Jumat, 15 Februari 2013

Kesedihan Rasul Akhir Zaman & Ansharullah (Para Penolong Allah)




      بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt
 
Bab 44

 Kesedihan Rasul Akhir Zaman
&
Ansharullah (Para Penolong Allah) 
   
 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

Dalam akhir Bab  sebelumnya telah  dijelaskan tentang  revolusi ruhani dan jasmani yang terjadi di kalangan bangsa Arab jahiliyah dengan perantaraan pengutusan Nabi Besar Muhammad saw., firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾  وَ الۡمُرۡسَلٰتِ  عُرۡفًا ۙ﴿﴾   فَالۡعٰصِفٰتِ عَصۡفًا ۙ﴿﴾  وَّ  النّٰشِرٰتِ نَشۡرًا ۙ﴿﴾  فَالۡفٰرِقٰتِ فَرۡقًا ۙ﴿﴾ فَالۡمُلۡقِیٰتِ ذِکۡرًا ۙ﴿﴾  عُذۡرًا  اَوۡ  نُذۡرًا ۙ﴿﴾  اِنَّمَا تُوۡعَدُوۡنَ  لَوَاقِعٌ ؕ﴿﴾  فَاِذَا النُّجُوۡمُ  طُمِسَتۡ ۙ﴿﴾  وَ  اِذَا السَّمَآءُ  فُرِجَتۡ ۙ﴿﴾  وَ  اِذَا  الۡجِبَالُ  نُسِفَتۡ ﴿ۙ﴾ وَ  اِذَا  الرُّسُلُ  اُقِّتَتۡ ﴿ؕ﴾  لِاَیِّ  یَوۡمٍ اُجِّلَتۡ ﴿ؕ﴾  لِیَوۡمِ  الۡفَصۡلِ ﴿ۚ﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang.    Demi mereka yang diutus menyebarkan  kebajikan;   lalu  mereka bergerak maju dengan cepat. Demi mereka yang menyebarkan  kebenaran sebaik-baiknya, maka mereka membedakan hak dan batil  sebeda-bedanya. Lalu mereka menyampaikan peringatan Allah, sebagai alasan atau  sebagai peringatan. Sesungguhnya apa yang telah dijanjikan kepada kamu niscaya  akan terjadi.  Maka apabila cahaya bintang-bintang telah pudar,  dan apabila langit terbelah, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila rasul-rasul didatangkan  pada waktu yang ditentukan.  Hingga hari apakah ditangguhkan? Hingga Hari Keputusan. (Al-Mursalāt [77]:1-14).

Revolusi Ruhani dan Kekuasaan Duniawi 
di Kalangan Bangsa Arab Jahiliyah

   Wujud-wujud atau makhluk-makhluk yang disebut di dalam ayat ini dan empat ayat berikutnya telah dianggap oleh berbagai sumber mengisyaratkan kepada angin, malaikat, rasul-rasul Allah dan para pengikut mereka; dan terutama dan sangat kena kepada para sahabat Nabi Besar Muhammad saw..
  Bertalian dengan para sahabat Nabi Besar Muhammad saw., ayat ini akan berarti bahwa mula-mula para sahabat beliau saw. menyebarkan seruan Islam dengan perlahan-lahan dan lemah-lembut. Sesudah kesukaran-kesukaran awal dalam rangka usaha tabligh dapat diatasi, para sahabat bergerak lebih cepat dan meneruskan seruan Islam dengan semangat lebih berkobar; atau, ayat ini dapat berarti bahwa dengan bantuan ajaran Al-Quran  mereka menghancurkan kepalsuan dan kekuatan-kekuatan kejahatan di hadapan mereka menjadi laksana potongan jerami dihembus angin.
  Mereka menyatakan dan menyebarkan seruan kebenaran ke tempat-tempat jauh dan seluas-luasnya, atau menyebarkan benih-benih kebaikan ke mana-mana.  Dengan penyebaran Amanat Al-Quran, akan menjadi nyata bedanya kebenaran dari kepalsuan dan orang-orang baik dari orang-orang jahat.
  Ayat-ayat “Lalu mereka menyampaikan peringatan Allah,  sebagai alasan atau sebagai peringatan   berarti bahwa kenyataan akan dibuktikan, bahwa mereka telah menyampaikan dan menunaikan tugas kewajiban yang telah diserahkan kepada mereka dengan sebaik-baiknya.
 Ayat 8-11  berarti, ketika berbagai malapetaka hampir menimpa kaum itu. Orang-orang Arab menganggap lenyapnya bintang-bintang sebagai pertanda bencana hampir tiba, sedangkan makna ayat “Dan apabila langit terbelah” artinya ketika berbagai bencana dan kemalangan menimpa dunia.
 Ada pun makna ayat “Dan apabila gunung-gunung dihancurkan,“ mengisyaratkan ketika terjadi perubahan-perubahan besar, atau ketika orang-orang berkuasa lagi berpengaruh  yang diumpamakan  “gunung-gunung” -- direndahkan; atau ketika lembaga-lembaga yang telah tua dan usang dihancurkan sampai ke akar-akarnya. Pendek kata, ketika seluruh orde yang telah   rusak itu mati.
  Kenyataan yang digambarkan oleh ayat-ayat tersebut benar-benar terjadi di masa Nabi Besar Muhammad saw. dan di masa para Khulafatur-Rasyidin. Di masa hidup Nabi Besar Muhammad saw. lembaga adat-istiadat jahiliyah bangsa Arab yang kokoh bagaikan batu karang bertahan ribuan tahun lamanya benar-benar telah hilang sirna oleh ajaran Islam (Al-Quran) yang diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Besar Muhammad saw..
   Demikian pula dua kekuatan duniawi terbesar saat itu – kerajaan Rumawi dan  kerajaan Persia – di masa Khalifah Umar bin Khaththab r.a. harus menyerahkan seluruh wilayah kekuasaan mereka di Timur Tengah, termasuk  Kanaan  – “negeri yang dijanjikan” – dengan demikian sempurnalah janji Allah Swt. kepada umat Islam  dalam firman-Nya berikut ini:
وَ لَقَدۡ کَتَبۡنَا فِی الزَّبُوۡرِ مِنۡۢ بَعۡدِ الذِّکۡرِ اَنَّ الۡاَرۡضَ یَرِثُہَا عِبَادِیَ الصّٰلِحُوۡنَ ﴿﴾ اِنَّ فِیۡ ہٰذَا لَبَلٰغًا لِّقَوۡمٍ  عٰبِدِیۡنَ ﴿﴾ؕ  وَ مَاۤ  اَرۡسَلۡنٰکَ اِلَّا رَحۡمَۃً  لِّلۡعٰلَمِیۡنَ ﴿﴾ 
Dan  sungguh Kami benar-benar telah menuliskan dalam  Kitab Zabur sesudah pemberi peringatan itu, bahwa negeri itu akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih. Sesungguhnya dalam hal ini ada suatu amanat bagi kaum yang beribadah. Dan  Kami sekali-kali tidak mengutus engkau melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.  (Al-Anbiyya [21]:106-108). 

Rasul Akhir Zaman Mengenakan “Jubah” Para   Rasul Allah &
Masa Kemunduran Berangsur-angsur Umat Islam

   Ayat “dan apabila rasul-rasul didatangkan  pada waktu yang ditentukan“ artinya adalah  ketika datang seorang pembaharu Samawi  -- yakni rasul Akhir Zaman -- dengan kekuatan dan jiwa rasul-rasul Allah serta seolah-olah memakai jubah-jubah mereka.
  Mengisyaratkan kepada kenyataan itulah di Akhir Zaman ini semua umat beragama sepakat mempercayai kedatangan rasul Allah yang mereka yakini akan menggunggulkan agama mereka atas agama-agama lainnya, demikian juga kepercayaan umat Islam mengenai kedatangan Imam Mahdi a.s. atau Al-Masih Mau’ud a.s.  sebagaimana sabda Nabi Besar Muhammad saw.:  Laa mahdiy illaa ‘Isa  artinya Imam Mahdi a.s. dan  Al-Masih Mau’ud a.s. orangnya sama, demikian pula halnya dengan kedatangan  kedua kali para rasul Allah yang ditunggu-tunggu oleh semua pengikut agama dengan nama yang berlainan tersebut pada hakikatnya merujuk kepada orang yang sama, yakni Rasul Akhir Zaman  yang muncul di kalangan umat Islam -- firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ  رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ  الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ  عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ  کَرِہَ  الۡمُشۡرِکُوۡنَ ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar, supaya Dia memenangkannya atas semua agama, walaupun orang musyrik tidak menyukai. (Ash-Shaf [61]:10).
       Setelah  menggambarkan revolusi ruhani  paling besar yang terjadi di masa kejayaan umat Islam yang pertama tersebut, selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai masa kemunduran secara berangsur-angsur selama 1000 tahun setelah 3 abad masa kejayaan Islam yang pertama  (QS.32:6) yang melanda umat Islam:
وَ  مَاۤ   اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ ﴿ؕ۱﴾   وَیۡلٌ  یَّوۡمَئِذٍ  لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾   اَلَمۡ  نُہۡلِکِ  الۡاَوَّلِیۡنَ ﴿ؕ﴾  ثُمَّ  نُتۡبِعُہُمُ   الۡاٰخِرِیۡنَ ﴿﴾  کَذٰلِکَ نَفۡعَلُ  بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿﴾  وَیۡلٌ  یَّوۡمَئِذٍ  لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾
Dan apa yang engkau ketahui mengenai Hari Keputusan itu? Celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. Tidakkah Kami telah  membinasakan kaum-kaum dahulu?   Kemudian Kami mengikutkan mereka orang-orang yang datang kemudian.  Demikianlah perlakuan Kami terhadap orang-orang berdosa. Celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. (Al-Mursalāt [77]:15-20).

Jaminan Kesuksesan Perjuangan Suci  Rasul Akhir Zaman

     Sehubungan dengan kepastian kesuksesan perjuangan Rasul Akhir Zaman, Allah Swt. berfirman mengenai Sunnatullah-Nya tentang kepastian kemenangan perjuangan suci para Rasul Allah – termasuk Rasul Akhir Zaman – firman-Nya:
اِنَّ  الَّذِیۡنَ یُحَآدُّوۡنَ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗۤ اُولٰٓئِکَ فِی  الۡاَذَلِّیۡنَ ﴿﴾   کَتَبَ اللّٰہُ  لَاَغۡلِبَنَّ  اَنَا وَ  رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  قَوِیٌّ عَزِیۡزٌ ﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya mereka itu termasuk orang-orang yang sangat hina.   Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku  pasti akan menang.” Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha Perkasa. (Al-Mujādilah [58]:21-22).
 Ada tersurat nyata pada lembaran-lembaran sejarah bahwa kebenaran senantiasa menang terhadap kepalsuan. Demikian pula halnya di Akhir Zaman ini, sebagaimana para pengikut Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Israili dahulu selalu mengungguli orang-orang  Yahudi -- yang berusaha membunuh Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. melalui penyaliban -- hal tersebut akan berulang kembali berkenaan dengan para pengikut misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. di Akhir Zaman (QS.43:58) atas musuh-musuhnya, misal kaum Yahudi,  firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا  الَّذِیۡنَ  اٰمَنُوۡا لَا تَتَوَلَّوۡا قَوۡمًا غَضِبَ اللّٰہُ  عَلَیۡہِمۡ  قَدۡ یَئِسُوۡا مِنَ الۡاٰخِرَۃِ کَمَا یَئِسَ الۡکُفَّارُ  مِنۡ اَصۡحٰبِ  الۡقُبُوۡرِ ﴿٪﴾
Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam berkata kepada pengikut-pengikutnya, “Siapakah penolong-penolongku di jalan Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong Allah.” Maka segolongan dari Bani Israil beriman sedangkan segolongan lagi kafir, kemudian Kami membantu orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. (Ash-Shaff [61]:15).
   Dari ketiga golongan agama di antara kaum Yahudi, yang terhadap mereka Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  menyampaikan tablighnya – kaum Parisi, kaum Saduki, dan kaum Essenes – Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. termasuk golongan terakhir  (Essenes), sebelum beliau diutus sebagai rasul Allah.
   Kaum Essenes adalah kaum yang sangat bertakwa, hidup jauh dari kesibukan dan keramaian dunia, dan melewatkan waktu mereka dalam berzikir dan berdoa, dan berbakti kepada sesama manusia. Dari kaum inilah berasal bagian besar dari para pengikut beliau di masa permulaan (“The Dead Sea Community,” oleh Kurt Schubert, dan “The Crucifixion by an Eye-Witness”). Mereka disebut “Para Penolong” oleh Eusephus.
       Kata-kata penutup Surah ini sungguh sarat dengan nubuatan. Sepanjang zaman para pengikut Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. --  terutama  kaum Kristen (QS.7:170) - telah menikmati kekuatan dan kekuasaan atas musuh abadi mereka – kaum Yahudi. Mereka telah menegakkan dan memerintah kerajaan-kerajaan luas dan perkasa, sedang kaum Yahudi tetap merupakan kaum yang cerai-berai sehingga mendapat julukan “the Wandering Jew” (“Yahudi Pengembara”). Bahkan kembalinya mereka  dari “pengembaraan   mereka yang sangat lama  di berbagai pelosok dunia ke Palestina (QS.21:105)  -- dan mendirikan negara Israel pun --  karena mendapat bantuan dari  negara-negara Kristen.

Kesedihan Rasul Akhir Zaman

 Jadi, sebagaimana kesaksian sejarah keunggulan para pengikut Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Israili atas  kaum Yahudi yang menndustakan dan menentang mereka, maka hal yang sama akan terjadi pula pada para pengikut misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.43:58) di Akhir  Zaman ini atas  para penentang mereka, firman-Nya:

وَ یَوۡمَ تَشَقَّقُ السَّمَآءُ بِالۡغَمَامِ وَ نُزِّلَ الۡمَلٰٓئِکَۃُ  تَنۡزِیۡلًا ﴿﴾ اَلۡمُلۡکُ یَوۡمَئِذِۣ الۡحَقُّ لِلرَّحۡمٰنِ ؕ وَ کَانَ یَوۡمًا عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ عَسِیۡرًا ﴿﴾ وَ  یَوۡمَ یَعَضُّ الظَّالِمُ عَلٰی  یَدَیۡہِ یَقُوۡلُ یٰلَیۡتَنِی اتَّخَذۡتُ مَعَ الرَّسُوۡلِ سَبِیۡلًا ﴿﴾ یٰوَیۡلَتٰی لَیۡتَنِیۡ لَمۡ اَتَّخِذۡ فُلَانًا خَلِیۡلًا ﴿۲۸﴾ لَقَدۡ اَضَلَّنِیۡ عَنِ الذِّکۡرِ  بَعۡدَ  اِذۡ جَآءَنِیۡ ؕ وَ کَانَ الشَّیۡطٰنُ لِلۡاِنۡسَانِ خَذُوۡلًا ﴿﴾  وَ قَالَ الرَّسُوۡلُ یٰرَبِّ اِنَّ قَوۡمِی اتَّخَذُوۡا ہٰذَا  الۡقُرۡاٰنَ  مَہۡجُوۡرًا ﴿﴾ وَ کَذٰلِکَ جَعَلۡنَا لِکُلِّ نَبِیٍّ عَدُوًّا مِّنَ الۡمُجۡرِمِیۡنَ ؕ وَ کَفٰی بِرَبِّکَ ہَادِیًا وَّ نَصِیۡرًا ﴿﴾
Dan pada hari ketika langit akan terpecah-belah dengan awan-awan dan malaikat-malaikat akan diturunkan bergelombang-gelombang (beriringan). Kerajaan yang haq pada hari itu  milik Yang Maha Pemurah, dan azab pada hari itu atas orang-orang kafir  sangat keras.  Dan pada hari itu orang zalim akan menggigit-gigit kedua tangannya lalu berkata:  Wahai alangkah baiknya jika aku mengambil jalan bersama dengan Rasul itu.  Wahai celakalah aku, alangkah baiknya seandainya aku tidak  menjadikan si fulan itu sahabat. Sungguh  ia benar-benar telah melalaikanku dari mengingat  Allah sesudah ia datang kepa-daku.” Dan syaitan selalu menelantarkan manusia.   Dan  Rasul itu berkata: “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran ini sesuatu yang telah ditinggalkan.”  Dan demikianlah Kami  telah menjadikan musuh bagi tiap-tiap nabi  dari antara orang-orang yang berdosa, dan cukuplah Tuhan engkau sebagai pemberi petunjuk dan penolong.  (Al-Furqān [25]:26-32).


Sabda Nabi Besar Muhammad Saw. &
Sikap Buruk  Umat Islam   di Akhir Zaman Terhadap Al-Quran

    Firman Allah Swt. dalam ayat 31: “Dan  Rasul itu berkata: “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran ini sesuatu yang telah ditinggalkan dengan sangat tepat sekali dapat dikenakan kepada mereka yang menamakan diri orang-orang Muslim, tetapi mereka telah menyampingkan Al-Quran dan telah melemparkannya ke belakang. Barangkali belum pernah terjadi selama 14 abad ini di mana Al-Quran demikian rupa diabaikan dan dilupakan oleh orang-orang Muslim seperti dewasa ini.
    Sehubungan dengan hal tersebut ada sebuah hadits Nabi Besar Muhammad Saw. yang mengatakan mengenai keadaan umat Islam di Akhir Zaman:
“Satu zaman  akan datang kepada kaumku, bila tidak ada yang tinggal dari Islam melainkan namanya dan dari Al-Quran melainkan kata-katanya, mesjid-mesjid mereka bagus-bagus dan ramai  tetapi kosong dari petunjuk. Ulama (‘alim-‘alim)  mereka seburuk-buruk makhluk di kolong langit, dari mulut mereka keluar fitnah-fitnah yang akan kembali kepada mereka (Baihaqi, Syu’ab-ul-iman). Sungguh masa sekarang-sekarang inilah saat yang dimaksudkan itu.
    Mengisyaratkan kepada hal itu pulalah peringatan keras Allah Swt. dalam firman-Nya berikut ini:
یٰۤاَیُّہَا  الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا  لِمَ  تَقُوۡلُوۡنَ مَا لَا  تَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾   کَبُرَ  مَقۡتًا عِنۡدَ  اللّٰہِ  اَنۡ  تَقُوۡلُوۡا مَا  لَا تَفۡعَلُوۡنَ ﴿۳﴾  اِنَّ اللّٰہَ یُحِبُّ الَّذِیۡنَ یُقَاتِلُوۡنَ فِیۡ سَبِیۡلِہٖ  صَفًّا کَاَنَّہُمۡ  بُنۡیَانٌ  مَّرۡصُوۡصٌ  ﴿﴾
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang kamu tidak kerjakan?  Adalah sesuatu yang paling di-benci di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan. Sesungguhnya Allāh mencintai orang-orang yang berperang  dalam barisan-barisan, mereka itu seakan-akan suatu bangunan yang tersusun rapat.  (Ash-Shaf [61]:3-5).
Perbuatan seorang Muslim hendaknya sesuai dengan pernyataan-pernyataannya. Bicara sombong dan kosong membawa seseorang tidak keruan kemana yang dituju, dan ikrar-ikrar lidah tanpa disertai perbuatan-perbuatan nyata adalah berbau kemunafikan dan ketidaktulusan.
  Dalam ayat selanjutnya Allah Swt. berfirman bahwa orang-orang Muslim diharapkan tampil dalam barisan yang rapat, teguh dan kuat terhadap kekuatan-kekuatan kejahatan, di bawah komando pemimpin mereka, yang terhadapnya mereka harus taat dengan sepenuhnya dan seikhlas-ikhlasnya. Tetapi suatu kaum, yang berusaha menjadi satu jemaat yang kokoh-kuat, harus mempunyai satu tata-cara hidup, satu cita-cita, satu maksud, satu tujuan dan satu rencana untuk mencapai tujuan itu.

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***

Pajajaran Anyar,16 Februari 2013




Tidak ada komentar:

Posting Komentar