Jumat, 22 Februari 2013

Makna "Turunnya Para Malaikat" Kepada Para Pecinta Tauhid Ilahi yang Dizalimi di Jalan Allah





      بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ



Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt 


 Bab 48

Makna “Turunnya Para Malaikat
Kepada Para Pecinta Tauhid Ilahi
yang Dizalimi di Jalan Allah Swt.
 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

Dalam akhir Bab  sebelumnya telah  dijelaskan tentang  bentuk-bentuk “penghadangan” Iblis terhadap perjuangan suci rasul Allah, firman-Nya:
قَالَ اذۡہَبۡ فَمَنۡ تَبِعَکَ مِنۡہُمۡ فَاِنَّ جَہَنَّمَ  جَزَآؤُکُمۡ  جَزَآءً  مَّوۡفُوۡرًا ﴿﴾  وَ اسۡتَفۡزِزۡ مَنِ اسۡتَطَعۡتَ مِنۡہُمۡ بِصَوۡتِکَ وَ اَجۡلِبۡ عَلَیۡہِمۡ بِخَیۡلِکَ وَ رَجِلِکَ وَ شَارِکۡہُمۡ فِی الۡاَمۡوَالِ وَ الۡاَوۡلَادِ وَ عِدۡہُمۡ ؕ وَ مَا یَعِدُہُمُ الشَّیۡطٰنُ   اِلَّا  غُرُوۡرًا ﴿﴾  اِنَّ عِبَادِیۡ  لَیۡسَ  لَکَ  عَلَیۡہِمۡ سُلۡطٰنٌ ؕ وَ کَفٰی  بِرَبِّکَ  وَکِیۡلًا  ﴿﴾
Dia berfirman: “Pergilah, lalu barangsiapa akan mengikuti engkau dari antara mereka maka sesungguhnya Jahannamlah balasan bagi kamu,  suatu balasan yang penuh.  Dan bujuklah siapa dari antara mereka yang engkau sanggup dengan suara engkau, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda engkau dan pasukan berjalan-kaki engkau dan berserikatlah dengan mereka dalam harta  dan anak-anak mereka, dan berikanlah janji-janji kepada mereka.”  Dan syaitan tidak menjanjikan kepada mereka selain tipu-daya.  Sesungguhnya mengenai hamba-hamba-Ku, engkau tidak akan mempunyai kekuasaan atas mereka, dan cukuplah Tuhan Engkau sebagai Pelindung. (Bani Israil [17]:64-66).
      Ayat ini menguraikan tiga macam daya-upaya yang dilakukan oleh putra-putra kegelapan untuk membujuk manusia supaya menjauhi jalan kebenaran yang diajarkan   rasul Allah:
   (1) mereka berusaha menakut-nakuti orang-orang miskin dan lemah dengan ancaman akan mempergunakan kekerasan terhadap mereka;
   (2) mereka mempergunakan tindakan-tindakan yang lebih keras terhadap mereka yang tidak dapat ditakut-takuti dengan cara gertak sambal, yaitu dengan mengadakan persekutuan-persekutuan untuk tujuan melawan mereka dan mengadakan serangan bersama terhadap mereka dengan segala cara;
    (3) mereka mencoba membujuk orang-orang kuat dan yang lebih berpengaruh dengan tawaran akan menjadikannya pemimpin mereka, asalkan mereka tidak akan membantu lagi pihak kebenaran.

 Nabi Buruk yang Pasti Menimpa Para Penentang Rasul Allah

     Di Akhir Zaman ini ketiga bentuk  makar-buruk yang dilakukan oleh Iblis dan para pengikutnya tersebut terjadi juga terhadap Rasul Akhir Zaman dan para pengikutnya, yakni  terhadap  Pendiri Jemaat Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad a.s.., namun Allah Swt. tetap tidak akan mengubah Sunnatullah-Nya berkenaan para rasul Allah, firman-Nya:
اِنَّ  الَّذِیۡنَ یُحَآدُّوۡنَ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗۤ اُولٰٓئِکَ فِی  الۡاَذَلِّیۡنَ ﴿﴾   کَتَبَ اللّٰہُ  لَاَغۡلِبَنَّ  اَنَا وَ  رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  قَوِیٌّ عَزِیۡزٌ ﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya mereka itu termasuk orang-orang yang sangat hina. Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku  pasti akan menang.” Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha Perkasa. (Al-Mujādilah [58]:21-22).
   Manusia dapat terkena oleh bujukan-bujukan syaitan selama dia belum “dibangkitkan”, yaitu selama keimanannya belum mencapai taraf yang sempurna, sedangkan terhadap hamba-hamba Allah Swt. yang telah mengalami kebangkitan ruhani karena sepenuhnya  bertakwa kepada Allah Swt. dan taat kepada rasul-Nya semua bentuk ancaman  iblis tersebut tidak akan mempan: “Sesungguhnya mengenai hamba-hamba-Ku, engkau tidak akan mempunyai kekuasaan  atas mereka, dan cukuplah Tuhan Engkau sebagai Pelindung. “
       Allah Swt. menyatakan dalam Al-Quran bahwa tujuan utama  pengutusan para  rasul Allah adalah untuk menegakkan kembali Tauhid Ilahi atau untuk memurnikannya dari berbagai bentuk kemusyrikan (syirik – QS.16:36-37; QS.30:31-33; QS.40:11-15; QS.98:1-8).
     Namun sebagaimana  telah dikemukakan Allah Swt. dalam Kisah Monumental “Adam – Malaikat - Iblis” bahwa sudah merupakan Sunnatullah setiap upaya penegakkan kembali Tauhid Ilahi dan pemurniannya dari berbagai bentuk kemusyrikan (syirik), senantiasa mendapat perlawanan keras dan aniaya dari iblis dan para pengikutnya, sehingga timbul berbagai bentuk kerusakan dan tertumpahnya darah dari pihak para pencinta Tauhid Ilahi, sebagaimana yang diprediksi para malaikat (QS.2:31-35).

Semakin Memperteguh Keyakinan  Tauhid Ilahi Mereka

      Tetapi adanya perlawanan keras tersebut bagi para pengikut sejati rasul Allah bukannya melepaskan kembali Tauhid Ilahi yang diyakininya, bahkan keyakinannya semakin teguh, karena dalam penderitaan yang dialami mereka di jalan Allah kepercayaan mereka tentang  keberadaan  dan respon (tanggapan) Allah Swt. atas doa-doa mereka semakin kuat lagi, firman-Nya:
اِنَّ  الَّذِیۡنَ قَالُوۡا رَبُّنَا اللّٰہُ  ثُمَّ اسۡتَقَامُوۡا تَتَنَزَّلُ عَلَیۡہِمُ الۡمَلٰٓئِکَۃُ  اَلَّا تَخَافُوۡا وَ لَا تَحۡزَنُوۡا وَ اَبۡشِرُوۡا بِالۡجَنَّۃِ  الَّتِیۡ  کُنۡتُمۡ تُوۡعَدُوۡنَ﴿﴾  نَحۡنُ اَوۡلِیٰٓؤُکُمۡ فِی الۡحَیٰوۃِ  الدُّنۡیَا وَ فِی الۡاٰخِرَۃِ ۚ وَ لَکُمۡ فِیۡہَا مَا تَشۡتَہِیۡۤ اَنۡفُسُکُمۡ وَ لَکُمۡ فِیۡہَا مَا تَدَّعُوۡنَ ﴿ؕ﴾  نُزُلًا  مِّنۡ غَفُوۡرٍ  رَّحِیۡمٍ ﴿٪﴾
Sesungguhnya orang-orang yang berkata: ”Tuhan kami Allah,” kemudian mereka teguh,  kepada mereka turun  malaikat-malaikat seraya berkata: Janganlah kamu takut, dan jangan pula bersedih, dan bergembiralah  kamu dengan surga yang telah dijanjikan kepadamu. Kami adalah teman-teman kamu di dalam kehidupan dunia dan di akhirat. Dan bagi  kamu di dalamnya apa yang diinginkan dirimu dan bagi kamu di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan dari Tuhan Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Hā MīmAs-Sajdah [41]:31-33). 
 Bukan hanya di akhirat nanti saja, tetapi dalam kehidupan di sinilah malaikat-malaikat turun kepada orang yang beriman untuk memberi mereka kata-kata penghibur dan pelipur lara jika mereka menampakkan keteguhan dan ketabahan di tengah-tengah cobaan dan kemalangan yang berat.
 Tanpa adanya peran-serta turunnya para malaikat kepada para pengikut rasul Allah, mustahil mereka tetap istiqamah (teguh) dan selamat dari jejaring perlawanan atau makar buruk iblis dan para pengikutnya yang mereka  kemukakan kepada Allah Swt. (QS.7:12-19; QS.17:64-66).
 Dalam ayat-ayat selanjutnya Allah Swt.  mengemukakan sikap terbaik yang diperagakan oleh Nabi Besar Muhammad saw. dan  para pengikut beliau saw. dalam menghadapi berbagai keaniayaan  melampaui batas yang dilakukan oleh Abu Jahal  dan kawan-kawannya terhadap mereka di Makkah selama  13 tahun, selanjutnya Allah Swt. berfirman:
وَ مَنۡ اَحۡسَنُ  قَوۡلًا  مِّمَّنۡ دَعَاۤ  اِلَی اللّٰہِ  وَ عَمِلَ  صَالِحًا وَّ قَالَ  اِنَّنِیۡ مِنَ الۡمُسۡلِمِیۡنَ ﴿﴾   وَ لَا تَسۡتَوِی الۡحَسَنَۃُ  وَ لَا السَّیِّئَۃُ ؕ اِدۡفَعۡ  بِالَّتِیۡ  ہِیَ  اَحۡسَنُ فَاِذَا الَّذِیۡ بَیۡنَکَ وَ بَیۡنَہٗ  عَدَاوَۃٌ کَاَنَّہٗ  وَلِیٌّ حَمِیۡمٌ ﴿﴾  وَ مَا یُلَقّٰہَاۤ  اِلَّا الَّذِیۡنَ صَبَرُوۡا ۚ وَ مَا یُلَقّٰہَاۤ  اِلَّا  ذُوۡحَظٍّ  عَظِیۡمٍ ﴿﴾  وَ اِمَّا یَنۡزَغَنَّکَ مِنَ الشَّیۡطٰنِ نَزۡغٌ فَاسۡتَعِذۡ بِاللّٰہِ ؕ اِنَّہٗ  ہُوَ السَّمِیۡعُ الۡعَلِیۡمُ ﴿﴾  وَ مِنۡ  اٰیٰتِہِ  الَّیۡلُ وَ النَّہَارُ وَ الشَّمۡسُ وَ الۡقَمَرُ ؕ لَا تَسۡجُدُوۡا  لِلشَّمۡسِ وَ لَا لِلۡقَمَرِ وَ اسۡجُدُوۡا لِلّٰہِ  الَّذِیۡ خَلَقَہُنَّ اِنۡ کُنۡتُمۡ  اِیَّاہُ  تَعۡبُدُوۡنَ ﴿﴾
Dan siapakah yang lebih baik pembicaraannya daripada orang yang mengajak manusia kepada Allah dan beramal saleh serta berkata: ”Sesungguhnya aku pun termasuk orang-orang yang berserah diri.” Dan tidaklah sama kebaikan dan keburukan.  Tolaklah keburukan itu dengan cara yang sebaik-baiknya maka tiba-tiba ia, yang di antara engkau dan dirinya ada permusuhan, akan menjadi seperti seorang sahabat yang setia.  Dan sekali-kali tidak dianugerahi itu kecuali orang-orang yang sabar, dan sekali-kali tidak dianugerahi  itu kecuali orang yang memiliki  bagian besar dalam kebaikan. Dan jika godaan dari syaitan menggoda engkau maka mohonlah perlindungan kepada Allah, sesungguhnya Dia  Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Hā MīmAs-Sajdah [41]:35-37).

Akhlak Luhur Para Pengikut Nabi Besar Muhammad Saw. &
Ketakaburan Paling Besar adalah Menentang Rasul Allah

   Karena anjuran kepada kebenaran – dalam hal ini adalah upaya menegakkan dan memurnikan Tauhid Ilahi QS.16:36-37; QS.30:31-33; QS.40:11-15; QS.98:1-8  -- sudah pasti diikuti oleh kesulitan-kesulitan bagi penganjurnya, ayat-ayat selanjutnya menasihatkan kepada si penganjur supaya  sabar dan  tabah hati menanggung segala kesulitan, dan malahan supaya membalas keburukan, yang diterima dari penganiaya-penganiaya, dengan kebaikan, sebagaimana yang dilakukan Nabi Yusuf a.s. terhadap saudara-saudaranya di Mesir  (QS.12:93), dan hal yang sama dalam kualitas yang jauh lebih sempurna telah diamalkan oleh Nabi Besar Muhammad saw. pada saat peristiwa Fath Makkah (Penaklukan Makkah).
   Firman Allah Swt. selanjutnya menjelaskan perbedaan antara orang-orang yang mendustakan dan menentang  para rasul Allah  -- sebagai  orang-orang yang sombong -- dengan orang-orang yang beriman kepada Allah Swt. dan  rasul-Nya, mereka tidak pernah merasa lelah dalam mempertahankan Tauhid Ilahi yang diimani mereka, walau pun mereka harus mengalami berbagai penderitaan di jalan Allah, firman-Nya:   
وَ مِنۡ  اٰیٰتِہِ  الَّیۡلُ وَ النَّہَارُ وَ الشَّمۡسُ وَ الۡقَمَرُ ؕ لَا تَسۡجُدُوۡا  لِلشَّمۡسِ وَ لَا لِلۡقَمَرِ وَ اسۡجُدُوۡا لِلّٰہِ  الَّذِیۡ خَلَقَہُنَّ اِنۡ کُنۡتُمۡ  اِیَّاہُ  تَعۡبُدُوۡنَ ﴿﴾   فَاِنِ اسۡتَکۡبَرُوۡا فَالَّذِیۡنَ عِنۡدَ رَبِّکَ یُسَبِّحُوۡنَ لَہٗ بِالَّیۡلِ وَ النَّہَارِ وَ ہُمۡ لَا یَسۡـَٔمُوۡنَ ﴿ٛ﴾
Dan dari antara Tanda-tanda-Nya adalah malam dan siang,  matahari dan bulan. Janganlah kamu bersujud kepada matahari dan jangan pula kepada bulan  tetapi bersujudlah kepada Allah Yang telah menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya menyembah. Lalu jika mereka menyombongkan diri maka orang-orang yang berada di sisi Tuhan engkau bertasbih kepada-Nya pada malam dan siang, dan mereka tidak pernah  lelah. (Hā MīmAs-Sajdah [41]:38-39). 
    Dengan demikian jelaslah bahwa ketakaburan yang paling besar adalah sikap orang-orang yang menolak upaya penegakkan dan pemurnian Tauhid Ilahi yang dilakukan oleh para rasul Allah, sebagaimana yang dilakukan iblis ketika menolak untuk “sujud” – yakni patuh taat sepenuhnya – kepada Adam, yang merupakan Khalifah Allah (rasul Allah) yang kepadanya Allah Swt. mengajarkan rahasia-rahasia baru dari Sifat-sifat-Nya (nama-nama-Nya – QS.2:31-35; QS.3:180; QS.72:27-29), sehingga akibatnya iblis dan para pengikutnya terusir dari “surga keridhaan” Allah Swt.  di dunia mau pun di akhirat dan mereka  menjadi para “penghuni api” kemurkaan Allah Swt. (QS.7:12-14; QS.15:35-36; QS.38:76-79), firman-Nya: 
اِنَّہُمۡ  کَانُوۡۤا  اِذَا  قِیۡلَ  لَہُمۡ  لَاۤ  اِلٰہَ   اِلَّا  اللّٰہُ ۙ یَسۡتَکۡبِرُوۡنَ ﴿ۙ﴾  وَ یَقُوۡلُوۡنَ  اَئِنَّا  لَتَارِکُوۡۤا  اٰلِہَتِنَا لِشَاعِرٍ  مَّجۡنُوۡنٍ ﴿ؕ﴾   بَلۡ جَآءَ بِالۡحَقِّ وَ صَدَّقَ الۡمُرۡسَلِیۡنَ ﴿﴾   اِنَّکُمۡ  لَذَآئِقُوا  الۡعَذَابِ  الۡاَلِیۡمِ ﴿ۚ﴾   وَ مَا تُجۡزَوۡنَ  اِلَّا مَا کُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ ﴿ۙ﴾
Sesungguhnya dahulu apabila dikatakan kepada mereka: “Tidak ada tuhan selain Allah”, mereka menyombongkan diri. Dan mereka berkata: “Apakah   kami benar-benar harus meninggalkan tuhan-tuhan kami  karena  seorang  penyair gila?” Tidak demikian, bahkan ia telah datang dengan kebenaran dan telah menggenapi [kebenaran] semua rasul. Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan azab yang pedih. Dan kamu tidak akan diberi balasan, kecuali apa yang kamu telah kerjakan, (Ash-shāffāt [37]:36-40).

Tuduhan Sebagai “Penyair Gila” &
Penganugerahan Nikmat-nikmat Ilahi

        Dalam ayat-ayat tersebut Abu Jahal dan kawan-kawannya telah menyebut Nabi Besar Muhammad saw. sebagai “seorang penyair gila” (QS.15:7; QS.44:15; QS.68:52-53), dan mereka menganggap Al-Quran sebagai sekumpulan syair-syair gubahan beliau saw., namun dengan tegas Allah Swt. menyatakan tentang Nabi Besar Muhammad saw. dan Al-Quran: “bahkan ia telah datang dengan kebenaran dan telah menggenapi [kebenaran] semua rasul,  dan untuk memperkuat pernyataan-Nya tersebut selanjutnya Allah Swt. menyatakan mengenai nasib buruk yang akan dialami oleh para penentang Nabi Besar Muhammad saw.: Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan azab yang pedih. Dan kamu tidak akan diberi balasan, kecuali apa yang kamu telah kerjakan (QS.37:39-40).
       Sebaliknya dengan nasib buruk para penentang rasul Allah, selanjutnya Allah Swt. dalam Surah Ash-Shāffāt  memberikan lukisan singkat mengenai nikmat-nikmat Ilahi yang dianugerahkan kepada hamba-hamba Allah yang bertakwa dan terpilih. Keterangan mengenai nikmat dan berkat Ilahi yang akan dianugerahkan kepada orang-orang yang beriman, diikuti oleh keterangan mengenai siksaan yang akan ditimpakan kepada orang-orang yang menolak kebenaran dan berbuat zalim terhadap nabi-nabi Allah, firman-Nya:
اِلَّا عِبَادَ  اللّٰہِ  الۡمُخۡلَصِیۡنَ ﴿ ﴾   اُولٰٓئِکَ لَہُمۡ  رِزۡقٌ  مَّعۡلُوۡمٌ ﴿ۙ ﴾   فَوَاکِہُ ۚ وَ  ہُمۡ  مُّکۡرَمُوۡنَ ﴿ۙ ﴾  فِیۡ   جَنّٰتِ  النَّعِیۡمِ ﴿ۙ ﴾  عَلٰی  سُرُرٍ  مُّتَقٰبِلِیۡنَ ﴿ ﴾
Kecuali hamba-hamba  Allah yang tulus ikhlas,  mereka  memperoleh  rezeki yang telah diketahui, buah-buahan dan mereka  dimuliakan, dalam kebun-kebun  nikmat,   duduk di atas singgasana, berhadap-hadapan,  (Ash-shāffāt [37]:41-45).

 (Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***

Pajajaran Anyar, 23 Februari  2013



Tidak ada komentar:

Posting Komentar