Minggu, 18 November 2012

Nubuatan Kemenangan Umat Islam dalam Perang Badar




بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ



Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt 


Bab 5

Nubuatan Kemenangan Umat Islam
dalam Perang Badar

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma




Dalam   Bab IV telah dijelaskan mengenai “kemenangan sementara” umat Islam dalam Perang Uhud berubah menjadi kekalahan yang sangat menyedihkan, yang nyaris menewaskan Nabi Besar Muhammad saw., akibat pelanggaran sebagian  para pemanah Muslim yang ditempat  di bukit Uhud terhadap perintah Nabi Besar Muhammad saw. agar jangan meninggalkan pos mereka, sebelum kemenangan benar-benar diraih oleh  umat Islam,   firman-Nya: 
وَ لَقَدۡ صَدَقَکُمُ اللّٰہُ وَعۡدَہٗۤ  اِذۡ تَحُسُّوۡنَہُمۡ بِاِذۡنِہٖ ۚ حَتّٰۤی  اِذَا فَشِلۡتُمۡ وَ تَنَازَعۡتُمۡ فِی الۡاَمۡرِ وَ عَصَیۡتُمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ مَاۤ اَرٰىکُمۡ مَّا تُحِبُّوۡنَ ؕ مِنۡکُمۡ مَّنۡ یُّرِیۡدُ الدُّنۡیَا وَ مِنۡکُمۡ مَّنۡ یُّرِیۡدُ الۡاٰخِرَۃَ ۚ  ثُمَّ صَرَفَکُمۡ عَنۡہُمۡ لِیَبۡتَلِیَکُمۡ ۚ وَ لَقَدۡ عَفَا عَنۡکُمۡ  ؕ وَ اللّٰہُ ذُوۡ فَضۡلٍ عَلَی الۡمُؤۡمِنِیۡنَ ﴿﴾  اِذۡ تُصۡعِدُوۡنَ وَ لَا تَلۡوٗنَ عَلٰۤی اَحَدٍ وَّ الرَّسُوۡلُ یَدۡعُوۡکُمۡ فِیۡۤ  اُخۡرٰىکُمۡ فَاَثَابَکُمۡ غَمًّۢا بِغَمٍّ لِّکَیۡلَا تَحۡزَنُوۡا عَلٰی مَا فَاتَکُمۡ وَ لَا مَاۤ  اَصَابَکُمۡ ؕ وَ اللّٰہُ خَبِیۡرٌۢ  بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾
Dan  sungguh  Allah benar-benar telah memenuhi janji-Nya kepadamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya, hingga apabila kamu telah menampakkan kelemahan  dan bertengkar mengenai perintah  Rasul itu, dan kamu durhaka sesudah Dia memperlihatkan kepadamu apa yang  kamu sukai yakni harta rampasan perang. Di antara kamu ada yang menginginkan dunia dan di antara kamu ada pula yang menginginkan akhirat, kemudian Dia me-malingkan kamu dari memperhatikan mereka supaya Dia menguji kamu, dan sungguh Dia benar-benar telah memaafkan kamu. Dan Allah memiliki  karunia besar  atas  orang-orang yang beriman.   Yaitu ketika kamu melarikan diri  dan kamu tidak menoleh ke belakang kepada seorang jua pun padahal Rasul  yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu  dari bagian belakang kamu, lalu Dia mengganjar kamu  dengan   kesedihan atas kesedihan supaya kamu jangan berdukacita mengenai apa yakni kemenangan yang telah luput darimu dan jangan pula bersedih mengenai apa yang telah menimpamu, dan  Allah Maha Mengetahui mengenai apa  yang kamu kerjakan.  (Ali ‘Imran [3]:153-154).

Ketakwaan Membuahkan Furqān (Pembeda)
dan Mukjizat

  Jadi, kembali kepada pentingnya ketakwaan kepada Allah Swt. dan ketaatan sempurna kepada Nabi Besar Muhammad saw. yang harus diperagakan oleh umat Islam hal tersebut akan menimbulkan furqan (QS.8:30-31) dan juga mukjizat, sebagaimana yang terjadi dalam Perang Badar, firman-Nya:
فَلَمۡ تَقۡتُلُوۡہُمۡ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ  قَتَلَہُمۡ ۪ وَ مَا رَمَیۡتَ اِذۡ رَمَیۡتَ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ رَمٰی ۚ وَ لِیُبۡلِیَ  الۡمُؤۡمِنِیۡنَ  مِنۡہُ  بَلَآءً  حَسَنًا ؕ اِنَّ اللّٰہَ  سَمِیۡعٌ  عَلِیۡمٌ ﴿﴾
Maka bukan  kamu yang membunuh mereka melainkan Allah yang telah membunuh mereka, dan bukan engkau yang melemparkan pasir ketika engkau melempar melainkan Allah-lah yang telah melempar, dan supaya Dia menganugerahi  orang-orang yang beriman  anugerah yang baik dari-Nya,  sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Al-Anfāl [8]:18).
      Sebagaimana telah dijelaskan bahwa menurut Allah Swt.   kemenangan di Badar itu sebenarnya bukan disebabkan oleh suatu kecakapan atau kemahiran pihak orang-orang Islam. Mereka terlalu sedikit, terlalu lemah, dan terlalu buruk persenjataan mereka untuk memperoleh kemenangan terhadap satu lasykar yang jauh lebih besar jumlahnya, jauh lebih baik persenjataannya, lagi pula jauh lebih terlatih.
   Perlemparan segenggam kerikil dan pasir oleh Nabi Besar Muhammad saw. mempunyai kesamaan yang ajaib dengan pemukulan air laut dengan tongkat oleh Nabi Musa a.s.. Sebagaimana  perbuatan Nabi Musa a.s.  itu seolah-olah merupakan isyarat bagi angin untuk bertiup dan bagi air-pasang naik kembali sehingga membawa akibat tenggelamnya Fir’aun serta lasykarnya di laut, demikian pula halnya pelemparan segenggam kerikil oleh Nabi Besar Muhammad saw.  merupakan satu isyarat untuk angin bertiup kencang dengan membawa akibat kebinasaan Abu Jahal  -- yang pernah disebut oleh Nabi Besar Muhammad saw.  sebagai Fir’aun kaumnya --  dan lasykarnya di padang pasir itu.
     Dalam kedua kejadian tersebut bekerjanya kekuatan-kekuatan alam itu, bertepatan benar dengan tindakan-tindakan kedua rasul Allah itu, di bawah takdir khas Allah Swt.. Allah Swt. telah menyebut Perang Badar sebagai yang dalam Al-Quran  disebut yawmul furqān (hari pembeda – QS.  8:42-45; QS.3:14, 166-167).

“Duel Makar Dalam  Strategi Perang  Badar   

      Sebagaimana telah dijelaskaan dalam  Bab sebelumnya Allah Swt. telah menyebut Perang Badar sebagai yawmul furqan (hari pembeda), karena dengan terjadinya  Perang Badar   maka Allah Swt. telah memberi keputusan yang  jelas siapa dari kedua belah pihak yang saling berhadapan tersebut yang berperang di jalan Allah Swt. dan yang menjadi pembela thāghūt (berhala-berhala), firman-Nya:
قَدۡ کَانَ لَکُمۡ اٰیَۃٌ فِیۡ فِئَتَیۡنِ الۡتَقَتَا ؕ فِئَۃٌ تُقَاتِلُ فِیۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ وَ اُخۡرٰی کَافِرَۃٌ یَّرَوۡنَہُمۡ مِّثۡلَیۡہِمۡ رَاۡیَ الۡعَیۡنِ ؕ وَ اللّٰہُ یُؤَیِّدُ بِنَصۡرِہٖ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ اِنَّ فِیۡ ذٰلِکَ لَعِبۡرَۃً   لِّاُولِی الۡاَبۡصَارِ ﴿﴾
Sungguh ada satu Tanda bagi kamu dalam  dua golongan yang saling berhadapan, segolongan berperang di jalan  Allah dan golongan yang lain kafir, mereka yang beriman melihat  mereka yang kafir itu dua kali jumlahnya  dalam pandangan mata zahir. Dan demikianlah Allah memperkuat dengan pertolongan-Nya siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya dalam hal itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang memiliki penglihatan. (Ali ‘Imran [3]:14).
      Ayat ini mengisyaratkan kepada Perang Badar, saat 313 orang-orang Muslim dengan perlengkapan dan persenjataan yang amat buruk berhasil mengalahkan pasukan Mekkah yang sempurna peralatannya dan lengkap persenjataannya dengan berkekuatan 1000 orang prajurit. Hal itu menyempurnakan dua buah nubuatan — pertama yang terkandung dalam sebuah wahyu Al-Quran yang paling awal (QS.54:45-49), dan kedua dalam Bible (Yesaya 21:13-17).
    Sesuai dengan nubuatan Bible kira-kira setahun sesudah hijrah  Nabi Besar Muhammad saw. dari Makkah, kekuasaan Kedar (leluhur kaum Mekkah) telah dihancurkan di Perang  Badar dan lenyaplah kebesaran mereka. Kekalahan kaum kafir itu tidak disangka-sangka dan telak, seperti halnya juga kemenangan kaum Muslimin. Dengan tepat Perang Badar itu dianggap sebagai salah satu perang yang terbesar dalam sejarah. Pertempuran di Badar itu benar-benar menentukan nasib tanah Arab dan menegakkan Islam di atas landasan yang amat kokoh.
     Anak kalimat  mereka yang beriman melihat  mereka yang kafir itu dua kali jumlahnya  dalam pandangan mata zahir“ ini menunjukkan bahwa lasykar Makkah nampak kepada kaum Muslimin kurang dari kekuatan yang sebenarnya, ialah hanya 2 kali lipat dan bukan 3 kali lipat jumlah kaum Muslim, seperti keadaan yang sesungguhnya.
      Hal itu selaras benar dengan rencana Ilahi agar pasukan Muslim yang sangat sedikit jumlahnya lagi lemah dan buruk perlengkapannya itu jangan gentar dan cemas melihat kekuatan musuh yang sebenarnya (QS.8:45). Yang sesungguhnya terjadi adalah  sepertiga tentara Makkah ada di belakang bukit, sehingga  pasukan Muslim hanya melihat dua pertiganya yaitu sejumlah 600 orang atau dua kali sebanyak mereka sendiri.

Nubuatan Kekalahan Telak  Pasukan Quraisy
Dalam Pertang Badar

      Ada suatu fragmen yang menarik menjelang terjadinya Perang Badar berkenaan dengan Nabi Besar Muhammad saw., firman-Nya:
وَ  لَقَدۡ جَآءَ   اٰلَ  فِرۡعَوۡنَ  النُّذُرُ ﴿ۚ﴾  کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا کُلِّہَا فَاَخَذۡنٰہُمۡ  اَخۡذَ عَزِیۡزٍ  مُّقۡتَدِرٍ ﴿﴾  اَکُفَّارُکُمۡ خَیۡرٌ مِّنۡ اُولٰٓئِکُمۡ اَمۡ لَکُمۡ  بَرَآءَۃٌ  فِی الزُّبُرِ ﴿ۚ﴾  اَمۡ  یَقُوۡلُوۡنَ نَحۡنُ جَمِیۡعٌ مُّنۡتَصِرٌ ﴿﴾  سَیُہۡزَمُ الۡجَمۡعُ وَ  یُوَلُّوۡنَ الدُّبُرَ ﴿﴾  بَلِ السَّاعَۃُ  مَوۡعِدُہُمۡ وَ السَّاعَۃُ اَدۡہٰی  وَ  اَمَرُّ ﴿﴾
Dan sungguh para pemberi peringatan benar-benar telah datang kepada kaum Fir’aun. Mereka mendustakan Tanda-tanda Kami semuanya, maka Kami menyergap  mereka dengan sergapan Dzat Yang Maha Perkasa, Maha Kuasa. Apakah orang-orang kafir kamu lebih baik daripada orang-orang sebelum kamu? Atau adakah bagi kamu jaminan  kebebasan  dari azab di dalam kitab-kitab terdahulu?  Atau apakah mereka berkata: “Kami golongan yang bersatu  yang pasti menang?”Tidak demikian, golongan itu akan segera dikalahkan dan mereka akan membalikkan punggung mereka, melarikan diri.  Bahkan Saat itu telah dijanjikan kepada mereka, dan Saat itu paling mengerikan dan paling pahit. (Al-Qamar [54]:42-47).
Fir’aun adalah seorang raja perkasa. Ia menganggap dirinya sebagai “tuhan mahaluhur orang-orang Bani Israil” (QS.79:25). Maka kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa hakiki, Tuhan Pemilik Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s., dihadapkan kepada tuhan ciptaan mereka sendiri, yang telah dibinasakan sama sekali.

Doa Khusyuk  Nabi Besar Muhammad Saw.
Menjelang Terjadinya Perang Badar

  Ayat tersebut mengulangi peringatan yang ditujukan kepada orang-orang Quraisy musyrik dalam bentuk lain. “Adakah kamu bagaimana jua pun lebih baik,” demikian ayat ini menanyakan kepada mereka: “Daripada mereka yang menolak Nabi Nuh a.s.;  Nabi Hud a.s.; Nabi Luth a.s.;  atau Nabi Musa a.s. ? Atau, sudahkah kamu menerima janji Ilahi, yang tercantum dalam Kitab-kitab suci, bahwa kamu tidak akan dihukum atas penolakan kamu terhadap Rasulullah saw.?”
Nubuatan tegas yang terkandung di dalam ayat ini  -- “golongan itu akan segera dikalahkan dan mereka akan membalikkan punggung mereka, melarikan diri.  Bahkan Saat itu telah dijanjikan kepada mereka, dan Saat itu paling mengerikan dan paling pahit“ -- pastilah berkenaan dengan kekalahan remuk-redam yang diderita balatentara Makkah di dalam Pertempuran Badar.
 Pengalaman menghadapi Perang Badar  tersebut demikian berat menekan orang-orang Muslim, sehingga ketika pertempuran mulai berkobar, Nabi Besar Muhammad saw.  berdoa kepada Allah Swt. dengan memelas dan dengan kepedihan hati yang sangat, di dalam kemah yang dipasang orang untuk beliau  saw. guna maksud itu, dengan kata-kata yang tidak luput dari kenangan: “Ya Allah,  kumohon dengan kerendahan hati kepada Engkau agar sudi memenuhi janji Engkau. Andaikata jemaat sekecil ini hancur-lebur, niscayalah Engkau tidak akan disembah lagi di atas dunia ini” (Bukhari).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***

Pajajaran Anyar, 19 November 2012
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar