بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt
Bab 45
Berdirinya Lembaga Khilafah
Ruhani Nabi Besar Muhammad Saw.
di Akhir Zaman
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
Dalam akhir Bab sebelumnya telah dijelaskan tentang revolusi
ruhani dan jasmani yang terjadi
di kalangan bangsa Arab jahiliyah
dengan perantaraan pengutusan Nabi Besar Muhammad saw., (QS.63:3-5),
firman-Nya:
وَ یَوۡمَ
تَشَقَّقُ السَّمَآءُ بِالۡغَمَامِ وَ نُزِّلَ الۡمَلٰٓئِکَۃُ تَنۡزِیۡلًا ﴿﴾ اَلۡمُلۡکُ یَوۡمَئِذِۣ الۡحَقُّ لِلرَّحۡمٰنِ
ؕ وَ کَانَ یَوۡمًا عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ عَسِیۡرًا ﴿﴾ وَ
یَوۡمَ یَعَضُّ الظَّالِمُ عَلٰی
یَدَیۡہِ یَقُوۡلُ یٰلَیۡتَنِی اتَّخَذۡتُ مَعَ الرَّسُوۡلِ سَبِیۡلًا ﴿﴾ یٰوَیۡلَتٰی لَیۡتَنِیۡ لَمۡ اَتَّخِذۡ
فُلَانًا خَلِیۡلًا ﴿﴾ لَقَدۡ اَضَلَّنِیۡ
عَنِ الذِّکۡرِ بَعۡدَ اِذۡ جَآءَنِیۡ ؕ وَ کَانَ الشَّیۡطٰنُ
لِلۡاِنۡسَانِ خَذُوۡلًا ﴿﴾ وَ قَالَ الرَّسُوۡلُ
یٰرَبِّ اِنَّ قَوۡمِی اتَّخَذُوۡا ہٰذَا
الۡقُرۡاٰنَ مَہۡجُوۡرًا ﴿﴾ وَ کَذٰلِکَ جَعَلۡنَا لِکُلِّ نَبِیٍّ عَدُوًّا مِّنَ
الۡمُجۡرِمِیۡنَ ؕ وَ کَفٰی بِرَبِّکَ ہَادِیًا وَّ نَصِیۡرًا ﴿﴾
Dan pada hari ketika langit akan terpecah-belah dengan awan-awan dan malaikat-malaikat
akan diturunkan bergelombang-gelombang
(beriringan). Kerajaan
yang haq pada hari itu milik
Yang Maha Pemurah, dan azab pada hari itu atas orang-orang kafir sangat keras. Dan pada hari itu orang zalim akan
menggigit-gigit kedua tangannya lalu berkata: ”Wahai alangkah baiknya jika aku mengambil jalan bersama dengan Rasul
itu. Wahai celakalah aku, alangkah baiknya seandainya aku tidak menjadikan si fulan itu sahabat. Sungguh
ia benar-benar telah melalaikanku
dari mengingat Allah sesudah ia
datang kepa-daku.” Dan syaitan
selalu menelantarkan manusia. Dan Rasul itu berkata: “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran ini sesuatu yang
telah ditinggalkan.” Dan demikianlah Kami telah menjadikan musuh bagi tiap-tiap
nabi dari antara orang-orang yang berdosa, dan cukuplah
Tuhan engkau sebagai pemberi petunjuk dan penolong. (Al-Furqān [25]:26-32).
Sabda Nabi Besar Muhammad Saw. &
Sikap Buruk Umat Islam di Akhir
Zaman Terhadap Al-Quran
Firman Allah Swt. dalam ayat 31:
“Dan
Rasul itu berkata: “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran ini sesuatu yang telah ditinggalkan.” dengan sangat tepat sekali dapat dikenakan
kepada mereka yang menamakan diri orang-orang Muslim, tetapi mereka telah menyampingkan
Al-Quran dan telah melemparkannya ke
belakang. Barangkali belum pernah terjadi selama 14 abad ini di mana Al-Quran
demikian rupa diabaikan dan dilupakan oleh orang-orang Muslim seperti dewasa ini.
Sehubungan dengan hal tersebut ada sebuah hadits Nabi Besar Muhammad
Saw. yang mengatakan
mengenai keadaan umat Islam di Akhir
Zaman:
“Satu zaman
akan datang kepada kaumku, bila tidak ada yang tinggal dari Islam
melainkan namanya dan dari Al-Quran melainkan kata-katanya, mesjid-mesjid
mereka bagus-bagus dan ramai tetapi kosong dari petunjuk. Ulama (‘alim-‘alim) mereka seburuk-buruk makhluk di kolong langit,
dari mulut mereka keluar fitnah-fitnah
yang akan kembali kepada mereka”
(Baihaqi, Syu’ab-ul-iman).
Sungguh
masa sekarang-sekarang inilah saat yang dimaksudkan itu. Mengisyaratkan
kepada hal itu pulalah peringatan keras
Allah Swt. dalam firman-Nya berikut ini:
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡا لِمَ تَقُوۡلُوۡنَ مَا لَا تَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾ کَبُرَ
مَقۡتًا عِنۡدَ اللّٰہِ اَنۡ
تَقُوۡلُوۡا مَا لَا تَفۡعَلُوۡنَ
﴿۳﴾ اِنَّ اللّٰہَ یُحِبُّ الَّذِیۡنَ یُقَاتِلُوۡنَ فِیۡ
سَبِیۡلِہٖ صَفًّا کَاَنَّہُمۡ بُنۡیَانٌ
مَّرۡصُوۡصٌ ﴿﴾
Hai orang-orang yang
beriman, mengapa kamu mengatakan apa
yang kamu tidak kerjakan? Adalah sesuatu
yang paling dibenci di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
berperang dalam barisan-barisan, mereka
itu seakan-akan suatu bangunan yang tersusun rapat. (Ash-Shaf
[61]:3-5).
Perbuatan seorang Muslim hendaknya sesuai dengan pernyataan-pernyataannya. Bicara sombong dan kosong membawa
seseorang tidak keruan kemana yang dituju, dan ikrar-ikrar lidah tanpa disertai perbuatan-perbuatan nyata adalah berbau kemunafikan dan ketidaktulusan.
Dalam ayat selanjutnya
Allah Swt. berfirman bahwa orang-orang Muslim diharapkan tampil dalam barisan yang rapat, teguh dan kuat (shaffan) terhadap
kekuatan-kekuatan kejahatan, di bawah
komando pemimpin mereka, yang
terhadapnya mereka harus taat dengan sepenuhnya dan seikhlas-ikhlasnya.
Suatu kaum, yang berusaha
menjadi satu jemaat (jama’ah) yang kokoh-kuat, harus mempunyai satu tata-cara hidup, satu
cita-cita, satu maksud, satu tujuan
serta satu rencana untuk mencapai tujuan itu, dan itu hanya mungkin
apabila umat Islam memiliki seorang imam (pemimpin) yang mendapat petunjuk langsung dari Allah Swt.
melalui wahyu-Nya – yakni Imam
Mahdi (pemimpin yang mendapat petunjuk – QS.61:10) –
yang sekali gus sebagai Khalifah Allah di muka bumi
(QS.2:31-35), firman-Nya:
وَعَدَ اللّٰہُ
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا مِنۡکُمۡ وَ
عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَیَسۡتَخۡلِفَنَّہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ کَمَا اسۡتَخۡلَفَ
الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ ۪ وَ لَیُمَکِّنَنَّ لَہُمۡ دِیۡنَہُمُ الَّذِی ارۡتَضٰی لَہُمۡ وَ لَیُبَدِّلَنَّہُمۡ
مِّنۡۢ بَعۡدِ خَوۡفِہِمۡ اَمۡنًا ؕ
یَعۡبُدُوۡنَنِیۡ لَا یُشۡرِکُوۡنَ بِیۡ
شَیۡئًا ؕ وَ مَنۡ کَفَرَ بَعۡدَ ذٰلِکَ
فَاُولٰٓئِکَ ہُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ ﴿﴾
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan
beramal saleh di antara kamu niscaya Dia
akan menjadikan mereka itu khalifah di bumi ini sebagaimana Dia telah menjadikan khalifah orang-orang yang sebelum
mereka, dan niscaya Dia akan meneguhkan
bagi mereka agamanya yang telah Dia ridhai bagi mereka, dan niscaya
Dia akan mengubah keadaan mereka
dengan keamanan sesudah
ketakutan mereka. Mereka akan
menyembah-Ku dan mereka tidak akan
mempersekutukan sesuatu dengan-Ku, dan barangsiapa
ka-fir sesudah itu mereka itulah orang-orang
durhaka. (An-Nūr [24]:56).
Dikarenakan ayat ini berlaku
sebagai pendahuluan untuk mengantarkan masalah khilafat, maka dalam
ayat-ayat QS.52:55 sebelumnya berulang-ulang telah diberi tekanan mengenai ketaatan kepada
Allah Swt. dan Rasul-Nya. Tekanan
ini merupakan isyarat mengenai tingkat dan kedudukan seorang khalifah dalam Islam. Ayat ini
berisikan janji bahwa orang-orang Muslim
akan dianugerahi pimpinan (imam) ruhani
maupun duniawi, yakni Imam Mahdi a.s.
atau Al-Masih Mau’ud a.s. (Al-Masih
yang dijanjikan), yang pada hakikatnya merupakan pengutusan kedua kali Nabi Besar Muhammad saw. secara ruhani
(QS.63:2-5).
Janji itu diberikan kepada
seluruh umat Islam, tetapi lembaga khilafat akan mendapat bentuk nyata
dalam wujud perorangan-perorangan tertentu, yang akan menjadi penerus (khalifah) Nabi Besar Muhammad
saw. serta wakil seluruh umat
Islam. Janji mengenai ditegakkannya khilafat
adalah jelas dan tidak dapat menimbulkan salah paham. Oleh sebab kini Nabi
Besar Muhammad saw. satu-satunya
hadi (petunjuk jalan) umat manusia untuk selama-lamanya, khilafat beliau saw. akan terus berwujud
dalam salah satu bentuk di dunia ini sampai Hari Kiamat, karena semua khilafat
yang lain telah tiada lagi.
Inilah, di antara banyak keunggulan yang lainnya lagi, merupakan
kelebihan Nabi Besar Muhammad saw. yang
menonjol di atas semua nabi dan rasul Allah lainnya. Di Akhir Zaman Allah Swt. benar-benar telah membangkitkan khalifah
ruhani Nabi Besar Muhammad saw.
yang terbesar dalam wujud Pendiri Jemaat Ahmadiyah, MIrza Ghulam Ahmad a.s..
Para Penentang “Tauhid Ilahi”
Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surah Ash-Shāffāt [37]:1-11, bahwa manakala
ada seorang nabi Allah --
dalam hal ini Nabi Besar Muhammad Saw. dan juga pengutusan kedua kali beliau
saw. secara ruhani di Akhir Zaman ini
-- menampakkan diri di dunia untuk menegakkan
kembali Tauhid Ilahi di kalangan umat manusia, keberhasilan missi
sucinya tersebut tandai dengan terbentuknya jama’ah orang-orang bertakwa,
yang digambarkan sebagai Ash-shāffāt [37]:1-6),
firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
﴿﴾ وَ الصّٰٓفّٰتِ صَفًّا ۙ﴿﴾ فَالزّٰجِرٰتِ زَجۡرًا ۙ﴿﴾ فَالتّٰلِیٰتِ ذِکۡرًا ۙ﴿﴾ اِنَّ
اِلٰـہَکُمۡ لَوَاحِدٌ ﴿ؕ﴾ رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَ
الۡاَرۡضِ وَ مَا بَیۡنَہُمَا
وَ رَبُّ الۡمَشَارِقِ ؕ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah,
Maha Penyayang. Demi mereka yang
berjajar-jajar dalam jajaran-jajaran yang rapat. Maka mereka menolak kejahatan dengan giat. Lalu mereka membacakan peringatan ini yakni Al-Quran Sesungguhnya
Tuhan kamu benar-benar Maha Esa.
Tuhan
seluruh langit dan bumi serta apa
pun di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat cahaya memancar. (
Ash-shāffāt [37]:1-6).
Namun sudah merupakan Sunatullāh, ayat-ayat Ash-shāffāt
selanjutnya mengisyaratkan bahwa kekuatan-kekuatan kegelapan akan berusaha
mencegah penyebaran amanat (Tauhid Ilahi) yang dibawa Rasul Allah dengan cara menyalahkemukakan dan menyalahtafsirkannya atau dengan menyalahgunakan sabda-sabda Rasul Allah itu dan mengambil sepotong kalimat wahyu beliau, lalu mencampurkan
banyak kepalsuan ke dalamnya,
firman-Nya:
اِنَّا زَیَّنَّا السَّمَآءَ
الدُّنۡیَا بِزِیۡنَۃِۣ الۡکَوَاکِبِ ۙ﴿﴾ وَ حِفۡظًا مِّنۡ کُلِّ شَیۡطٰنٍ مَّارِدٍ ۚ﴿﴾ لَا
یَسَّمَّعُوۡنَ اِلَی الۡمَلَاِ
الۡاَعۡلٰی وَ یُقۡذَفُوۡنَ مِنۡ
کُلِّ جَانِبٍ ٭ۖ﴿﴾ دُحُوۡرًا وَّ
لَہُمۡ عَذَابٌ وَّاصِبٌ ۙ﴿﴾ اِلَّا مَنۡ خَطِفَ الۡخَطۡفَۃَ فَاَتۡبَعَہٗ
شِہَابٌ ثَاقِبٌ ﴿﴾
Sesungguhnya
Kami telah menghiasi langit yang
terdekat dengan hiasan bintang-bintang, dan telah memeliharanya dari setiap syaitan durhaka. Mereka tidak
dapat mendengar-dengarkan pembicaraan majlis malaikat-malaikat yang tinggi dan mereka dilempari dari segala penjuru. Terusir
dan bagi mereka ada azab yang kekal.
Kecuali barangsiapa mencuri-curi sesuatu pembicaraan maka ia
dikejar oleh cahaya api yang cemerlang. (Ash-Shāffāt (37]:7-11).
Syaitan-syaitan dari Kalangan
Manusia
yang Merintangi Perjuangan Suci
Rasul Allah
Tetapi rencana jahat mereka itu mereka itu sama sekali gagal dan kebenaran
pun terus-menerus mendapat kemajuan.
Demikian juga halnya dengan missi suci Nabi Besar Muhammad saw. atau Roh Kebenaran pun dalam menyebarkan Tauhid Ilahi yang paling
sempurna pun yaitu Al-Quran (QS.5:4)
terus menerus mendapat serangan-serangan syatan-syaitan
dari kalangan manusia (QS.6:112-117) yang berusaha memadamkan Cahaya Allah dengan berbagai cara dan upaya (QS.9:30-33) – bahkan makar
buruk (QS.8:31) -- firman-Nya:
وَ
مَاۤ اَرۡسَلۡنَا مِنۡ قَبۡلِکَ مِنۡ
رَّسُوۡلٍ وَّ لَا نَبِیٍّ اِلَّاۤ اِذَا تَمَنّٰۤی اَلۡقَی الشَّیۡطٰنُ فِیۡۤ
اُمۡنِیَّتِہٖ ۚ فَیَنۡسَخُ اللّٰہُ مَا یُلۡقِی الشَّیۡطٰنُ ثُمَّ یُحۡکِمُ
اللّٰہُ اٰیٰتِہٖ ؕ وَ اللّٰہُ عَلِیۡمٌ حَکِیۡمٌ ﴿ۙ﴾ لِّیَجۡعَلَ مَا یُلۡقِی الشَّیۡطٰنُ فِتۡنَۃً
لِّلَّذِیۡنَ فِیۡ قُلُوۡبِہِمۡ مَّرَضٌ وَّ الۡقَاسِیَۃِ قُلُوۡبُہُمۡ ؕ وَ اِنَّ الظّٰلِمِیۡنَ لَفِیۡ
شِقَاقٍۭ بَعِیۡدٍ ﴿ۙ﴾ وَّ لِیَعۡلَمَ
الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡعِلۡمَ اَنَّہُ الۡحَقُّ مِنۡ رَّبِّکَ فَیُؤۡمِنُوۡا بِہٖ
فَتُخۡبِتَ لَہٗ قُلُوۡبُہُمۡ ؕ وَ اِنَّ اللّٰہَ لَہَادِ الَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡۤا اِلٰی صِرَاطٍ
مُّسۡتَقِیۡمٍ ﴿﴾
Dan Kami tidak pernah mengirim seorang rasul
dan tidak pula seorang nabi
melainkan apabila ia menginginkan
sesuatu maka syaitan meletakkan hambatan pada keinginannya, tetapi Allah melenyapkan hambatan yang
diletakkan oleh syaitan, dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana. Supaya Dia menjadikan rintangan yang
diletakkan oleh syaitan sebagai ujian bagi orang-orang yang dalam hatinya ada
penyakit dan mereka yang hatinya
keras, dan sesungguhnya orang-orang
yang zalim itu benar-benar dalam permusuhan
yang sangat. Dan supaya juga diketahui
oleh orang-orang yang diberi ilmu
sesungguhnya Al-Quran itu
adalah haq dari Tuhan engkau lalu mereka beriman kepadanya dan hati mereka tunduk kepadanya, dan
sesungguhnya Allah pasti memberi
petunjuk kepada orang-orang yang
beriman ke jalan yang lurus. (Al-Hajj [22]:53-55).
Ayat ini bermaksud
mengemukakan, bahwa apabila seorang rasul
Allah atau nabi Allah ingin
mencapai tujuan perjuangan sucinya, yaitu bila ia menyampaikan amanat kebenaran (Tauhid Ilahi) dan menginginkan supaya Keesaan Ilahi dapat ditegakkan di muka
bumi, maka orang-orang yang bersifat syaitan – yakni para
penentangnya -- berusaha menghambat
majunya kebenaran, dengan meletakkan
segala macam rintangan pada jalannya antara
lain berupa penyebaran berbagai bentuk fitnah. Mereka ingin melihat misi rasul Allah tersebut mengalami kegagalan.
Tetapi mereka tidak dapat
menghancurkan rencana Ilahi, dan Allah Swt. menghilangkan semua hambatan dan membuat tujuan
kebenaran itu memperoleh keunggulan
dan kemenangan, firman-Nya:
وَ لَوۡ اَنَّنَا نَزَّلۡنَاۤ
اِلَیۡہِمُ
الۡمَلٰٓئِکَۃَ وَ کَلَّمَہُمُ الۡمَوۡتٰی وَ حَشَرۡنَا
عَلَیۡہِمۡ کُلَّ شَیۡءٍ قُبُلًا مَّا
کَانُوۡا لِیُؤۡمِنُوۡۤا اِلَّاۤ اَنۡ یَّشَآءَ اللّٰہُ وَ لٰکِنَّ اَکۡثَرَہُمۡ یَجۡہَلُوۡنَ ﴿﴾ وَ کَذٰلِکَ جَعَلۡنَا لِکُلِّ نَبِیٍّ عَدُوًّا شَیٰطِیۡنَ الۡاِنۡسِ وَ الۡجِنِّ یُوۡحِیۡ بَعۡضُہُمۡ اِلٰی
بَعۡضٍ زُخۡرُفَ الۡقَوۡلِ غُرُوۡرًا ؕ وَ لَوۡ
شَآءَ رَبُّکَ مَا فَعَلُوۡہُ فَذَرۡہُمۡ وَ مَا یَفۡتَرُوۡنَ ﴿﴾ وَ لِتَصۡغٰۤی اِلَیۡہِ اَفۡـِٕدَۃُ الَّذِیۡنَ لَا یُؤۡمِنُوۡنَ بِالۡاٰخِرَۃِ وَ لِیَرۡضَوۡہُ وَ
لِیَقۡتَرِفُوۡا مَا ہُمۡ مُّقۡتَرِفُوۡنَ ﴿﴾
اَفَغَیۡرَ اللّٰہِ اَبۡتَغِیۡ
حَکَمًا وَّ ہُوَ الَّذِیۡۤ اَنۡزَلَ اِلَیۡکُمُ
الۡکِتٰبَ
مُفَصَّلًا ؕ وَ الَّذِیۡنَ اٰتَیۡنٰہُمُ الۡکِتٰبَ یَعۡلَمُوۡنَ اَنَّہٗ مُنَزَّلٌ مِّنۡ رَّبِّکَ بِالۡحَقِّ فَلَا تَکُوۡنَنَّ مِنَ الۡمُمۡتَرِیۡنَ ﴿﴾
Dan
seandainya pun Kami benar-benar menurunkan malaikat-malaikat kepada mereka, orang-orang yang telah mati
berbicara dengan mereka, dan Kami mengumpulkan segala sesuatu
berhadap-hadapan di depan
mereka, mereka sekali-kali tidak akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyak-an
mereka berlaku jahil. Dan dengan
cara demikian Kami telah menjadikan musuh bagi setiap nabi yaitu syaitan-syaitan di antara manusia dan jin,
sebagian mereka membisikkan kepada
sebagian lainnya kata-kata indah untuk mengelabui, dan jika Tuhan engkau menghendaki mereka tidak akan mengerjakannya, maka biarkanlah mereka dengan apa-apa yang
mereka ada-adakan, dan supaya hati
orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat cenderung kepada bisikan itu,
mereka menyukainya dan supaya mereka
mengusahakan apa yang sedang mereka usahakan. Katakanlah: “Apakah aku harus mencari hakim yang bukan-Allah, padahal Dia-lah
Yang telah menurunkan kepada kamu Kitab dengan penjelasan terinci? Dan orang-orang
yang telah Kami beri Kitab, mereka
itu mengetahui sesungguhnya Kitab Al-Quran itu diturunkan dari
Tuhan engkau dengan sebenarnya, maka janganlah engkau termasuk orang-orang
yang ragu (Al-An’ām [6]:112-116).
Ketakabburan Para Penentang
Rasul Allah
Selanjutnya Allah Swt. menjelaskan mengenai ketakaburan “syaitan-syaitan”
dari kalangan jin dan ins (manusia)”
tersebut, firman-Nya:
اَوَ مَنۡ کَانَ مَیۡتًا فَاَحۡیَیۡنٰہُ وَ جَعَلۡنَا
لَہٗ نُوۡرًا یَّمۡشِیۡ بِہٖ فِی
النَّاسِ کَمَنۡ مَّثَلُہٗ فِی
الظُّلُمٰتِ لَیۡسَ
بِخَارِجٍ مِّنۡہَا ؕ کَذٰلِکَ زُیِّنَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ مَا
کَانُوۡا یَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾ وَ کَذٰلِکَ جَعَلۡنَا فِیۡ کُلِّ
قَرۡیَۃٍ اَکٰبِرَ
مُجۡرِمِیۡہَا لِیَمۡکُرُوۡا فِیۡہَا ؕ وَ مَا یَمۡکُرُوۡنَ اِلَّا بِاَنۡفُسِہِمۡ وَ مَا یَشۡعُرُوۡنَ ﴿﴾ وَ اِذَا جَآءَتۡہُمۡ اٰیَۃٌ قَالُوۡا لَنۡ نُّؤۡمِنَ حَتّٰی نُؤۡتٰی مِثۡلَ
مَاۤ اُوۡتِیَ رُسُلُ
اللّٰہِ ؕۘؔ اَللّٰہُ اَعۡلَمُ حَیۡثُ یَجۡعَلُ
رِسَالَتَہٗ ؕ سَیُصِیۡبُ الَّذِیۡنَ اَجۡرَمُوۡا صَغَارٌ
عِنۡدَ اللّٰہِ
وَ عَذَابٌ
شَدِیۡدٌۢ بِمَا
کَانُوۡا یَمۡکُرُوۡنَ ﴿﴾
Dan
apakah orang
yang telah mati lalu Kami menghidupkannya
dan Kami menjadikan baginya cahaya dan
ia berjalan dengan cahaya
itu di tengah-tengah manusia, sama
seperti
keadaan orang yang berada di dalam
berbagai macam kegelapan dan
ia sekali-kali tidak dapat
keluar darinya? Demikianlah
telah ditampakkan indah bagi orang-orang
kafir apa yang senantiasa mereka kerjakan.
Dan demikianlah Kami menjadikan di dalam tiap negeri
pendosa-pendosa besarnya, supaya mereka
melakukan makar di dalam negeri itu, tetapi sekali-kali tidak ada yang terkena makar mereka
kecuali dirinya sendiri tetapi mereka
tidak menyadarinya. Dan
apabila datang kepada mereka suatu Tanda,
mereka berkata: ”Kami
tidak akan pernah beriman hingga kami diberi seperti apa yang telah diberikan kepada rasul-rasul Allah.
Allah Maha Mengetahui di mana Dia akan
menempatkan risalah-Nya. yakni tugas kerasulan, kehinaan di sisi Allah
dan azab yang keras segera akan
ditimpakan kepada orang-orang yang
berbuat kejahatan karena mereka
senantiasa melakukan makar. (Al-An’ām [6]:123-125).
Ayat-ayat
Al-Quran tersebut lebih memperjelas lagi makna “syaitan durhaka” yang dikemukakan dalam Surah Ash-Shāffāt sebelum ini, firman-Nya:
اِنَّا
زَیَّنَّا السَّمَآءَ الدُّنۡیَا
بِزِیۡنَۃِۣ الۡکَوَاکِبِ ۙ﴿﴾ وَ حِفۡظًا مِّنۡ کُلِّ شَیۡطٰنٍ مَّارِدٍ ۚ﴿﴾ لَا یَسَّمَّعُوۡنَ
اِلَی الۡمَلَاِ الۡاَعۡلٰی وَ یُقۡذَفُوۡنَ مِنۡ کُلِّ
جَانِبٍ ٭ۖ﴿﴾ دُحُوۡرًا وَّ
لَہُمۡ عَذَابٌ وَّاصِبٌ ۙ﴿﴾ اِلَّا مَنۡ خَطِفَ الۡخَطۡفَۃَ فَاَتۡبَعَہٗ
شِہَابٌ ثَاقِبٌ ﴿﴾
Sesungguhnya
Kami telah menghiasi langit yang
terdekat dengan hiasan bintang-bintang, dan telah memeliharanya dari setiap syaitan durhaka Mereka tidak
dapat mendengar-dengarkan pembicaraan majlis malaikat-malaikat yang tinggi dan mereka dilempari dari segala penjuru. Terusir
dan bagi mereka ada azab yang kekal.
Kecuali barangsiapa mencuri-curi sesuatu pembicaraan maka ia
dikejar oleh cahaya api yang cemerlang. (Ash-Shāffāt (37]:7-11).
(Bersambung)
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,17 Februari 2013
Good ki lang2, lanjutkan..!!
BalasHapus