Sabtu, 16 Februari 2013

Berdirinya Lembaga "Khilafah Ruhani" Nabi Besar Muhammad Saw. di Akhir Zaman



      بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt 



Bab 45


     Berdirinya Lembaga Khilafah  Ruhani  Nabi Besar Muhammad Saw.
 di  Akhir Zaman


 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

Dalam akhir Bab  sebelumnya telah  dijelaskan tentang  revolusi ruhani dan jasmani yang terjadi di kalangan bangsa Arab jahiliyah dengan perantaraan pengutusan Nabi Besar Muhammad saw., (QS.63:3-5), firman-Nya:
وَ یَوۡمَ تَشَقَّقُ السَّمَآءُ بِالۡغَمَامِ وَ نُزِّلَ الۡمَلٰٓئِکَۃُ  تَنۡزِیۡلًا ﴿﴾  اَلۡمُلۡکُ یَوۡمَئِذِۣ الۡحَقُّ لِلرَّحۡمٰنِ ؕ وَ کَانَ یَوۡمًا عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ عَسِیۡرًا ﴿﴾   وَ  یَوۡمَ یَعَضُّ الظَّالِمُ عَلٰی  یَدَیۡہِ یَقُوۡلُ یٰلَیۡتَنِی اتَّخَذۡتُ مَعَ الرَّسُوۡلِ سَبِیۡلًا ﴿﴾   یٰوَیۡلَتٰی لَیۡتَنِیۡ لَمۡ اَتَّخِذۡ فُلَانًا خَلِیۡلًا ﴿﴾   لَقَدۡ اَضَلَّنِیۡ عَنِ الذِّکۡرِ  بَعۡدَ  اِذۡ جَآءَنِیۡ ؕ وَ کَانَ الشَّیۡطٰنُ لِلۡاِنۡسَانِ خَذُوۡلًا ﴿﴾  وَ قَالَ الرَّسُوۡلُ یٰرَبِّ اِنَّ قَوۡمِی اتَّخَذُوۡا ہٰذَا  الۡقُرۡاٰنَ  مَہۡجُوۡرًا ﴿﴾  وَ کَذٰلِکَ جَعَلۡنَا لِکُلِّ نَبِیٍّ عَدُوًّا مِّنَ الۡمُجۡرِمِیۡنَ ؕ وَ کَفٰی بِرَبِّکَ ہَادِیًا وَّ نَصِیۡرًا ﴿﴾
Dan pada hari   ketika langit akan terpecah-belah dengan awan-awan  dan malaikat-malaikat akan diturunkan   bergelombang-gelombang (beriringan).  Kerajaan yang haq pada hari itu  milik Yang Maha Pemurah, dan azab pada  hari itu atas orang-orang kafir  sangat keras.  Dan pada hari itu orang zalim akan menggigit-gigit kedua tangannya lalu berkata:  Wahai alangkah baiknya jika aku mengambil jalan bersama dengan Rasul itu.  Wahai celakalah aku, alangkah baiknya seandainya aku tidak  menjadikan si fulan itu sahabat.   Sungguh  ia benar-benar telah melalaikanku dari mengingat  Allah sesudah ia datang kepa-daku.” Dan syaitan selalu menelantarkan manusia. Dan  Rasul itu berkata: “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran ini sesuatu yang telah ditinggalkan.”  Dan demikianlah Kami  telah menjadikan musuh bagi tiap-tiap nabi dari antara orang-orang yang berdosa, dan cukuplah Tuhan engkau sebagai pemberi petunjuk dan penolong.  (Al-Furqān [25]:26-32).
  
Sabda Nabi Besar Muhammad Saw. &
Sikap Buruk  Umat Islam   di Akhir Zaman Terhadap Al-Quran

     Firman Allah Swt. dalam ayat 31: “Dan  Rasul itu berkata: “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran ini sesuatu yang telah ditinggalkan.    dengan sangat tepat sekali dapat dikenakan kepada mereka yang menamakan diri orang-orang Muslim, tetapi mereka telah menyampingkan Al-Quran dan telah melemparkannya ke belakang. Barangkali belum pernah terjadi selama 14 abad ini di mana Al-Quran demikian rupa diabaikan dan dilupakan oleh orang-orang Muslim seperti dewasa ini.
    Sehubungan dengan hal tersebut ada sebuah hadits Nabi Besar Muhammad Saw. yang mengatakan mengenai keadaan umat Islam di Akhir Zaman:
“Satu zaman  akan datang kepada kaumku, bila tidak ada yang tinggal dari Islam melainkan namanya dan dari Al-Quran melainkan kata-katanya, mesjid-mesjid mereka bagus-bagus dan ramai  tetapi kosong dari petunjuk. Ulama (‘alim-‘alim)  mereka seburuk-buruk makhluk di kolong langit, dari mulut mereka keluar fitnah-fitnah yang akan kembali kepada mereka (Baihaqi, Syu’ab-ul-iman).  
  Sungguh masa sekarang-sekarang inilah saat yang dimaksudkan itu. Mengisyaratkan kepada hal itu pulalah peringatan keras Allah Swt. dalam firman-Nya berikut ini: 
یٰۤاَیُّہَا  الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا  لِمَ  تَقُوۡلُوۡنَ مَا لَا  تَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾   کَبُرَ  مَقۡتًا عِنۡدَ  اللّٰہِ  اَنۡ  تَقُوۡلُوۡا مَا  لَا تَفۡعَلُوۡنَ ﴿۳﴾  اِنَّ اللّٰہَ یُحِبُّ الَّذِیۡنَ یُقَاتِلُوۡنَ فِیۡ سَبِیۡلِہٖ  صَفًّا کَاَنَّہُمۡ  بُنۡیَانٌ  مَّرۡصُوۡصٌ  ﴿﴾
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang kamu tidak kerjakan?  Adalah sesuatu yang paling dibenci di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang  dalam barisan-barisan, mereka itu seakan-akan suatu bangunan yang tersusun rapat.  (Ash-Shaf [61]:3-5).
Perbuatan seorang Muslim hendaknya sesuai dengan pernyataan-pernyataannya. Bicara sombong dan kosong membawa seseorang tidak keruan kemana yang dituju, dan ikrar-ikrar lidah tanpa disertai perbuatan-perbuatan nyata adalah berbau kemunafikan dan ketidaktulusan.
 Dalam ayat selanjutnya Allah Swt. berfirman bahwa orang-orang Muslim diharapkan tampil dalam barisan yang rapat, teguh dan kuat (shaffan) terhadap kekuatan-kekuatan kejahatan, di bawah komando pemimpin mereka, yang terhadapnya mereka harus taat dengan sepenuhnya dan seikhlas-ikhlasnya.
 Suatu kaum, yang berusaha menjadi satu jemaat (jama’ah) yang kokoh-kuat, harus mempunyai satu tata-cara hidup, satu cita-cita, satu maksud, satu tujuan serta satu rencana untuk mencapai tujuan itu, dan itu hanya mungkin apabila umat Islam  memiliki seorang imam (pemimpin)  yang  mendapat petunjuk langsung dari Allah Swt. melalui wahyu-Nya – yakni Imam Mahdi  (pemimpin yang mendapat petunjuk – QS.61:10) – yang sekali gus sebagai Khalifah Allah di muka bumi (QS.2:31-35), firman-Nya:
وَعَدَ  اللّٰہُ  الَّذِیۡنَ  اٰمَنُوۡا مِنۡکُمۡ وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَیَسۡتَخۡلِفَنَّہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ کَمَا اسۡتَخۡلَفَ الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ ۪ وَ لَیُمَکِّنَنَّ لَہُمۡ دِیۡنَہُمُ  الَّذِی ارۡتَضٰی لَہُمۡ وَ لَیُبَدِّلَنَّہُمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ خَوۡفِہِمۡ  اَمۡنًا ؕ یَعۡبُدُوۡنَنِیۡ لَا  یُشۡرِکُوۡنَ بِیۡ شَیۡئًا ؕ وَ مَنۡ  کَفَرَ بَعۡدَ ذٰلِکَ فَاُولٰٓئِکَ ہُمُ  الۡفٰسِقُوۡنَ ﴿﴾
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman  dan  beramal saleh di antara kamu niscaya Dia  akan menjadikan mereka itu khalifah di bumi ini sebagaimana Dia telah menjadikan khalifah orang-orang yang sebelum mereka, dan niscaya Dia akan meneguhkan bagi mereka agamanya yang telah Dia ridhai bagi mereka,  dan niscaya Dia akan mengubah keadaan mereka dengan keamanan sesudah ketakutan mereka. Mereka akan menyembah-Ku dan mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu dengan-Ku, dan barangsiapa ka-fir sesudah itu  mereka itulah orang-orang  durhaka. (An-Nūr [24]:56).
      Dikarenakan ayat ini berlaku sebagai pendahuluan untuk mengantarkan masalah khilafat, maka dalam ayat-ayat QS.52:55 sebelumnya berulang-ulang telah diberi tekanan mengenai ketaatan kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya. Tekanan ini merupakan isyarat mengenai tingkat dan kedudukan seorang khalifah dalam Islam. Ayat ini berisikan janji bahwa orang-orang Muslim akan dianugerahi pimpinan (imam) ruhani maupun duniawi, yakni Imam Mahdi a.s. atau Al-Masih Mau’ud a.s. (Al-Masih yang dijanjikan), yang pada hakikatnya merupakan pengutusan kedua kali Nabi Besar Muhammad saw. secara ruhani (QS.63:2-5).
      Janji itu diberikan kepada seluruh umat Islam, tetapi lembaga khilafat akan mendapat bentuk nyata dalam wujud perorangan-perorangan tertentu, yang akan menjadi penerus (khalifah) Nabi Besar Muhammad saw.  serta wakil seluruh umat Islam. Janji mengenai ditegakkannya khilafat adalah jelas dan tidak dapat menimbulkan salah paham. Oleh sebab kini Nabi Besar Muhammad saw. satu-satunya hadi (petunjuk jalan) umat manusia untuk selama-lamanya, khilafat beliau saw. akan terus berwujud dalam salah satu bentuk di dunia ini sampai Hari Kiamat, karena semua khilafat yang lain telah tiada lagi.
       Inilah, di antara banyak keunggulan yang lainnya lagi, merupakan kelebihan Nabi Besar Muhammad saw.  yang menonjol di atas semua nabi dan rasul Allah lainnya. Di Akhir Zaman  Allah Swt. benar-benar telah membangkitkan khalifah ruhani Nabi Besar Muhammad saw.  yang terbesar dalam wujud Pendiri Jemaat Ahmadiyah, MIrza Ghulam Ahmad a.s..

Para Penentang “Tauhid Ilahi”

      Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surah Ash-Shāffāt [37]:1-11, bahwa manakala ada seorang nabi Allah  --  dalam hal ini Nabi Besar Muhammad Saw. dan juga pengutusan kedua kali beliau saw. secara ruhani di Akhir Zaman ini -- menampakkan diri di dunia untuk menegakkan kembali Tauhid Ilahi   di kalangan umat manusia, keberhasilan missi sucinya tersebut  tandai  dengan terbentuknya jama’ah orang-orang bertakwa, yang digambarkan sebagai Ash-shāffāt [37]:1-6), firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ ﴿﴾  وَ الصّٰٓفّٰتِ  صَفًّا ۙ﴿﴾   فَالزّٰجِرٰتِ  زَجۡرًا ۙ﴿﴾   فَالتّٰلِیٰتِ  ذِکۡرًا  ۙ﴿﴾  اِنَّ   اِلٰـہَکُمۡ   لَوَاحِدٌ ﴿ؕ﴾  رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَ  الۡاَرۡضِ وَ مَا بَیۡنَہُمَا  وَ  رَبُّ  الۡمَشَارِقِ ؕ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Demi mereka yang berjajar-jajar dalam jajaran-jajaran yang rapat.  Maka mereka  menolak kejahatan dengan giat. Lalu mereka membacakan  peringatan ini yakni Al-Quran Sesungguhnya Tuhan kamu    benar-benar Maha Esa.   Tuhan seluruh langit dan bumi serta apa pun  di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat cahaya memancar. ( Ash-shāffāt [37]:1-6).
      Namun sudah merupakan Sunatullāh, ayat-ayat  Ash-shāffāt selanjutnya   mengisyaratkan  bahwa  kekuatan-kekuatan kegelapan akan berusaha mencegah penyebaran amanat (Tauhid Ilahi) yang dibawa Rasul Allah dengan cara menyalahkemukakan dan menyalahtafsirkannya atau dengan menyalahgunakan sabda-sabda Rasul Allah itu dan mengambil sepotong kalimat wahyu beliau, lalu mencampurkan banyak kepalsuan ke dalamnya, firman-Nya:

اِنَّا زَیَّنَّا السَّمَآءَ  الدُّنۡیَا بِزِیۡنَۃِۣ الۡکَوَاکِبِ ۙ﴿﴾  وَ  حِفۡظًا مِّنۡ کُلِّ شَیۡطٰنٍ مَّارِدٍ ۚ﴿﴾  لَا یَسَّمَّعُوۡنَ  اِلَی الۡمَلَاِ الۡاَعۡلٰی وَ یُقۡذَفُوۡنَ مِنۡ  کُلِّ  جَانِبٍ ٭ۖ﴿﴾   دُحُوۡرًا  وَّ  لَہُمۡ  عَذَابٌ  وَّاصِبٌ ۙ﴿﴾  اِلَّا مَنۡ خَطِفَ الۡخَطۡفَۃَ فَاَتۡبَعَہٗ شِہَابٌ  ثَاقِبٌ ﴿﴾
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang terdekat dengan hiasan bintang-bintang,   dan telah memeliharanya dari setiap syaitan durhaka.  Mereka tidak dapat mendengar-dengarkan pembicaraan majlis malaikat-malaikat yang tinggi dan mereka dilempari dari segala penjuru.  Terusir dan bagi mereka ada azab yang kekal.  Kecuali barangsiapa mencuri-curi  sesuatu pembicaraan  maka ia dikejar oleh cahaya api yang cemerlang.  (Ash-Shāffāt (37]:7-11).

Syaitan-syaitan dari Kalangan Manusia
yang Merintangi Perjuangan Suci Rasul Allah

      Tetapi rencana jahat mereka itu mereka itu sama sekali gagal  dan kebenaran pun terus-menerus mendapat kemajuan. Demikian juga halnya dengan missi suci Nabi Besar Muhammad saw. atau Roh Kebenaran  pun dalam menyebarkan Tauhid Ilahi  yang paling sempurna  pun yaitu Al-Quran (QS.5:4) terus menerus mendapat serangan-serangan syatan-syaitan dari kalangan manusia (QS.6:112-117) yang berusaha memadamkan Cahaya Allah dengan berbagai cara dan upaya (QS.9:30-33) – bahkan makar buruk (QS.8:31) -- firman-Nya:
وَ مَاۤ  اَرۡسَلۡنَا مِنۡ قَبۡلِکَ مِنۡ رَّسُوۡلٍ وَّ لَا نَبِیٍّ  اِلَّاۤ  اِذَا تَمَنّٰۤی اَلۡقَی الشَّیۡطٰنُ فِیۡۤ اُمۡنِیَّتِہٖ ۚ فَیَنۡسَخُ اللّٰہُ مَا یُلۡقِی الشَّیۡطٰنُ ثُمَّ  یُحۡکِمُ  اللّٰہُ  اٰیٰتِہٖ ؕ وَ  اللّٰہُ عَلِیۡمٌ  حَکِیۡمٌ  ﴿ۙ﴾  لِّیَجۡعَلَ مَا یُلۡقِی الشَّیۡطٰنُ فِتۡنَۃً لِّلَّذِیۡنَ فِیۡ قُلُوۡبِہِمۡ مَّرَضٌ وَّ الۡقَاسِیَۃِ  قُلُوۡبُہُمۡ ؕ وَ اِنَّ الظّٰلِمِیۡنَ لَفِیۡ شِقَاقٍۭ بَعِیۡدٍ ﴿ۙ﴾   وَّ لِیَعۡلَمَ الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡعِلۡمَ اَنَّہُ الۡحَقُّ مِنۡ رَّبِّکَ فَیُؤۡمِنُوۡا بِہٖ فَتُخۡبِتَ لَہٗ قُلُوۡبُہُمۡ ؕ وَ اِنَّ اللّٰہَ لَہَادِ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا  اِلٰی  صِرَاطٍ  مُّسۡتَقِیۡمٍ ﴿﴾
Dan Kami tidak pernah mengirim seorang rasul dan tidak pula seorang nabi melainkan apabila ia menginginkan sesuatu maka syaitan meletakkan hambatan pada keinginannya, tetapi Allah melenyapkan hambatan yang diletakkan oleh syaitan,  dan Allah  Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.    Supaya Dia menjadikan rintangan yang diletakkan oleh syaitan sebagai ujian bagi orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit dan mereka yang hatinya keras, dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu benar-benar dalam permusuhan yang sangat. Dan supaya juga   diketahui oleh orang-orang yang diberi ilmu  sesungguhnya Al-Quran itu adalah haq dari Tuhan engkau lalu  mereka beriman kepadanya dan hati mereka tunduk kepadanya, dan sesungguhnya Allah pasti memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman ke jalan yang lurus. (Al-Hajj [22]:53-55).
       Ayat ini bermaksud mengemukakan, bahwa apabila seorang rasul Allah atau nabi Allah ingin mencapai tujuan perjuangan sucinya, yaitu bila ia menyampaikan amanat kebenaran (Tauhid Ilahi) dan menginginkan supaya Keesaan Ilahi dapat ditegakkan di muka bumi, maka orang-orang yang bersifat syaitan – yakni para penentangnya -- berusaha menghambat majunya kebenaran, dengan meletakkan segala macam rintangan pada jalannya antara lain berupa  penyebaran berbagai bentuk fitnah. Mereka ingin melihat misi rasul Allah tersebut  mengalami kegagalan.
      Tetapi mereka tidak dapat menghancurkan rencana Ilahi, dan  Allah Swt. menghilangkan semua hambatan dan membuat tujuan kebenaran itu memperoleh keunggulan dan kemenangan, firman-Nya:
وَ لَوۡ اَنَّنَا نَزَّلۡنَاۤ  اِلَیۡہِمُ الۡمَلٰٓئِکَۃَ وَ کَلَّمَہُمُ الۡمَوۡتٰی وَ حَشَرۡنَا عَلَیۡہِمۡ کُلَّ شَیۡءٍ قُبُلًا مَّا کَانُوۡا لِیُؤۡمِنُوۡۤا اِلَّاۤ  اَنۡ یَّشَآءَ اللّٰہُ وَ لٰکِنَّ اَکۡثَرَہُمۡ یَجۡہَلُوۡنَ ﴿﴾ وَ کَذٰلِکَ جَعَلۡنَا لِکُلِّ نَبِیٍّ عَدُوًّا شَیٰطِیۡنَ الۡاِنۡسِ وَ  الۡجِنِّ  یُوۡحِیۡ بَعۡضُہُمۡ اِلٰی بَعۡضٍ زُخۡرُفَ الۡقَوۡلِ غُرُوۡرًا ؕ وَ لَوۡ شَآءَ رَبُّکَ مَا فَعَلُوۡہُ فَذَرۡہُمۡ وَ مَا یَفۡتَرُوۡنَ ﴿﴾ وَ لِتَصۡغٰۤی اِلَیۡہِ اَفۡـِٕدَۃُ الَّذِیۡنَ لَا یُؤۡمِنُوۡنَ بِالۡاٰخِرَۃِ وَ لِیَرۡضَوۡہُ وَ لِیَقۡتَرِفُوۡا  مَا  ہُمۡ  مُّقۡتَرِفُوۡنَ ﴿﴾   اَفَغَیۡرَ اللّٰہِ اَبۡتَغِیۡ حَکَمًا وَّ ہُوَ الَّذِیۡۤ اَنۡزَلَ  اِلَیۡکُمُ الۡکِتٰبَ مُفَصَّلًا ؕ وَ الَّذِیۡنَ اٰتَیۡنٰہُمُ الۡکِتٰبَ یَعۡلَمُوۡنَ اَنَّہٗ مُنَزَّلٌ مِّنۡ رَّبِّکَ بِالۡحَقِّ فَلَا تَکُوۡنَنَّ  مِنَ الۡمُمۡتَرِیۡنَ ﴿﴾   
Dan seandainya pun  Kami benar-benar menurunkan malaikat-malaikat kepada mereka, orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka, dan Kami mengumpulkan segala sesuatu berhadap-hadapan  di depan mereka, mereka sekali-kali tidak akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyak-an mereka  berlaku jahilDan  dengan cara demikian Kami telah menjadikan musuh bagi setiap nabi yaitu syaitan-syaitan di antara manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian lainnya kata-kata indah untuk mengelabui, dan jika Tuhan engkau menghendaki mereka tidak akan mengerjakannya, maka biarkanlah mereka dengan apa-apa yang mereka ada-adakan, dan supaya hati orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka menyukainya dan supaya mereka mengusahakan apa yang sedang mereka usahakan.  Katakanlah: “Apakah aku harus mencari hakim yang bukan-Allah, padahal Dia-lah Yang telah menurunkan kepada kamu Kitab dengan penjelasan terinci? Dan  orang-orang yang telah Kami beri  Kitab, mereka itu mengetahui sesungguhnya Kitab Al-Quran itu diturunkan dari Tuhan engkau dengan sebenarnya, maka janganlah engkau termasuk orang-orang yang ragu  (Al-An’ām [6]:112-116).

Ketakabburan Para Penentang Rasul Allah

       Selanjutnya Allah Swt.  menjelaskan mengenai ketakaburan  “syaitan-syaitan” dari kalangan  jin dan ins (manusia)” tersebut, firman-Nya:
اَوَ مَنۡ کَانَ مَیۡتًا فَاَحۡیَیۡنٰہُ وَ جَعَلۡنَا لَہٗ نُوۡرًا یَّمۡشِیۡ بِہٖ فِی النَّاسِ کَمَنۡ مَّثَلُہٗ فِی الظُّلُمٰتِ لَیۡسَ بِخَارِجٍ مِّنۡہَا ؕ کَذٰلِکَ زُیِّنَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ مَا کَانُوۡا یَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾   وَ کَذٰلِکَ جَعَلۡنَا فِیۡ کُلِّ قَرۡیَۃٍ اَکٰبِرَ مُجۡرِمِیۡہَا لِیَمۡکُرُوۡا فِیۡہَا ؕ وَ مَا یَمۡکُرُوۡنَ  اِلَّا بِاَنۡفُسِہِمۡ وَ مَا یَشۡعُرُوۡنَ ﴿﴾  وَ اِذَا جَآءَتۡہُمۡ اٰیَۃٌ  قَالُوۡا لَنۡ نُّؤۡمِنَ حَتّٰی نُؤۡتٰی مِثۡلَ مَاۤ اُوۡتِیَ رُسُلُ اللّٰہِ ؕۘؔ اَللّٰہُ اَعۡلَمُ حَیۡثُ یَجۡعَلُ رِسَالَتَہٗ ؕ سَیُصِیۡبُ الَّذِیۡنَ اَجۡرَمُوۡا صَغَارٌ عِنۡدَ اللّٰہِ وَ عَذَابٌ شَدِیۡدٌۢ بِمَا کَانُوۡا یَمۡکُرُوۡنَ ﴿﴾
Dan apakah orang yang telah mati lalu Kami menghidupkannya dan Kami menjadikan baginya cahaya dan ia berjalan dengan cahaya itu  di tengah-tengah manusia, sama  seperti keadaan  orang yang berada di dalam berbagai macam kegelapan  dan ia  sekali-kali tidak  dapat keluar darinya?  Demikianlah telah ditampakkan indah bagi orang-orang kafir apa yang senantiasa mereka kerjakan.  Dan demikianlah Kami  menjadikan di dalam tiap negeri pendosa-pendosa besarnya, supaya mereka melakukan makar di dalam negeri itu, tetapi sekali-kali tidak ada yang terkena makar mereka kecuali dirinya sendiri tetapi mereka tidak menyadarinya. Dan apabila datang kepada mereka suatu Tanda, mereka berkata:  Kami   tidak akan pernah beriman hingga kami diberi seperti apa yang telah diberikan kepada rasul-rasul Allah. Allah Maha Mengetahui di mana Dia akan menempatkan risalah-Nya. yakni tugas kerasulan, kehinaan di sisi Allah dan azab yang keras segera akan ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan karena mereka senantiasa melakukan makar. (Al-An’ām [6]:123-125).
 Ayat-ayat Al-Quran tersebut lebih memperjelas lagi makna “syaitan durhaka” yang dikemukakan dalam Surah Ash-Shāffāt sebelum ini, firman-Nya:
اِنَّا زَیَّنَّا السَّمَآءَ  الدُّنۡیَا بِزِیۡنَۃِۣ الۡکَوَاکِبِ ۙ﴿﴾  وَ  حِفۡظًا مِّنۡ کُلِّ شَیۡطٰنٍ مَّارِدٍ ۚ﴿﴾  لَا یَسَّمَّعُوۡنَ  اِلَی الۡمَلَاِ الۡاَعۡلٰی وَ یُقۡذَفُوۡنَ مِنۡ  کُلِّ  جَانِبٍ ٭ۖ﴿﴾   دُحُوۡرًا  وَّ  لَہُمۡ  عَذَابٌ  وَّاصِبٌ ۙ﴿﴾  اِلَّا مَنۡ خَطِفَ الۡخَطۡفَۃَ فَاَتۡبَعَہٗ شِہَابٌ  ثَاقِبٌ ﴿﴾
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang terdekat dengan hiasan bintang-bintang, dan telah memeliharanya dari setiap syaitan durhaka Mereka tidak dapat mendengar-dengarkan pembicaraan majlis malaikat-malaikat yang tinggi dan mereka dilempari dari segala penjuru. Terusir dan bagi mereka ada azab yang kekal.  Kecuali barangsiapa mencuri-curi  sesuatu pembicaraan  maka ia dikejar oleh cahaya api yang cemerlang.  (Ash-Shāffāt (37]:7-11).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***

Pajajaran Anyar,17 Februari 2013

1 komentar: