Sabtu, 19 Januari 2013

Keterkejutan Orang-orang Kafir Menyaksikan Kesempurnaan Al-Quran




بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt 


Bab 38


     Keterkejutan Orang-orang Kafir Menyaksikan Kesempurnaan Al-Quran
  
Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma



Dalam Bab  sebelumnya telah  dijelaskan tentang   keterkejutan orang-orang kafir akan kebenaran semua pernyataan Al-Quran mengenai apa pun yang dikemukakannya, seakan-akan Al-Quran pun merupakan Kitab rekaman amal apa pun yang ada di alam semesta ini mau pun di alam akhirat nanti -- termasuk nasib tragis yang akhirnya akan menimpa Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) setelah mereka itu meraih kejayaan duniawi di Akhir Zaman ini --  Allah Swt. berfirman  kepada Nabi Besar Muhammad Saw.:
وَ یَوۡمَ نُسَیِّرُ الۡجِبَالَ وَ تَرَی الۡاَرۡضَ بَارِزَۃً ۙ وَّ حَشَرۡنٰہُمۡ  فَلَمۡ  نُغَادِرۡ  مِنۡہُمۡ اَحَدًا ﴿ۚ﴾   وَ عُرِضُوۡا عَلٰی رَبِّکَ صَفًّا ؕ لَقَدۡ جِئۡتُمُوۡنَا کَمَا خَلَقۡنٰکُمۡ  اَوَّلَ مَرَّۃٍۭ ۫ بَلۡ زَعَمۡتُمۡ  اَلَّنۡ نَّجۡعَلَ  لَکُمۡ  مَّوۡعِدًا ﴿﴾   وَ وُضِعَ الۡکِتٰبُ فَتَرَی الۡمُجۡرِمِیۡنَ مُشۡفِقِیۡنَ  مِمَّا فِیۡہِ وَ یَقُوۡلُوۡنَ یٰوَیۡلَتَنَا مَالِ ہٰذَا الۡکِتٰبِ لَا یُغَادِرُ صَغِیۡرَۃً وَّ لَا کَبِیۡرَۃً  اِلَّاۤ  اَحۡصٰہَا ۚ وَ  وَجَدُوۡا مَا عَمِلُوۡا حَاضِرًا ؕ وَ لَا یَظۡلِمُ  رَبُّکَ  اَحَدًا ﴿٪﴾
Dan pada hari ketika Kami akan memperjalankan gunung-gunung dan engkau akan melihat bangsa-bangsa di bumi akan berhadapan untuk berperang,  dan Kami akan  menghimpun mereka semuanya,  maka seorang pun tidak ada yang Kami tinggalkan di antara mereka.  Dan mereka   akan di­hadapkan ke hadirat Tuhan engkau berbaris-baris,  sungguh   kamu benar-benar akan datang kepada Kami seperti Kami jadikan kamu pada kali pertama, tetapi kamu menyangka bahwa  Kami tidak akan pernah menetapkan suatu janji bagi kamu.   Dan kitab amalannya akan diletakkan di hadapan mereka, maka engkau akan melihat orang-­orang yang berdosa itu ketakutan dari apa yang ada di dalamnya itu, dan mereka akan berkata: "Aduhai  celakalah kami! Kitab apakah ini? Ia tidak meninggalkan sesuatu, baik yang kecil maupun yang besar  melainkan telah mencatatnya."  Dan mereka menjumpai apa yang telah mereka kerjakan itu berada di hadapan mereka, dan Tuhan engkau tidak menzalimi seorang pun. (Al-Kahf [18]:48-50).
 Oleh karena jibal (gunung-gunung) berarti pula pembesar-pembesar (Lexicon Lane), maka ayat ini dapat berarti bahwa nubuatan mengenai kehancuran mutlak kekuatan-kekuatan keburukan — Ya’juj (Gog)  dan Ma’juj  (Magog – Wahyu 20:7-10; QS.18:94-102; QS.21:96-99) — yang telah disebut dalam beberapa ayat mendahuluinya akan terpenuhi, bila menurut kata-kata Bible "bangsa akan berbangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan, maka akan jadi bala kelaparan dan gempa bumi sini­-sana" (Matius 24:7). 
 Itulah makna dari ayat: Dan pada hari ketika Kami akan memperjalankan gunung-gunung dan engkau akan melihat bangsa-bangsa di bumi akan berhadapan untuk berperang,   sedangkan kalimat selanjutnya: “dan Kami akan menghimpun mereka semuanya,  maka seorang pun tidak ada yang Kami tinggalkan di antara mereka”, ungkapan hasyarnā-hum berarti bahwa mereka akan dihimpunkan di medan perang saling berhadapan dan akan bertarung mati-matian.
Pernyataan Allah Swt. dalam Al-Quran tersebut  telah  sempurna dengan terjadinya Perang Dunia I dan Perang Dunia II, sedangkan Perang Dunia III  atau Perang Nuklir tinggal menunggu waktu saja. Ada pun makna kalimat selanjutnya:
   وَ عُرِضُوۡا عَلٰی رَبِّکَ صَفًّا ؕ لَقَدۡ جِئۡتُمُوۡنَا کَمَا خَلَقۡنٰکُمۡ  اَوَّلَ مَرَّۃٍۭ ۫ بَلۡ زَعَمۡتُمۡ  اَلَّنۡ نَّجۡعَلَ  لَکُمۡ  مَّوۡعِدًا﴿﴾  
Dan mereka   akan di­hadapkan ke hadirat Tuhan engkau berbaris-baris, sungguh  kamu benar-benar akan datang kepada Kami seperti Kami jadikan kamu pada kali pertama, tetapi kamu menyangka bahwa  Kami tidak akan pernah menetapkan suatu janji bagi kamu ini” (Al-Kahf [18]:50).

Nubuatan Hancurnya Kekuatan Duniawi
Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog)

       Hal tersebut menunjukkan, bahwa segala kekuatan dan kekuasaan akan terlepas dari tangan mereka,  dan mereka akan dikembalikan kepada keadaan kenistaan dan kehinaan seperti sediakala. Mengenai hal tersebut dengan tegas Allah Swt. mengenai akan segera berakhirnya kepercayaan dusta yang dianut dan disebar-luaskan oleh Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) tersebut, firman-Nya:
لَقَدۡ کَفَرَ الَّذِیۡنَ قَالُوۡۤا اِنَّ اللّٰہَ ہُوَ الۡمَسِیۡحُ ابۡنُ مَرۡیَمَ ؕ قُلۡ  فَمَنۡ یَّمۡلِکُ مِنَ اللّٰہِ شَیۡئًا اِنۡ اَرَادَ  اَنۡ  یُّہۡلِکَ الۡمَسِیۡحَ ابۡنَ مَرۡیَمَ وَ اُمَّہٗ وَ مَنۡ فِی الۡاَرۡضِ جَمِیۡعًا ؕ وَ لِلّٰہِ مُلۡکُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ وَ مَا بَیۡنَہُمَا ؕ یَخۡلُقُ مَا یَشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ  عَلٰی  کُلِّ  شَیۡءٍ  قَدِیۡرٌ ﴿﴾
Sungguh benar-benar telah kafir orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah dialah Al-Masih ibnu Maryam.” Katakanlah: “Siapakah yang memiliki kekuasaan melawan Allah, jika Dia berkehendak membinasakan Al-Masih ibnu Maryam, ibunya, dan semua orang yang ada di bumi ini?” Dan  kepunyaan   Allah-lah kerajaan seluruh langit dan bumi dan apa pun  yang ada di antara keduanya. Dia menciptakan apa pun yang Dia kehendaki, dan Allah Maha kuasa atas segala sesuatu. (Al-Māidah [5]:18)
       Bahasa sangat pedas yang digunakan di sini dimaksud untuk membeberkan kekeliruan dan mencela akidah  mengerikan bahwa Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. adalah “anak Allah” -- na’uudzubillāhi min dzālik. Demikian pula bahasa yang sangat pedas itu digunakan dalam firman-Nya berikut ini:
وَ قَالُوا  اتَّخَذَ  الرَّحۡمٰنُ  وَلَدًا ﴿ؕ﴾   لَقَدۡ  جِئۡتُمۡ  شَیۡئًا  اِدًّا ﴿ۙ﴾   تَکَادُ السَّمٰوٰتُ یَتَفَطَّرۡنَ مِنۡہُ وَ تَنۡشَقُّ الۡاَرۡضُ وَ تَخِرُّ الۡجِبَالُ ہَدًّا ﴿ۙ﴾   اَنۡ  دَعَوۡا  لِلرَّحۡمٰنِ  وَلَدًا ﴿ۚ﴾   وَ مَا یَنۡۢبَغِیۡ لِلرَّحۡمٰنِ اَنۡ  یَّتَّخِذَ  وَلَدًا ﴿ؕ﴾  اِنۡ کُلُّ مَنۡ فِی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ  اِلَّاۤ اٰتِی  الرَّحۡمٰنِ  عَبۡدًا ﴿ؕ﴾  لَقَدۡ  اَحۡصٰہُمۡ  وَ عَدَّہُمۡ  عَدًّا ﴿ؕ﴾  وَ  کُلُّہُمۡ  اٰتِیۡہِ  یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ   فَرۡدًا ﴿﴾
Dan mereka  berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah telah meng­ambil seorang anak laki-laki."   Sungguh  kamu benar-benar telah mengucapkan sesuatu  yang sangat mengerikan.  Hampir-hampir seluruh langit pecah  karenanya, bumi terbelah, dan gunung­-gunung runtuh berkeping-keping, karena mereka menyatakan bagi Tuhan Yang Maha Pemurah punya  anak laki-laki.   Padahal sekali-kali tidak layak bagi Tuhan Yang  Maha Pemurah, mengambil seorang anak laki-laki. Tidak  ada seorang pun di se­luruh  langit dan bumi melainkan ia akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai hamba.  Sungguh Dia benar-benar  mengetahui jumlah  mereka dan menghitung mereka dengan   menyeluruh. Dan setiap mereka akan datang kepada-Nya pada Hari Kiamat sendiri-sendiri. (Maryam [19]:89-96).
  Menurut Allah Swt., paham (kepercayaan) bahwa Yesus anak Allah itu begitu mengerikan, sehingga seluruh langit, bumi, dan gunung-gunung dapat hancur berkeping-keping dan rebah ke tanah karena kejinya kepercavaan itu. Kepercayaan itu sangat menjijikkan wujud­-wujud samawi (as-samawāt – yakni para malaikat)  karena berlawanan dengan sifat-sifat Ilahi, dan bertentangan dengan segala yang wujud-wujud samawi itu bela dan muliakan.
  Demikian juga kepercayaan  tersebut menjijikkan manusia yang mendiami bumi (al-ardh), sebab hal ini bertentangan dengan tuntutan fitrat serta kecerdasan otak manusia sejati, dan akal manusia menolak dengan perasaan kecewa terhadap paham demikian itu.
Orang-orang yang memiliki cita-cita tinggi dan mulia seperti para nabi dan para pilihan Tuhan (al-jibal)   juga   menolak dan menentangnya,  sebab anggapan bahwa  manusia memerlukan pengurbanan orang lain untuk memperoleh keselamatan dan mencapai tingkat akhlak tinggi  adalah bertentangan dengan pengalaman ruhani mereka sendiri.
  Surah Maryam ini berisikan pencelaan yang paling keras dan lugas terhadap 'itikad-'itikad Kristen, terutama kepercayaan mereka yang pokok bahwa Yesus anak Allah, satu kepercayaan yang darinya terbit semua 'itikad sesat lainnya; tekanan istimewa telah diberikan kepada penolakan dan pencelaan terhadap kepercayaan ini.

Itikad “Penebusan Dosa” Bertentangan
Dengan Sifat Allah Swt. Al-Rahmān (Maha Pemurah)

 Perlu mendapat perhatian khusus bahwa sifat Allah Swt. Ar-Rahmān (Maha Pemurah) telah berulang-ulang disinggung dalam Surah ini — sifat itu telah disebutkan sebanyak 16 kali, karena 'itikad Kristen yang pokok ialah pengakuan kepada Yesus sebagai anak Allah dan akibat-akibatnya yaitu 'itikad penebusan dosa mengandung arti penolakan terhadap sifat Ar-Rahmān (maha Pemurah) Allah Swt.,  dan karena pokok pembahasan utama Surah ini ialah pembantahan terhadap ‘itikad ini maka sudah seharusnya Sifat-sifat Ilahi itu (Ar-Rahmān) disebut dengan berulang-ulang.
 'Itikad penebusan dosa yang mengandung arti bahwa Allah Swt.  tidak dapat mengampuni dosa-dosa manusia, padahal sifat Ar-Rahmān (Maha Pemurah) Allah Swt. justru menghendaki bahwa Allah Swt. dapat dan memang sering mengampuni mereka, itulah sebabnya sifat Ar-Rahmān berulang kah disebut dalam Surah  Maryam ini.
 Jadi, Tuhan Yang bersifat Rahmān (Maha Pemurah) itu tidak memerlukan anak untuk menolong-Nya atau menggantikan-Nya, sebab Dia adalah Pemilik seluruh langit dan bumi, dan kerajaan-Nya meliputi seluruh alam, dan juga karena semua orang adalah hamba-Nya, dan Yesus (Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.)  pun adalah salah seorang dari antara mereka. Itulah makna firman-Nya:
اِنۡ کُلُّ مَنۡ فِی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ  اِلَّاۤ اٰتِی  الرَّحۡمٰنِ  عَبۡدًا ﴿ؕ﴾  لَقَدۡ  اَحۡصٰہُمۡ  وَ عَدَّہُمۡ  عَدًّا ﴿ؕ﴾   وَ  کُلُّہُمۡ  اٰتِیۡہِ  یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ   فَرۡدًا﴿﴾
Tidak  ada seorang pun di se­luruh  langit dan bumi melainkan ia akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai hamba.  Sungguh Dia benar-benar mengetahui jumlah  mereka dan menghitung mereka dengan   menyeluruh. Dan setiap mereka akan datang kepada-Nya pada Hari Kiamat sendiri-sendiri. (Maryam [19]:89-96).
    Pernyataan Allah Swt. tersebut sejalan dengan firman-Nya dalam Surah Al-Zilzal, bahwa menurut Allah Swt. tidak ada perbuatan manusia, baik ataupun buruk, akan terbuang percuma. Tiap perbuatan manusia  -- termasuk Yesus (Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.) -- harus dan  ada akibatnya yang harus   dipertanggungjawaban di hadapan Allah Swt., Tuhan Yang Hakiki, firman-Nya:
فَمَنۡ یَّعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّۃٍ خَیۡرًا یَّرَہٗ ؕ﴿﴾  وَ مَنۡ یَّعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّۃٍ  شَرًّا یَّرَہٗ ٪﴿﴾
Maka barangsiapa berbuat kebaikan seberat atom  sekali pun ia akan melihat hasilnya; dan barangsiapa berbuat keburukan seberat atom sekali pun ia akan melihat hasilnya (Al-Zilzal [99]:8-9).
   Kebenaran pernyataan  firman Allah Swt. tersebut dibenarkan oleh   alat-alat perekam canggih  di Akhir Zaman ini  yang mereka ciptakan, termasuk di dalamnya telescope  ruang angkasa Hubble, yang memiliki kemampuan  merekam  gambar benda-benda angkasa yang  jauhnya ratusan bahkan ribuan tahun cahaya dari  planet bumi.
    Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai kesia-siaan itikad (kepercayaan) yang mereka anut, yang terbukti tidak mampu menyelamatkan mereka dari azab-azab Allah Swt. di dunia ini juga,  khususnya Perang Dunia I dan Perang Dunia II, firman-Nya:
وَ قَالَتِ الۡیَہُوۡدُ  وَ النَّصٰرٰی  نَحۡنُ اَبۡنٰٓؤُا اللّٰہِ وَ اَحِبَّآؤُہٗ ؕ قُلۡ فَلِمَ یُعَذِّبُکُمۡ  بِذُنُوۡبِکُمۡ ؕ بَلۡ  اَنۡتُمۡ  بَشَرٌ مِّمَّنۡ خَلَقَ ؕ یَغۡفِرُ لِمَنۡ یَّشَآءُ وَ یُعَذِّبُ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ لِلّٰہِ مُلۡکُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ وَ مَا بَیۡنَہُمَا ۫ وَ اِلَیۡہِ الۡمَصِیۡرُ ﴿ ﴾  یٰۤاَہۡلَ الۡکِتٰبِ قَدۡ جَآءَکُمۡ  رَسُوۡلُنَا یُبَیِّنُ لَکُمۡ عَلٰی  فَتۡرَۃٍ  مِّنَ الرُّسُلِ اَنۡ تَقُوۡلُوۡا مَا جَآءَنَا مِنۡۢ بَشِیۡرٍ وَّ لَا نَذِیۡرٍ ۫ فَقَدۡ جَآءَکُمۡ بَشِیۡرٌ وَّ نَذِیۡرٌ ؕ وَ اللّٰہُ  عَلٰی  کُلِّ  شَیۡءٍ  قَدِیۡرٌ ﴿٪ ﴾
Dan orang-orang Yahudi serta Nasrani berkata:  Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya." Katakanlah: “Jika benar demikian mengapa Dia mengazab kamu karena dosa-dosamu? Tidak, bahkan kamu adalah manusia-manusia biasa dari antara mereka yang telah Dia ciptakan.  Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan Dia mengazab siapa yang Dia kehendaki." Dan kepunyaan   Allah-lah kerajaan seluruh langit dan bumi dan apa pun yang ada di antara keduanya, dan kepada-Nya-lah  kembali segala sesuatu.  Hai Ahlul Kitab, sungguh telah datang kepada kamu Rasul Kami yang  menjelaskan syariat kepada kamu  pada (setelah) masa jeda pengutusan rasul-rasul, supaya kamu tidak mengatakan: “Tidak pernah datang kepada kami  seorang pemberi kabar gembira dan tidak pula seorang pemberi peringatan.”  Padahal sungguh  telah datang kepada kamu seorang pembawa kabar gembira  dan pemberi peringatan., dan Allah Maha kuasa atas segala sesuatu. (Al-Maidah [5]:19-20).
      Kenapa demikian? Sebab  jika terjadinya azab-azab Ilahi yang  menimpa mereka tidak didahului dengan pengutusan rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan kepada mereka (QS.7:35-37) -- dalam hal ini adalah Nabi Besar Muhammad Saw. atau Nabi yang seperti Musa (Ulangan 32:15-19; QS.46:11) atau Roh Kebenaran  yang membawa seluruh kebenaran (Yohanes 16:12-14) -- maka umat manusia akan memiliki dalih (alasan) untuk menyalahkan Allah Swt., sebagaimana firman-Nya berikut ini:
وَ لَوۡ اَنَّـاۤ  اَہۡلَکۡنٰہُمۡ بِعَذَابٍ مِّنۡ قَبۡلِہٖ لَقَالُوۡا رَبَّنَا لَوۡ لَاۤ  اَرۡسَلۡتَ  اِلَیۡنَا رَسُوۡلًا فَنَتَّبِعَ اٰیٰتِکَ مِنۡ قَبۡلِ اَنۡ  نَّذِلَّ  وَ  نَخۡزٰی  ﴿﴾   قُلۡ کُلٌّ مُّتَرَبِّصٌ فَتَرَبَّصُوۡا ۚ فَسَتَعۡلَمُوۡنَ مَنۡ  اَصۡحٰبُ الصِّرَاطِ السَّوِیِّ  وَ مَنِ  اہۡتَدٰی ﴿﴾٪
Dan seandainya Kami membinasakan mereka dengan azab sebelum kedatangan rasul ini  niscaya mereka akan berkata: "Ya Tuhan kami, me­ngapakah   Engkau tidak mengirimkan kepada kami seorang rasul supaya kami mengikuti Ayat-ayat Engkau sebelum kami direndahkan dan dihinakan?" Katakanlah: "Setiap orang sedang menunggu maka kamu pun  tunggulah, lalu segera kamu akan mengetahui siapakah yang ada pada jalan yang lurus dan siapa yang mengikuti petunjuk dan siapa yang tidak. (Thā Hā [20]:135-136).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***

Pajajaran Anyar, 20 Januari 2013

(Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar