بِسۡمِ
اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt
Bab
44
Kesedihan
Rasul Akhir Zaman
&
Ansharullah (Para Penolong Allah)
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
Dalam akhir Bab sebelumnya telah dijelaskan tentang revolusi
ruhani dan jasmani yang terjadi
di kalangan bangsa Arab jahiliyah dengan perantaraan pengutusan Nabi Besar
Muhammad saw., firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾
وَ الۡمُرۡسَلٰتِ عُرۡفًا ۙ﴿﴾ فَالۡعٰصِفٰتِ عَصۡفًا ۙ﴿﴾ وَّ النّٰشِرٰتِ نَشۡرًا ۙ﴿﴾ فَالۡفٰرِقٰتِ فَرۡقًا ۙ﴿﴾ فَالۡمُلۡقِیٰتِ ذِکۡرًا
ۙ﴿﴾
عُذۡرًا اَوۡ
نُذۡرًا ۙ﴿﴾
اِنَّمَا
تُوۡعَدُوۡنَ لَوَاقِعٌ ؕ﴿﴾ فَاِذَا النُّجُوۡمُ طُمِسَتۡ ۙ﴿﴾ وَ اِذَا
السَّمَآءُ فُرِجَتۡ ۙ﴿﴾ وَ
اِذَا الۡجِبَالُ نُسِفَتۡ ﴿ۙ﴾ وَ اِذَا
الرُّسُلُ اُقِّتَتۡ ﴿ؕ﴾ لِاَیِّ یَوۡمٍ اُجِّلَتۡ ﴿ؕ﴾ لِیَوۡمِ
الۡفَصۡلِ ﴿ۚ﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Demi
mereka yang diutus menyebarkan kebajikan; lalu mereka bergerak maju dengan cepat. Demi
mereka yang menyebarkan kebenaran sebaik-baiknya,
maka mereka membedakan hak
dan batil sebeda-bedanya. Lalu mereka menyampaikan peringatan Allah,
sebagai alasan atau sebagai peringatan. Sesungguhnya apa yang telah dijanjikan kepada kamu niscaya akan terjadi. Maka apabila
cahaya bintang-bintang telah pudar, dan apabila langit terbelah, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila rasul-rasul didatangkan
pada waktu yang ditentukan. Hingga hari
apakah ditangguhkan? Hingga Hari
Keputusan. (Al-Mursalāt [77]:1-14).
Revolusi Ruhani dan Kekuasaan Duniawi
di Kalangan Bangsa Arab Jahiliyah
Wujud-wujud atau makhluk-makhluk yang disebut
di dalam ayat ini dan empat ayat berikutnya telah dianggap oleh berbagai sumber
mengisyaratkan kepada angin, malaikat, rasul-rasul Allah dan para
pengikut mereka; dan terutama dan sangat kena kepada para sahabat Nabi Besar Muhammad saw..
Bertalian dengan para sahabat Nabi Besar Muhammad saw., ayat ini akan berarti bahwa
mula-mula para sahabat beliau saw.
menyebarkan seruan Islam dengan perlahan-lahan dan lemah-lembut. Sesudah kesukaran-kesukaran
awal dalam rangka usaha tabligh
dapat diatasi, para sahabat bergerak lebih cepat dan meneruskan seruan Islam dengan semangat lebih
berkobar; atau, ayat ini dapat berarti bahwa dengan bantuan ajaran Al-Quran mereka menghancurkan
kepalsuan dan kekuatan-kekuatan
kejahatan di hadapan mereka menjadi laksana potongan jerami dihembus angin.
Mereka menyatakan dan menyebarkan seruan kebenaran ke tempat-tempat jauh
dan seluas-luasnya, atau menyebarkan benih-benih
kebaikan ke mana-mana. Dengan
penyebaran Amanat Al-Quran, akan
menjadi nyata bedanya kebenaran dari kepalsuan dan orang-orang baik dari orang-orang jahat.
Ayat-ayat “Lalu mereka menyampaikan
peringatan Allah, sebagai
alasan atau sebagai peringatan”
berarti bahwa kenyataan akan
dibuktikan, bahwa mereka telah menyampaikan
dan menunaikan tugas kewajiban yang
telah diserahkan kepada mereka dengan sebaik-baiknya.
Ayat 8-11 berarti,
ketika berbagai malapetaka hampir
menimpa kaum itu. Orang-orang Arab menganggap lenyapnya bintang-bintang sebagai pertanda bencana hampir tiba, sedangkan makna ayat “Dan apabila langit terbelah” artinya ketika berbagai bencana dan kemalangan
menimpa dunia.
Ada
pun makna ayat “Dan apabila gunung-gunung
dihancurkan,“ mengisyaratkan ketika terjadi perubahan-perubahan besar, atau ketika orang-orang berkuasa lagi berpengaruh
– yang diumpamakan “gunung-gunung” -- direndahkan; atau ketika lembaga-lembaga yang telah tua dan usang
dihancurkan sampai ke akar-akarnya. Pendek kata, ketika seluruh orde yang telah rusak itu mati.
Kenyataan yang digambarkan oleh ayat-ayat
tersebut benar-benar terjadi di masa Nabi Besar Muhammad saw. dan di masa para Khulafatur-Rasyidin. Di masa hidup Nabi
Besar Muhammad saw. lembaga adat-istiadat
jahiliyah bangsa Arab yang kokoh bagaikan batu karang bertahan ribuan tahun lamanya benar-benar telah hilang sirna oleh ajaran Islam (Al-Quran) yang diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi
Besar Muhammad saw..
Demikian pula dua kekuatan duniawi terbesar saat itu – kerajaan Rumawi dan kerajaan Persia – di masa Khalifah Umar
bin Khaththab r.a. harus menyerahkan seluruh wilayah kekuasaan mereka di Timur
Tengah, termasuk Kanaan – “negeri yang
dijanjikan” – dengan demikian sempurnalah janji
Allah Swt. kepada umat Islam dalam
firman-Nya berikut ini:
وَ لَقَدۡ کَتَبۡنَا فِی الزَّبُوۡرِ مِنۡۢ بَعۡدِ الذِّکۡرِ اَنَّ الۡاَرۡضَ یَرِثُہَا عِبَادِیَ الصّٰلِحُوۡنَ ﴿﴾ اِنَّ فِیۡ ہٰذَا لَبَلٰغًا لِّقَوۡمٍ
عٰبِدِیۡنَ ﴿﴾ؕ وَ مَاۤ اَرۡسَلۡنٰکَ اِلَّا رَحۡمَۃً لِّلۡعٰلَمِیۡنَ ﴿﴾
Dan sungguh
Kami benar-benar telah menuliskan dalam
Kitab Zabur sesudah pemberi peringatan itu, bahwa negeri itu akan diwarisi oleh
hamba-hamba-Ku yang shalih. Sesungguhnya dalam hal ini ada suatu amanat bagi kaum yang beribadah.
Dan Kami
sekali-kali tidak mengutus engkau melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.
(Al-Anbiyya [21]:106-108).
Rasul Akhir Zaman Mengenakan “Jubah” Para Rasul Allah &
Masa Kemunduran
Berangsur-angsur Umat Islam
Ayat “dan
apabila rasul-rasul didatangkan pada waktu yang ditentukan“ artinya
adalah ketika datang seorang pembaharu Samawi -- yakni
rasul Akhir Zaman -- dengan kekuatan
dan jiwa rasul-rasul Allah serta
seolah-olah memakai jubah-jubah mereka.
Mengisyaratkan kepada kenyataan itulah di Akhir Zaman ini semua umat beragama
sepakat mempercayai kedatangan rasul
Allah yang mereka yakini akan menggunggulkan
agama mereka atas agama-agama
lainnya, demikian juga kepercayaan umat Islam mengenai kedatangan Imam Mahdi a.s. atau Al-Masih Mau’ud a.s. sebagaimana sabda Nabi Besar Muhammad
saw.: Laa mahdiy illaa ‘Isa
artinya Imam Mahdi a.s.
dan Al-Masih
Mau’ud a.s. orangnya sama, demikian pula halnya dengan kedatangan kedua kali para rasul Allah yang ditunggu-tunggu oleh
semua pengikut agama dengan nama yang berlainan tersebut pada hakikatnya
merujuk kepada orang yang sama, yakni Rasul
Akhir Zaman yang muncul di kalangan
umat Islam -- firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ
رَسُوۡلَہٗ بِالۡہُدٰی وَ
دِیۡنِ الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ کَرِہَ
الۡمُشۡرِکُوۡنَ ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar, supaya Dia memenangkannya atas semua agama,
walaupun orang musyrik tidak
menyukai. (Ash-Shaf [61]:10).
Setelah
menggambarkan revolusi ruhani paling besar yang terjadi di masa kejayaan umat Islam yang pertama
tersebut, selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai masa kemunduran secara berangsur-angsur selama 1000 tahun setelah 3 abad
masa kejayaan Islam yang pertama (QS.32:6) yang melanda umat Islam:
وَ مَاۤ اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ ﴿ؕ۱﴾ وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ
لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾
اَلَمۡ نُہۡلِکِ
الۡاَوَّلِیۡنَ ﴿ؕ﴾
ثُمَّ نُتۡبِعُہُمُ
الۡاٰخِرِیۡنَ ﴿﴾
کَذٰلِکَ
نَفۡعَلُ بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿﴾ وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ
لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾
Dan apa yang engkau
ketahui mengenai Hari Keputusan itu?
Celakalah pada hari itu bagi orang-orang
yang mendustakan. Tidakkah Kami
telah membinasakan kaum-kaum dahulu? Kemudian Kami mengikutkan mereka orang-orang yang datang kemudian. Demikianlah perlakuan Kami terhadap orang-orang
berdosa. Celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. (Al-Mursalāt [77]:15-20).
Jaminan Kesuksesan
Perjuangan Suci Rasul Akhir Zaman
Sehubungan dengan kepastian kesuksesan
perjuangan Rasul Akhir Zaman, Allah Swt. berfirman mengenai Sunnatullah-Nya tentang kepastian kemenangan perjuangan suci para Rasul Allah – termasuk Rasul Akhir Zaman – firman-Nya:
اِنَّ الَّذِیۡنَ یُحَآدُّوۡنَ اللّٰہَ وَ
رَسُوۡلَہٗۤ اُولٰٓئِکَ فِی الۡاَذَلِّیۡنَ
﴿﴾
کَتَبَ
اللّٰہُ لَاَغۡلِبَنَّ اَنَا وَ
رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ قَوِیٌّ
عَزِیۡزٌ ﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya mereka itu termasuk orang-orang yang sangat hina. Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti akan menang.” Sesungguhnya
Allah Maha Kuat, Maha Perkasa. (Al-Mujādilah [58]:21-22).
Ada tersurat nyata pada
lembaran-lembaran sejarah bahwa kebenaran
senantiasa menang terhadap kepalsuan. Demikian pula halnya di Akhir Zaman ini, sebagaimana para
pengikut Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.
Israili dahulu selalu mengungguli
orang-orang Yahudi -- yang berusaha membunuh
Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. melalui penyaliban
-- hal tersebut akan berulang kembali berkenaan dengan para pengikut misal Nabi
Isa Ibnu Maryam a.s. di Akhir Zaman (QS.43:58) atas musuh-musuhnya, misal kaum
Yahudi, firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡا لَا تَتَوَلَّوۡا قَوۡمًا غَضِبَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ
قَدۡ یَئِسُوۡا مِنَ الۡاٰخِرَۃِ کَمَا یَئِسَ الۡکُفَّارُ مِنۡ اَصۡحٰبِ
الۡقُبُوۡرِ ﴿٪﴾
Hai orang-orang yang
beriman, jadilah kamu penolong-penolong
Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam
berkata kepada pengikut-pengikutnya, “Siapakah penolong-penolongku di jalan Allah?”
Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah
penolong-penolong Allah.” Maka segolongan
dari Bani Israil beriman sedangkan segolongan
lagi kafir, kemudian Kami
membantu orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka lalu mereka menjadi orang-orang yang
menang. (Ash-Shaff [61]:15).
Dari ketiga golongan agama di antara kaum Yahudi, yang terhadap mereka
Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. menyampaikan
tablighnya – kaum Parisi, kaum Saduki, dan kaum Essenes – Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. termasuk golongan
terakhir (Essenes), sebelum beliau
diutus sebagai rasul Allah.
Kaum Essenes
adalah kaum yang sangat bertakwa, hidup jauh dari kesibukan dan keramaian
dunia, dan melewatkan waktu mereka dalam berzikir dan berdoa, dan berbakti
kepada sesama manusia. Dari kaum inilah berasal bagian besar dari para pengikut
beliau di masa permulaan (“The Dead
Sea Community,” oleh Kurt Schubert, dan “The Crucifixion by an Eye-Witness”). Mereka disebut “Para
Penolong” oleh Eusephus.
Kata-kata penutup Surah ini sungguh sarat
dengan nubuatan. Sepanjang zaman para
pengikut Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.
-- terutama kaum Kristen
(QS.7:170) - telah menikmati kekuatan
dan kekuasaan atas musuh abadi mereka – kaum Yahudi. Mereka telah menegakkan dan
memerintah kerajaan-kerajaan luas dan
perkasa, sedang kaum Yahudi tetap
merupakan kaum yang cerai-berai
sehingga mendapat julukan “the Wandering
Jew” (“Yahudi Pengembara”). Bahkan kembalinya
mereka dari “pengembaraan mereka yang sangat
lama” di berbagai pelosok dunia ke
Palestina (QS.21:105) -- dan mendirikan negara Israel pun -- karena mendapat bantuan dari negara-negara Kristen.
Kesedihan Rasul Akhir Zaman
Jadi, sebagaimana kesaksian sejarah keunggulan para pengikut Nabi Isa Ibnu
Maryam a.s. Israili atas kaum Yahudi
yang menndustakan dan menentang mereka, maka hal yang sama akan terjadi pula
pada para pengikut misal Nabi Isa Ibnu
Maryam a.s. (QS.43:58) di Akhir Zaman ini atas para penentang mereka, firman-Nya:
وَ یَوۡمَ تَشَقَّقُ السَّمَآءُ بِالۡغَمَامِ وَ
نُزِّلَ الۡمَلٰٓئِکَۃُ تَنۡزِیۡلًا ﴿﴾ اَلۡمُلۡکُ یَوۡمَئِذِۣ الۡحَقُّ لِلرَّحۡمٰنِ ؕ وَ کَانَ یَوۡمًا عَلَی
الۡکٰفِرِیۡنَ عَسِیۡرًا ﴿﴾ وَ یَوۡمَ یَعَضُّ الظَّالِمُ عَلٰی یَدَیۡہِ یَقُوۡلُ یٰلَیۡتَنِی اتَّخَذۡتُ مَعَ
الرَّسُوۡلِ سَبِیۡلًا ﴿﴾ یٰوَیۡلَتٰی لَیۡتَنِیۡ لَمۡ اَتَّخِذۡ
فُلَانًا خَلِیۡلًا ﴿۲۸﴾ لَقَدۡ اَضَلَّنِیۡ عَنِ الذِّکۡرِ بَعۡدَ اِذۡ جَآءَنِیۡ ؕ وَ کَانَ الشَّیۡطٰنُ
لِلۡاِنۡسَانِ خَذُوۡلًا ﴿﴾ وَ قَالَ الرَّسُوۡلُ یٰرَبِّ اِنَّ قَوۡمِی اتَّخَذُوۡا ہٰذَا الۡقُرۡاٰنَ مَہۡجُوۡرًا ﴿﴾ وَ کَذٰلِکَ جَعَلۡنَا لِکُلِّ
نَبِیٍّ عَدُوًّا مِّنَ الۡمُجۡرِمِیۡنَ ؕ وَ کَفٰی بِرَبِّکَ ہَادِیًا وَّ
نَصِیۡرًا ﴿﴾
Dan pada hari ketika langit akan terpecah-belah dengan awan-awan dan malaikat-malaikat
akan diturunkan bergelombang-gelombang
(beriringan). Kerajaan yang haq pada hari itu milik Yang Maha Pemurah, dan azab pada hari itu atas orang-orang kafir sangat keras. Dan pada
hari itu orang zalim akan menggigit-gigit kedua tangannya lalu berkata: ”Wahai alangkah baiknya jika aku mengambil jalan bersama dengan Rasul
itu. Wahai celakalah aku, alangkah baiknya seandainya aku tidak menjadikan si fulan itu sahabat. Sungguh
ia benar-benar telah melalaikanku
dari mengingat Allah sesudah ia
datang kepa-daku.” Dan syaitan
selalu menelantarkan manusia. Dan Rasul itu berkata: “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran ini sesuatu yang
telah ditinggalkan.” Dan demikianlah Kami telah menjadikan musuh bagi tiap-tiap
nabi dari antara orang-orang yang berdosa, dan cukuplah Tuhan engkau sebagai pemberi
petunjuk dan penolong. (Al-Furqān
[25]:26-32).
Sabda Nabi Besar Muhammad Saw. &
Sikap Buruk Umat
Islam di Akhir Zaman Terhadap Al-Quran
Firman Allah Swt. dalam ayat 31: “Dan Rasul
itu berkata: “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan
Al-Quran ini sesuatu yang telah
ditinggalkan” dengan sangat tepat sekali dapat dikenakan
kepada mereka yang menamakan diri orang-orang Muslim, tetapi mereka telah menyampingkan
Al-Quran dan telah melemparkannya ke
belakang. Barangkali belum pernah terjadi selama 14 abad ini di mana Al-Quran
demikian rupa diabaikan dan dilupakan oleh orang-orang Muslim seperti dewasa ini.
Sehubungan dengan hal tersebut ada sebuah
hadits Nabi Besar Muhammad Saw. yang mengatakan mengenai keadaan umat
Islam di Akhir Zaman:
“Satu zaman akan
datang kepada kaumku, bila tidak ada yang tinggal dari Islam melainkan namanya dan dari Al-Quran
melainkan kata-katanya, mesjid-mesjid mereka bagus-bagus dan ramai tetapi kosong
dari petunjuk. Ulama
(‘alim-‘alim) mereka seburuk-buruk
makhluk di kolong langit, dari mulut
mereka keluar fitnah-fitnah yang akan kembali
kepada mereka” (Baihaqi, Syu’ab-ul-iman).
Sungguh masa sekarang-sekarang inilah saat yang dimaksudkan itu.
Mengisyaratkan kepada hal itu pulalah peringatan keras Allah Swt. dalam
firman-Nya berikut ini:
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا لِمَ
تَقُوۡلُوۡنَ مَا لَا تَفۡعَلُوۡنَ
﴿﴾
کَبُرَ مَقۡتًا عِنۡدَ اللّٰہِ
اَنۡ تَقُوۡلُوۡا مَا لَا تَفۡعَلُوۡنَ ﴿۳﴾ اِنَّ اللّٰہَ یُحِبُّ الَّذِیۡنَ یُقَاتِلُوۡنَ فِیۡ
سَبِیۡلِہٖ صَفًّا کَاَنَّہُمۡ بُنۡیَانٌ
مَّرۡصُوۡصٌ ﴿﴾
Hai orang-orang yang
beriman, mengapa kamu mengatakan apa
yang kamu tidak kerjakan? Adalah sesuatu
yang paling di-benci di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan. Sesungguhnya Allāh mencintai orang-orang yang
berperang dalam barisan-barisan, mereka
itu seakan-akan suatu bangunan yang tersusun rapat. (Ash-Shaf
[61]:3-5).
Perbuatan seorang Muslim hendaknya sesuai dengan pernyataan-pernyataannya. Bicara sombong dan kosong membawa
seseorang tidak keruan kemana yang dituju, dan ikrar-ikrar lidah tanpa disertai perbuatan-perbuatan nyata adalah berbau kemunafikan dan ketidaktulusan.
Dalam
ayat selanjutnya Allah Swt. berfirman bahwa orang-orang Muslim diharapkan tampil
dalam barisan yang rapat, teguh
dan kuat terhadap kekuatan-kekuatan kejahatan, di bawah komando pemimpin
mereka, yang terhadapnya mereka harus
taat dengan sepenuhnya dan seikhlas-ikhlasnya. Tetapi suatu kaum,
yang berusaha menjadi satu jemaat yang kokoh-kuat, harus mempunyai satu tata-cara hidup, satu cita-cita, satu maksud, satu tujuan dan satu rencana untuk mencapai tujuan
itu.
(Bersambung)
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,16 Februari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar