلۡنَا مَا عَلَی الۡاَرۡضِ زِیۡنَۃً لَّہَا لِنَبۡلُوَہُمۡ اَیُّہُمۡ اَحۡسَنُ عَمَلًا ﴿﴾ وَ اِنَّا لَجٰعِلُوۡنَ مَا عَلَیۡہَا صَعِیۡدًا
جُرُزًا ؕ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah
Maha Pemurah, Maha Penyayang. Segala
puji bagi Allah Yang telah menurunkan kepada
hamba-Nya Kitab Al-Quran ini dan
Dia tidak menjadikan padanya kebengkokan.
Sebagai penjaga untuk memberi peringatan mengenai siksaan yang dahsyat dari hadirat-Nya,
dan memberi kabar gembira kepada orang-orang
beriman yang beramal saleh bahwa sesungguhnya bagi mereka ada ganjaran yang baik, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan supaya memperingatkan orang-orang yang berkata: "Allah mengambil seorang anak laki-laki.
Mereka sekali-kali tidak memiliki
pengetahuan mengenainya, dan tidak
pula bapak-bapak mereka memilikinya. Sangat
besar keburukan perkataan yang keluar dari mulut mereka, mereka tidak mengucapkan kecuali kedustaan.
Maka sangat mungkin engkau akan
membinasakan diri engkau karena sangat sedih sekiranya mereka tidak beriman kepada
keterangan ini Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi
perhiasan baginya supaya Kami
menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. Dan sesungguhnya Kami niscaya akan menjadikan segala yang ada di atasnya menjadi
tanah-rata yang tandus. (Al-Kahf [18]:1-9).
Al-Kahf atau Katakomba-katakomba di Roma
Kembali lagi kepada pembahasan Ashhābul-kahfi dan ar-raqīm, selanjutnya Allah
Swt. berfirman:
وَ تَرَی الشَّمۡسَ اِذَا طَلَعَتۡ تَّزٰوَرُ عَنۡ کَہۡفِہِمۡ ذَاتَ الۡیَمِیۡنِ وَ اِذَا غَرَبَتۡ تَّقۡرِضُہُمۡ ذَاتَ الشِّمَالِ وَ ہُمۡ فِیۡ فَجۡوَۃٍ مِّنۡہُ ؕ ذٰلِکَ مِنۡ
اٰیٰتِ اللّٰہِ ؕ مَنۡ یَّہۡدِ اللّٰہُ فَہُوَ الۡمُہۡتَدِ ۚ وَ مَنۡ یُّضۡلِلۡ فَلَنۡ تَجِدَ لَہٗ وَلِیًّا
مُّرۡشِدًا ﴿٪﴾
Dan engkau melihat
matahari apabila ia terbit menjauh lewat dari gua mereka ke sebelah kanan,
se-dangkan apabila ia terbenam meninggalkan mereka di sebelah kiri, dan mereka ada dalam rongga yang luas di gua itu. Yang demikian itu sebagian
dari Tanda-tanda Allah. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah maka
dia mendapat petunjuk, dan barangsiapa Dia
sesatkan maka engkau tidak akan pernah
menemukan baginya penolong yang memberi petunjuk. (Al-Kahf [18]:18).
Nampaknya gua itu letaknya demikian rupa sehingga menghadap ke
barat-laut, sebab matahari melewati suatu tempat yang menghadap ke utara dari
kanan ke kiri. Nampaknya gua itu meliputi daerah yang luas, seperti nampak dari
kata-kata "rongga yang luas".
Katakomba-katakomba
di Roma yang masih ada sampai hari ini mendukung pendapat ini. Katakomba-katakomba
itu meliputi daerah yang luas, yang menurut pada umumnya diperkirakan adalah
sejauh kira-kira 870 mil (Encyclopaedia
Britannica). Nampak pula bahwa di katakomba-katakomba itu
sedikit sekali cahaya yang dapat masuk.
Gua
itu telah dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan sebagai tempat
bersembunyi. Santa Yerom yang mengunjungi katakomba-katakomba itu pada abad
keempat menyatakan: "Seluruh gua
itu begitu gelap sehingga nampaknya ucapan nabi (Mazmur 55:16) telah terpenuhi yaitu “baiklah dengan hidupnya mereka itu
turun ke dalam neraka. Hanya sewaktu-waktu cahaya dapat masuk ke dalam untuk
mengurangi kengerian kegelapan, dan itu pun bukan melalui sebuah jendela,
melainkan melalui sebuah lubang." (Encyclopaedia Britannica, Edisi
ke-11).
Pernyataan
Allah Swt. dalam Surah Al-Kahf
ayat 18 tersebut merupakan bukti
lainnya bahwa Al-Quran bukanlah gubahan
Nabi Besar Muhammad saw. sebagaimana tuduhan
mereka (QS.16:104; QS.25:5-7) melainkan benar-benar firman Allah Swt. yang diwahyukan-Nya
kepada Nabi Besar Muhammad saw.
Penyebaran
Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog)
Yakni Bangsa-bangsa yang Bermata Biru
Yakni Bangsa-bangsa yang Bermata Biru
Selanjutnya
Allah Swt. berfirman mengenai Ashhābul-Kahf (para penghuni gua)
tersebut:
وَ تَحۡسَبُہُمۡ اَیۡقَاظًا وَّ ہُمۡ رُقُوۡدٌ ٭ۖ وَّ نُقَلِّبُہُمۡ ذَاتَ الۡیَمِیۡنِ وَ ذَاتَ الشِّمَالِ ٭ۖ وَ کَلۡبُہُمۡ بَاسِطٌ ذِرَاعَیۡہِ بِالۡوَصِیۡدِ ؕ لَوِ اطَّلَعۡتَ عَلَیۡہِمۡ
لَوَلَّیۡتَ مِنۡہُمۡ فِرَارًا وَّ لَمُلِئۡتَ مِنۡہُمۡ
رُعۡبًا ﴿﴾
Dan engkau menyangka
mereka itu bangun padahal mereka
itu tidur, dan Kami
membolik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, dan anjing mereka sedang
menjulurkan kedua kaki-depannya di halaman
gua itu. Seandainya
engkau menyaksikan mereka niscaya engkau
akan berbalik dari mereka untuk melarikan diri dan niscaya engkau akan dipenuhi oleh rasa takut terhadap mereka. (Al-Kahf
[18]:18).
Ayat ini dalam
salah satu Bab sebelumnya telah dijelaskan
secara terinci, karena itu yang
akan dijelaskan adalah ayat selanjutnya, firman-Nya:
وَ کَذٰلِکَ بَعَثۡنٰہُمۡ لِیَتَسَآءَلُوۡا بَیۡنَہُمۡ ؕ قَالَ قَآئِلٌ مِّنۡہُمۡ کَمۡ لَبِثۡتُمۡ ؕ قَالُوۡا لَبِثۡنَا یَوۡمًا اَوۡ
بَعۡضَ یَوۡمٍ ؕ قَالُوۡا رَبُّکُمۡ اَعۡلَمُ بِمَا
لَبِثۡتُمۡ ؕ فَابۡعَثُوۡۤا اَحَدَکُمۡ
بِوَرِقِکُمۡ ہٰذِہٖۤ اِلَی الۡمَدِیۡنَۃِ فَلۡیَنۡظُرۡ اَیُّہَاۤ اَزۡکٰی طَعَامًا فَلۡیَاۡتِکُمۡ بِرِزۡقٍ
مِّنۡہُ وَ لۡـیَؔتَلَطَّفۡ وَ لَا یُشۡعِرَنَّ بِکُمۡ اَحَدًا ﴿﴾
Dan
demikianlah Kami membangkitkan mereka
supaya mereka saling bertanya di antara mereka. Salah seorang dari mereka
berkata: "Berapa lamakah kamu tinggal?" Mereka
men-jawab: "Kami telah tinggal
sehari atau sebagian dari hari." Yang lain berkata: "Tuhan kamu lebih mengetahui lamanya kamu tinggal.Maka suruhlah sekarang salah seorang dari antara kamu dengan mata uangmu ini ke
kota dan hendaklah ia memper-hatikan
siapa dari antara mereka
mempunyai bahan makanan terbaik dan hendaklah ia membawa
kepadamu rezeki darinya. Dan hendaklah
ia ber-sikap lemah-lembut,dan ia jangan memberitahukan
mengenai kamu kepada siapa pun. (Al-Kahfi [18]:20).
Ayat
ini nampaknya menunjuk kepada bangsa-bangsa
Kristen dari barat, sesudah mereka menyebar ke seluruh dunia, yakni Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog Wahyu
20:7-10; QS.18:94-102; QS.21:97), yang Allah Swt. dalam Al-Quran menyebut
mereka bangsa yang bermata biru (QS.20:101-105).
Mencari Komoditi Perdagangan
Sambil Menjajah
Kata-kata
“Kami membangkitkan mereka”
mengisyaratkan kepada kemajuan besar
yang bangsa-bangsa itu telah ditakdirkan mencapainya di masa yang akan datang.
Kata-kata, “Salah seorang dari mereka
berkata: “Berapa lamakah kamu telah tinggal?" mengandung arti bahwa bangsa-bangsa Kristen bangkit dan
menyingkirkan jauh-jauh kemalasan
mereka.
Kebangkitan
kesadaran ini telah terjadi di masa peperangan salib, ketika raja-raja
Inggris, Perancis, dan Jerman bersatu padu memperjuangkan tujuan bersama, dan
seluruh Eropa bergabung mengadakan serangan bersama terhadap umat Islam, untuk
merenggut tanah suci Kanaan (Palestina) dari tangan mereka.
Menurut
muhawarah bahasa Arab “sehari atau sebagian hari” menunjuk kepada masa yang
tidak tentu. Di tempat lain (QS.20:103-104) Al-Quran telah menetapkan 1 hari sama dengan 1000 tahun, yang
selama itu bangsa-bangsa Kristen dari barat itu tetap tinggal dalam keadaan tidur atau tanpa kegiatan
(QS.18:19).
Kata ''sepuluh hari" dalam QS.20:103-104
dipergunakan untuk menyatakan sepuluh abad, dan kata-kata "bermata
biru" dalam ayat-ayat tersebut menunjuk kepada bangsa-bangsa Kristen dari barat yang pada umumnya bermata biru. Ini merupakan kenyataan
sejarah yang cukup dikenal, bahwa dasar-dasar kekuasaan Inggris di Timur
diletakkan pada permulaan abad ketujuh belas ("March of Man"). Masa
ini mendekati 1000 tahun sesudah Nabi
Besar Muhammad Saw..
Maksud ayat tersebut secara keseluruhan adalah, bahwa ketika "penghuni-penghuni gua" melihat gelombang penindasan terhadap mereka telah mereda, mereka mengutus salah seorang anggota mereka ke kota yang dibekali dengan beberapa mata uang lama untuk membeli perbekalan hidup dan untuk menyelidiki bagaimana situasi, yang menyangkut diri mereka.
Maksud ayat tersebut secara keseluruhan adalah, bahwa ketika "penghuni-penghuni gua" melihat gelombang penindasan terhadap mereka telah mereda, mereka mengutus salah seorang anggota mereka ke kota yang dibekali dengan beberapa mata uang lama untuk membeli perbekalan hidup dan untuk menyelidiki bagaimana situasi, yang menyangkut diri mereka.
Tha'ām dapat berarti, bahan-bahan
makanan seperti gandum, jelai, jawawut, kurma dan lain sebagainya (Lexicon Lane). Ayat ini menunjuk
kepada ekspedisi-ekspedisi perdagangan
bangsa-bangsa Kristen dari barat ke seluruh bagian dunia, termasuk ke wilayah
Nusantara, yakni bangsa Portugis,
Inggris dan Belanda -- yang lebih dikenal dengan sebutan VOC – telah menjajah wilayah Nusantara selama 350 tahun.
Makna “Al-Talathtaf”
(Berlaku Lembut)
Para ahli niaga Eropa mempunyai keterampilan khas untuk berlaku lemah-lembut dan sopan-santun dalam urusan perdagangan mereka. Nampaknya ungkapan, "dan hendaklah ia bersikap lemah-lembut" (walyatalaththaf) menunjuk kepada sifat khusus ini. Kata-kata itu berarti pula, "hendaknya ia berlaku hati-hati."
Kata-kata "dan jangan sama sekali ia memberitahukan mengenai kamu kepada siapa pun” mengisyaratkan kepada penyusupan pengaruh barat ke timur dengan diam-diam dan tidak menyolok mata. Keberhasilan VOC (Belanda) menjajah Nusantara selama 350 tahun membuktikan benarnya firman Allah Swt. dalam Al-Quran, yang sampai hari ini tetap didustakan oleh para Innocent hakiki yang buta mata ruhaninya.
Kata-kata
“sesungguhnya jika mereka
unggul atas kamu mereka akan
meng-usirmu atau akan memaksamu
kembali ke dalam agama mereka, dan kamu tidak akan pernah berhasil
selama-lamanya”, berarti
"Jika orang-orang yang kepadanya kamu mengirim rombongan dagang dapat
mengetahui niat-niat kamu yang sebenarnya, atau sebelum kakimu ditegakkan
dengan kuat di negeri mereka, suatu persengketaan politik atau perselisihan dagang
timbul, dan kamu sendiri tidak kuat menghadapinya, kemudian kamu akan terpaksa
meninggalkan negeri mereka atau memeluk agama mereka. Jika terjadi salah satu
di antara keduanya, kamu akan gagal memperoleh tempat berpijak yang kekal, dan
semua impianmu untuk menegakkan kerajaan
yang besar di negeri mereka akan lenyap sirna."
Betapa
benarnya firman-firman Allah Swt. dalam Al-Quran yang diwahyukan kepada Nabi Besar
Muhammad Saw.. Jadi, siapa sebenarnya yang innocent (dungu) itu? Nabi Besar Muhammad Saw. ataukah mereka yang
selama ini senantiasa menghina Nabi
Besar Muhammad saw.?
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 3 Januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar