Selasa, 13 November 2012

"Duel Makar" antara Allah Swt. dengan Para Penentang Rasul Allah



بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt 


Bab 2

“Duel Makar”  antara Allah Swt.
 Dengan Para Penentang Rasul Allah


Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma



Dalam Bab I telah dijelaskan mengenai hakikat sumpah Allah Swt. dengan menjadikan  obyek-obyek ciptaan-Nya sebagai rujukan kesaksian kebenaran sumpah-Nya atau pernyataan-Nya, dalam hal ini adalah jama’ah orang-orang beriman yang dibentuk oleh Nabi Besar Muhammad saw., firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ ﴿﴾  وَ الصّٰٓفّٰتِ  صَفًّا ۙ﴿﴾
Aku baca  dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang.   Demi (Aku bersumpah demi) mereka yang berjajar-jajar dalam jajaran-jajaran yang rapat. (Ash-Shāffāt [37]:1-2).

Ketakwaan Dapat Menimbulkan Mukjizat

   Telah dikemukakan pula bahwa ketakwaan dan ketaatan sempurna yang diperagakan oleh umat Islam kepada Allah Swt. dan  Nabi Besar Muhammad saw. dalam Perang Badar telah menimbulkan suatu kharisma atau wibawa atau pancaran aura yang demikian hebat, sehingga mempengaruhi  hati Suraqah bin Malik dan Utbah serta Umair, dan telah menyebabkan  umat Islam  berhasil mengalahkan pasukan kafir Quraisy Makkah pimpinan Abu Jahal, dan bahkan Abu Jahal sendiri serta 7 orang pemuka lainnya – termasuk Utbah bin Umair –  terbunuh dalam Perang Badar.
    Ada pun tokoh kekafiran lainnya, yaitu Abu Lahab mati di Makkah ketika mendengar kekalahan tragis yang menimpa pasukan kafir Makkah pimpinan Abui Jahal dkk, sehingga genaplah nubuatan   mengenai 9 orang pembuat kerusakan  di muka bumi  yang melakukan makar buruk terhadap Nabi Shaleh a.s. (QS.27:46-54), seperti juga yang dilakukan 9 orang pemuka kekafiran  di Makkah pimpinan Abu Jahal terhadap Nabi Besar Muhammad saw. (QS.9:31).
   Sehubungan dengan kemenangan umat Islam atas pasukan kafir Quraisy dalam Perang Badar tersebut Allah Swt. berfirman:
فَلَمۡ تَقۡتُلُوۡہُمۡ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ  قَتَلَہُمۡ ۪ وَ مَا رَمَیۡتَ اِذۡ رَمَیۡتَ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ رَمٰی ۚ وَ لِیُبۡلِیَ  الۡمُؤۡمِنِیۡنَ  مِنۡہُ  بَلَآءً  حَسَنًا ؕ اِنَّ اللّٰہَ  سَمِیۡعٌ  عَلِیۡمٌ ﴿﴾

Maka bukan  kamu yang membunuh mereka melainkan Allah yang telah membunuh mereka, dan bukan engkau yang melemparkan pasir ketika engkau melempar melainkan Allah-lah yang telah melempar, dan supaya Dia menganugerahi  orang-orang yang beriman  anugerah yang baik dari-Nya,  sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Al-Anfāl [8]:18).
      Sebagaimana telah dijelaskan bahwa menurut Allah Swt.   kemenangan di Badar itu sebenarnya bukan disebabkan oleh suatu kecakapan atau kemahiran pihak orang-orang Islam. Mereka terlalu sedikit, terlalu lemah, dan terlalu buruk persenjataan mereka untuk memperoleh kemenangan terhadap satu lasykar yang jauh lebih besar jumlahnya, jauh lebih baik persenjataannya, lagi pula jauh lebih terlatih.
   Perlemparan segenggam kerikil dan pasir oleh Nabi Besar Muhammad saw. mempunyai kesamaan yang ajaib dengan pemukulan air laut dengan tongkat oleh Nabi Musa a.s.. Sebagaimana  perbuatan Nabi Musa a.s.  itu seolah-olah merupakan isyarat bagi angin untuk bertiup dan bagi air-pasang naik kembali sehingga membawa akibat tenggelamnya Fir’aun serta lasykarnya di laut, demikian pula halnya pelemparan segenggam kerikil oleh Nabi Besar Muhammad saw.  merupakan satu isyarat untuk angin bertiup kencang dengan membawa akibat kebinasaan Abu Jahal  -- yang pernah disebut oleh Nabi Besar Muhammad saw.  sebagai Fir’aun kaumnya --  dan lasykarnya di padang pasir itu.
    Dalam kedua kejadian tersebut bekerjanya kekuatan-kekuatan alam itu, bertepatan benar dengan tindakan-tindakan kedua rasul Allah itu, di bawah takdir khas Allah Swt.. Allah Swt. telah menyebut Perang Badar sebagai yang dalam Al-Quran  disebut yawmul furqān (hari pembeda – QS.  8:42-45; QS.3:14, 166-167).

Ketakwaan Membuahkan Furqān  (Pembeda)

    Allah Swt. telah menyebut Perang Badar sebagai yawmul furqan (hari pembeda), karena dengan terjadinya  Perang Badar   maka Allah Swt. telah memberi keputusan yang  jelas siapa dari kedua belah pihak yang saling berhadapan tersebut yang berperang di jalan Allah Swt. dan yang menjadi pembela thāghūt (berhala-berhala), firman-Nya:
قَدۡ کَانَ لَکُمۡ اٰیَۃٌ فِیۡ فِئَتَیۡنِ الۡتَقَتَا ؕ فِئَۃٌ تُقَاتِلُ فِیۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ وَ اُخۡرٰی کَافِرَۃٌ یَّرَوۡنَہُمۡ مِّثۡلَیۡہِمۡ رَاۡیَ الۡعَیۡنِ ؕ وَ اللّٰہُ یُؤَیِّدُ بِنَصۡرِہٖ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ اِنَّ فِیۡ ذٰلِکَ لَعِبۡرَۃً   لِّاُولِی الۡاَبۡصَارِ ﴿﴾
Sungguh ada satu Tanda bagi kamu dalam  dua golongan yang saling berhadapan, segolongan berperang di jalan  Allah dan golongan yang lain kafir, mereka yang beriman melihat  mereka yang kafir itu dua kali jumlahnya  dalam pandangan mata zahir. Dan demikianlah Allah memperkuat dengan per-tolongan-Nya siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya dalam hal itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang memiliki penglihatan. (Ali ‘Imran [3]:14).


    Ayat ini mengisyaratkan kepada Perang Badar, saat 313 orang-orang Muslim dengan perlengkapan dan persenjataan yang amat buruk berhasil mengalahkan pasukan Mekkah yang sempurna peralatannya dan lengkap persenjataannya dengan berkekuatan 1000 orang prajurit. Hal itu menyempurnakan dua buah nubuatan — pertama yang terkandung dalam sebuah wahyu Al-Quran yang paling awal (QS.54:45-49), dan kedua dalam Bible (Yesaya 21:13-17).
   Sesuai dengan nubuatan Bible kira-kira setahun sesudah hijrah  Nabi Besar Muhammad saw. dari Makkah, kekuasaan Kedar (leluhur kaum Mekkah) telah dihancurkan di Perang  Badar dan lenyaplah kebesaran mereka. Kekalahan kaum kafir itu tidak disangka-sangka dan telak, seperti halnya juga kemenangan kaum Muslimin. Dengan tepat Perang Badar itu dianggap sebagai salah satu perang yang terbesar dalam sejarah. Pertempuran di Badar itu benar-benar menentukan nasib tanah Arab dan menegakkan Islam di atas landasan yang amat kokoh.
   Anak kalimat  mereka yang beriman melihat  mereka yang kafir itu dua kali jumlahnya  dalam pandangan mata zahir“ ini menunjukkan bahwa lasykar Makkah nampak kepada kaum Muslimin kurang dari kekuatan yang sebenarnya, ialah hanya 2 kali lipat dan bukan 3 kali lipat jumlah kaum Muslim, seperti keadaan yang sesungguhnya.
    Hal itu selaras benar dengan rencana Ilahi agar pasukan Muslim yang sangat sedikit jumlahnya lagi lemah dan buruk perlengkapannya itu jangan gentar dan cemas melihat kekuatan musuh yang sebenarnya (QS.8:45). Yang sesungguhnya terjadi adalah sepertiga tentara Makkah ada di belakang bukit, sehingga  pasukan Muslim hanya melihat dua pertiganya yaitu sejumlah 600 orang atau dua kali sebanyak mereka sendiri.

Kelanjutan “Duel Makar” Upaya
Membunuh Nabi Besar Muhammad Saw.

  Pada hakikatnya Perang Badar merupakan lanjutan “duel makar” antara makar buruk orang-orang kafir dengan  makar  tandingan  yang dilakukan Allah Swt., firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنۡ تَتَّقُوا اللّٰہَ یَجۡعَلۡ لَّکُمۡ فُرۡقَانًا وَّ یُکَفِّرۡ عَنۡکُمۡ سَیِّاٰتِکُمۡ وَ یَغۡفِرۡ لَکُمۡ ؕ وَ اللّٰہُ  ذُو الۡفَضۡلِ  الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾  وَ اِذۡ یَمۡکُرُ بِکَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لِیُثۡبِتُوۡکَ اَوۡ یَقۡتُلُوۡکَ اَوۡ یُخۡرِجُوۡکَ ؕ وَ یَمۡکُرُوۡنَ وَ یَمۡکُرُ  اللّٰہُ  ؕ وَ اللّٰہُ خَیۡرُ الۡمٰکِرِیۡنَ ﴿﴾
Hai orang-orang yang beriman,  jika kamu bertakwa kepada Allah Dia akan menjadikan  bagi kamu   pembeda,  dan Dia akan menghapuskan dari kamu keburukan-keburukanmu, Dia akan mengampunimu, dan Allah Memiliki  karunia yang sangat besar. Dan ingatlah ketika orang-orang kafir merancang makar terhadap engkau, supaya mereka dapat menangkap engkau atau membunuh engkau atau mengusir engkau. Mereka merancang makar buruk, dan Allah pun merancang  makar tandingan,  dan Allah sebaik-baik  Perancang makar. (Al-Anfāl [8]:30).
     Furqān berarti: (1) sesuatu yang membedakan antara yang benar dan yang salah; (2) bukti atau bahan bukti atau dalil; (3) bantuan atau kemenangan, dan (4) fajar (Lexicon Lane). Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa  Perang Badar disebut yawmul furqan (hari pembeda), yang mencakup  semua makna furqān. Jadi, betapa pentingnya bagi  umat Islam  peran ketakwaan kepada Allah Swt. dan ketaatan kepada Nabi Besar Muhammad saw.
    Ayat selanjutnya  mengisyaratkan kepada musyawarah rahasia yang diadakan di Darun Nadwah (Balai Permusyawaratan) di Makkah. Ketika mereka melihat bahwa semua usaha mereka mencegah berkembangnya aliran kepercayaan baru (agama Islam)  gagal, dan bahwa kebanyakan orang-orang Muslim yang mampu meninggalkan Makkah telah  hijrah ke Madinah dan mereka sudah jauh dari bahaya, maka orang-orang terkemuka warga kota berkumpul di Darun Nadwah untuk membuat rencana (maker buruk) ke arah usaha terakhir guna menghabisi Islam.
     Sesudah diadakan pertimbangan mendalam, terpikir oleh mereka satu rencana, ialah sejumlah orang-orang muda dari berbagai kabilah Quraisy harus secara serempak menyergap Nabi Besar Muhammad saw.   lalu membunuh beliau. Tanpa setahu orang beliau saw.   meninggalkan rumah tengah malam buta, ketika para penjaga dikuasai oleh kantuk, lalu berlindung di Gua Tsur bersama-sama   Abubakar Shiddiq r.a., sahabat beliau saw. yang setia, dan akhirnya sampai di Madinah dengan selamat (QS.9:40), dan setahun kemudian terjadilah yawmul furqān (perang Badar), yang di dalamnya “duel makar” tersebut  berlanjut dan dimenangkan oleh Allah Swt, firman-Nya:
بَلۡ  کَذَّبُوۡا بِمَا لَمۡ یُحِیۡطُوۡا بِعِلۡمِہٖ وَ لَمَّا یَاۡتِہِمۡ تَاۡوِیۡلُہٗ ؕ  کَذٰلِکَ  کَذَّبَ  الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ فَانۡظُرۡ کَیۡفَ کَانَ عَاقِبَۃُ  الظّٰلِمِیۡنَ ﴿﴾
Jika kamu tidak menolongnya maka  sungguh Allah  telah menolongnya ketika ia (Rasulullah) diusir oleh orang-orang kafir, sedangkan ia kedua dari yang dua ketika keduanya berada dalam gua, lalu ia berkata kepada temannya: “Janganlah engkau sedih sesungguhnya Allah beserta kita”, lalu Allah menurunkan keten-teraman-Nya kepadanya dan menolongnya dengan lasykar-lasykar yang kamu tidak melihatnya,  dan Dia menjadikan perkataan orang-orang yang kafir itu rendah sedangkan Kalimah Allah itulah yang tertinggi, dan Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.  (Al-Taubah [9]:40).
 
(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***

Pajajaran Anyar, 14 November 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar