بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt
Bab 47
Pengulangan
Makar Iblis
Terhadap Rasul Akhir Zaman
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
Dalam akhir Bab sebelumnya telah dijelaskan tentang Nabi Besar Muhammad saw.
sebagai satu-satunya hadi
(petunjuk jalan) umat manusia untuk selama-lamanya maka khilafat beliau saw. akan terus berwujud dalam salah satu bentuk di
dunia ini sampai Hari Kiamat, karena
semua khilafat yang lain telah tiada lagi, firman-Nya:
وَعَدَ اللّٰہُ
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا مِنۡکُمۡ وَ
عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَیَسۡتَخۡلِفَنَّہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ کَمَا اسۡتَخۡلَفَ
الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ ۪ وَ لَیُمَکِّنَنَّ لَہُمۡ دِیۡنَہُمُ الَّذِی ارۡتَضٰی لَہُمۡ وَ لَیُبَدِّلَنَّہُمۡ
مِّنۡۢ بَعۡدِ خَوۡفِہِمۡ اَمۡنًا ؕ
یَعۡبُدُوۡنَنِیۡ لَا یُشۡرِکُوۡنَ بِیۡ
شَیۡئًا ؕ وَ مَنۡ کَفَرَ بَعۡدَ ذٰلِکَ
فَاُولٰٓئِکَ ہُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ ﴿﴾
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan
beramal saleh di antara kamu niscaya Dia
akan menjadikan mereka itu khalifah di bumi ini sebagaimana Dia telah menjadikan khalifah orang-orang yang sebelum
mereka, dan niscaya Dia akan
meneguhkan bagi mereka agamanya yang telah Dia ridhai bagi mereka, dan niscaya
Dia akan mengubah keadaan mereka
dengan ke-amanan sesudah
ketakutan mereka. Mereka akan
menyembah-Ku dan mereka tidak akan
mempersekutukan sesuatu dengan-Ku, dan barangsiapa
kafir sesudah itu mereka itulah orang-orang
durhaka. (An-Nūr [24]:56).
Inilah, di antara banyak keunggulan yang lainnya lagi, merupakan kelebihan Nabi Besar Muhammad saw. yang menonjol di atas semua nabi dan rasul Allah lainnya. Di Akhir
Zaman Allah Swt. benar-benar telah
membangkitkan khalifah ruhani Nabi
Besar Muhammad saw. yang terbesar dalam wujud Pendiri Jemaat
Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad a.s.., bukan kedatangan kedua kali Nabi Isa Ibnu Maryam Israili a.s. (QS.3:50;
QS.61:7) yang menurut Allah Swt.
dalam Al-Quran telah wafat (QS.3:56;
QS.5:117-119; QS.21:35-36) melainkan kedatangan misal Nabi isa Ibnu Maryam a.s. (QS.43:58).
“Asteroid-asteroid” Alam Semesta Ruhani
Peristiwa “The Big Bang” (ledakan Besar – QS.21:35) yang mengawali penciptaan alam semesta, selain membentuk tatanan alam semesta yang sangat teratur
(QS.65:13; QS.67:2-6; QS.71:16) peristiwa besar tersebut juga menyisakan benda-benda angkasa, seperti meteor-meteor
(asteroid-asteroid) yang tidak memiliki memiliki orbit yang tetap, sehingga keberadaannya sangat membahayakan benda-benda angkasa yang berpenghuni, terutama bumi, sebab setiap saat “benda-benda liar“ tersebut
dapat menabrak bumi, contohnya baru-baru
ini adalah peristiwa meledaknya sebuah meteor
di kawasan Siberia, provinsi Chelyabinsk di Rusia, yang
mencederai lebih dari 1000 orang selain
telah menghancurkan beberapa bangunan.
Peristiwa yang sama terjadi pula ketika
Allah Swt. menciptakan tatanan “langit
baru dan bumi baru” ruhani melalui pengutusan rasul Allah, tatatan “langit baru dan bumi baru” yang muncul tersebut
terus menerus mendapat rongrongan bahaya
penentangan dari pihak-pihak yang tidak menyukai keberadaan tatanan “langit baru dan bumi baru” ruhani tersebut, Allah Swt. dalam firman-Nya berikut
ini menggambarkan “benda-benda liar” ruhani tersebut sebagai “orang-orang yang wajahnya tertutup api”:
وَ قَدۡ
مَکَرُوۡا مَکۡرَہُمۡ وَ عِنۡدَ اللّٰہِ مَکۡرُہُمۡ ؕ وَ اِنۡ کَانَ مَکۡرُہُمۡ
لِتَزُوۡلَ مِنۡہُ الۡجِبَالُ ﴿﴾ فَلَا تَحۡسَبَنَّ اللّٰہَ مُخۡلِفَ وَعۡدِہٖ رُسُلَہٗ ؕ اِنَّ اللّٰہَ
عَزِیۡزٌ ذُو انۡتِقَامٍ ﴿ؕ﴾ یَوۡمَ تُبَدَّلُ الۡاَرۡضُ غَیۡرَ الۡاَرۡضِ وَ
السَّمٰوٰتُ وَ بَرَزُوۡا لِلّٰہِ
الۡوَاحِدِ الۡقَہَّارِ ﴿﴾ وَ تَـرَی
الۡمُجۡرِمِیۡنَ یَوۡمَئِذٍ مُّقَرَّنِیۡنَ فِی
الۡاَصۡفَادِ ﴿ۚ﴾ سَرَابِیۡلُہُمۡ
مِّنۡ قَطِرَانٍ وَّ تَغۡشٰی وُجُوۡہَہُمُ
النَّارُ ﴿ۙ﴾ لِیَجۡزِیَ
اللّٰہُ کُلَّ نَفۡسٍ مَّا کَسَبَتۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ
سَرِیۡعُ الۡحِسَابِ ﴿﴾ ہٰذَا بَلٰغٌ
لِّلنَّاسِ وَ لِیُنۡذَرُوۡا بِہٖ وَ لِیَعۡلَمُوۡۤا اَنَّمَا ہُوَ اِلٰہٌ
وَّاحِدٌ وَّ لِیَذَّکَّرَ
اُولُوا الۡاَلۡبَابِ ﴿٪﴾
Dan sungguh mereka
telah melakukan makar mereka, tetapi makar mereka ada di sisi Allah, dan jika
sekali pun makar mereka dapat
memindahkan gunung-gunung, maka janganlah
engkau sama sekali menyangka bahwa Allah akan menyalahi janji-Nya
kepada rasul-ra-sul-Nya, sesungguhnya
Allah Maha Perkasa, Yang memiliki
pembalasan. Pada hari
ketika bumi ini akan digantikan dengan bumi yang lain, dan begitu pula
seluruh langit, dan mereka
akan tampil menghadap Allah, Yang Maha Esa, Maha Perkasa. Dan engkau akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu
diikat dengan rantai. Baju mereka dari pelangkin (ter), dan wajah
mereka akan tertutup api.
Supaya Allah membalas setiap
jiwa apa yang telah diusahakannya,
sesungguhnya penghisaban Allah sangat cepat Al-Quran ini adalah penjelasan yang
cukup bagi manusia, dan supaya dengannya mereka mendapat peringatan, dan supaya
mereka me-ngetahui bahwa sesungguhnya Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa, dan supaya
orang-orang yang berakal memberikan perhatian. (Ibrahim [14]:47-53).
Allah Swt. sungguh-sungguh mengetahui makar
buruk mereka, dan Dia akan menggagalkannya (QS.8:31). Dengan jatuhnya
Mekkah dan tegaknya Islam di
Arabia sebagai satu kekuatan dahsyat,
maka seolah-olah terwujudlah satu alam
semesta baru dengan langit dan bumi baru. Tertib lama telah dilenyapkan
dan diganti oleh terbit baru, yang
sama sekali berbeda dari yang lama.
Para penentang rasul Allah tidak akan dapat
melawan Sunnatullah berkenaan kepastian
keunggulan para rasul Allah pada akhirnya, Dia berfirman:
اِنَّ الَّذِیۡنَ یُحَآدُّوۡنَ اللّٰہَ وَ
رَسُوۡلَہٗۤ اُولٰٓئِکَ فِی
الۡاَذَلِّیۡنَ ﴿﴾
کَتَبَ
اللّٰہُ لَاَغۡلِبَنَّ اَنَا وَ
رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ قَوِیٌّ
عَزِیۡزٌ ﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya mereka itu termasuk orang-orang yang sangat hina. Allah
telah menetapkan: “Aku dan
rasul-rasul-Ku pasti
akan menang.” Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha Perkasa. (Al-Mujādilah
[58]:21-22).
Ada tersurat nyata pada lembaran-lembaran sejarah bahwa kebenaran senantiasa menang terhadap kepalsuan. Demikian pula halnya di Akhir Zaman ini, sebagaimana para pengikut Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Israili dahulu selalu mengungguli orang-orang Yahudi
-- yang berusaha membunuh Nabi Isa Ibnu
Maryam a.s. melalui penyaliban (QS.4:158-159)
-- hal tersebut akan berulang kembali berkenaan dengan para pengikut misal Nabi
Isa Ibnu Maryam a.s. di Akhir Zaman (QS.43:58) atas musuh-musuhnya, misal kaum
Yahudi.
Penyesalan Terlambat Para Penentang Rasul
Allah
Agar pembahasannya tidak terus melebar maka
pembahasan Surah Ash-shāffāt ayat
1-22 penulis akhiri, berikut adalah firman Allah Swt. yang berhubungan pembahasan Bab-bab sebelumnya
mengenai penciptaan “langit baru dan
bumi baru” keruhanian, terutama
melalui pengutusan Nabi Besar Muhammad saw. pada pengutusan beliau saw. yang
pertama dan pada waktu pengutusan beliau saw. yang kedua kali secara ruhani di Akhir Zaman (QS.62:3-5), firman-Nya:
فَاسۡتَفۡتِہِمۡ اَہُمۡ اَشَدُّ خَلۡقًا اَمۡ مَّنۡ خَلَقۡنَا ؕ
اِنَّا خَلَقۡنٰہُمۡ مِّنۡ طِیۡنٍ لَّازِبٍ ﴿﴾ بَلۡ عَجِبۡتَ وَ یَسۡخَرُوۡنَ ﴿۪﴾ وَ
اِذَا ذُکِّرُوۡا لَا یَذۡکُرُوۡنَ ﴿۪﴾ وَ
اِذَا رَاَوۡا اٰیَۃً
یَّسۡتَسۡخِرُوۡنَ ﴿۪﴾ وَ قَالُوۡۤا
اِنۡ ہٰذَاۤ اِلَّا سِحۡرٌ
مُّبِیۡنٌ ﴿ۚ﴾ ءَ اِذَا مِتۡنَا وَ
کُنَّا تُرَابًا وَّ عِظَامًا ءَاِنَّا
لَمَبۡعُوۡثُوۡنَ ﴿ۙ﴾ اَوَ اٰبَآؤُنَا
الۡاَوَّلُوۡنَ ﴿ؕ﴾ قُلۡ نَعَمۡ
وَ اَنۡتُمۡ دَاخِرُوۡنَ ﴿ۚ﴾ فَاِنَّمَا ہِیَ زَجۡرَۃٌ وَّاحِدَۃٌ
فَاِذَا ہُمۡ یَنۡظُرُوۡنَ ﴿﴾ وَ قَالُوۡا یٰوَیۡلَنَا ہٰذَا یَوۡمُ الدِّیۡنِ ﴿﴾ ہٰذَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ الَّذِیۡ کُنۡتُمۡ بِہٖ
تُکَذِّبُوۡنَ ﴿٪﴾
Maka
tanyakanlah kepada mereka, apakah mereka
yang lebih sukar diciptakan ataukah orang
lainnya yang telah Kami
ciptakan? Sesungguhnya Kami telah
menciptakan mereka dari tanah
liat lengket. Bahkan engkau merasa
takjub, sedangkan mereka
berolok-olok Dan apabila
mereka diperingatkan, mereka tidak memperhatikan. Dan apabila mereka melihat suatu Tanda, mereka memperolok-oloknya.
Dan mereka berkata, ”[Al-Quran] ini tidak lain melainkan sihir
yang nyata. Apakah apabila kami
telah mati dan sudah menjadi debu
dan tulang-belulang, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan lagi? Apakah juga bapak-bapak kami dahulu?” Katakanlah: “Ya, dan kamu akan menjadi
terhina!” Maka sesungguhnya saat itu hanya dengan sebuah teriakan maka tiba-tiba mereka akan bangkit lagi dan mulai dapat melihat. Dan mereka berkata: “Aduhai celakalah kami! Inilah Hari Pembalasan.” Dia berfirman: c”Inilah Hari Keputusan yang
kamu selalu mendustakannya.” (Ash-shāffāt
[37]: 12-22).
Atas penyesalan
mereka itu selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai nasib buruk selanjutnya yang akan
menimpa mereka:
اُحۡشُرُوا
الَّذِیۡنَ ظَلَمُوۡا وَ اَزۡوَاجَہُمۡ وَ مَا
کَانُوۡا یَعۡبُدُوۡنَ ﴿ۙ﴾ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰہِ فَاہۡدُوۡہُمۡ
اِلٰی صِرَاطِ الۡجَحِیۡمِ ﴿ٙ﴾ وَ قِفُوۡہُمۡ
اِنَّہُمۡ مَّسۡئُوۡلُوۡنَ
﴿ۙ﴾ مَا
لَکُمۡ لَا تَنَاصَرُوۡنَ ﴿﴾ بَلۡ
ہُمُ الۡیَوۡمَ مُسۡتَسۡلِمُوۡنَ ﴿﴾
Diperintahkan
kepada malaikat: “Kumpulkanlah orang-orang zalim bersama kawan-kawan mereka dan apa yang selalu mereka sembah selain
Allah lalu giringlah mereka ke jalan
Jahannam. Dan hentikanlah mereka sesungguhnya
mereka akan ditanya. Mereka akan
ditanyai: “Apa yang terjadi
pada kamu hingga kamu tidak
tolong menolong?” Bahkan mereka pada hari itu akan berserah diri sepenuhnya. (Ash-shāffāt [37]:23-27).
Para Penghuni Neraka Saling
Menyalahkan &
Ancaman Iblis
Kesadaran akan ditanamkan pada
diri orang-orang berdosa bahwa mereka sama sekali tidak berdaya tolong-menolong
antara yang satu dengan yang lain. Orang
yang berdosa tidak akan memberikan pembelaan,
melainkan hanya akan saling menyesali,
seperti diperlihatkan oleh ayat-ayat berikutnya, firman-Nya:
وَ اَقۡبَلَ
بَعۡضُہُمۡ عَلٰی بَعۡضٍ یَّتَسَآءَلُوۡنَ ﴿﴾ قَالُوۡۤا اِنَّکُمۡ کُنۡتُمۡ تَاۡتُوۡنَنَا عَنِ
الۡیَمِیۡنِ ﴿﴾ قَالُوۡا
بَلۡ لَّمۡ تَکُوۡنُوۡا
مُؤۡمِنِیۡنَ ﴿ۚ﴾ وَ مَا کَانَ لَنَا عَلَیۡکُمۡ مِّنۡ سُلۡطٰنٍ ۚ
بَلۡ کُنۡتُمۡ قَوۡمًا طٰغِیۡنَ ﴿﴾ فَحَقَّ عَلَیۡنَا قَوۡلُ رَبِّنَاۤ ٭ۖ اِنَّا لَذَآئِقُوۡنَ ﴿﴾ فَاَغۡوَیۡنٰکُمۡ
اِنَّا کُنَّا غٰوِیۡنَ ﴿﴾ فَاِنَّہُمۡ
یَوۡمَئِذٍ فِی الۡعَذَابِ مُشۡتَرِکُوۡنَ ﴿﴾ اِنَّا کَذٰلِکَ نَفۡعَلُ بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿﴾
Dan sebagian
mereka menghadap sebagian yang lain saling
berbantah. Mereka akan berkata: “Sesungguhnya
kamu selalu datang kepada kami dari kanan.” Pemimpin-pemimpin mereka akan berkata: ”[Tidak] bahkan kamu sendiri bukan orang yang beriman. Dan kami sekali-kali tidak memiliki kekuasaan
atas kamu, bahkan kamu sendirilah kaum
yang melampaui batas. Maka firman
Tuhan kami telah terbukti benar atas kita, sesungguhnya kita pasti merasakan azab itu. Dan kami
telah menyesatkan kamu karena sesungguhnya
kami adalah orang-orang yang sesat.” Maka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama di dalam azab. Sesungguhnya demikianlah Kami memperlakukan orang-orang
berdosa. (Ash-shāffāt [37]:23-35).
Kata “Kanan” dalam kalimat “Sesungguhnya kamu selalu datang
kepada kami dari kanan“ dapat berarti agama, dan ayat itu dapat diartikan
“Kamu menyamar dengan berjubahkan
agama untuk menipu kami.” Atau,
kata yamin dapat berarti kekuasaan
dan kekuatan, dan ayat itu dapat
diartikan: “Kamu menghadapi kami dengan kekuasaan
dan kekuatan besar.” Atau, kata itu
dapat berarti “Kamu datang kepada kami
dengan bersumpah bahwa kamu benar.”
Para pemimpin kekafiran akan
berkata kepada para pengikut mereka
yang menyalahkan mereka: “Kamu
sendiri memilih mengikuti kami, dan karena kami sendiri telah tersesat, kamu tidak dapat mengharapkan
sesuatu yang lebih baik dari kami.” Hal itu sama seperti orang buta memimpin orang
buta pula, sehingga baik yang diikuti
mau pun orang-orang yang mengikuti mereka itu
sama-sama menjadi penghuni neraka
jahannam.
Cara-cara para penentang rasul Allah dalam mempengaruhi masyarakat umum untuk sama-sama menentang rasul Allah tersebut pada hakikatnya sesuai dengan ancaman yang dikemukakan Iblis ketika mereka diusir dari surge
keridhaan Allah Swt. karena mereka menolak “sujud” (tunduk patuh) kepada Adam
ketika diperintahkan Allah Swt. kepada mereka, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ
خَلَقۡنٰکُمۡ ثُمَّ صَوَّرۡنٰکُمۡ ثُمَّ قُلۡنَا لِلۡمَلٰٓئِکَۃِ اسۡجُدُوۡا لِاٰدَمَ ٭ۖ فَسَجَدُوۡۤا اِلَّاۤ
اِبۡلِیۡسَ ؕ لَمۡ یَکُنۡ مِّنَ
السّٰجِدِیۡنَ ﴿﴾ قَالَ مَا
مَنَعَکَ اَلَّا تَسۡجُدَ
اِذۡ اَمَرۡتُکَ ؕ قَالَ اَنَا خَیۡرٌ
مِّنۡہُ ۚ خَلَقۡتَنِیۡ مِنۡ نَّارٍ
وَّ خَلَقۡتَہٗ مِنۡ
طِیۡنٍ ﴿﴾ قَالَ فَاہۡبِطۡ مِنۡہَا فَمَا یَکُوۡنُ لَکَ اَنۡ
تَتَکَبَّرَ فِیۡہَا فَاخۡرُجۡ اِنَّکَ
مِنَ الصّٰغِرِیۡنَ ﴿﴾ قَالَ
اَنۡظِرۡنِیۡۤ اِلٰی یَوۡمِ
یُبۡعَثُوۡنَ ﴿﴾ قَالَ
اِنَّکَ مِنَ الۡمُنۡظَرِیۡنَ ﴿﴾ قَالَ فَبِمَاۤ اَغۡوَیۡتَنِیۡ لَاَقۡعُدَنَّ لَہُمۡ صِرَاطَکَ الۡمُسۡتَقِیۡمَ ﴿ۙ﴾ ثُمَّ
لَاٰتِیَنَّہُمۡ مِّنۡۢ بَیۡنِ اَیۡدِیۡہِمۡ وَ مِنۡ خَلۡفِہِمۡ وَ عَنۡ اَیۡمَانِہِمۡ وَ عَنۡ شَمَآئِلِہِمۡ
ؕ وَ لَا تَجِدُ اَکۡثَرَہُمۡ شٰکِرِیۡنَ
﴿﴾ قَالَ اخۡرُجۡ مِنۡہَا مَذۡءُوۡمًا مَّدۡحُوۡرًا ؕ لَمَنۡ تَبِعَکَ مِنۡہُمۡ
لَاَمۡلَـَٔنَّ جَہَنَّمَ مِنۡکُمۡ اَجۡمَعِیۡنَ ﴿﴾
Dan sungguh
Kami benar-benar telah
menciptakan kamu, kemudian Kami
memberi kamu bentuk, lalu Kami berfirman kepada para malaikat: ”Sujudlah yakni patuhlah sepenuhnya kamu
kepada Adam", maka mereka bersujud ke-cuali iblis, ia tidak termasuk orang-orang yang sujud. Dia berfirman: “Apa yang telah
menghalangi engkau sehingga engkau
tidak sujud yakni patuh
sepenuhnya ketika Aku memberi
perintah kepada engkau?” Ia (Iblis) berkata: “Aku lebih baik daripada dia, Engkau menciptakan aku dari api dan Engkau menciptakan dia dari tanah liat.” Dia
berfirman: ”Jika demikian, pergilah engkau darinya, karena
sekali-kali tidak patut bagi engkau
berlaku takabur di dalamnya, karena itu keluarlah, sesungguhnya engkau
termasuk di antara orang-orang yang hina.”
Ia (Iblis) berkata: “Berilah aku tangguh sampai hari
mereka dibangkitkan.” Dia berfirman: “Sesungguhnya engkau termasuk orang-orang yang diberi tangguh.” Ia (iblis) berkata: “Karena Engkau telah menyatakan aku
sesat, niscaya aku akan
menghadang mereka di jalan Engkau yang lurus, kemudian niscaya
akan ku-datangi mereka dari depan mereka, dari
belakang mereka, dari kanan
mereka, dan dari kiri mereka, dan
Engkau tidak akan mendapati kebanyakan
mereka bersyukur.” Dia
berfirman: “Keluarlah engkau darinya
dengan terhina dan ter-usir, barangsiapa
dari mereka mengikuti engkau, niscaya akan
Aku pe-nuhi Jahannam dengan kamu semua.” (Al-A’rāf [7]:12-19).
Jejaring Ancaman
Hadangan Iblis
Makna ungkapan “Adam diciptakan dari tanah liat” adalah
bahwa manusia dapat menuangkan wujud akhlaknya
ke dalam berbagai bentuk, sebagaimana tanah
liat mudah diberi bentuk apa pun. Karena perintah
supaya sujud kepada Adam a.s. itu ditujukan kepada malaikat-malaikat, maka perintah Allah Swt. itu berlaku untuk semua makhluk, sebab para malaikat adalah
"tangan-tangan" atau instrument Allah
Swt. yang
bertugas melaksanakan
perintah-perintah-Nya.
Iblis
itu bukan malaikat (QS.18:51). Iblis
adalah gembong ruh-ruh jahat
sedangkan Jibril adalah pemimpin malaikat-malaikat. Kejadian yang
disebutkan di sini sama sekali tidak ada hubungannya dengan nenek-moyang
pertama umat manusia yang dapat disebut Adam pertama. Kejadian itu hanya
berhubungan dengan Nabi Adam , yang tinggal di bumi ini kira-kira 6.000 tahun
yang lalu dan menurunkan Nabi Nuh a.s. dan Nabi Ibrahim a.s. serta keturunan beliau-beliau yang
dibahas dalam kisah ini.
Apa
yang dikemukakan dalam ayat-ayat ini sebagai percakapan antara Allah Swt. dan iblis,
tidak perlu diartikan bahwa wawancakap
(dialog) demikian benar-benar telah terjadi. Kata-kata itu hanya melukiskan keadaan-keadaan yang telah
timbul sebagai akibat penolakan iblis
untuk sujud kepada Adam a.s..
Makna kebangkitan yang disebut dalam ayat ini
bukan Kiamat Besar (Kiamat Qubra) umat manusia yang ditakdirkan untuk
menjelang alam akhirat, melainkan kebangkitan
ruhani manusia, sebagai hasil dari ketakwaan kepada Allah Swt. dan ketaatan kepada rasul Allah, atau keadaan pada saat alam-sadar ruhaninya telah sepenuh-penuhnya berkembang. Menurut
ayat tersebut Iblis hanya dapat
membawa manusia ke jalan kesesatan
selama ia secara ruhani belum dibangkitkan, tetapi begitu ia mencapai martabat ruhani yang tinggi --
sebagaimana dikenal dengan istilah baqa (kelahiran kembali) -- maka iblis tidak dapat mencelakannya
(QS.17:66).
Perhatikanlah jejaring godaan-godaan dan bujukan-bujukan
yang diancamkan oleh syaitan: “Karena Engkau
telah menyatakan aku sesat, niscaya aku akan menghadang mereka di jalan Engkau yang lurus, kemudian niscaya
akan kudatangi mereka dari depan mereka, dari
belakang mereka, dari kanan
mereka, dan dari kiri mereka, dan
Engkau tidak akan mendapati kebanyakan
mereka bersyukur.”
Tiga Macam
Ancaman (Intimidasi) yang Dilakukan Iblis
Dalam Surah Al-Quran berikut ini Allah Swt. menjelaskan mengenai
bentuk-bentuk “penghadangan” Iblis terhadap perjuangan suci rasul Allah,
firman-Nya:
قَالَ
اذۡہَبۡ فَمَنۡ تَبِعَکَ مِنۡہُمۡ فَاِنَّ جَہَنَّمَ جَزَآؤُکُمۡ
جَزَآءً مَّوۡفُوۡرًا ﴿﴾ وَ اسۡتَفۡزِزۡ مَنِ اسۡتَطَعۡتَ مِنۡہُمۡ
بِصَوۡتِکَ وَ اَجۡلِبۡ عَلَیۡہِمۡ بِخَیۡلِکَ وَ رَجِلِکَ وَ شَارِکۡہُمۡ فِی
الۡاَمۡوَالِ وَ الۡاَوۡلَادِ وَ عِدۡہُمۡ ؕ وَ مَا یَعِدُہُمُ الشَّیۡطٰنُ اِلَّا
غُرُوۡرًا ﴿﴾ اِنَّ
عِبَادِیۡ لَیۡسَ لَکَ
عَلَیۡہِمۡ سُلۡطٰنٌ ؕ وَ کَفٰی
بِرَبِّکَ وَکِیۡلًا ﴿﴾
Dia
berfirman: “Pergilah, lalu barangsiapa akan mengikuti engkau dari
antara mereka maka sesungguhnya Jahannamlah
balasan bagi kamu, suatu balasan yang penuh. Dan bujuklah siapa dari antara mereka yang engkau sanggup dengan suara engkau, dan kerahkanlah ter-hadap mereka pasukan berkuda eng-kau dan pasukan berjalan-kaki engkau dan berserikatlah dengan mereka dalam harta
dan anak-anak
mereka, dan berikanlah
janji-janji kepada mereka.” Dan
syaitan tidak menjanjikan kepada mereka
selain tipu-daya. Sesungguhnya mengenai hamba-hamba-Ku, engkau tidak akan mempunyai kekuasaan1633
atas mereka, dan cukuplah Tuhan
Engkau sebagai Pelindung. (Bani Israil [17]:64-66).
Ayat ini menguraikan tiga
macam daya-upaya yang dilakukan oleh putra-putra kegelapan untuk membujuk
manusia supaya menjauhi jalan kebenaran
yang diajarkan rasul
Allah:
(1) mereka berusaha menakut-nakuti orang-orang miskin dan
lemah dengan ancaman akan mempergunakan
kekerasan terhadap mereka;
(2) mereka mempergunakan tindakan-tindakan yang lebih keras terhadap mereka yang tidak
dapat ditakut-takuti dengan cara gertak sambal, yaitu dengan mengadakan persekutuan-persekutuan untuk tujuan
melawan mereka dan mengadakan serangan
bersama terhadap mereka dengan segala cara;
(3) mereka mencoba membujuk orang-orang kuat dan yang lebih berpengaruh dengan tawaran akan menjadikannya pemimpin mereka, asalkan mereka tidak
akan membantu lagi pihak kebenaran.
Di Akhir Zaman ini ketiga bentuk makar-buruk
yang dilakukan oleh Iblis dan para pengikutnya tersebut terjadi juga
terhadap Rasul Akhir Zaman dan para pengikutnya, yakni terhadap
Pendiri Jemaat Ahmadiyah, Mirza
Ghulam Ahmad a.s.., namun Allah Swt. tetap tidak akan mengubah Sunnatullah-Nya berkenaan para rasul
Allah, firman-Nya:
اِنَّ الَّذِیۡنَ یُحَآدُّوۡنَ اللّٰہَ وَ
رَسُوۡلَہٗۤ اُولٰٓئِکَ فِی
الۡاَذَلِّیۡنَ ﴿﴾
کَتَبَ
اللّٰہُ لَاَغۡلِبَنَّ اَنَا وَ
رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ قَوِیٌّ
عَزِیۡزٌ ﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya mereka itu termasuk orang-orang yang sangat hina. Allah
telah menetapkan: “Aku dan
rasul-rasul-Ku pasti
akan menang.” Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha Perkasa. (Al-Mujādilah
[58]:21-22).
Manusia dapat terkena oleh bujukan-bujukan syaitan selama dia belum
“dibangkitkan”, yaitu selama keimanannya
belum mencapai taraf yang sempurna, sedangkan terhadap hamba-hamba Allah Swt. yang telah mengalami kebangkitan ruhani karena sepenuhnya bertakwa
kepada Allah Swt. dan taat kepada rasul-Nya semua bentuk ancaman iblis
tersebut tidak akan mempan: “Sesungguhnya mengenai hamba-hamba-Ku, engkau tidak
akan mempunyai kekuasaan atas
mereka, dan cukuplah Tuhan Engkau
sebagai Pelindung. “
(Bersambung)
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,21 Februari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar