Minggu, 30 Juni 2013

Genapnya "Nubuatan" Nabi Besar Muhammad Saw. Mengenai "Gelang-gelang Emas" Kisra Iran Dipakai Suraqah bin Malik




بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


Khazanah Ruhani Surah Ash-Shāffāt 


Bab 163

Genapnya Nubuatan Nabi Besar Muhammad Saw. Mengenai  Gelang-gelang Emas  Kisra Iran Dipakai Suraqah bin Malik

           

 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

Dalam akhir Bab sebelumnya telah  dikemukakan mengenai ciri khas generasi penerus Ashhābul-Kahf (Para Penghuni Gua) berkenaan dengan pembangunan tempat-tempat peribadahan mereka atas nama “orang-orang kudus” mereka:
وَ کَذٰلِکَ اَعۡثَرۡنَا عَلَیۡہِمۡ لِیَعۡلَمُوۡۤا اَنَّ وَعۡدَ اللّٰہِ حَقٌّ وَّ اَنَّ السَّاعَۃَ  لَا رَیۡبَ فِیۡہَا ۚ٭ اِذۡ یَتَنَازَعُوۡنَ بَیۡنَہُمۡ اَمۡرَہُمۡ فَقَالُوا ابۡنُوۡا عَلَیۡہِمۡ بُنۡیَانًا ؕ رَبُّہُمۡ اَعۡلَمُ بِہِمۡ ؕ قَالَ الَّذِیۡنَ غَلَبُوۡا عَلٰۤی اَمۡرِہِمۡ  لَنَتَّخِذَنَّ  عَلَیۡہِمۡ  مَّسۡجِدًا ﴿﴾
Dan demikianlah Kami memberitahukan mengenai mereka supaya mereka mengetahui sesungguhnya janji Allah itu benar, dan bahwa  saat itu tidak ada keraguan di dalamnya,ketika mereka bertengkar di antara mereka mengenai urusan mereka, dan mereka berkata satu sama lain: "Dirikanlah di atas mereka itu suatu bangunan." Tuhan mereka lebih mengetahui mengenai mereka.  Orang-orang yang unggul atas perkara mereka berkata: "Kami pasti akan membangun di atas tempat tinggal mereka rumah peribadatan." (Al-Kahf [18]:22).
  Kata-kata, "Kami pasti akan membangun di atas tempat tinggal  mereka rumah peribadatan" menyebut salah satu ciri istimewa "penghuni­-penghuni gua" itu, yaitu para pelanjut (generasi penerus) mereka, yaitu bangsa-bangsa Kristen, akan membangun gereja-gereja untuk memperingati orang-orang kudus mereka yang telah mati. Perlu pula diperhatikan, bahwa banyak gereja semacam itu telah ditemukan di katakomba-katakomba.
Selanjutnya Allah Swt. menjelaskan mengenai berbagai sangkaan jumlah para penghuni gua tersebut, firman-Nya:
سَیَقُوۡلُوۡنَ ثَلٰثَۃٌ رَّابِعُہُمۡ کَلۡبُہُمۡ ۚ وَ یَقُوۡلُوۡنَ خَمۡسَۃٌ سَادِسُہُمۡ کَلۡبُہُمۡ رَجۡمًۢا بِالۡغَیۡبِ ۚ وَ یَقُوۡلُوۡنَ سَبۡعَۃٌ وَّ ثَامِنُہُمۡ کَلۡبُہُمۡ ؕ قُلۡ رَّبِّیۡۤ  اَعۡلَمُ بِعِدَّتِہِمۡ مَّا یَعۡلَمُہُمۡ  اِلَّا  قَلِیۡلٌ ۬۟ فَلَا تُمَارِ فِیۡہِمۡ  اِلَّا مِرَآءً  ظَاہِرًا ۪ وَّ لَا تَسۡتَفۡتِ  فِیۡہِمۡ  مِّنۡہُمۡ   اَحَدًا ﴿٪﴾
Mereka pasti berkata: "Mereka itu tiga, yang keempatnya adalah anjingnya," dan yang lain berkata: "Mereka itu lima, yang keenam anjingnya.” Mereka menerka secara gaib, dan   yang lainnya lagi berkata: "Mereka itu tujuh, yang kedelapan an-jingnya.” Katakanlah: "Tuhan-ku lebih mengetahui bilangan mereka.” Sama sekali tidak ada orang yang mengetahui mereka kecuali sedikit, karena itu janganlah engkau bertengkar mengenai mereka kecuali dengan dalil yang tidak dapat dibantah, dan jangan pula engkau mencari keterangan tentang mereka dari salah seorang di antara mereka. (Al-Kahf [18]:23).
  Terkaan-terkaan ini nampaknya berdasar pada prasasti-prasasti yang tertera di alas dinding-dinding beberapa kamar di katakomba-katakomba, tetapi tiap tulisan itu menunjuk hanya kepada suatu keluarga, golongan, atau rombongan yang tertentu. Jumlah banyaknya orang-orang yang mencari perlindungan dalam katakomba-katakomba itu pada suatu waktu tertentu tidak diketahui. Dari prasasti-prasasti itu nampak bahwa selamanya ada anjing menyertai suatu rombongan pengungsi itu.

Lamanya  Masa  Penzaliman Terhadap
“Para Penghuni Gua”

      Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai lamanya orang-orang Kristen di  masa awal mengalami perlakuan zalim dari para penguasa kerajaan Romawi dan dari para pemuka kaum Yahudi, sehingga mereka terpaksa kadang-kadng harus menyelamatkan diri ke dalam gua-gua (al-kahf):
وَ لَا تَقُوۡلَنَّ لِشَایۡءٍ  اِنِّیۡ  فَاعِلٌ ذٰلِکَ غَدًا ﴿ۙ﴾  اِلَّاۤ اَنۡ یَّشَآءَ اللّٰہُ ۫ وَ اذۡکُرۡ رَّبَّکَ اِذَا نَسِیۡتَ وَ قُلۡ عَسٰۤی اَنۡ یَّہۡدِیَنِ رَبِّیۡ لِاَقۡرَبَ مِنۡ ہٰذَا  رَشَدًا ﴿﴾ 
Dan jangan engkau sama sekali berkata  tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakannya esok hari”,  kecuali “Jika Allah menghendaki." Dan ingatlah kepada Tuhan engkau bila engkau lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhan-ku akan menunjuki aku kepada yang lebih dekat kebenaran­nya daripada ini."  (Al-Kahf [18]:24-25).
 Ayat ini dapat berarti bahwa di masa kemunduran dan kejatuhannya, umat Islam akan kehilangan segala prakarsa (inisiatif) untuk karya yang nyata dan berguna, dan mereka hanya akan asyik menyaksikan mimpi­-mimpi di siang hari bolong, serta semua kegiatan mereka akan terkurung di dalam perbincangan mengenai hari depan, dan mereka tidak akan berbuat apa-apa untuk memperbaiki nasib mereka. Selanjutnya Allah Swt. berfirman:
وَ لَبِثُوۡا فِیۡ  کَہۡفِہِمۡ ثَلٰثَ مِائَۃٍ سِنِیۡنَ وَ ازۡدَادُوۡا  تِسۡعًا ﴿﴾  قُلِ اللّٰہُ  اَعۡلَمُ بِمَا لَبِثُوۡا ۚ لَہٗ غَیۡبُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ؕ اَبۡصِرۡ بِہٖ  وَ  اَسۡمِعۡ ؕ مَا  لَہُمۡ  مِّنۡ  دُوۡنِہٖ مِنۡ وَّلِیٍّ ۫ وَّ لَا یُشۡرِکُ  فِیۡ  حُکۡمِہٖۤ   اَحَدًا ﴿﴾
Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan mereka menambah sembilan.  Katakanlah: "Allah Yang lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal.  Milik-Nya rahasia seluruh langit dan bumi.  Sangat terang penglihatan-Nya dan sangat tajam pendengaran­-Nya. Mereka sama sekali tidak mempunyai penolong selain Dia dan Dia tidak mengambil sekutu seorang pun dalam keputusan-Nya. (Al-Kahf [18]:26-27).
 Jangka waktu selama orang-orang Kristen  dari masa permulaan menjadi kurban penindasan yang sering terpaksa mencari perlindungan dalam gua-gua dan tempat-tempat persembunyian lainnya, meliputi masa kurang-­lebih 309 tahun; dan catatan-catatan sejarah membenarkan prakiraan itu.
Seperti umum percaya bahwa penindasan terhadap orang-orang Kristen mulai dengan peristiwa disalibnya  Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  pada tahun 28 M. dan berakhir dengan masuknya Kaisar Konstantin ke dalam agama Kristen pada tahun 337 M. (Encyclopaedia Britanica) satu masa yang panjangnya kurang-lebih 309 tahun.

Bukan Peristiwa Persembunyian dalam Satu Masa

Sebenarnya Kaisar Konstantin itu berpindah agama bukan pada tahun 337 M., tetapi pada tahun 309 M. Peristiwa penyaliban  Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. yang mengerikan itu telah terjadi 28 tahun kemudian dari apa yang pada umumnya dipercayai (Chronology by Archbishop Ushers & Daily Bible Illustration by Dr. Kitto).
  Orang-orang Kristen dari masa permulaan di berbagai negeri dan pada masa yang berlainan, seperti di Roma, Aleksandria, dan sebagainya selalu dikejar-kejar. Mereka terpaksa mencari perlindungan dalam gua-gua dan katakomba-katakomba, pada berbagai masa dan untuk jangka waktu dan katakomba-katakomba, pada berbagai masa dan untuk jangka waktu yang ber­lainan.
 Tinggalnya mereka di katakomba-katakomba bukan merupakan suatu peristiwa tersendiri dan yang terjadi terus menerus. Hanya Allah Swt. yang mengetahui dengan tepat berapa lamanya mereka tinggal dalam keadaan demikian.   Kata-kata اَبۡصِرۡ بِہٖ  وَ  اَسۡمِعۡ  -- “Sangat terang penglihatan-Nya dan sangat tajam pendengaran­-Nya” itu berarti pula  "Sangat terang penglihatan-Nya dan sangat tajam  pendengaran-Nya" atau "Dia melihat segala sesuatu serta mendengar segala sesuatu."  Hal tersebut mengisyaratkan bahwa Allah Swt. benear-benar mengetahui sepenuhnya tentang riwayat Ashhabul-Kahf dan ar-raqīm (prasasti-prasasti) yang banyak disalah-tafsirkan menjadi berbagai  macam  cerita takhayul mengenai mereka, firman-Nya:
اَمۡ حَسِبۡتَ اَنَّ  اَصۡحٰبَ الۡکَہۡفِ وَ الرَّقِیۡمِ ۙ کَانُوۡا  مِنۡ  اٰیٰتِنَا  عَجَبًا ﴿﴾
Atau engkau menyangka bahwa  penghuni gua dan prasasti-prasastinya  itu adalah dari antara Tanda-tanda Kami yang menakjubkan? (Al-Kahf [18]:10).
  Setelah membahas siapa sebenarnya ashhābul-kahf dan ar-raqīm tersebut, selanjutnya Allah Swt. berfirman kepada Nabi Besar Muhammad saw. mengenai pentingnya mentablighkan (menyampaikan) wahyu Al-Quran, yang merupakan kitab takdir mengenai segala sesuatu:
وَ اتۡلُ مَاۤ  اُوۡحِیَ  اِلَیۡکَ مِنۡ  کِتَابِ رَبِّکَ ۚؕ  لَا مُبَدِّلَ لِکَلِمٰتِہٖ ۚ۟ وَ لَنۡ تَجِدَ مِنۡ دُوۡنِہٖ  مُلۡتَحَدًا﴿﴾
Dan bacakanlah apa yang telah diwahyukan kepada engkau dari Kitab Tuhan engkau, tidak ada yang dapat mengubah perkataan-Nya, dan engkau tidak akan pernah mendapatkan selain dari Dia tempat berlindung. (Al-Kahf [18]:28).

Wilayah Arabia & “Perahu yang Dilubangi”

     Pada zaman Nabi Besar Muhammad saw. diutus sebagai Rasul Allah, ketika itu wilayah jazirah Arabia diapit oleh dua kekuatan duniawi, yakni kerajaan Romawi dan Kerajaan Iran. Namun sebagaimana diisyaratkan dalam isra Nabi Musa a.s., jazirah Arabia yang kering-gersang itu nampak kepada para penguasa kedua kerajaan besar tersebut seperti sebuah “perahu yang telah dilobangi” (QS.18:66-72), sehingga sesuai takdir Allah Swt. di Mekkah  lahir Nabi Besar Muhammad saw., memenuhi nubuatan-nubuatan dalam  Kitab-kitab suci sebelumnya, terutama dalam Taurat dan Injil (QS.7:158-159; QS.48:30).
       Menurut “hamba Allah” yang diikuti Nabi Musa a.s. bahwa “perahu yang dilobangi” tersebut adalah milik “orang-orang miskin” yang bekerja di laut (QS.18:80). Mengisyaratkan kepada “orang-orang miskin” itulah firman Allah Swt. selanjutnya, yakni  orang-orang  yang beriman kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
وَ اصۡبِرۡ نَفۡسَکَ مَعَ الَّذِیۡنَ یَدۡعُوۡنَ رَبَّہُمۡ بِالۡغَدٰوۃِ  وَ الۡعَشِیِّ یُرِیۡدُوۡنَ وَجۡہَہٗ  وَ لَا  تَعۡدُ عَیۡنٰکَ عَنۡہُمۡ ۚ تُرِیۡدُ زِیۡنَۃَ الۡحَیٰوۃِ  الدُّنۡیَا ۚ وَ لَا تُطِعۡ مَنۡ  اَغۡفَلۡنَا قَلۡبَہٗ عَنۡ  ذِکۡرِنَا وَ اتَّبَعَ ہَوٰىہُ  وَ کَانَ   اَمۡرُہٗ   فُرُطًا ﴿﴾
Dan bersabarlah diri engkau bersama orang-orang yang menyeru Tuhan-nya pagi dan petang hari untuk mencari keridha­an-Nya, dan janganlah  pandangan mata engkau berpaling dari mereka karena engkau menghendaki perhiasan kehidupan dunia, dan janganlah engkau meng­ikuti orang yang Kami telah melalaikan hatinya dari mengingat Kami serta mengikuti hawa nafsunya dan urusannya telah melampaui batas. (Al-Kahf [18]:29).
      Ada pun yang dimaksud dengan kalimat selanjutnya:
وَ لَا تُطِعۡ مَنۡ  اَغۡفَلۡنَا قَلۡبَہٗ عَنۡ  ذِکۡرِنَا وَ اتَّبَعَ ہَوٰىہُ  وَ کَانَ   اَمۡرُہٗ   فُرُطًا ﴿﴾
“dan janganlah engkau meng­ikuti orang yang Kami telah melalaikan hatinya dari mengingat Kami serta mengikuti hawa nafsunya dan urusannya telah melampaui batas.”  mengisyaratkan kepada kesuksesan kekuasaan dan kekayaan duniawi kedua kerajaan besar Romawi dan Persia itulah, karena pada akhirnya  -- sesuai  pernyataan Allah Swt. dalam ayat  18:28, kepada para pengikut Nabi Besar Muhammad saw. pun akan diberikan kekuasan dan kekayaan duniawi yang bahkan jauh lebih besar daripada kekuasaan dan kekayaan duniawi kedua kerajaan penganut kemusyrikan tersebut, sebagaimana diisyaratkan dalam ayat selanjutnya, firman-Nya:
وَ قُلِ الۡحَقُّ مِنۡ رَّبِّکُمۡ ۟ فَمَنۡ شَآءَ فَلۡیُؤۡمِنۡ وَّ مَنۡ شَآءَ  فَلۡیَکۡفُرۡ ۙ اِنَّاۤ اَعۡتَدۡنَا لِلظّٰلِمِیۡنَ نَارًا ۙ اَحَاطَ بِہِمۡ سُرَادِقُہَا ؕ وَ اِنۡ یَّسۡتَغِیۡثُوۡا یُغَاثُوۡا بِمَآءٍ کَالۡمُہۡلِ یَشۡوِی الۡوُجُوۡہَ ؕ بِئۡسَ الشَّرَابُ ؕ وَ سَآءَتۡ  مُرۡتَفَقًا ﴿﴾
Dan katakanlah: ”Inilah haq dari Tuhan kamu karena itu barang­siapa menghendaki  maka beriman­lah, dan barangsiapa menghendaki  maka kafirlah”,  sesungguhnya Kami telah menyediakan bagi orang-orang yang zalim itu api yang dinding-dindingnya me­ngepung mereka, dan jika mereka berteriak meminta tolong, mereka akan ditolong dengan air seperti leburan timah, yang akan menghanguskan wajah-wajah, sangat buruk minum­an itu dan sangat buruk tempat tinggal itu! (Al-Kahf [18]:30).

Suraqah bin Malik dan “Gelang Emas” Kisra Iran

      Kata al-haq (kebenaran) dapat mengisyaratkan kepada Al-Quran mau pun kebapa Nabi Besar Muhammad saw., tetapi dapat pula kepada nubuatan-nubuatan dalam Al-Quran berkenaan hukuman yang akan menimpa para penentang Al-Quran dan Nabi Besar Muhammad saw.  mau pun mengenai kemuliaan yang akhirnya akan dianugerahkan Allah Swt. kepada orang-orang yang beriman, mengai hal tersebut Allah Swt. berfirman:
اِنَّ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اِنَّا  لَا نُضِیۡعُ اَجۡرَ مَنۡ اَحۡسَنَ عَمَلًا ﴿ۚ﴾  اُولٰٓئِکَ لَہُمۡ جَنّٰتُ عَدۡنٍ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہِمُ الۡاَنۡہٰرُ یُحَلَّوۡنَ فِیۡہَا مِنۡ اَسَاوِرَ مِنۡ ذَہَبٍ وَّ یَلۡبَسُوۡنَ ثِیَابًا خُضۡرًا مِّنۡ سُنۡدُسٍ وَّ اِسۡتَبۡرَقٍ مُّتَّکِئِیۡنَ فِیۡہَا عَلَی الۡاَرَآئِکِ ؕ نِعۡمَ الثَّوَابُ ؕ وَ حَسُنَتۡ  مُرۡتَفَقًا ﴿٪﴾
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, sesungguhnya  Kami tidak akan me-nyia-nyiakan ganjaran bagi orang-orang yang mengerjakan amal  baik Mereka itulah orang-orang yang bagi mereka ada kebun-kebun abadi yang di bawahnya mengalir sungai­-sungai. Mereka di dalamnya akan dihiasi dengan gelang-gelang emas dan mereka akan mengenakan pakaian dari sutera halus berwarna hijau dan sutera tebal, mereka di dalamnya  duduk bersandar pada dipan-dipan yang indah, itulah ganjaran yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah. (Al-Kahf [18]:31-32).
 Oleh karena "gelang-gelang emas"  merupakan lambang kerajaan, maka ayat ini dapat berarti  bahwa orang-orang Islam akan menjadi penguasa kerajaan-kerajaan yang luas dan kuat, serta akan menikmati kekuasaan, kehormatan, dan kemuliaan besar; dan bahwa perempuan-perempuan mereka akan mengenakan pakaian terbuat dari sutera halus dan kain sutera tebal terjalin dengan tenunan benang emas.
Nubuatan tersebut  menjadi sempurna ketika khazanah-­khazanah dari Parsi dan Roma telah diletakkan pada kaki orang-orang Arab ummi (buta huruf) yang biasanya mengenakan pakaian yang terbuat dari kulit-kulit kasar dan dari bulu-bulu binatang. Dan yang menarik adalah Suraqah bin Malik bin Jusyam ketika ia ikut memburu hadiah 100 ekor unta yang disediakan  para pemuka kafir Quraisy Makkah bagi siapa pun yang dapat menangkap Nabi Besar Muhammad saw. yang meloloskan diri dari kepungan mereka di Mekkah (QS.8:31; QS.9:40).
 Suraqah bin Malik bin Jusyam berkali-kali bersama kudanya terjembab ketika akan mengejar Nabi  Besar Muhammad saw. dan Abu Bakar Shiddiq r.a., akhirnya ia meyakini bahwa  buruannya tersebut mendapat perlindungan Allah Swt., dan akhirnya ia berteriak memanggil Nabi Besar Muhammad saw.  dan  minta jaminan keselamatan dari beliau saw..
 Ketika itu Nabi Besar Muhammad saw. bersabda kepada Suraqah bin Malik bahwa ia akan mengenakan gelang emas yang biasa dipakai oleh Krisra Iran.  Nubuatan Nabi Besar Muhammad saw. tersebut sempurna di masa Khalifah Umar bin Khaththab r.a., ketika pasukan Islam dapat menaklukkan kerajaaan Iran, dan untuk menggenapi sabda Nabi Besar Muhammad saw. tersebut Khalifah Umar bin Khaththab r.a. memerintahkan Suraqah bin Malik untuk memakai gelang emas kebesaran Kisra Iran yang menjadi harta rampasan perang.
Jadi, betapa  jatuhnya kekuasaan Kisra Iran ke pangkuan umat Islam sebelumnya telah disabdakan atau dinubuatkan oleh Nabi Besar Muhammad saw., ketika beliau saw. bersama Sahabat Abu Bakar Shiddiq r.a. sedang menuju Madinah sebagai “dua orang pelarian” dari Makkah (QS.8:31), yang untuk keselamatan jiwanya keduanya bersembunyi di dalam sebuah gua (QS.9:40).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***

Pajajaran Anyar,  11 Juni  2013